"Hoseok, ini gila"
"Jika kau tidak setuju maka aku saja yang melakukannya, Jin"
"Ck ini diluar kemampuan kita! Bagaimana jika pusat Nasa tau?"
Hoseok menghentikan langlahnya. Ilmuwan muda itu menatap teman yang dari tadi berjalan cepat bersamanya. Menyusuri korridor hampa sebuah planetarium kota Seoul yang berupa hamparan lorong putih memanjang. Yang ditatap penuh tuntutan seperti itu hanya memasang wajah datarnya. Jin tak bermaksud membuat Hoseok jengah.
"Dengar Jin," desis Hoseok. "Kau ingin adikmu kembali, bukan? Aku juga menginginkan kekasihku! Aku sudah merencanakan ini sejak awal, jadikan ini sebagai peluang"
Setelah mengatakan itu Hoseok melenggang pergi meninggalkan Jin yang membeku di tempat. Menatap punggung Hoseok yang kian menghilang di ujung lorong.
.
.
BTS © BigHit Ent
BABY ALIEN © Gusta
Genre:
Family - Fantasy - Romance - Drama - Superanatural
Rated: T
.
.
Malam yang begitu dingin seperti ini tidak mengurungkan Jin untuk tidak keluar dari kamarnya. Kini ia berdiri dibalik pagar batas balkon apartemennya. Sambil menikmati secangkir kopi hangat yang tadi sempat ia buat. Melihat pemandangan kota saat malam yang nampak indah seperti saat ini.
Tidak setenang wajah kalemnya, batin Jin berbanding balik. Ia terus memikirkan perkataan Hoseok tadi yang mengundangnya ke planetarium milik ilmuan muda tersebut. Hoseok membutuhkan dokter ahli bedah seperti Jin untuk menjalankan suatu proyek ilegalnya.
Beberapa teguk kopi hangat mengalir di kerongkongan Jin sekali lagi. Menimang-nimang untuk keputusannya besok. Karena Hoseok tidak mempunyai banyak waktu lagi untuk menunda proyeknya. Anak itu memang genius, namun terdapat sifat obsesif begitu juga pemberontak dalam dirinya. Yang membuat Jin kalang kabut menyingkapinya.
Hembusan angin kencang mendorong Jin memasuki apartemen mewahnya kembali. Setelah menutup pintu balkon ia berjalan menuju kamarnya untuk tenggelam di dalam mimpi. Namun sebelumnya sosok tinggi itu berhenti sejenak menatap dinding yang dipenuhi potret dirinya dengan seseorang. Terlihat senyum lebar mengembang pada keduanya. Tak jarang ditemui gambaran ekspresi konyol pada kumpulan figura itu. Mengartikan bahwa kebahagiaan memang lekat didapatkannya dengan sosok tersebut.
Jin mengangkat kedua sudut bibirnya. "Taehyung..."
.
.
* _Gusta_ *
.
.
"Keputusan yang tepat, Jin"
Hoseok tersenyum lebar mendapati Jin sudah berada di dalam planetariumnya. Tempat pertunjukan jalan bintang-bintang dan segala sesuatu di luar angkasa, yang mempunyai tempat penelitian serta menampung berbagai fosil, zat, dan makhluk hidup lain. Semua dirintis Hoseok sejak 3 tahun yang lalu setelah dirinya mendapat ijin dari pemerintah dan bekerja sama dengan National Aeronautics and Space Administrastion badan antariksa yang dikenal dengan nama NASA.
Mereka berdua memasuki lift untuk menuju lantai 3 bangunan dengan nama J-Hope Planetarium ini. Perasaan tegang tiba-tiba saja menyelimuti Jin. Ia masih diambang keputusannya. Meski sudah mengatakan IYA, masih terdapat setitik keraguan yang ia miliki.
"Aku sudah memberimu materi project ku kemarin. Otak cerdasmu pasti langsung bisa memahaminya" kata Hoseok di tengah kehampaan di dalam lift. "Maka dari itu kita lakukan sekarang"
Jin yang mendengarnya sedikit terperangah. "Maksudmu kita tidak cek semuanya terlebih dahulu?"
"Tentu saja tidak"
Bunyi TING pada lift terdengar. Keduanya berjalan beriringan keluar dari sana.
"Semua persiapan sudah matang. Aku juga telah meminta bantuan temanku yang ahli dalam hal genetika disini. Secara kita bisa langsung mulai"
Hoseok membawa Jin ke sebuah ruangan luas yang keamanannya sangat terjaga jika dilihat dari bagaimana sensor kunci jalan masuknya bekerja. Ruangan itu mempunyai keadaan serba putih. Mulai dari lantai keramik, dinding, dan atap-atapnya. Perabotan di dalam berupa meja maupun tabung juga didominasi dengan bahan kaca. Alat medis, berbagai formula disertai berbagai macam zat sudah ada lengkap disana.
Sayangnya Hoseok tidak berhenti begitu saja. "Ini tidak seberapa" ungkap ilmuan muda itu mengetahui Jin kagum akan keadaan lab utamanya.
"Perkenalkan, ini Jenissi. Ahli genetika dari China" Hoseok memperkenalkan Jin pada seorang laki-laki berwajah kekanakan yang merupakan temannya. "Dan Jenissi, ini Jin orang yang sebelumnya telah kuberitahukan padamu. Dia dokter ahli bedah di rumah sakit besar Seoul"
Jenissi memberikan senyum termanisnya pada Jin. "Senang bisa bertemu denganmu. Aku tau anak ini memang aneh-aneh maunya. Kupikir kau orang tersabar yang mampu menanganinya selama ini"
Jin tau perkataan itu ditujukan untuk Hoseok yang hanya memasang wajah masa bodoh dan tidak menanggapinya.
"Ayo! Jangan sia-siakan hari berharga ini"
Suara gesekan logam memekakan telinga. Tepat saat Hoseok menarik box aluminium besar dari lemari penyimpanannya. Bukannya apa, Jin terkejut bukan main. Gumpalan seperti daging kenyal berwarna kuning padam dipadu merah gelap bergumul dalam kotak tersebut. Ukurannya dilampau sangat besar.
"Ini.."
"Liliver" Hoseok menjawab cepat. "Kuambil dari gudang menyimpanan lab Nasa. Alien buangan yang sudah Off penelitiannya. Sentuhlah jika kau penasaran"
Sesuai perkataan Hoseok, Jin mencoba meletakkan jemarinya pada kumpalan daging tersebut. Rasanya kenyal dan.., sedikit berdenyut. "Masih hidup?" Kejutnya bukan main.
"Yap. Mereka terlalu haus akan penelitian sehingga hanya menguji pada objek baru saja. Benda ini bahkan hampir membusuk disana. Tak tau kah mereka jika sel-sel pada makhluk ini sangat berguna?"
Jin tidak mengerti. Rupanya Hoseok adalah orang yang sangat mempunyai obsesi tinggi. Tidak seperti apa yang di dalam otaknya selama ini.
"Dan ini project utamanya~"
Jenissi datang sambil mendorong ranjang yang sudah terbaring seonggok tubuh utuh disana. Mata Jin melebar seketika. Mendapati sosok yang terbaring di atas ranjang dorong tersebut. Sepasang kaki jenjang, sepasang lengan tangan, disertai wajah pucat itu. Tubuh manusia utuh bertemperatur dingin saat Jin menyentuhnya.
Yang hanya terselimuti kain putih tipis dari leher hingga pahanya. Lekukan wajah yang terukir sempurna untuk Jin jabarkan. Sosok yang membuatnya menaruh harapan penuh untuk proyek mengesankan Hoseok kali ini. "Taehyung.." sedetik kemudian pandangan Jin beralih pada Hoseok. "Kau mengawetkannya!"
"Kau tau sendiri, aku mencintainya" kata Hoseok sembari menyiapkan peralatan untuk operasi. "Mencintai seseorang yang mati di tangan kakaknya sendiri. Benar begitu, Jin?"
.
To be continue...
.
.
A/N: Hwwaa nulis apalagi saya ini?!
Entah kenapa tiba2 saya kesambet coupe ini... JinV! HopeV! Threesome :v
Hihi.. btw kalau ada yang penasaran bentuk liliver nya kayak gimana, search aja di google image Hinami Kagune. Yang hobi nonton anime Tokyo Ghoul pasti tau. Dan dengan seenak jidat saya menggabungkannya dengan Bangtan .
Gomen gomen..
Imajinasi saya berkerja lebih aktif daripada umumnya :D
Mohon review nya readers~
