Disclaimer: Gakuen Alice © Tachibana Higuchi
Author: El-L WithDarK-Raven
Genre: Romance, Tragedy, e.t.c (tentukan sendiri, ya..)
Warning: Ceritanya sedih-sedih gaje.. hehe... *nyengir*
Mohon review-nya, ya.. ^^
Snow On The Sahara
"Nobara, jangan biarkan aku sendirian.."
"Ya, Persona.. Sampai kapanpun aku akan tetap di sampingmu.. Aku berjanji.."
Gadis bermata biru dan rambut bergelombang itu berdiri di samping seorang lelaki bertopeng. Mereka memandang jauh kedepan sambil melihat pemandangan yang mengerikan. Well, kau tau kan, pemandangan mengerikan itu tentu saja tulang belulang serta darah yang sudah membusuk dan membeku akibat alice mereka berdua.
"Mari kita pulang, Nobara! Tugas hari ini sudah selesai!" ucap lelaki bertopeng itu sambil bergegas pergi. Sedangkan gadis dengan rambut bergelombang itu hanya diam dan segera beranjak pergi mengikuti lelaki bertopeng itu dari belakang.
XOXOX
"Apa yang kau lakukan, Nobara?" ucap Persona yang sedang terduduk dengan tatapan penasaran.
"Mm.. mm.. ti.. tidak ada.." jawab Nobara tergugup sambil terus memandangi jendela. Di balik jendela itu terlihat beberapa anak sedang bermain bersama. Itu semua membuat Nobara merasa iri.
"Persona.. Bagaimana jika suatu hari nanti aku menghianatimu?" tanya Nobara sambil berjalan menghampiri Persona.
"Itu tidak akan terjadi, Nobara.."
"Kenapa?"
"Karena aku percaya kau tidak akan seperti itu.."
Nobara menatap lurus kearah mata abu-abu Persona. Ruangan seketika menjadi hening, hening, dan hening.
"La.. lalu bagaimana jika kau yang menghianatiku?" Nobara kembali bertanya, kali ini kepalanya sudah berada dipangkuan Persona.
"Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan." jawab Persona sambil mengelus rambut biru Nobara yang kepalanya berada dipangkuannya.
Nobara sudah tak bisa bertanya-tanya lagi. Semua pertanyaan yang ia ajukan sudah dijawab guru tercintanya, Persona. Dan kembali lagi ruangan menjadi hening.
"Persona! Maaf mengganggu!" teriak Rui yang datang entah dari mana. Hal ini membuat kehingan di ruangan itu terpecah.
"Kau memang selalu mengganggu." ucap Persona dingin. Rui memajukan bibirnya 1 meter (hiperbola) pertanda ia kesal dan Nobara sedikit terkikik melihat apa yang terjadi barusan.
"Huh~ padahal aku hanya ingin memberitahu bahwa kepala sekolah ingin menyampaikan sesuatu kepada anda dan semua murid Dangerous Ability Class." lanjut Rui sambil tetap memajukan bibirnya.
"Hnn.. Cepat kumpulkan para murid DAC kecuali Yoichi!"
"Baik, Persona!"
XOXOX
*author : mari kita skip adegan 'pencarian Natsume, Hayate dan Yakumo'*
"Kepala sekolah sudah datang?" tanya Hayate dengan nada malas.
"Belum." jawab Natsume dan Yakumo serentak dan tanpa ekspresi.
"Baiklah~ Dari pada menganggur, mari kita tebak-tebakan apa yang akan disampaikan kepala sekolah~" ucap Rui dengan mode 'Cute+pose manja'-nya. Dan tentu saja semuanya langsung berpikir. 'Ah.. Akhirnya untuk pertama kali mereka menuruti nasihatku~' gumam Rui sambil tetap menampilkan pose manjanya.
Sang pemilik mata biru dan satu-satunya wanita di ruangan itu serta tokoh utama dalam cerita ini (kepanjangan) mulai ambil suara dan tentu saja ia mengemukakan opininya sambil tergugup-gugup.
"Mu.. mungkin akan ada penyerangan dari pihak penentang Alice Academy dan kita akan diberi tugas..."
"Betul sekali perkataanmu, Nobara Ibaragi!"
Belum sempat Nobara selesai berbicara, kepala sekolah sudah datang dan langsung memotong perkataan Nobara.
"Kepala sekolah!" ucap mereka serentak, kecuali sang guru, Persona.
"Kali ini sekolah kita akan diserang secara mendadak. Dan kali ini pasti akan memakan korban jiwa. Jadi kalian ku beri tugas, semua anggota DAC selain Nobara Ibaragi dan Natsume Hyuuga ditugaskan untuk mengawasi penyerangan dan boleh melakukan perlawanan diwaktu yang tepat. Dan satu lagi, Yoichi Hijiri jangan dilibatkan karena dia masih terlalu kecil." jelas kepala sekolah dengan panjang lebar.
"Baik!" jawab Hayate dengan mengangguk, Rui dengan mengacungkan jari jempolnya dan Yakumo sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya (author : banyangin sendiri, ya..).
"La,, lalu bagaimana dengan tugas kami?" tanya Nobara dengan lembut, dan lagi-lagi tergugup-gugup dan ingat, bukan tergagap-gagap! *authornya dibekuin Nobara*
"Tugas kalian sederhana.." jawab kepala sekolah dengan enteng. Tetapi dua orang yang pangkal namanya sama 'N' ini bercucuran keringat dingin, tegang, dan kaku.
"Kalian hanya perlu menjaga Mikan Sakura."
Mendengar nama 'Mikan', Natsume dan Nobara terkejut setengah mati. 'mengapa mikan dilibatkan?' gumam mereka.
"Ada apa dengan Mikan-chan?"
"Salah seorang dari pihak penentang Alice Academy yang akan datang memiliki dendam pada Mikan Sakura. Makanya, kalian harus waspada dengan yang namanya Luna Koizumi ini, dan ini fotonya. Lagi pula, di DAC cuma kalian yang dekat dengannya" Jelas kepala sekolah sambil menyodorkan sebuah foto dan masih berbicara dengan entengnya.
"Baiklah, aku permisi dulu."
"Ya.." ucap semua orang DAC serentak.
Setelah kepala sekolah pergi, Rui, Hayate dan Yakumo segera pergi meninggal kelas Dangerous Ability, sedangkan Natsume, Nobara dan Persona masih di dalam ruangan.
"Hei.. Mengapa polka bisa dilibatkan?" tanya Natsume dingin.
"Tumben sekali IQ-mu itu menurun, Natsume. Bukankah tadi sudah dijelaskan kepala sekolah?" jawab Persona dengan tetap dingin.
"Cih.." desah Natsume sambil berlalu pergi. Kini hanya tinggal Nobara dan Persona yang berada di dalam ruangan itu.
"Persona! Mengapa dalam tugas kali ini kita tidak bersama seperti biasanya?" Nobara yang biasanya tergugup-gugup, kini ia berbicara dengan serius.
"Nobara, ini semua sudah keputusan kepala sekolah." jawab Persona tegas.
"Aneh! Ini aneh, Persona! Seharusnya kepala sekolah tau kalau selama ini kita selalu bersama dalam menjalani tugas!" bentak Nobara
"Nobara! Tenangkan dirimu!" geram Persona sambil mencengkram erat bahu Nobara.
"Akh!" desah Nobara.
"Tadi kepala sekolah sudah bilang, kan.. penyerangan kali ini memakan korban.." ucap Persona lirih.
Nobara terdiam. Ia memang mengerti apa maksud ucapan dari Persona tadi. Tapi secara tak sadar, ia malah bertanya yang tidak-tidak.
"Persona.. ja.. jangan-jangan kau berpikir bahwa korban kali ini itu..." tanya Nobara sambil sesegukan.
Ia tak bisa menyelesaikan kalimatnya itu karena ia sadar bahwa matanya sudah memerah. Nobara takut kalau ia melanjutkan kalimatnya, pasti akan ada setetes air mata yang jatuh. Tapi sebelum itu terjadi, Persona langsung memeluknya.
"Korban kali ini sudah diprediksikan oleh para pengguna alice peramal. Dan salah satu korbannya adalah aku. Jangan kecewa, Nobara. Tegarkan hatimu!" jawab Persona dengan mencoba menegarkan hati murid perempuan kesayangannya yang sedang menangis dalam pelukannya itu.
"Ka.. kalau begitu.. apa.. apa permintaan terakhirmu?" tanya Nobara lirih.
"Ketika aku mati nanti, nyanyikanlah lagu Snow On The Sahara.."
Nobara hanya bisa menangis. Ia sudah tak bisa berbuat apa-apa. Itu semua sudah ketentuan tuhan. Dan ia tau, itu pasti yang terbaik untuk semua.
"Lebih baik kau memikirkan tugas yang sudah kepala sekolah berikan. Keselamatan Mikan Sakura ada di tanganmu dan Natsume"
"Ba.. baik, Persona" jawab Nobara sambil melepaskan pelukan Persona. Ia berlari sejauh mungkin sambil mengusap air matanya. Hingga tanpa sadar ia menyanyikan lagu Snow On The Sahara.
XOXOX
Esok paginya...
"Polka!"
"Mikan-chan!"
Teriak Natsume dan Nobara secara serentak di balik pintu kelas. Gadis dengan mata hazel yang merasa dipanggil itu segera berlari kebalik pintu tanpa permisi dulu kepada gurunya. Padahal kali ini sedang ada pelajaran pak Jinno. Apa dia tak takut mati? *Authornya di jitak Mikan*
"Ah.. Nobara-chan, Natsume, ada apa? Hei! Tunggu dulu! Kenapa kau di sini, Natsume? Apa kau tidak takut mati? Sekarang sedang pelajaran pak Jinno tau!" sewot Mikan panjang lebar. Yah.. Seperti biasa, Mikan memang tetap bodoh. Ia bahkan tak sadar kalau harusnya..
"Harusnya kami yang ngomong begitu, bodoh!" ucap Natsume dan Nobara serentak (lagi?) sambil motong perkataan Author-nya.
"Nobara-chan.. kau tumben sekali memanggilku seperti itu.."
"Yah.. kau berisik, polka! Ayo ikut kami!" ajak Natsume sambil menarik pergelangan tangan Mikan.
"Na.. Natsume.. Ada apa, sih?" tanya Mikan sambil blushing karena tangannya di pegang Natsume.
"Jangan G-R, polka!" bentak Natsume yang mengerti bahasa tubuh Mikan.
"Mikan-chan, sebenarnya kami diberi tugas kepala sekolah untuk melindungimu.." Nobara akhirnya unjuk gigi(?) untuk mengatakan maksud dari kedatangan mereka.
"Apa maksudnya?" tanya Mikan sambil pasang tampang bingung paling spesial.
"Ng.. itu.."
Nobara pun bercerita panjang lebar sesuai dengan flashback yang saya tulis di bawah ini.
Flashback
"Hoi!" sapa Natsume.
"Na..Nastsume-kun.." jawab Nobara sambil tergugup.
"Bagaimana soal tugas kita?"
"Oh.. Soal tugas melindungi Mikan-chan dari penyerangan? Persona sudah memberikan kepercayaan kepada kita."
"Jadi kita terserah mau melakukan apa saja, kan."
"Ya.."
"Bagaimana menurutmua?"
"Apa?"
"Cih! Ya soal Mikan tadi!"
"Maksudmu?"
"Kita harus memberitahunya atau tidak?"
"Ngg.. Kalau kita beritahu, apa itu tidak akan menjadi beban baginya?"
"Tapi kalau kita tak beritahu, justru kita yang akan kerepotan karena pihak yang bersangkutan (baca: Mikan) ga' tau"
"Beri tau!" ucap mereka berdua serentak.
Enf of Flashback
"Begitu, Mikan-chan.." jelas Nobara.
"Emangnya peneyerangan apaan, sih?" tanya Mikan sambil tetap masang tampang kebingungannya.
"Penyerangan dari pihak penentang Alice Academy, baka!" jawab Natsume secara singkat, padat, jelas, dan dingin.
"Lalu mengapa kali Nobara-chan tidak bersama Persona!"
Nobara tidak bisa menjawabnya, ia terngingat perkataan Persona kemarin. Nobara sedikit menjauhi Mikan. Mikan tetap memasang tampang bingung, Mikan yang selalu ceria mana mungkin mengerti rasa kesedihan yang dialami Nobara.
BLETAK
"A.. apaan sih, Natsu.." kalimat Mikan terhenti saat dia sadar bahwa sepasang mata Raven telah menatapnya dengan tajam.
Diam, kau Baka!
Itulah arti tatapan sepasang mata Raven itu.
"Ya sudah.. kau sudah mengerti, kan Mikan-chan. Aku permisi dulu." Ucap Nobara lirih.
XOXOX
Malamnya..
Apa aku harus lari dari kehidupan ini?
Aku harus pergi dari sini?
Aku tak ingin melihat Persona mati..
Aku ingin lari..
Tapi tak bisa..
Aku takut aku tak kuat untuk menghadapi semua ini..
Apakah semua ini yang terbaik?
Terbaik?
Terbaik untuk siapa?
"Huwaaaaa!"
Nobara teriak sejadi-jadinya di kamar asramanya. Ia tak kuat untuk membayangkan ketika Persona mati nanti.
"Hngg.. Hngg.. Huwaaaa!"
"Jangan mati Persona! Jangan Mati! Jangan! Jangan! Jangan!"
1
2
3
BLARRR!
Tanpa sadar Nobara menggunakan Alice-nya secara maksimal. Dari tempat tidur, lantai, sampai didinding sudah membeku akibat Alice-nya.
'Apa yang harus kulakukan?' pikir Nobara.
Jam sudah berdentang sebanyak 10 kali. Nobara sudah terlelap di ruang kamarnya yang masih membeku, tetapi tidak dengan air matanya. Air matanya masih tetap mengalir. Dan tak sadar, ia mengigau dan menyanyikan sedikit lirik Snow On The Sahara.
The sun may blind your eyes, I'll pray the skies above
For snow to fall on the sahara..
For snow to fall on the sahara..
To Be Continued
XOXOX
Celotehan L:
Moshi-moshi semuanyaa! Saya adalah Author baru di sini, dan ini adalah Fict pertama saya sekaligus fict pertama tentang Nobara Ibaragi. Di chapter selanjutnya, saya akan menceritakan bahwa penyerangannya sudah dimulai. Dan apakah yang terjadi nanti?
Ikuti terus ceritanya, ya..
Nanti diakhir cerita, saya akan buat sebuah pesan tersembunyi di balik cerita Snow On The Sahara ini.
Terimakasih sudah membaca ^^. Dan saya berharap para pembaca sekalian mau me-review cerita pertama saya ini. ^^
Sekali lagi, Arigatou!
