-The sound of famery-
Orang hanya menganggap ini adalah sebuah kejadian alam biasa dimana ombak yang menabrak bebatuan disekitar pantai sehingga air laut yang mengenai bebatuan itu menghasilkan bunyi seruling yang indah, tetapi wonwoo mengetahui hal ini lebih dalam dari mereka semua. Termasuk namja dengan baju serba putih yang bermain dengan air laut setiap matahari akan meninggalkan singgahsananya.
Jeon wonwoo, namja yang sedang menikmati indahnya pantai dengan rambut hitamnya yang menari-nari mengikuti setiap hembusan angin di tepi pantai famery ini. Mata elangnya menatap lurus kepada biasan jingga di air laut yang menandakan bahwa matahari sebentar lagi akan pulang ke peraduannya. Bunyi-bunyi seruling yang sedari tadi terdengar ditelinganya seakan menjadi musik klasik yang menenangkan setiap ia menikmatinya. Pantai famery memang selalu ramai disaat seperti ini. Siapa yang tidak ingin melewatkan sesuatu yang mereka bilang 'keajaiban alam' walaupun wonwoo menganggap ini hanyalah hal yang biasa. Hanya air laut yang menabrak bebatuan dan keluar dari celah bebatuan tersebut dengan angin yang memang dapat dibilang cukup kencang sehingga menghasilkan bunyi yang indah ini. Namun disetiap keramaian pasti ada tempat yang sepi. Disinilah ia, duduk ditempat yang sepi tersebut, duduk di salah satu bebatuan besar dengan kaki yang menggantung bebas sehingga ombak dapat langsung menyentuhnya.
Wonwoo memejamkan matanya sembari menghirup udara senja yang sangat menyegarkan, melepaskan setiap rasa penatnya dan membiarkan angin membawa itu pergi jauh darinya.
Namja berwajah emo ini selalu menghabiskan setiap sorenya disini. Memandangi lautan dengan langit jingga lebih menarik dibanding memandanginya disiang hari dengan langit yang berwarna biru. Wonwoo tidak suka tempat luas yang hanya memiliki satu warna oleh karena itu wonwoo lebih memilih datang kepantai ini setiap langit mulai berubah jingga.
Orang disekelilingnya selalu menyebutnya aneh. Wonwoo selalu memakai baju dengan tangan yang kepanjangan walau cuaca sedang panas. Wonwoo adalah orang yang jarang bicara dan hanya mengeluarkan suaranya untuk hal yang diperlukan. Wonwoo juga sulit bersosialisasi dengan orang banyak. Bisa dibilang wonwoo adalah seorang anti social. Bahkan dulu, saat belum lulus dari sekolahnya, ia lebih memilih memakan makanannya di kamar dalam kamar mandi saat kantin ricuh dengan murid lain.
Wonwoo Adalah seorang penulis novel. Nama samarannya pasti sudah sangat terkenal dikalangan para penyuka fiksi yang satu ini. Ya, wonwoo tidak memakai nama alinya untuk setiap karyanya karena menurutnya ini lebih baik dari pada ia harus terkenal dengan orang yang akan memintainya tanda tangan atau sekedar berfoto dengan penulis sepertinya. Itu sangat menjijikkan. Ia cukup senang dengan terus seperti ini. Menyembunyikan dirinya dibawah nama besar yang ia bangun sendiri karena memang pada dasarnya wonwoo tidak menyukai hal yang seperti itu.
Wonwoo tinggal di apartemen yang letaknya tidak jauh dari pantai famery. Ini juga menjadi alasan keberadaannya setiap sore di pantai ini. Orang tuanya meninggal dalam kecelakaan 6 tahun yang lalu dan membuatnya harus tinggal bersama paman dan bibinya hingga ia menyelesaikan pendidikannya. Dan dua tahun belakangan ini, ia lebih memilih tinggal seorang diri ditempat dimana ia tinggal saat ini.
Mata yang terpejam itu perlahan terbuka saat mendengar derap langkah seseorang yang seakan mendekat kearahnya. Ia menolehkan kepalanya ke arah suara itu. Dan benar saja, seseorang dengan kemeja putih longgar dan juga celana putih panjang sedang berkejaran dengan ombak diiringi gelak tawa seakan itu adalah hal paling tidak sepenuhnya mendekat kearah wonwoo, tapi itu cukup membuat wonwoo terkejut dengan keberadaan namja asing yang asyik bermain ombak tersebut. Bagaimana tidak, beberapa menit yang lalu wonwoo memejamkan matanya sendirian dan tiba-tiba namja itu muncul sekitar 50 meter disampingnya walaupun tidak diatas batu seperti yang sedang wonwoo lakukan.
Namja itu menghentikan aktifitasnya saat mendapati wonwoo yang melihat kearahnya tajam. Wonwoo tahu bahwa namja itu tidak nyaman dengan tatapannya dan berniat untuk pergi, namun wonwoo tidak semudah itu melepaskannya dan memendam rasa penasarannya.
"Hei!" Wonwoo beranjak dari tempatnya dan berteriak memanggil namja yang tengah berjalan menjauh itu. Ia sukses membuat namja itu berhenti dan berbalik kearahnya.
"Ada apa?" Tanya namja itu. Wonwoo berhenti tepat didepannya. Ia terdiam menatap setiap inci dari tubuh yang berada di depannya ini. Berbeda saat ia melihatnya dari kejauhan, dari jarak seperti ini, wonwoo dapat melihat kulit tan yang mendominasi namja ini, rambut biru metalik seakan menyatu dengan pahatan indah wajah namja asing tersebut. Hidung yang mancung, mata teduh dengan iris coklat alami,Berbeda dengan orang yang biasa ia temui, softlens mereka tidak menyatu dengan warna mata asli mereka, berbeda dengan namja ini. Bisa dibilang, wonwoo sekarang seperti sedang bertemu dengan seorang malaikat yang sangat tampan.
"Apa kau memanggilku?" Tanya namja itu lagi setelah tidak mendapat reaksi apapun dan wonwoo. Wonwoo pun segera tersadar dari lamunanya dan segera berdehem kecil menghilangkan suasana canggung.
"Siapa kau?" Ujar wonwoo langsung pada intinya.
"Aku? Ehm aku... mingyu" Wonwoo terdiam mendengar jawaban namja yang ia ketahui bernama mingyu itu. Ia tidak habis pikir, dengan mudahnya namja ini memberi tahu namanya pada wonwoo yang pada dasarnya belum ia kenal lebih dari 5 menit.
"Lalu, siapa kau?" Tanya nya.
"Aku... jeon wonwoo" jawab wonwoo masih dengan kebingungannya yang belum terjawab tentang namja ini.
"Baiklah wonwoo, aku harus pergi. Sampai jumpa" ujar mingyu sembari melambaikan tangannya kearah wonwoo dan berlari pergi.
Belum sempat wonwoo bertanya lebih banyak, mingyu telah meninggalkannya terpaku disana.
"Mungkin dia seperti ku, selalu ingin menikmati matahari tenggelam disini. Ternyata orang aneh seperti ini bukan hanya aku haha" wonwoo tertawa pada dirinya sendiri dan kemudian pergi dari pantai itu.
"Apa dia- uhm... mingyu juga tinggal disekitar sini?" Gumamnya lalu mengedikkan bahu dan kembali berjalan menjauh.
"Apa kau mulai ingin mendekati manusia itu?" Tanya seorang namja berkulit pucat kepada namja yang lebih tinggi disebelahnya.
"Aku tidak tahu, aku terlalu takut" jawab namja tinggi itu dengan mimik wajah bingung.
"Dia sudah mengetahui keberadaanmu?"
"Ya, dia bahkan sudah mengetahui namaku"
"Kau sudah mengetahui namanya?"
"Ya. Nama yang tak kalah indah dengan rupa manusia itu"
"Sebaiknya kau jangan terlalu menyukainya. Bahkan seharusnya kau tidak boleh walaupun hanya mengenalnya, atau kau akan berurusan dengan famery queen"
Namja yang lebih tinggi itu mengangguk
"Dan ingat. Bukan hanya kau, mungkin juga dirinya akan terlibat dalam permasalahan yang kau buat ini. Uhm aku yakin kau sudah tahu bahwa famery queen bukanlah orang yang ramah terhadap manusia, bukan?"
TBC
Hai :D saya bawa ayam goreng/eh maksudnya bawa fanfict baru hehe/? Masih meanie kok... harap review ya, kalo menurut kalian ini pantes lanjut bakal gue lanjut tapi kalo gak ya gampang gue hapus lagi hehe :* :* salam nemplok!
