A/N : Salam kenal reader-san. Kuroki penghuni baru di FFn sekaligus author baru. Ini adalah cerita pertama yang pernah Kuroki buat. Didalam cerita ini, nama karakter + jurus-jurusnya (beberapa) Kuroki buat sendiri. Nama jurusnya Kuroki tulis Bahasa Indonesia. Karena Kuroki tidak fasih dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang (Tapi ada juga yang memakai bahasa jepang).
Hati-hati. Di sini banyak sekali OC yang bertebaran. Ok, silahkan membaca.
Rating: T
Genre: Adventure, Hurt/Comfort
Warning: OC, Death Character
Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto
Main Chara: Uzumaki Minana (OC), Lucky (OC), Uzumaki Kushina (awal muncul di chapter 3), Namikaze Minato (awal muncul di chapter 4)
Pembuat fic: Kuroki
Summary: Uzumaki Minana adalah adik kembar dari Uzumaki Naruto. Saat masih kecil, Minana sangat membenci Naruto karena penduduk desa selalu menyiksanya dengan alasan kau adiknya monster. Namun karena suatu peristiwa, kebenciannya terhadap Naruto mulai memudar. Dan sejak saat itu, impiannya adalah 'tidak akan kubiarkan kakak menderita lagi'.
Saat Perang Dunia Shinobi Ke-4, Madara berhasil membunuh semuanya termasuk dirinya sendiri, kecuali Minana dan para bijuu. Merasa tidak punya pilihan, para bijuu memutuskan untuk mengorbankan diri mereka agar bisa mengirim Minana kembali kemasa lalu. Demi kakaknya yang mati sebelum bisa merasakan suatu kebahagiaan, Minana memutuskan untuk mengubah takdir keluarganya itu.
Chapter 1: Pertarungan Terakhir, Madara vs Aliansi Shinobi
.
Minana dan Lucky berhasil mendesak Madara sampai-sampai Madara kehilangan banyak chakra. Namun karena hal itu, Minana jadi tidak sadarkan diri karena kehabisan chakra juga. Sedangkan keadaan Lucky sekarang tidak sebaik Minana. Walau sekarang ia masih sadar dan hanya memiliki chakra yang tinggal sedikit, tapi tubuhnya, terutama lehernya terluka cukup parah akibat pertarungan itu. Melihat situasi mereka yang tidak menguntungkan, Lucky membawa Minana dan menjauh dari tempat pertarungan tersebut. Menyerahkan sisanya pada aliansi shinobi.
Para aliansi shinobi yang tadi tercerai berai akibat serangan Obito, kini sudah mengepung Madara yang tampak kelelahan. Walau begitu, mereka tetap tidak mengurangi kewaspadaan mereka pada shinobi yang sudah dijuluki dewa shinobi.
"Sepertinya chakra Madara sudah tinggal sedikit," ujar Ao yang memerhatikan Madara dengan byakugan yang ada pada mata Kirinya.
Raikage yang mendengar perkataan Ao, langsung memberi perintah, "SEMUANYA! KITA SERANG MADARA BERSAMA-SAMA!"
"YA!" balas semua shinobi sambil melakukan handseal untuk mengeluarkan jurus terkuat mereka.
Madara mendengus kesal melihat semua shinobi yang kini sudah mengepungnya. Tapi, yang membuatnya sangat kesal... karena mangsanya (Minana + Lucky) tadi kabur dengan mudahnya. Sekarang ini, pandangannya tertuju pada para sampah yang kini sudah mengeluarkan jurus terkuatnya masing-masing. Melihat para sampah sudah menyiapkan jurus, Madara juga melakukan handseal yang rumit agar para sampah yang ada disekitarnya segera lenyap. Dengan keadaannya yang sekarang, tidak ada cara lain kecuali menggunakan jurus `itu`. Tidak ada cara lain... "KALAU KALIAN PIKIR BISA MENGALAHKANKU DENGAN CARA SEPERTI ITU, KALIAN SALAH BESAR!"
-POV Lucky-
Perlahan-lahan aku membuka mataku. Aku masih bisa merasakan rasa sakit di seluruh tubuhku ini. Walau begitu, aku tetap memaksa tubuhku untuk bergerak. Untuk menyandarkan tubuhku di batu besar yang ada di dekatku.
"SEMUANYA! KITA SERANG MADARA BERSAMA-SAMA!"
Tiba-tiba aku mendengar suara seseorang yang tidak asing lagi ditelingaku. Suara teriakan khas Raikage-san. Walaupun keberadaanku dan tempatnya cukup jauh, tapi suara menggelegarnya ternyata bisa terdengar sampai ketelingaku. Tentu saja, refleks, aku menoleh ke sumber suaranya. Untung saja dengan mata iblis ini aku bisa melihat keadaan pertarungan disana walaupun keberadaanku cukup jauh dari medan perang. Kalau melihat reaksi Madara dari mataku, sepertinya dia sangat kesal karena aku berhasil lolos darinya dan dikepung oleh ratusan bahkan ribuan shinobi yang sudah menyiapkan jurus terkuatnya.
"KALAU KALIAN PIKIR BISA MENGALAHKANKU DENGAN CARA SEPERTI ITU, KALIAN SALAH BESAR."
Wow. Aku tidak menyangka kalau suara Madara pun bisa sampai ke tempatku. Namun setelah berteriak gaje (baca: gak jelas) seperti itu, tiba-tiba 'sesuatu' mulai keluar dari tubuh Madara. Setelah 'sesuatu' itu keluar, Madara tiba-tiba roboh. Mataku melebar ketika melihat kejadian itu. Pasalnya, tidak mungkin Madara yang hebat, jenius, keren (?), ganteng (?) kayak alien itu bisa pingsan dengan mudahnya. Oh ralat. Maksudku tidak mungkin Madara yang hebat, jenius, keren (?), ganteng (?) kayak alien itu tiba-tiba mati setelah mengeluarkan `sesuatu yang gak jelas` itu. Aku benar-benar tidak tahu apa yang sudah terjadi, tapi yang pasti... sesuatu yang sangat berbahaya akan terjadi.
"Minana, gimana nih? Sepertinya sesuatu yang buruk akan segera terjadi," ucapku pada Minana yang ada disampingku tanpa menoleh ke arahnya.
"…"
Karena tidak ada respon, aku menoleh ke arah Minana. 'Bodohnya aku. Minana mana mungkin ngerespon apa yang aku katakan. Dia 'kan lagi pingsan! Dasar bodoh! Ah sial, Ini bukan waktunya bercanda. Aku harus mencaritahu itu jurus apa.' Kemudian, aku kembali memerhatikan 'sesuatu gaje' itu. 'Sesuatu gaje' itu mulai menyebar ke seluruh tempat. Mataku kembali melebar ketika melihat banyak shinobi yang tiba-tiba pingsan setelah di sentuh oleh `benda gaje` itu.
'Tunggu, mereka bukan pingsan,' pikirku setelah melihat kejadian aneh itu. 'Setelah disentuh benda itu, beberapa detik kemudian aliran chakra yang ada didalam tubuh mereka berhenti. Sama seperti Madara. Dengan kata lain... mati.' Hal yang terpikir olehku setelah melihat kejadian itu. "Ini... benar-benar gawat," gumamku pelan saat melihat kejadian itu.
Namun saat melihat pemandangan itu, ada 1 hal yang membuatku heran. 'Jelas-jelas kalau sesuatu gaje itu akan menyebar dan menyelimuti semua yang dilewatinya, tapi kenapa benda gaje itu tidak menyelimuti benda mati yang ia lewati? Lebih baik aku segera memberitahu yang lain tentang hal ini. Yah, inginnya sih begitu. Tapi melihat kondisiku sekarang... Ugh! Sial!'
-End of Lucky POV-
Semua shinobi yang jaraknya sangat dekat dengan Madara tiba-tiba pingsan begitu saja. Atau bisa dibilang... mati. Naruto yang melihat fenomena itu langsung menghampiri Tsunade yang tidak jauh dari tempatnya.
"Nenek Tsunade, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Naruto begitu sudah berada disamping Tsunade.
"Aku tidak tahu, tapi kita harus menjauh dari sini," jawab Tsunade seraya menarik tangan Naruto dan Sakura yang ada di dekatnya.
Namun saat Tsunade hendak membawanya, Naruto menarik kembali tangannya yang di pegang oleh Tsunade. "Kalian duluan saja. Aku akan mencari Minana," ucap Naruto dan mulai mengaktifkan mode Kyuubi-nya.
"Ya, baiklah. Cepat kembali, Naruto!" ucap atau lebih tepatnya suruh Sakura.
"Ya," jawab Naruto lalu menghilang dari hadapan Sakura dan Tsunade.
Sakura, Tsunade, dan shinobi lainnya mencoba berlari sejauh mungkin dari `sesuatu` yang tidak bisa mereka lihat. Sementara itu, Naruto pergi menuju sumber chakra Minana. Naruto terus berlari secepat mungkin menuju tempat adiknya. Namun…
"Ini hanya dugaanku saja..." ucap remaja berambut dan berpakaian hitam. Remaja yang biasa dipanggil Lucky. "...tapi yang pasti, aku akan membuatmu `mati`, Minana. Elemen es: jurus kristal es," lanjutnya sambil melakukan beberapa handseal.
Tiba-tiba tubuh Minana di selimuti oleh kristal-kristal yang terbuat dari es. Dalam seketika, tubuh Minana kini sudah berada dalam sebuah kristal es berukuran cukup besar. Lalu setelah melakukan itu, Lucky pun masuk ke dalam tubuh Minana.
-POV Naruto-
Namaku adalah Uzumaki Naruto. Kakak dari Uzumaki Minana. Sekarang ini, aku sedang berlari secepat mungkin untuk pergi ke tempat Minana. Entah kenapa aku punya firasat buruk tentang kejadian aneh ini. Kejadian dimana semuanya tiba-tiba mati setelah Madara melakukan suatu jurus.
Aku harap, Minana tidak kenapa-kenapa. Tapi...
DEG
Mataku melebar karena tiba-tiba aku tidak dapat merasakan chakra Minana. 'B-Bohong... ini pasti bohong. Minana tidak mungkin...' Hal-hal negatif kini memenuhi pikiranku. Tanpa sadar, air mataku keluar membasahi pipiku. Dan entah kenapa, aku merasa ada sesuatu dari diriku yang... hilang. Tanpa kusadari, langkah kakiku bergerak semakin cepat. Keluargaku... satu-satunya keluargaku yang tersisa... adikku yang kusayangi... aku tidak akan membiarkannya menderita lagi seperti waktu itu. Aku... aku...-
DEG DEG
"A... Apa yang-" Lagi-lagi sesuatu telah aku mengejutkanku. Namun kali ini bukan karena Minana, tapi karena tiba-tiba tubuhku terasa sangat lemas.
BRUK
Tanpa diberi perintah, tubuhku langsung jatuh begitu saja. Dan entah kenapa, tiba-tiba pandanganku juga mulai kabur. 'S-Sial! Apa yang terjadi... dengan tubuhku!? I-Ini... bukan waktunya... untuk tidur!' Aku berusaha menggerakkan tubuh. Tapi lagi-lagi... hal aneh terjadi lagi dengan tubuhku. 'A-Aku.. ti-tidak bisa.. b-ber..na..pas. Tu-Tubuh si..sialan! I-Ini bukan... waktunya manja-man..ja. A-Aku.. harus.. ke tem..pat.. Mi..na..'
-End of Naruto POV-
Perlahan-lahan kelopak mata Naruto mulai menutup. Naruto pun menghembuskan napas terakhirnya. Disaat yang bersamaan, Kyuubi yang tersegel di tubuh Naruto, keluar dari tubuh Inangnya. Setelah keluar, Kyuubi berjalan mendekati tubuh Naruto yang kini sudah tidak sadarkan diri.
"Hoi, Naruto cepat bangun! Hoi...?! HOI!" panggil sekaligus bentak Kyuubi mencoba memanggil partner-nya.
Tentu saja Naruto tidak menghiraukan apa yang dikatakan Kyuubi. Sebenarnya Kyuubi sudah tahu kalau Naruto sudah... mati. Tapi dia belum mau mempercayainya... belum mau percaya... kalau Naruto sudah mati.
"Hoi, apa kau benar-benar mati? Bukannya kau bilang ingin melindungi semuanya?!" tanya Kyuubi sambil menggoyang-goyangkan tubuh Naruto.
"..."
Karena tidak ada jawaban dari Naruto, Kyuubi mengalihkan pandangannya pada sekelilingnya. Ia tidak terlalu terkejut melihat banyak sekali shinobi yang mati. Lalu pandangannya terhenti pada beberapa ratus shinobi yang sedang berlari menjauhi tempat ini.
"Mulai sekarang, apa yang harus kulakukan?" gumam Kyuubi entah pada siapa.
-Ditempat Para Kage dan Para Shinobi Lainnya-
Semua shinobi yang masih tersisa kini tengah sibuk berlari, menjauh dari 'sesuatu' yang tidak mereka ketahui.
"Ao, apa kau tahu apa yang sebenarnya terjadi sekarang?" tanya Mei sambil melompati dahan-dahan pohon.
"Entahlah. Tapi sepertinya ada 'sesuatu' yang samar-samar yang akan menyelimuti tempat ini," jawab Ao agak ragu.
"Sesuatu yang samar-samar?" gumam Mei sambil melihat ke belakang. Mei pun memerhatikan apa yang akan menyelimuti tempat ini. Namun, ia tidak melihat apapun yang terlihat aneh.
"Mizukage-sama, itu tidak bisa dilihat dengan mata biasa. Bahkan, aku yang melihatnya dengan byakugan saja hanya terlihat samar-samar. Apa mungkin 'sesuatu' itu akan terlihat dengan jelas dengan sharingan atau semacamnya? Atau mungkin hanya bisa dirasakan oleh ninja tipe sensor?" jelas dan tanya Ao sambil melompati dahan-dahan pohon.
Kakashi dan Sasuke yang sedari tadi mendengarkan penjelasan Ao, langsung merespon, "Benda itu juga terlihat samar-samar walaupun menggunakan sharingan."
"Dan aku juga tidak bisa merasakan benda itu," sambung Karin yang ternyata mendengarkan penjelasan Ao juga.
"Kalau kita terkena benda itu, kita akan mati," lanjut Kakashi.
"Tapi, `sesuatu` itu tidak menyelimuti mayat shinobi dan senjataninja yang berserakan. Yah, seperti menghindari gitu," ujar Sasuke yangmelengkapi penjelasan yang diberikan Kakashi.
Lee yang dari tadi hanya diam saja, kini mengeluarkan pendapatnya."Jadi, maksudmu `sesuatu` itu tidak akan membunuh kita kalau kita matiya?" tanya Lee dengan tampang muka tidak bersalah.
BLETAK
Tiba-tiba saja sebuah hantaman yang cukup keras mendarat di kepala Lee. Lalu muncul sebuah bakpao berukuran sedang di kepala Lee.
"Kau ini bodoh atau apa sih! Apapun yang kau bilang barusan,ujung-ujungnya kita akan mati!" bentak Tenten yang masih menyisakankepulan asap di tangan kanannya akibat memukul Lee.
Sudah lebih dari 20 menit, sejak munculnya `sesuatu` aneh ini. Walau semua shinobi sedang berusaha menjauh dari apa yang tidak mereka ketahui asal usulnya, tapi sepertinya sesuatu yang ada dibelakang mereka sudah sangat dekat.
BRUK BRUK BRUK
Satu per satu shinobi yang berada di paling belakang, tiba-tiba terjatuh. Atau bisa dibilang... mati. Hingga akhirnya `sesuatu` itu kini sudah tinggal beberapa puluh senti dari tempat keberadaan pemimpin Mizu no Kuni.
"MIZUKAGE-SAMA, AWAS DIBELAKANGMU!" teriak Ao yang mencoba mencoba memberitahu sekaligus menolong Mei dari 'sesuatu' yang ada dibelakangnya.
BRUK
Namun naas, Ao tidak berhasil menolong Mei tepat waktu. Malah, ia juga terkena benda itu.
"MIZUKAGE-SAMA!" teriak semua shinobi Kirigakureyang histeris melihat pemimpin mereka mati. Karena kehisterisan mereka, dengan gegabah, sebagian dari mereka langsung mereka berlari menuju mayat pemimpin mereka.
BRUK BRUK BRUK
Namun, sudah pasti tindakan gegabah mereka itu membuat mereka menemui nasib yang sama dengan Mei.
"SIAL! Kalau begitu akan kusingkirkan dengan anginku. Elemen angin: jurus puting beliung!" Temari yang mulai muak dengan apa yang barusan terjadi, langsung mengibaskan kipas besarnya pada sesuatu yang ada di belakangnya. Selesai mengibas kipasnya, Temari menghentikan langkahnya,bermaksud melihat hasil dari apa yang sudah ia lakukan. Sedangkan shinobi yang lain hanya menoleh kebelakang, melihat apa yang sudah dilakukan kunoichi suna itu.
"Hm, bagaimana?" komen Temari saat melihat hasil akibat jurus yang dikeluarkannya.
Hutan yang semula sangat lebat dengan pohon-pohon yang besar, kini sudah menjadi hutan gundul... akibat teknik dari Temari. Jurus angin yang bisa menebas apapun yang dilewatinya. Namun ia sudah membuat kesalahan yang fatal. Kesalahanyang seharusnya tidak dilakukan shinobi...
BRUK
Mata mereka melebar ketika melihat Temari terjatuh dari tempatnya berdiri.
"TEMARIIII!" teriak Kankuro dan shinobi lainnya.
Kankuro mencoba menghampiri Temari, namun ditahan oleh Gaara dan dibawa paksa oleh pasir Gaara.
Lagi-lagi korbannya bertambah. Semua yang ada di sana hanya bisa merutuk apa yang sebenarnya terjadi. Sama halnya seperti Raikage, "SIALAN! APA TIDAK ADA YANG BISA KITA LAKUKAN UNTUK MELENYAPKAN BENDA ITU, HAH?" gerutu Raikage sambil memukul beberapa pohon yang dilewatinya. Tidak bisa menerima kekalahan seperti ini. Walau mereka bisa mendesak Madara dan membunuhnya, tapi tidak ada jaminan mereka bisa selamat dari jurus ini. Jurus yang belum diketahui kemampuan dan kelemahannya.
"Kalau begitu akan kuhilangkan dengan kamui-ku," Sharingan no Kakashi... kali ini ia yang mencoba mencari tahu sekaligus menghilangkan 'sesuatu' itu dengan kemampuannya sambil terus melompati dahan-dahan pohon. Dengan kejeniusannya dan pengalamannya sebagai shinobi, harusnya ia bisa menganalisa situasi dengan cermat.
Begitu pula dengan para shinobi yang lain... yang juga mencari tahu kelemahan jurus yang dikeluarkan Madara di detik-detik sebelum kematiannya.
'Kamui!' batin Kakashi.
-Beberapa Jam Kemudian-
Semuanya terasa sangat sunyi. Lucky yang berada didalam tubuh Minana memutuskan untuk keluar dan memeriksa sekelilingnya. Dari penglihatannya, sepertinya benda itu sudah menghilang. Merasa keadaan sudah benar-benar aman, Lucky menyembuhkan lukanya dengan mengambil sedikit chakra Minana. Yah, walaupun chakra Minana tadi habis karena bertempur dengan Madara, tapi setidaknya dengan tidur beberapa jam sudah membuat chakra-nya sedikit pulih. Entah jurus apa yang digunakannya, tapi semua luka yang ada ditubuhnya kini sudah menghilang, seperti keadaannya saat sebelum bertarung.
"Sekarang, aku akan membebaskanmu… Kai!" ucap Lucky sambil melakukan handseal. Kristal es yang menyelimuti tubuh Minana mulai menghilang.
Perlahan-lahan matanya terbuka, menunjukan mata merah dan mata birunya.
"Ohayou, Minana-chan!" sapa Lucky dengan senyum khasnya.
"Hn," respon Minana datar seraya mencoba berdiri.
Melihat hal itu, Lucky membantu Minana berdiri dan membuat sebuah bangku. Bangku yang terlihat seperti bangku taman pada umumnya tapi sebenarnya terbuat dari es. Begitu selesai `menciptakannya`, Lucky memberi isyarat pada Minana untuk duduk. Saat sedang duduk, refleks Minana memerhatikan apa yang ada disekitarnya. Dan ia cukup heran karena banyak sekali shinobi yang mati. Padahal sebelum dia pingsan jumlah shinobi yang mati tidaklah sebanyak ini.
"Luck, kenapa banyak sekali shinobi yang mati?" tanya Minana yang masih memerhatikan sekitarnya.
Lucky menutup kedua matanya. Mencoba menyusun kata-kata yang sesuai dengan apa yang sudah diketahuinya. Setelah itu, ia pun mulai bicara. "Sebelum Madara mati, dia menggunakan jurus aneh. Jurus itu mengeluarkan benda aneh yang terlihat samar-samar, seperti kabut yang menyelimuti seluruh tempat, tapi tidak akan menyelimuti mayat dan benda mati. Mayat pun termasuk benda mati, kan? Jadi, kupikir untuk bisa lolos dari benda itu, aku mengkristalkanmu, agar denyut jantung, desahan nafas, aliran chakra, dan sebagainya menghilang. Membuatmu seperti benda mati," jawab Lucky tenang.
Mata Minana terbelalak saat mendengar penjelasan singkat Lucky. Tanpa sadar, iapun mengaktifkan kemampuan sensornya. Memfokuskan dirinya 'tuk mencari keberadaan seseorang yang penting baginya. Kakaknya. "Saat kau bilang membunuh semua yang bernyawa, maksudmu semua orang di dunia ini sudah mati?" tanya Minana ingin memastikan. Karena sedari tadi, ia tidak bisa merasakan sumber chakra kakaknya. "Termasuk Naru-nii-chan...?"
Lucky hanya diam saja lalu menunjuk ke tempat yang jaraknya berkisar 100 meter dari tempat mereka duduk. Refleks, Minanapun melihat apa yang ditunjuk Lucky. Menajamkan penglihatannya dengan mata iblis. Matanya melebar ketika melihat apa yang di tunjuk Lucky. Dia benar-benar tidak bisa percaya kalau... kakaknya juga menjadi korban dari jurus Madara.
"NARU-NII-CHAN!" teriak Minana histeris saat melihat chakra di tubuh kakaknya lenyap. Chakra Naruto yang seharusnya terlihat dimata kanannya, kini tidak bisa dilihatnya.
Segera, Minana melempar shuriken es yang bermotif aneh ke sekitar tempat kakaknya. Setelah melempar shuriken itu, tiba-tiba Minana menghilang dari tempat dia duduk lalu muncul di dekat Naruto dan shuriken yang ia lempar.
"Naru-nii-chan…" lirih Minana begitu tiba disamping Naruto. Air mata pun mulai keluar dari mata kirinya, membasahi pipinya. Karena kesedihannya, konsentrasinya dalam `merasakan chakra` pun jadi terbuyar. "Naru-nii-chan tenang saja, hiks. Aku tidak akan membiarkan Naru-nii-chan mati…" lanjut Minana yang pipinya kini basah karena air matanya.
Setelah mengatakan hal itu, di telapak tangan Minana keluar chakra berwarna biru. Lucky yang melihat hal itu langsung menghampiri Minana dengan jurus yang sama dengan Minana. 'Hiraishin!'
Lucky yang `sudah tiba` disamping Minana langsung memegang tangan Minana dan menghentikan aliran chakra yang ada.
"Apa yang ingin kau lakukan? Kau tidak bermaksud menghidupkan Naruto-kun dengan jurus yang sama dengan Nenek Chiyo, kan? Ah sial. Aku lupa apa nama jurusnya."
"Kalau yang kau maksud jurus yang menghidupkan Gaara waktu itu, jawabanku 'ya'," ucap Minana dingin.
"Apa kau gila?! Kalau kau menggunakan jurus itu, kau akan mati. Dan kalaupun kau berhasil menghidupkan Naruto-kun kembali, kau hanya akan membuat Naruto-kun menderita lagi, hidup di dunia ini sendirian, membuatnya merasa kesepian lagi. Apa itu yang kau mau?" ceramah Lucky seraya melepaskan tangan Minana.
"..."
"Kalaupun kau berhasil menghidupkan Naruto-kun, Naruto-kun pasti akan sedih. Dia pasti akan menyalahkan dirinya sendiri karena kematianmu. Dan kalau kau sedih seperti ini karena kematiannya, Naruto-kun pasti akan sedih juga disana. Apalagi, kalian 'kan saudara kembar. Ikatan batin saudara kembar itu kuat. Kalau salah satu dari kalian merasa sedih, pasti yang lain ikut merasa sedih juga. Aku yakin kalau Naruto-kun sekarang sedang sedih, karena merasakan kesedihanmu," lanjut Lucky seraya mengusap rambut merah Minana.
Mendengar perkataan Lucky, Minana langsung mengganti wajah sedihnya dengan wajah senyumnya. Sepertinya ia sadar dengan apa yang dikatakan kakaknya dulu padanya. Tidak ingin membuat kakaknya merasakan kesedihannya. Walaupun ia tidak bisa melindungi kakaknya seperti impiannya, setidaknya ia ingin melindungi perasaan kakaknya.
Lucky sangat kaget melihat ekspresi Minana. Sudah berapa tahun dia tidak menunjukan ekspresi seperti ini. Bahkan dia tidak ingat kapan terakhir kali melihat senyum Minana yang tulus seperti itu. Karena biasanya Minana hanya menunjukkan senyum yang dibuat-buat. Minana yang heran dengan emosi Lucky sekarang ini langsung bertanya.
"Kenapa kau melihatku seolah-olah aku ini tidak pernah tersenyum, HAH?" kata Minana dengan menekan kata 'hah' di bagian akhir dan mengepalkan tangannya kalau-kalau jawaban Lucky tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan.
"A-Aku ti-tidak berpikir se-seperti itu, kok, Mi-Minana-chan!" kata Lucky yang ketakutan setengah mati dan keringat dingin mulai keluar dari keningnya.
"Baguslah," kata Minana dengan senyum yang penuh dengan killer intent.
'Kupikiraku akan mati. Untunglah. Ah, aku harus mengganti topik pembicaraan lain.' batin Lucky saat melihat ekspresi wajah Minana. "Yaah, sepertinya hanya kita yang tidak mati," ucap Lucky dengan nada cerianya.
"Maksudmu, hanya kita yang selamat?" kata Minana innocent.
"Memang apa bedanya?" tanya Lucky dengan tampang muka tidak bersalahnya.
Minana hanya menghela napas mendengar respon Lucky itu. "Kau tahu, Luck? Kalau kau mengatakan hal seperti itu pada Raikage atau 'sebangsanya' (misalnya: Tsunade, Suigetsu, Sakura, Minana bisa termasuk) yang mudah marah, kau pasti akan dihajar sampai babak belur oleh orang itu," jawab Minana.
"Kau juga 'kan termasuk 'sebangsanya'? Hmm, sepertinya kali ini kau gak kepancing ya?" ujar Lucky dengan nada mengejek.
Minana hanya mengacuhkan apa yang dikatakan Lucky barusan. Lebih tepatnya, menundukkan kepalanya. "Mulai sekarang, apa yang harus kulakukan?" gumam Minana entah pada siapa.
"Tentu saja mengubah apa yang sudah terjadi sekarang ini, bodoh."
Lucky dan Minana sangat kaget mendengar suara lain dari belakang mereka. Sontak mereka langsung menengok kebelakang. Mata mereka melebar ketika tahu kalau ada yang selamat selain mereka. Walaupun tadi Minana mengaktifkan kemampuan sensornya, namun konsentrasinya saat itu tidak membuatnya mengetahui keberadaan chakra yang lain. Terlalu fokus mencari 1 sumber chakra.
"Ka-kalian... tidak mati?" ucap Lucky terbata-bata.
.
.
Bersambung . . .
A/N: Chapter pertama beres. Dan reader-san tahu (bagi yang baru membaca), chapter ini (dan juga beberapanya) sudah mengalami peng-edit-an berkali-kali. Hanya meng-edit typo dan sedikit menambahkan beberapa kata agar terlihat lihat lebih baik. Harap maklum karena ini adalah cerita pertama yang pernah Kuroki buat. Jadi, jika ada kesalahan kata dalam di fic ini, akan Kuroki edit. Tapi bukan berarti akan mengurangi alur cerita dari yang sebelum di-edit. Tolong review atau dikomen ya? Entah komentar tentang pendapat reader-san setelah membaca fic ini; atau mungkin ada reader-san yang mau memberikan kritik dan sarannya; atau mungkin mau nunjukin bagian yang salah di chapter yang reader-san baca; yah, apapun yang kalian pikirkan deh. Selain itu, dari pendapat reader-san, Kuroki bisa 'mengira-ngira' kalau cerita ini tuh bagus atau tidak. Maaf bila ada kata-kata yang salah. Terimakasih sudah membaca.
Profil Character
.
Karakter Utama :
Uzumaki Minana. Adik kembar Naruto. Perempuan. Minana itu Kuroki ambil dari nama Minato dan Kushina.
Ciri-cirinya :
Wajahnya mirip Naruto tapi tanpa kumis. Rambutnya berwarna merah yang panjangnya sebahu, mata kiri berwarna biru dan mata kanan berwarna merah. Memakai jaket yang modelnya sama kayak Naruto (hanya saja gak ada kerah tingginya) tapi warna hitam dengan simbol klan Uzumaki di punggungnya dan angka 9 di bagian lengan atas juga celana yang modelnya sama dengan Naruto tapi warna hitam. Memakai syal dengan lambang Konoha, kantung shuriken di bagian pinggang kiri bawah, kantung kunai di paha kanan atas, memakai sandal ninja berwarna hitam, dan memakai sarung tangan yang di pakai Kakashi (sama dengan yang di cover fic ini, hanya saja ditambah sarung tangan yang biasa dipakai Kakashi)
Sifat dan Watak :
Tomboy, mudah mengendalikan emosi, tidak suka bergaul, sikapnya dingin, (yang pasti sifat dan wataknya itu 90% berlawanan dengan sifat dan watak Naruto)
Kemampuan yang dimiliki :
Rantai chakra (jarang di pakai dalam pertarungan); sensor tingkat tinggi; Doujutsu Mata iblis; Master Fuinjutsu; jurus hiraishin; Taijutsu tingkat Mid Jounin; Genjutsu tingkat Low Chuunin (tapi jarang di pakai saat pertarungan); Memasteri semua jurus yang berhubungan dengan elemen air, angin, es (walaupun memasteri semua jurus elemen air, angin, es, tapi yang sering dipakai cuma beberapa saja).
.
Dan ada satu karakter lagi.
.
Karakter Lain:
Lucky. Laki-laki.
Dia adalah mahluk panggilan seperti Gamabunta. Orang dan ninja biasa tidak akan bisa tau kalau dia adalah makhluk panggilan karena dia berbentuk seperti manusia yang suka berpindah tempat dan berbaur dengan manusia. Lucky akan membuat kontrak dengan seorang ninja jika pikirannya sejalan dengan ninja tersebut. Dia akan selalu mematuhi apa yang diperintahkan tuannya dan tinggal di dalam tubuh tuannya. Lucky termasuk makhluk panggilan immortal. Tapi, kalau tuannya mati, maka dia akan mati, atau dia akan mati jika menggunakan jurus mustahil dari mata iblis 1 atau 2 kali. Lucky adalah satu-satunya mahluk panggilan immortal dari klannya yang masih hidup sampai sekarang dan tuannya yang sekarang adalah Uzumaki Minana.
Ciri-cirinya :
Terlihat seperti karakter Kirito dalam anime 'Sword Art Online', hanya saja kedua matanya berwarna merah. Hitai-ate Konoha yang diikat dikepalanya, kantung shuriken terletak dibagian pinggang kiri bawah, dan kantung kunai di paha kanan.
Sifat dan Watak :
Ceria, humoris, hanya peduli dengan tuannya, suka memancing emosi orang, jail, dan sedikit ceroboh.
Kemampuan yang dimiliki :
Taijutsu tingkat high jounin, genjutsu tingkat mid chuunin, memasteri jurus elemen air, dan memiliki doujutsu mata iblis.
.
Mata Iblis :
Mata iblis adalah doujutsu dari klan Lucky. Warna mata ini adalah merah darah. Kemampuan mata ini adalah memiliki kemampuan melihat 360 derajat dan tidak ada titik buta penglihatan pada mata ini. Lalu mata ini bisa melihat tembus pandang. Walaupun ada tembok, dinding atau semacamnya, pengguna mata bisa melihatnya seperti melihat dengan mata biasa.
Mata ini tidak bisa di non-aktifkan seperti byakugan atau sharingan, kecuali kalau pemilik mata kehabisan chakra-nya. Pemilik mata ini bisa menggunakan jurus yang tidak bisa dikuasainya. Lalu, apabila si pemilik mata menggunakan jurus yang tidak bisa dikuasainya, maka akan menghabiskan chakra 2x lipat dari seharusnya. Misalnya, si pengguna memiliki chakra tipe tanah, otomatis dia tidak bisa menggunakan jurus elemen petir, kan? Tapi, karena dia memiliki mata iblis, dia bisa menggunakan jurus elemen petir dan menghabiskan chakra 20% (yang seharusnya hanya menghabiskan cakra 10%). Jadi, bisa dibilang, pemilik mata iblis bisa menggunakan jurus ninja yang ada di dunia ini (selama tahu handseal jurus yang ingin ditirunya).
Yang spesial dari mata ini adalah si pengguna bisa menggunakan jurus-jurus mustahil, menggunakan jurus yang tidak mungkin bisa dilakukan orang lain... dan hal yang ingin dilakukan itu terdengar mustahil. Tapi, tetap saja ada resiko yang harus di tanggung. Lalu apabila si pemilik mata menggunakan jurus mustahil 1 atau 2 kali, maka dia akan mati. Kelemahan mata ini adalah si pemilik punya masalah dengan tidurnya.
...
Kurang lebih seperti itulah karakter dan hal-hal utama yang perlu reader-san ketahui di ff ini.
Special Thanks for 4869fans-nikazemaru
10-04-2019
P.S.: Halo Reader-san yang baru baca ff MMD. Ini adalah chapter pertama dari ff pertama yang Kuroki buat. Berhubung ini di-update tahun 2014, berarti ini adalah pesan dari Kuroki masa depan, tepatnya Kuroki tahun 2019. Iya, kan? Benar, kan? Bisa dibilang begini, kan? Duh, rasanya mau jenturin kepala ke tembok kalau baca tulisan Kuroki masa lalu =="
Bagi yang pertama kali baca ff ini, mungkin kalian agak bingung. "Kenapa NarutoxBleach? Kalau crossover, unsur Bleach-nya mana, Thor?" Mungkin ada yang bertanya atau berpikir begini?
Cerita di ff ini berfokus di dunia Naruto, tepatnya dunia shinobi. Di dunia shinobi, semua orang tahu ... saat mereka mati, jiwa mereka akan terkirim ke dunia kematian. Tapi, tidak ada satupun yang tahu ... kalau di dunia kematian ada suatu organisasi yang disebut pasukan gotei 13, organisasi yang terdiri roh yang 'berprofesi' sebagai shinigami.
Bagi yang pernah nonton anime atau baca manga Bleach, kalian pasti tahu kalau tugas sebenarnya shinigami adalah untuk menyamakan jumlah roh yang ada di dunia hidup dan jumlah roh yang ada di dunia kematian. Lalu bagaimana cara shinigami menyamakan jumlah roh yang ada di dunia hidup dan dunia kematian? Beberapa cara diantaranya adalah dengan membunuh (baca: memurnikan) hollow atau mengirim roh plus ke Soul Society. Shinigami bekerja secara diam-diam, memastikan tidak ada manusia yang mengetahui keberadaan mereka. Jika ada manusia biasa yang menjadi korban penyerangan hollow, ingatan manusia tersebut akan diganti dengan ingatan lain.
Jadi jangan heran kalau di awal cerita ff ini, unsur Bleach-nya tidak terasa, atau terkesan tidak ada. Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit, nanti akan muncul sendiri unsur Bleach-nya. Apalagi, ff ini bertema time travel. Dari judulnya saja sudah ketebak, "Mengubah Masa Depan". Lalu, dilihat dari sinopsisnya, ff ini bercerita tentang seseorang yang mencoba mengubah masa depan keluarganya.
Reader-san ingat apa tugas shinigami? "Menyamakan jumlah roh yang ada di dunia hidup dan jumlah roh yang ada di dunia kematian".
Apa kalian paham maksud Kuroki? ^^
