Main pairing: Namjin

Side pairing: Yoonmin, Taekook,

Rate: T-M

Summary:

Kim Seokjin hanyalah seorang guru taman kanak-kanak

Dan Kim Namjoon adalah leader geng paling berbahaya dan ditakuti se Korea Selatan.

Sangat lucu bagaimana takdir mempertemukan mereka berdua.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

CHAPTER 1

Prologue

Dia yakin bahwa dia akan mati. Nafasnya mulai tersengal, darah mulai mengucur deras dari luka yang terdapat di perutnya, rasanya sakit, tapi dia sudah tidak mempedulikannya lagi. Dia merasakan jantungnya mulai melemah, matanya nanar menatap langit yang mendung 'Mungkin, inilah akhirnya' dia berkata dalam hatinya. Dia mencoba mengubah posisinya yang bersandar di dinding namun ia tidak berdaya, tenaga nya sudah habis. Dia menutup matanya, sudah pasrah menerima nasib nya.

"Ya Tuhan!" Lelaki bersurai coklat keabuan itu tiba tiba mendengar suara dari samping nya, dia dengan perlahan melihat kesampingnya, dan dilihat nya seorang lelaki, berambut gelap, menggunakan sweater berwarna pink, dan jeans hitam. Apakah dia malaikat yang siap menjemput nya? Tapi tidak mungkin dia akan dijemput malaikat, mengingat semua hal yang telah dia lakukan selama hidup nya. "Oh ya Tuhan, Tuan? Tuan apa kau bisa mendengarku?"

lelaki itu berlari kearahnya dan dengan perlahan memegang tangannya mengecek detak jantung nya "Detak jantungmu melemah..a-akan ku panggilkan am-" "Ja-jangan, jangan" Dia mencoba untuk mengangkat tangannya, ingin memukul handphone berwarna neon pink yang sekarang ada di tangannya "Ja-jangan pa-pa-panggil rumah sakit" dia berbicara dengan tersengal

Lelaki bersweater pink itu mendelik "Tuan apa kau sudah gila! Kau berdarah! Kau butuh rumah sakit-" "Kubilang jangan!" Lelaki bersurai gelap itu terhentak, untuk orang yang kehabisan banyak darah, suaranya cukup nyaring juga. Lelaki itu terdiam sejenak, menutup handphone neon pinknya dan memasukkan nya ke dalam kantong jeans nya "Baiklah" Dia berkata, membawa keresek yang ditinggalnya di tanah saat dia lari menghampirinya.

Dia membawa keresek itu dengan tangan satu dan kemudian menghampiri pria berambut pirang itu, mengangkatnya perlahan "Apa yang kau-" "Membawamu ke tempatku, apa kau pikir aku akan meninggalkanmu disini? Tempatku hanya beberapa langkah dari sini, kumohon bertahanlah" Lelaki yang tengah dibopong itu terdiam sesaat, ini sudah jam 1 malam, sudah jarang orang berlalu lalang di jalan ini, jadi tidak ada yang melihat mereka

"Namjoon, jangan panggil aku tuan" Pria itu berkata, suara dalam nya semakin dalam menahan sakit yang dirasakannya sekarang. Pria yang disampingnya tersenyum kecil, dengan perlahan dia membawa mereka ke tempatnya "Seokjin, kau bisa memanggil ku Jin".


.

.

.

.

.

Mata pria yang bernama Namjoon yang kini tengah terbaring di atas ranjang dan tubuhnya hanya tertutup dengan selimut sutra menatap lekat langit-langit kamarnya, dia tak tahu sudah berapa lama dia menatap langit kamarnya yang berwarna beige sambil asik melamun tetapi tangannya di bawah kepalanya mulai sedikit kebas, jadi mungkin sudah lama. Lelaki itu tersadar dari lamunanya saat dia merasakan ada beban di dadanya dan sesuatu yang halus menggelitik dagunya "Kau sedang memikirkan apa hm?" Ujar seseorang yang tengah terbaring di dadanya. Namjon terkekeh, membenamkan tangannya di rambut berwarna pink terang milik nya "Tidak, aku sedang tidak memikirkan apa-apa"

Seokjin, nama pria yang tengah terbaring di dadanya yang telanjang pun merubah posisinya hingga sekarang dia menghadap Namjoon, tangannya tersilang di dada Namjoon "Kau itu tidak pintar berbohong Joon-ah" Namjoon mendesah kecil, tanganya mengelus lembut rambut pink Seokjin "Karena aku memang tidak bisa berbohong padamu, sayang" Mendengar itu, Seokjin mendengus lucu, senyum simpul terukir di wajahnya yang manis "Gombal" Seokjin memajukan bibir tebal nya "Itu memang benar kok" tangan Namjoon kini berada diatas tangan Seojkin, dia perlahan membawa tangannya ke bibirnya dan mengecupnya lembut

"Aku hanya memikirkan betapa beruntung nya aku dapat bertemu denganmu" Dia tersenyum penuh kemenangan melihat Seokjin yang merona dari pipi, leher hingga dadanya. Bagaimana dia tahu dadanya juga memerah? Ya karena Seokjin juga juga tidak mengenakan apapun. Tubuhnya juga hanya tertutup dengan selimut sutra, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang menurutnya sangat menggoda. Dia pun dapat melihat 'karya' yang telah dia ukir di tubuh kekasihnya itu dengan jelas. Bisa dibilang dia bangga dengan 'karya'nya itu

Seokjin memukul dadanya pelan, dia mengangkat satu alisnya dengan penuh pertanyaan "Sudah berapa orang yang kau rayu seperti itu?" tanyanya, tidak terbesit nada amarah didalam perkataanya Namjoon tertawa "Kenapa? Kau cemburu?" Seokjin mendengus kesal "Sudahlah, aku ingin tidur" jawabnya dengan ketus, Namjoon dengan cepat bergerak, merubah posisi mereka, sekarang dia berada diatas Seokjin, kedua tangannya dia tahan disamping nya, posisi yang tidak asing baginya karena mereka berada di posisi yang sama beberapa jam yang lalu "Kim Seokjin" Suara bass Namjoon berubah sangat serious, mendengarnya membuat Seokjin merinding

"Ketika aku mengatakan aku sangat mencintaimu, aku sungguh-sungguh mencintaimu, jangan pernah kau ragukan itu." Namjon berkata seraya menatap manik hazel Seokjin. Seokjin menelan ludahnya, dan menggangguk perlahan "Aku tahu, Joon-ah dan aku juga mencintaimu" Dia melepaskan tangannya dari genggaman Namjoon yang melemah dan mengalungkannya salah satu lengannya di leher Namjoon.

"Kau, kenapa sentimentil sekali hari ini?" Dia bertanya, jarinya di tangan yang bebas menyelusuri dahi hingga hidung Namjoon dan berhenti di bibir tebalnya. Namjoon hanya menggeleng "Tidak ada apa-apa, sungguh" Seokjin hanya terdiam. Namjoon bergerak maju, menyatukan bibir mereka dan tidak membuang waktu untuk melumat bibir tebal Seokjin. Seokjin mendesah disela ciuman mereka, tangannya menangkup wajah Namjoon.

Saat mereka melepas ciuman mereka, mereka hanya memandang satu dengan lainnya, dan keduanya tersenyum "Ayo tidur, aku tau kau harus mengajar besok pagi-pagi" Namjoon merebahkan dirinya dikasur menghadap kekasihnya, dan Seokjin menyelinap di dalam pelukan Namjoon, Seokjin tersenyum didada Namjoon, dan dia dapat merasakannya, hal itu membuat hatinya berdegup kencang "Kau yakin tidak ingin mengubah warna rambutmu?" Namjoon bertanya, walaupun dia suka dengan warna rambutnya, tetapi warnanya sangat mencolok, membuat nya mudah untuk dilihat di keramaian, dan membuatnya terlihat sebagai target yang mudah Seokjin menggeleng "Anak-anak sangat suka rambutku ini, aku tak tega untuk menggantinya" Namjoon mendengus "Mereka anak kecil Seokjin, mereka akan melupakannya keeseokan harinya, aku yakin itu" Dia hanya mendapat dengungan sebagai jawaban "Aku bisa menjaga diriku sendiri Namjoon."

Namjoon hanya mendesah panjang, tidak ada gunanya berdebat dengan kekasihnya itu karena dia pasti akan kalah pada akhirnya, dan dia juga terlalu lelah untuk berdebat, mungkin dia bisa melakukan itu dipagi hari.

Kim Seokjin hanyalah seorang guru taman kanak-kanak

Dan Kim Namjoon adalah leader geng paling berbahaya dan ditakuti se Korea Selatan.

Sangat lucu bagaimana takdir mempertemukan mereka berdua.


Hallo hallo! Kyukubi disini! Mungkin banyak yang ga tau kan saya siapa? Ya iya orang author masih baru disini ehehe, dan ini bisa dibilang ff pertama aku disini, jadi kalo masih ambeuregul (?) mohon maaf ya

Sebenernya ff ini terinspirasi dari Blood, Sweat and Tears nya BTS, entah kenapa dari itu aku bisa nulis ini.

And please leave a review, kritik dan saran sangat sangat diterima :D