Halooo! Udah lama Tara tidak menampakan diri di fandom ini. Kangen banget! Iya, pasti ga pada kenal Tara itu siapa. Jadi bisa lihat di profilnya Tara. Kalau mau kenalan PM aja. Tenang, Tara gak judes kok. Oke, jadi silahkan baca.

Fic ini hanya sebagai pelampiasan tekanan batin Tara dan juga tekanan otak Tara di sekolah. Anda mau review atau tidak itu hak anda.

Disclaimer: Kamichama Karin © Koge Donbo.

Warning: OOC (Tara yang bikin. Sifat mereka terserah Tara dong. HAHA #ditimpuk readers), AU, Ide pasaran, Typo(s), dll.

Prolog.


"Katanya ada seorang artis muda yang akan bersekolah di sini loh…"

"Oh, ya? Siapa namanya?"

"Hmm, Kujo Kazune!"

"Kujo Kazune? Wah… aku kan penggemar beratnya! Semoga saja dia masuk kelas ini!"

"Eh, bukankah itu adalah kakak kembarnya Kujo Kazusa kelas XI-B, ya?"

"Kok sekolahnya bisa berbeda, ya?"

"Entahlah…"

"Sudah, ah. Jangan menggosip terus. Lihat, Hikari-sensei sebentar lagi datang!"

Karin yang mendengarkan perbincangan teman-temannya hanya terdiam sambil terus membaca buku Biologinya. Ia tahu kalau seorang artis yang sedang naik daun bernama Kujo Kazune itu akan pindah ke sekolah ini.

—Tapi Karin tak mau ambil pusing dengan hal itu.

"Ohayougozaimasu, sensei!" sahut semua murid kelas XI-A tatkala seorang wanita memasuki kelas mereka.

"Ya, ohayou. Oh ya, kita kedatangan murid baru. Kenalkan, namanya Kujo Kazune." kata Hikari-sensei memperkenalkan seorang pemuda berambut pirang pucat yang berdiri di sebelahnya.

"Salam kenal." ucapnya singkat dan menatap para gadis yang menatapnya dengan tatapan 'aku-mencintaimu!' yang hanya dibalasnya dengan ekspresi datar. Iris biru safirnya bertemu dengan iris zamrud Karin yang menatapnya dengan tatapan kosong.

Kenapa dengan gadis itu?

"Nah, kau bisa duduk bersama Hanazono-san." ujar Hikari-sensei sambil menunjuk bangku yang berada di paling pojok sebelah Karin. Tak memperdulikan tatapan kecewa dan desahan kecewa para gadis lain. Kazune mengangguk sambil menggumamkan kata 'terimakasih' lalu berjalan ke arah bangku tersebut.

"Nah, salam kenal. Kujo—"

"Kazune. Panggil aku Kazune." potong Kazune dingin tak menatap Karin, melainkan buku Biologi yang baru dikeluarkannya dari dalam tas. Karin tersenyum tipis.

"Oke. Kau bisa panggil aku Karin, Kazune-kun…" balas Karin yang hanya dijawab dengan gumaman tak jelas dari Kazune.

XXOXX

"Dunia memang indah!" ujar pemuda berambut hitam pekat sambil membaringkan tubuhnya di atap sekolah dengan menyilangkan kedua tangannya di belakang kepala sebagai bantalan.

"Setiap hari kau selalu mengatakan hal itu. Indah apanya? Kamu hanya kabur dari studio, mengusili para gadis di sekolahmu, dan sekarang KAU MEMBAWA TEMANMU MEMBOLOS PELAJARAN?!" sewot pemuda yang berambut karamel dengan memberi penekanan pada kalimat terakhir. Dia duduk di sebelah Jin. Jin yang mendengarnya langsung bangun terduduk.

"Tadi aku bertemu Karin." timpalnya dengan wajah serius namun pada akhirnya ia meninju udara dengan kepalan tangannya.

"Jadi? Oi, tadi aku habis bertemu Himeka tapi aku tidak berlebihan sepertimu, kan?" ujar Michiru yang sepertinya masih sebal—

"Apa kau kesal karena aku menarikmu ke sini saat kau sedang mengobrol dengan Himeka?"

—karena temannya menyeretnya ke sini di saat dirinya sedang mengobrol dengan gadis yang disukainya.

CKLEK!

Jin dan Michi tersentak karena mendengar suara pintu atap sekolah yang dibuka. Mereka menatap takut-takut pintu atap yang sedang didorong, siapa tahu yang membukanya guru atau siapa pun itu dan mereka akan tertangkap basah membolos di jam pelajaran seperti ini.

"Loh, ada orang, ya?" ucap gadis bersurai indigo sepunggung sambil menutup kembali pintu tersebut. Jin menghela nafas lega.

"Aku kira siapa. Tumben kau ke sini?" tanya Jin. Michi? Jangan tanyakan dia.

Wajah manis Himeka yang cantik ditimpa sinar mentari pagi membuat Michi terpana.

"Aku malas belajar Matematika," dengan polosnya ia menjawab, "Jadi aku ke sini. Dan ternyata ada kalian," gadis penyuka serangga itu duduk di sebelah Michi.

"Ngomong-ngomong, Jin-kun, kau kenal dengan Kujo Kazune?" tanya Himeka tiba-tiba.

"Yah, kenal. Dulu pernah bermain peran di film yang sama. Kenapa?" jawab Jin.

"Tidak apa." jawab Himeka singkat sambil memalingkan wajahnya. Dapat Michi lihat rona merah tipis yang menjalar di pipi porselennya Himeka. Dan itu membuatnya… cemburu?

"Kau sepupunya Kujo, ya?" tanya Jin.

"Y-Ya…" jawab Himeka pelan. "Aku bawa makanan cukup untuk kita bertiga. Mau makan?" tawarnya sambil menyodorkan makanan yang dibawanya.

XXOXX

"Tadaima…" ucap Karin pelan sambil memasuki rumahnya.

"Aku tahu rumah ini sepi. Tentu saja karena Bibi sedang bekerja." gumamnya pelan sambil menatap sendu sebuah foto dirinya, orangtuanya, dan…

seorang anak laki-laki.


# To Be Continue #


Hmm, entah kenapa Tara aneh dengan penulisan Tara yang sekarang. Tidak apa deh. Ini baru prolog-nya, dan Tara lebih suka bikin prolog yang singkat. Hehe. Oke, Tara ga tau mau ngomong apa lagi, silahkan tulis pendapat kalian di kolom review di bawah ini… :)