Satu tahun setelah kepulangannya dari bulan, hubungan mereka tampak makin akrab. Hinata maupun naruto tak segan-segan menunjukkan hubungan mereka di depan umum. Namun, tanpa ada yang menyadari, hubungan mereka masih tetap seperti dulu. Naruto yang baru saja menyadari rasa sukanya pada Hinata, masih bingung dengan kelanjutan perasaannya itu. Mau jujur, takut Hinata akan menolak, diam saja tapi banyak pria yang mendekati Hinata. Hingga hari ini, atas pencerahan dari teman pinky-nya, ia akan menyatakan perasaannya.
Semua mata memandang mereka, tangan yang saling bertautan, tak pelak menimbulkan tanda tanya. Ada apakah gerangan? Hubungan mereka itu sebenarnya apa? Tak ada yang tahu jawabannya. Semua hanya menunggu jawaban dari sang pelakon. Mata yang saling bertatap intens, bibir yang tak kunjung berucap, membuat semua menjadi semakin sulit. Ia hanya membuka lalu menutup kembali, tanpa ada satu katapun yang terucap. Jantungnya mulai bertalu-talu, tak tahan dengan keadaan, ia mulai bertanya
"Naruto-kun, ada apa?" Tanya sang gadis perlahan dengan rona khas di wajah ayunya.
"A-ah, itu, ano Hinata, aku ingin mengatakan bahwa aku...aku" kalimatnya terputus, semua kata-kata yang telah ia susun dengan baik di kepala hilang sudah.
"Kau kenapa? Apa kau sakit, Naruto-kun?" Tanya sang gadis dengan nada khawatirnya yang terlihat menggemaskan
'astaga, dia manis sekali. Kuatkan aku, Kami-sama' ia lantas menutup hidungnya, merasakan ada sesuatu yang memaksa keluar dari sana.
Haaah...ia menarik nafasnya perlahan. Berharap dapat meredakan degup jantungnya yang menggila. Lama ia terdiam, membuat kerutan di dahi sang gadis bertambah. Semua masih menatap mereka tanpa berkedip, menunggu kalimat lanjutan dari sang bocah kyuubi itu.
"Naruto-kun, apa ada masalah? Kau bisa cerita-" kata-katanya terhenti, ia terpaku. Lantaran mendapat pelukan dari sang pria. Mendadak lidahnya kelu, tak tahu harus berkata apa lagi. Pikirannya kosong, dan ia sibuk mengatur detak jantungnya.
"Menikahlah denganku, Hinata. Kita akan memulai semuanya dari awal. Hanya kau dan aku. Dan Uzumaki-uzumaki lain di kemudian hari" katanya tegas dan lugas. Tak terbantahkan. Ia sendiri tak percaya bisa mengutarakan tujuannya pada Hinata sebegitu mudahnya. Ia semakin tak percaya saat mendapati sang gadis menganggukkan kepala dalam pelukannya. Hatinya serasa sesak ditimpa ribuan kunai, sakit tapi ia menyukai itu. Dan ia hanya dapat tersenyum senang sambil mengeratkan pelukan pada sang gadis miliknya. Ya , hanya miliknya seorang. Selamanya.
Owari
A/n: hanya menulis apa yang terlintas di otak saja, dan tempat menyalurkan hobby. Semoga minna-sama menyukainya, maklum newbie~ jaa nee
