Disclaimer: Lost Saga dan Hero-nya bukan milik Lazzier | © IO Entertaiment


Aku adalah seorang Yatim Piatu. Umurku 9 tahun, tanpa kedua orang tuaku, jelas jelas kehidupanku akan hancur, beberapa bulan kulalui dengan menjadi gelandangan, mencari uang demi makanan dengan tubuhku yang kecil ini memang sulit, belum lagi waktu itu sempat ada 2 orang yang ingin menculikku, beruntung aku dapat melarikan diri dari mereka. Sampai akhirnya seseorang wanita berumur sekitar 40-an dengan kereta kuda menawarkanku sebuah pekerjaan pada saat hujan turun cukup deras.

" Hei gadis muda, apakah kau mau ikut denganku? " Itulah kata kata yang diucapkannya pertama kali olehnya
" Apa yang kau mau? " Tatapku dengan tajam kepadanya
" Kau tidak memiliki rumah bukan? Aku cukup sering melihatmu beberapa hari ini, jika kau mau ikut denganku, aku akan menyediakan tempat tinggal untukmu. " Jawabnya dengan lembut
" Ah, kau mau mempekerjakanku? " Tanyaku sambil menatap matanya
" Ya, aku ingin mempekerjakanmu sebagai "Maid" di Rumahku, Nanti kau akan kuajari apa yang harus kau lakukan satu per satu. " Jawabnya, matanya sama sekali tidak memancarkan kebohongan
" Kau serius? " Tanyaku sekali lagi
" Iya, aku serius, aku sudah merasa cukup tua, dan sekarang aku hanya memiliki pengantar saja, aku masih belum memiliki Maid, Jadi kau adalah yang pertama. " Dia mengulurkan tangannya, Dan tanganku menggengam tangannya
" Aku akan berjuang! "

Aku menaiki kereta kuda bersama wanita tersebut dan kami berbincang sedikit d idalam kereta kuda itu. Namanya Lily, umurnya yang sudah menyentuh 50 membuatnya mencari seorang Maid yang mau membantunya mengurus rumah.

" Jadi, siapa namamu? " Tanya Lily
" Ummmm ... " Setelah kupikir kembali, aku sudah lupa dengan namaku sendiri
" Apakah kau mau kuberi nama? " Tawarnya
" I ... iya. " Jawabku
" Mulai sekarang, Namamu adalah Shiro yang berarti Putih, sama seperti warna rambutmu. "

Ketika kami sampai dirumahnya, Kami bertiga masuk kedalam rumahnya. Rumahnya tidak terlalu besar namun memiliki 2 lantai, aku dan pengantar pribadinya duduk di ruang tamu dan Lily pergi ke suatu tempat di rumah ini, katanya ia akan membuat teh.

" Perkenalkan, Namaku Wilson, pengantar pribadinya, Namamu siapa? " Tanya Wilson
" Namaku Shiro, mohon bantuannya. " Jawabku
" Mohon bantuannya juga Shiro, semoga kau betah bekerja disini. "

Tidak lama kemudian, Lily datang dengan Tea set berbahan dasar Keramik dengan warna putih dengan corak bunga Lily.

Kalau dilihat lagi, Rambutnya juga berwarna putih


Keesokan harinya, aku diajarkan berbagai macam hal, seperti mencuci pakaian dengan baik dan benar, membersihkan kaca, menyiram bunga Lily yang ia punya, dan lain lain. Karena aku seorang Gadis, hanya membutuhkan beberapa waktu saja untukku untuk memahaminya. Dan juga ia mengajariku cara memasak makanan secara perlahan, namun menurutku memasak membutuhkan Usaha lebih daripada pekerjaan fisik yang diajarinya tadi. Butuh waktu seminggu untukku mempelajari cara memasak.

Oh iya, kamar yang dia sediakan cukup bagus menurutku. Katanya itu adalah kamar bekas Almarhum Suaminya, dan Wilson tinggal disebelah kamarku. Aku tidak pernah bosan berada di kamar ini karena ada satu lemari yang penuh dengan buku.

Setelah sebulan berlalu, aku diberikan tabel untuk pekerjaanku, sepertinya aku tidak harus memasak setiap hari, aku juga hanya membersihkan rumah ini pada sore hari, sedangkan pagi hari aku hanya disuruh untuk membuatkan Teh untuknya dan Wilson sebelum Wilson mengantarnya ke kantor, pada saat kutanya apa posisinya, ia menjawab kalau ia adalah Manager perusahaan

Waktu demi waktu berlalu, Aku memanggil Lily dengan sebutan Master, awalnya ia menolaknya namun aku tetap memaksanya, setiap 2 bulan sekali ia juga membelikan beberapa pasang baju untuk bekerja dan tidur. Suatu hari, aku tidak sengaja mematahkan sapu yang biasa kugunakan, mungkin karena sapu ini sudah cukup tua. Aku meminta maaf kepadanya dan tentunya ia memaafkanku, dia adalah orang yang baik. Keesokan harinya ia memberikan sebuah sapu yang baru, sapu baru ini terlihat cukup kokoh. Katanya, sapu ini terbuat dari bahan Spesial, dan harganya yang cukup mahal membuatku tidak merasa pantas menggunakan sapu ini.

Terimakasih, Master


Jika kupikir pikir, ini sudah musim dingin ke 8 semenjak aku bekerja disini, itu berarti sudah 9 tahun semenjak aku mulai bekerja disini, namun yang menjadi masalah adalah Masterku belakangan ini sering sakit dan ia juga sudah Resign dari pekerjaannya 3 bulan lalu, lalu hidup dengan sisa tabungannya yang ia sudah kumpulkan 2 tahun lalu. Wilson berhenti dari pekerjaannya sebagai pengantar pribadi pada saat itu dan ia diberikan uang sebanyak 3 kali gaji normalnya, oh iya, aku juga mendapatkan bayaran pada saat aku berumur 15 tahun lebih, jadi aku mempunyai beberapa tabungan untuk berjaga jaga jika suatu saat nanti aku menginginkan sesuatu.

Hari ini aku berbelanja seperti biasa di pasar, pesanan Master hari ini tidak terlalu banyak, jadi seharusnya waktu yang dihabiskan untuk berbelanja tidak terlalu lama.

" Berapa harga Apel ini? " Tanyaku, namun tiba tiba pandanganku teralihkan oleh suara seseorang yang bahkan sama sekali tidak kukenal
" Ah sial, aku lupa bawa uangnya, jadi bagaimana? Jika kau mau buah buahan ini kau harus menunggu aku untuk mengambil uangnya. " Seorang gadis berambut pirang berbicara lewat telepon

Aku bilang kepada sang pemilik toko buah buahan ini kalau buah yang sudah dikantungi didalam plastik oleh gadis berambut pirang itu kalau buah buahannya sudah dibayar dan tolong panggil dia setelah aku keluar dari toko ini. Tidak lama setelah aku keluar, pemilik toko itu memanggil gadis itu dan bilang kalau semua buahnya sudah dibayar.

Tentu saja aku membayarnya dengan uangku sendiri, bukan uang milik Masterku.

" Aku pulang, Master. " Aku membuka pintu rumah ini, namun rumah ini terlalu sepi.

" Master? " Ketika aku melihat kamarnya, Masterku sedang tidur di kasurnya, namun kurasa ada yang aneh. Ketika aku mengecheck kondisi tubuhnya, ia sudah tidak bernafas lagi...

" Master ... " Mataku menitikkan air matanya.

Setelah itu aku memanggil dokter untuk melakukan pemeriksaan. Namun tidak ditemukan sesuatu yang aneh seperti racun atau semacamnya, ia mati dengan damai.

Aku kembali ke rumah itu untuk yang terakhir kalinya, memakai sebuah pakaian yang kubeli menggunakan uangku sendiri, terakhir ... Aku melihat kamar Masterku, dan aku menemukan sebuah surat dengan namaku diatasnya.

" Dear Shiro, kau sudah tumbuh dengan baik selama ini, aku tidak menyesal untuk membawamu pada saat ini. Tidak banyak yang bisa kuajarkan lagi kepadamu, kuharap kau menemukan surat ini pada saat aku sudah tidak ada di dunia ini, dan juga, carilah Teman baru dan jangan sampai kau bermusuhan dengan temanmu, jagalah temanmu sebisa mungkin

Selamat tinggal, Shiro.

From: Lily "

" Selamat tinggal, Master.