CHANBAEK/YAOI/DRAMA/ROMANCE/MATURE/ONESHOOT/RATE M

Don't Like – Don't Read!

"Aku? Menikah dengan gadis ini?"

Baekhyun mencebik kesal. Sipitnya memandang sinis ke arah selembar foto yang sedetik lalu mama Byun sodorkan padanya. Jujur,ia tak sedikitpun menaruh minat pada gadis itu. Ia bahkan harus sekuat hati menahan diri,menahan diri agar bibirnya tak berkomentar kurang ajar tentang gadis pilihan ibunya.

"Memangnya kenapa? Bukankah dia cantik?"

"Secantik apapun wanita itu,aku tetap tidak akan menikahinya...Aku tidak tertarik..."

Baekhyun tetaplah Baekhyun. Si keras kepala yang selalu menganggap bujuk rayu ibunya sebagai angin lalu. Tak peduli betapa panjang x lebar mama Byun memberikan sanjung puji pada gadis itu,Baekhyun tetap tak berniat mempersilahkan wanita itu singgah di hatinya.

"Setidaknya,pergilah berkencan dengannya...Kau perlu pendekatan untuk tertarik pada seseorang...Berhentilah bersikap jual mahal seperti ini,sayang..."

Raut penuh harap yang tercetak di wajah ibunya,membuat Baekhyun mendadak dilema. Entah mana yang harus ia pilih. Tetap menjadi pembangkang dan menentang perjodohan ini? Atau,menjadi anak baik yang mengangguk patuh demi mengukir seulas senyum di wajah ibunya?

Baekhyun diam-diam mulai bermonolog. Berkencan? Sebenarnya itu terdengar tidak terlalu buruk. Bukankah ia hanya perlu membuat kesan idiot,bodoh,dan menjijikan untuk membuat si wanita muak dan membatalkan perjodohan ini?

Sebuah penolakan halus tanpa harus menjadi pembangkang yang menyakiti hati ibunya.

Great idea,Byun!

"Baiklah...Baiklah...Aku akan berkencan dengannya...Tapi hanya sebatas kencan...Dan jika setelah berkencan aku tetap tidak tertarik dengannya,eomma tidak boleh memaksaku untuk menikahinya..."

"Tentu saja,sayang...Ini baru anak eomma..."

Mama Byun melabuhkan sebuah kecupan singkat di puncak kepala Baekyhun. Hatinya bersorak lega karena negosiasi ini ternyata tak se-alot apa yang ia bayangkan. Senyumnya mengembang dengan binar bahagia yang tercetak di kedua matanya. Bayangan pernikahan si bungsu,kini mulai menari-nari di pelupuk mata. Membuatnya semakin tidak sabar ingin melihat si bungsu berdiri gagah di atas altar.

"Memangnya siapa gadis itu? Maksudku...Namanya..."

"Namanya Kim Rae Yeon,kalau tidak salah,dia dulu bersekolah di SMA yang sama denganmu?...Kau tak mengenalnya?"

"Kim Rae Yeon? Kim Rae Yeon yang mana?"

Baekhyun mengerutkan kedua alisnya. Mengajak otak bebalnya untuk mengingat kembali serpihan masa lalunya. Satu per satu,bayangan teman-temannya hadir silih berganti di pelupuk mata,namun naas,otaknya justru bereaksi 404 not found tentang gadis itu.

"Aku pikir,aku tidak pernah mempunyai teman bernama Kim Rae Yeon..."

"Ingatanmu sangat payah,Baek…Kim Rae Yeon,kakak tingkat yang dulu kau bilang pernah menyatakan cinta dan memberimu cokelat? Kau ingat sekarang?"

"Hah? Rae Yeon sunbae?"

Baekhyun seketika bergidig ngeri,bulu romanya meremang dengan astmosfer yang tiba-tiba terasa horor dan mencekam. Kim Rae Yeon? Mimpi buruk macam apa ini?

"Eomma...Ini benar Rae Yeon Sunbaek? Ini tidak mungkin….Ini tidak mungkin…"

Baekhyun meraih foto yang sedetik lalu ia campakkan. Sipitnya menatap tak percaya dan mulai menuduh jika foto itu adalah hasil photoshop yang sedikit berlebihan. Ia benar paham jika wanita seringkali mengalami pubertas yang tidak masuk akal. Namun untuk kasus Rae Yeon,ini adalah sebuah pengecualian.

"Darimana ia mendapatkan hidung mancung seperti ini? Bukankah dulu hidungnya buruk rupa seperti babi? Lalu ini? Kenapa rahangnya tiba-tiba bisa setirus ini? Dagunya juga palsu.. kenapa tiba-tiba bisa seruncing ini? Ah lihat...Lipatan matanya juga... Dia pasti telah menghabiskan banyak uang untuk merombak wajahnya di Gangnam…"

"Baek…Jaga ucapanmu…"

"Eomma…Sepertinya aku harus meralat ucapanku…Aku tidak akan pernah berkencan apalagi menikah dengannya…Aku tidak mau hidup dengan seseorang yang berwajah palsu sepertinya…Dia benar-benar bukan typeku..."

"Setidaknya hargai dia,Baek...Dia sudah berusaha tampil cantik agar terlihat serasi jika kelak bersanding denganmu..."

Baekhyun menggeleng cepat. Ia bahkan tak lagi peduli jika ucapnya telah menyinggung perasaan ibunya atau termasuk body shaming. Baginya, Kim Rae Yeon adalah pilihan terburuk dari yang pernah ibunya tawarkan padanya. Bagaimana mungkin ia harus menikah dengan wanita Gangnam sepertinya? Itu mengerikan.

"Aku tidak menyukainya,eomma...Kumohon jangan paksa aku..."

"Kenapa? Karena dia memperbaiki hidungnya di Gangnam?"

"Karena wajahnya palsu dan dia memiliki dada yang rata seperti papan setrika..."

Baekhyun tak benar tahu,apakah alibi ini masuk akal untuk menolak perjodohan ini. Setidaknya ia harus berjibaku untuk membuat perjodohan konyol ini lekas berakhir. Membuat ibunya berhenti menjodohkannya dengan wanita-wanita yang tak akan pernah mampu membuatnya ereksi.

"Baiklah..Sekarang beritahu oemma...Bagaimana type idealmu? Eomma akan mencarikannya untukmu..."

"Akan ku beritahu,tapi eomma harus janji...Eomma tidak boleh marah dan menendang bokongku..."

"Kau sudah 27tahun,Baek...Eomma tidak akan menendang bokongmu..."

Baekhyun menghela nafas dalam-dalam. Mensugesti hati kecilnya,bahwa tak akan terjadi hal buruk usai pengakuannya kali ini. Pengakuan rahasia yang selama ini ia tutup rapat.

"Aku menyukai seseorang yang memiliki dahi dan rahang yang sexy...Memiliki punggung dan pundak yang kokoh...Dan..."

Baekhyun sengaja menjeda kalimatnya. Menunggu reaksi sang ibu yang kini terlihat mulai merasa janggal dengan jawaban yang ia ujarkan.

"Dan?"

"Dan memiliki batang yang keras dan berurat..."

Mama Byun bergegas menepuk pipinya sendiri,memastikan jika apa yang sedetik lalu ia dengar,bukanlah sebuah halusinasi. Namun naas,rasa kebas pada pipinya membuatnya sadar,bahwa ini adalah sebuah kenyataan pahit yang harus ia telan. Sebuah kenyataan yang menjadi sebuah jawaban,mengapa selama ini Baekhyun selalu menolak gadis yang ia pilihkan.

"Jadi...Jadi...Kau...?"

"Maafkan aku,eomma...Aku sebenarnya gay..."

...

Baekhyun tak menyangka,jika ibunya akan bereaksi sedikit berlebihan.

Semula ia mengira,bahwa ibunya hanya akan meraung dengan nada melengking dan menjambak rambutnya hingga rontok. Namun nyata,ibunya tak se-melankolis itu. Mama Byun yang seorang mantan atlet Hapkido,nyatanya memiliki jiwa bar-bar yang telah lama terpendam. Baekhyun bahkan harus merelakan lengannya terkena sabetan kemoceng dan bokong montoknya menjadi korban tendangan maut. It's hurts.

Dan demi menyelamatkan bokong montoknya,Baekhyun akhirnya memilih untuk kabur. Ia menginjak pedal gasnya dalam-dalam,melarikan mobil miliknya dengan kecepatan penuh,namun dengan arah dan tujuan yang masih abu-abu. Entah kemana ia akan bermuara,yang ia tahu,ia hanya ingin sejenak lari dari kenyataan. Kenyataan bahwa mama Byun benar-benar murka atas pengakuannya sebagai seorang gay.

Mobil yang ia kemudikan kini merambat pelan. Petir dan gemuruh angin yang saling bersahut,membuat jalan lengang yang ia telusuri kini diselimuti atmosfer yang mencekam. Pemandangan yang terlihat di kanan dan kiri,hanyalah pohon-pohon besar yang berjajar rapi. Pohon yang tumbuh menjulang dengan ranting yang sesekali goyah diterpa angin.

Dan akhirnya Baekhyun harus mengakui,bahwa kini ia tersesat dan tak tau arah jalan pulang.

"Sial...Sial...Sial!"

Baekhyun memukul kemudinya dengan frustasi saat ia mendapati mobil tuanya terhenti tanpa aba-aba. Terhenti dipinggiran jalan sepi dengan sebab yang tak elite,mobilnya dilanda dehidrasi.

"Shit! Seharusnya aku mengisi bahan bakar full sebelum kabur dan tersesat seperti ini..."

Tangannya mulai aktif bergerilya,memeriksa isi dasbor dan kantong celananya. Namun naas,otak bebalnya tak sedikitpun memiliki inisiatif membawa dompet dan handphone sebagai bekal untuk kabur.

Kini ia hanya bisa menertawakan keidiotan dan nasibnya yang benar-benar malang. Terjebak di tempat antah berantah,hanya bersama selembar kain yang menempel pada tubuh,dan mobil tua mogok yang tak berguna sama sekali.

Tok!Tok!Tok!

Sebuah ketukan pada jendela,tiba-tiba memecah keheningan.

Baekhyun menoleh ke sumber suara,pandang matanya mendapati sesosok pria jangkung yang kini membungkuk di balik jendela mobilnya. Hati kecilnya mulai bermonolog, Apakah ia adalah "tangan tuhan" yang akan menolongnya dari kemalangan ini? Ataukah,dia adalah seorang kriminal yang berniat merampok dan memperkosanya?

"Sadarlah,Baek...Kau bahkan tak memiliki sepeserpun uang untuk dirampok..."

Baekhyun bergegas mengenyahkan pikiran negatifnya. Hanya satu hal yang ia semogakan,semoga pria ini datang untuk memberinya sumbangan bahan bakar agar rongsokan tua miliknya bisa kembali melaju.

"Apa yang terjadi dengan mobilmu? Apakah mobilmu mogok? Kau butuh bantuan?"

Suara husky itu membuat Baekhyun seketika terpana. Terdengar berat,sexy,dan membuat hatinya bergemuruh. Pipinya bahkan kini merona seperti seorang bocah perawan yang baru pertama kali jatuh cinta. Radar gay-nya memang selalu bereaksi secepat ini. Ia bahkan mulai membayangkan,betapa sexynya pria ini saat menggeram dan mendesahkan namanya.

Kau benar-benar mesum,Byun!

Dan sepertinya,kini type idealnya telah bertambah satu point,yaitu memiliki suara yang berat dan sexy. Dan entah kebetulan atau tidak,seluruh point type idealnya benar-benar ada di pria ini. Seorang pria dengan paket lengkap.

Tak hanya itu,Tuhan bahkan memberinya bonus special yang membuatnya semakin meleleh,sebuah dimple menawan yang menyempurnakan wajah maskulinnya. Nikmat tuhan mana lagi yang engkau dustakan?

"That's right my type!"

"Ah ya...Mobil tua ini tiba-tiba saja mogok...Aku rasa aku kehabisan bahan bakar..."

"Di depan sana ada stasiun pengisian bahan bakar,tapi hari sudah sangat larut,jadi aku rasa kau baru bisa mengisinya besok..."

Detik ini,Baekhyun kembali tersihir. Untuk kedua kalinya,dan oleh orang yang sama.

Netranya tak henti dimanjakan oleh wajah indahnya yang tanpa celah. Semakin dekat jarak pandang matanya,semakin ia meyakini,bahwa setiap jengkal tubuhnya ternyata benar-benar sexy.

"Ah...Sial...Culik saja aku...Ayolah...Culik aku..."

"Tapi...dompetku ketinggalan dirumah...Ya...Aku memang sedikit ceroboh..."

"Aku menginap di motel dekat sini,aku rasa sebaiknya kau ikut denganku...Aku bisa meminjamkan uangku untuk membeli bahan bakar..."

"Tapi...Aku tak yakin bisa mengembalikannya secepatnya,karena sebenarnya...Aku sedang kabur dari rumah..."

Sejenak hening. Si pria tinggi terlihat tengah menimbang dan memikirkan sebuah negosiasi lain. Sementara si mungil,kini menatap sayu ke arahnya bak seekor puppy. Memasang raut mengiba dengan bibir mengerucut,agar si tampan mau memberinya uang secara cuma-cuma.

"Baiklah...Kau tak harus mengembalikan uangku...Karena aku akan memberikannya secara cuma-cuma...tapi...dengan satu syarat..."

"Syarat apa? Katakan saja..."

"Temani aku tidur malam ini..."

"Setuju!"

Baekhyun menyahut sepersekian detik setelah Chanyeol mengajukan syarat padanya. Syarat yang sama persis seperti apa yang ada dalam pikiran kotornya.

"Bahkan,tanpa dibayar sepeserpun,aku akan tetap membuka pahaku dengan senang hati..."

...

"Merapatlah...Kau bisa basah karena kehujanan..."

Chanyeol menarik pinggang Baekhyun agar rapat padanya. Tangan kekarnya melingkar di pinggang ramping Baekhyun,sementara sebelah lainnya sibuk memegang payung,menghalau titik hujan yang datang membasahi.

"Kau benar...Aku memang sudah basah...Belalai mungilku telah basah di balik sempak supreme yang kupakai..."

Keduanya berjalan beriringan menuju motel. Tinggi badan keduanya yang terlihat rumpang,membuat mereka terlihat bak sepasang kekasih yang serasi dan menggemaskan.

Baekhyun tak benar tahu,apa motif terselubung dibalik sikap baik Chanyeol kepadanya. Wajah tampan bak malaikat milik Chanyeol,membuatnya tak sampai hati untuk menaruh curiga. Lagipula,negosiasi ini tak sedikitpun merugikannya. Karena ia akan mendapatkan uang secara cuma-Cuma,dan bonus special berupa malam panjang nan menggairahkan bersama Chanyeol.

Lagipula,bukankah Chanyeol terlalu tampan untuk ukuran seorang kriminal berdarah dingin yang mengincar ginjalnya? Ah lupakan saja,itu horor.

"Ambillah...Aku rasa ini cukup...Kau bisa menggunakan uang ini untuk bekal kabur dari rumah..."

Sesampainya di kamar motel,Chanyeol bergegas memasukan segepok uang kedalam sebuah ransel,dan menyerahkannya pada Baekhyun. Membayar lunas apa yang tadi ia janjikan pada si mungil.

"Terimakasih banyak,Chanyeol...Tapi...Apakah ini tidak terlalu banyak?"

"Tentu saja tidak,itu adalah harga yang sesuai karena kau telah bersedia menemaniku tidur malam ini..."

Baekhyun menerima ransel itu dengan suka cita. Sipitnya sesekali melirik ke dalam,memastikan jika uang yang diberikan Chanyeol benar-benar asli dan lebih dari cukup untuk sekedar membeli bahan bakar.

Dan detik ini,Baekhyun baru menyadari,selain tampan dan menggairahkan,Chanyeol juga memiliki style yang high class. Bahkan Rolex yang membalut pergelangan tangannya,ia tafsir berharga nyaris 100juta won. Begitupun sepatu dan outfit yang ia kenakan,semua terlihat branded dan mewah.

Muda-tampan-kaya raya. Siapa yang bisa menolak?

"Kau terlihat begitu sukses di usia yang masih terbilang muda,memangnya,pekerjaan apa yang kau lakukan?"

Baekhyun menyamankan diri duduk dipinggir ranjang. Memecah kecanggungan dan mencoba untuk mendekatkan diri pada tuannya malam ini.

"Aku seorang pebisnis...Tapi aku tak bisa menjelaskannya lebih detail...Itu rahasia..."

"Baiklah...Baiklah...Ngomong-ngomong,Kau yakin,hanya ingin ditemani tidur saja? Tidak ingin yang lain? Hand job atau blow job misalnya...Aku bisa melakukannya untukmu...Aku tidak enak hati harus menerima uangmu tanpa melakukan apapun..."

"Apakah kau seorang gay?"

"Aku 100% gay!"

"Kau pikir aku juga seorang gay?"

"Kau bukan?"

Baekhyun merasa harapannya seketika pupus. Ia tertunduk malu sembari merutuki dirinya sendiri. Dirinya yang terlalu terlalu percaya diri dan menyangka jika Chanyeol juga seorang gay sepertinya.

"Aku seorang bisex...Kadang aku menyukai seseorang yang berdada besar,dan kadang aku menyukai seseorang yang memiliki lubang sempit..."

"Akan ku tunjukan bahwa lubang yang sempit lebih memabukkan daripada mereka yang memiliki dada besar seperti buah melon..."

Baekhyun memulai aksinya. Ia menghampiri dan duduk diatas pangkuan Chanyeol dengan kedua kaki terbuka. Jemari lentiknya mulai menelusuri setiap inchi wajah tuannya dengan tatapan yang lapar. Bibir tipisnya ia gigit,mencoba mengirimkan signal pada Chanyeol jika dirinya telah siap lahir dan batin memulai pergumulan malam ini.

"Apakah kau sudah mulai menggodaku?"

Baekhyun menggeleng cepat. Namun alih-alih menjawab,ia justru sibuk meloloskan hoodie dan kaos yang ia kenakan dengan gerakan yang sensual. Mulai memancing birahi Chanyeol dengan memamerkan sepasang biji ketumbar miliknya yang kini terlihat telah membengkak.

"Aku tidak sedang menggodamu,Chanyeol...Aku hanya ingin bertanya kepadamu,apakah milikku terlihat cukup besar?"

"Aku tidak bisa mengetahuinya hanya dengan melihatnya seperti ini..."

"Ah...Kau benar...Setidaknya,kau perlu menyentuhnya agar bisa menilainya dengan tepat..."

Chanyeol mengulas sebuah seringai berbahaya saat melihat jalang cilik dipangkuannya mulai bersikap agresif. Menggodanya agar lekas menyambut umpan yang sedang ia lemparkan.

Baekhyun melenguh tertahan saat telapak tangan Chanyeol kini telah menangkup dadanya. Wajahnya menengadah dengan sipit yang terpejam,menikmati remasan-remasan adiktif pada setiap jengkal tubuhnya yang sensitif.

"Aku rasa ini cukup besar untuk ukuran seorang laki-laki,Baek...Ukurannya sangat pas di telapak tanganku,dan aku rasa...Aku menyukainya..."

"Benarkah? Apakah itu pujian untukku,Chanyeol?"

"Tentu saja..."

Sebaris pujian yang membuat tingkat kepercayaan diri seorang Byun Baekhyun merangkak naik. Bokong sintalnya kini mulai berani berulah. Membuat gerakan abstrak diatas kejantanan Chanyeol yang berada tepat di bawahnya.

Baekhyun mulai bergerilya. Jemari lentiknya perlahan mulai menapaki dahi dan rahang indah Chanyeol dengan tatap hangat yang melekat dan memuja. Hingga akhirnya,pandang matanya tersihir oleh sebongkah bibir merah tebal yang menggoda untuk dilecehkan.

Baekhyun memulainya untuk pertama kali,bibir tipisnya menekan dan mulai melumat bibir tebal Chanyeol dengan alunan degup jantung yang berantakan. Menggaris setiap jengkal bibir Chanyeol dengan kebasahan yang memabukkan. Dan ternyata,rasanya se-nirwana ini.

Sipitnya terpejam erat saat ia larut dan menikmati betapa hangat deru nafas Chanyeol menerpa kulit wajahnya. Kedua lengannya reflek menekan tengkuk Chanyeol,menjagal Chanyeol agar tak lekas mengakhiri kenikmatan ini.

Chanyeol masih berada dalam mode tenang,sengaja membiarkan si mungil memegang kendali atas cumbuan ini. Ia hanya sesekali tersenyum saat melihat Baekhyun sibuk memiringkan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk memperdalam ciumannya.

Bunyi kecipak yang tercipta dan saliva yang terurai dari sela bibir,seolah menjadi saksi,bahwa sepasang anak adam ini terlalu enggan untuk terpisah.

Baekhyun mendorong pundak Chanyeol menjauh,sengaja melepas pagutan hangat keduanya guna mengisi oksigen dalam rongga dadanya yang kian menipis. Sipitnya menatap sayu,menikmati wajah terengah Chanyeol akibat cumbuannya yang bertempo alegro.

"Karena kau telah membayarku mahal,aku berjanji tidak akan mengecewakanmu,Chanyeol..."

"Tentu saja kau harus...Mulailah...Aku membayarmu mahal bukan untuk berbicara omong kosong...Blowjob first!"

"Baiklah,tuan..."

Baekhyun bersimpuh di antara kedua kaki Chanyeol,menunggu Chanyeol melepas celana yang ia kenakan dengan gerakan yang sensual. Ia harus menelan salivanya susah payah saat netranya melihat betapa gagah kejantanan Chanyeol yang mengacung di depan wajahnya. Sama persis seperti apa yang Baekhyun bayangkan,gemuk,keras,dan berurat.

"Errrrr...Sepertinya ini tidak akan muat di mulutku..."

"Kau tidak akan pernah tau jika kau tak mencobanya,Baek..."

Baekhyun tak benar tahu,bagaimana memberikan blowjob yang baik dan benar. Berbekal video yang sering ia tonton pada link terlarang,Baekhyun bersiap memulai sihir kecil lewat mulutnya.

Jemari lentiknya mengurut kejantanan Chanyeol naik turun dengan tempo sedang. Sipitnya tak henti memuja, betapa gagah kejantanan Chanyeol yang sebentar lagi akan menghujam dan mengoyak analnya dengan kasar.

Baekhyun mengecup ujung kejantanan Chanyeol dengan gemas,ujung lidahnya menyapukan kebasahan pada setiap jengkal batang keras Chanyeol,hingga bersua dengan sepasang bola kembar yang tengah menunggu untuk dilecehkan. Sipitnya terpejam erat,menikmati sensasi menggelitik pada lidahnya yang tengah memanjakan batang berurat milik tuannya.

"Suck it,Baek...!"

Chanyeol mulai berada pada mode tak sabaran saat melihat Baekhyun tak jua melahap miliknya yang telah sempurna menegang. Tangannya mencengkeram rambut Baekhyun,dan dalam sekali hentak,kejantanannya seketika melesak ke dalam mulut hangat Baekhyun.

"Lihatlah ke arahku saat melakukannya,Baek..."

Chanyeol kembali mencengkeram surai hitam Baekhyun,memaksa si mungil mendongak ke arahnya dan membuat pandang keduanya berada pada titik yang sama. Sedikit kasar,namun Baekhyun menyukainya. Menyukai saat Chanyeol memperlakukannya seperti seorang jalang.

"Louder,Baek...Ahhhh..."

Chanyeol menggeram berbahaya saat Baekhyun mulai beraksi dengan sihir kecilnya. Netranya merasa termanjakan saat melihat Baekhyun memaju mundurkan kepalanya hingga sesekali batang keras itu menohok pangkal tenggorokannya. Baginya,ada sebuah kepuasaan yang tak terdefinisikan saat ia melihat seseorang melahap penisnya dengan rakus. Terlihat sangat sensual dan erotis.

Walau sedikit kepayahan,namun Baekhyun tetap melakukannya dengan semangat menggebu. Semuanya seolah terbayar lunas saat mendengar lenguhan Chanyeol yang terdengar seperti sebuah lagu sex yang merdu. Lenguhan adiktif yang membuatnya ikut menegang,bahkan tanpa disentuh sedikitpun.

Chanyeol mendongakan kepalanya dengan mata terpejam. Nafasnya terdengar mulai tersengal saat jemari lentik Baekhyun mengelus dan melukiskan pola abstrak pada paha dalamnya. Menambah sensasi adiktif yang membuat little Chanyeol semakin berkedut dan nyaris meledak.

Basah dan hangat yang membungkus kejantanannya,membuat Chanyeol kini diambang nirwana. Ia mulai menghentakkan pinggulnya dengan keras,mengejar sebuah pelepasan di dalam mulut hangat Baekhyun. Tangannya-pun enggan terdiam. Tak hanya mengacak-acak dan menjambak surai hitam Baekhyun,ia mulai mendikte si mungil agar menghisap miliknya lebih dalam. Ia bahkan hanya terkekeh saat melihat si mungil berkali-kali nyaris tersedak.

"Hentikan,Chanyeol...Apakah kau berniat membuatku mati tersesak penis,huh?"

Baekhyun mengujarkan sebuah protes sesaat setelah ia melepaskan diri dari cengkeraman Chanyeol. Ia menyeka salivanya yang tumpah ruah disela bibirnya yang mengerucut sebal. Mengutuk betapa jahat Chanyeol yang telah membuat nafasnya tersengal hebat dan terbatuk berkali-kali.

"Oh...Shit! Kenapa berhenti,huh? Aku hampir saja sampai..."

"Kau akan menyesal jika memuntahkan spermamu didalam mulutku..."

"Lalu,dimana aku harus menuntahkannya?"

"Disini..."

Bak seorang artis porno jepang,Baekhyun mulai memasang pose sensual di depan Chanyeol. Memamerkan bokong sintalnya,diiringi sebuah kerlingan nakal. Wajahnya menoleh ke belakang,menatap sayu ke arah Chanyeol dengan bibir bawah yang sengaja di gigit. Sebuah usaha untuk memprovokasi Chanyeol agar bergegas menggagahinya.

Jalang sekali kau,Byun.

"Cepat menungging!"

"Ride me,please...Daddy..."

...

"Sial...Sial...Sial...Sakit sekali..."

Baekhyun tak henti mengumpat kesal saat ia merasakan rasa nyeri hebat yang menyerang selatan tubuhnya. Analnya terasa perih dan seolah nyaris terbelah menjadi dua. Dan itu semua gara-gara Chanyeol dan belalai nakalnya.

Tubuhnya mungilnya kini tenggelam. Tenggelam di antara lautan buih beraroma strawberry faforitnya. Sejenak mengistirahatkan tubuh lelahnya setelah pergumulan panasnya dengan si telinga yoda.

Jemari lentiknya mengusap manja setiap jengkal tubuh mulusnya,menggosok sembari menghitung berapa banyak kissmark yang ditinggalkan Chanyeol pada tubuhnya. Dan ternyata,jumlahnya diluar nalar. Chanyeol menandainya di sekujur tubuh,mengukir motif polkadot yang membuatnya kini terlihat serupa anjing dalmatians.

"Berhentilah mengumpat,Baek...Kau terdengar seperti menyesal telah bercinta denganku..."

Chanyeol berjongkok di samping bathup,membantu si mungil menggosok punggung sempitnya yang tak dapat terjamah oleh tangannya sendiri. Punggung sempit yang semalam meliuk-meliuk bagai cacing kepanasan karena hujaman kerasnya.

"Tidak seperti itu,Chanyeol...Kau salah paham...Aku sama sekali tidak menyesal bercinta denganmu..."

"Ya... aku tau kau tidak...Kau bahkan bersikap kinky kepadaku tadi malam...Aku menyukai itu...Kau benar-benar panas,Baek..."

Rasa nyeri yang semula bersemayam di tubuhnya,kini seketika enyah. Terbayar lunas oleh sanjung puji yang Chanyeol berikan padanya. Terbayar oleh pujian Chanyeol yang merasa terpuaskan oleh servisenya tadi malam.

"Kau juga sangat panas,Chanyeol...Panas dan buas..."

"Terimakasih atas pujiannya,Baek..."

Drrrrttttttttttt

Chanyeol bergegas bangkit sesaat setelah ia mendapat sebuah panggilan misterius. Sengaja membentang jarak agar Baekhyun tak bisa menguping sebuah rahasia yang tengah ia bicarakan.

"Yoboseoyo..."

"..."

"Apa kau bilang? Sekarang? Oke...Oke...Aku pergi sekarang..."

Baekhyun menatap janggal ke arah Chanyeol yang terlihat sedikit panik usai menutup teleponnya. Entah hal buruk macam apa yang ia bicarakan dengan seseorang di seberang sana.

"Chanyeol,kau sudah mau pergi? Bukankah kau bilang kita akan sarapan bersama?"

"Maaf aku tak bisa menepatinya,Baek...Aku harus pergi sekarang karena ada beberapa pekerjaan yang harus segera aku selesaikan..."

Baekhyun mengangguk lirih. Mencoba membujuk hati kecilnya agar tak kecewa atas perpisahan ini. Perpisahan yang ternyata harus terjadi lebih cepat. Pantaskah ia merasa kehilangan pada seseorang yang bahkan belum genap 24jam ia kenal? Tidakkah ini terdengar konyol?

"Chanyeol,bisakah kita bertemu lagi suatu saat nanti?"

"Tentu saja,Baek...Aku telah menyelipkan secarik kartu nama didalam tasmu,jadi pastikan kau menghubungiku...Arraseo?"

"Arraseo...Aku akan segera menghubungimu...Bahkan sebelum aku merindukanmu..."

"Good boy..."Chanyeol mengusak surai hitam Baekhyun dengan gemas sebelum melabukan sebuah kecupan singkat di kening Baekhyun. "Jaga dirimu baik-baik...dan jangan terlalu lama berendam,atau tubuhmu akan menyusut seperti kurcaci..."

Baekhyun menatap sayu ke arah punggung lebar Chanyeol yang menghilang di balik pintu. Membujuk hati kecilnya agar tak jatuh terlalu dalam pada pesona Chanyeol yang telah membiusnya. Kenapa kemesraan ini begitu cepat berlalu?

Baekhyun melenggang keluar dari kamar mandi dengan langkah lunglai. Tubuh mungilnya hanya terbalut selembar handuk putih yang melilit di pinggang rampingnya. Bersiap menjemput mimpi buruknya.

"Angkat tangan!"

Tak ada angin,tak ada hujan,tak ada halilintar,sekelompok polisi tiba-tiba datang dan mendobrak pintu kamarnya. Mengepung dan menodongkan sebilah pistol ke arahnya. Raut serius dan tatap tajam yang menghujam ke arahnya,seolah mematahkan pikiran naif Baekhyun yang semula menganggap bahwa ini hanyalah sebuah prank omong kosong.

"Apa yang terjadi? Kenapa kalian menodongkan pistol kepadaku? Aku bukan seorang kriminal..."

Baekhyun mencicit lirih dengan keringat dingin yang mengalir di kedua pelipisnya. Nyalinya kian menciut saat ia menyadari, tubuh mungilnya tak akan pernah menang melawan mereka yang berwajah sangar dan tengah menggenggam pistol di tangannya. Pistol yang seolah siap meledakkan isi kepalanya.

"Anda ditangkap atas tuduhan sindikat pengedar obat terlarang...Silahkan lakukan pembelaan anda di kantor polisi..."

"Hah? Obat terlarang? Hei...Kalian pasti salah orang...Aku benar-benar bukan seorang kriminal...Yak! Lepaskan! Kenapa kalian memborgolku?"

Baekhyun meronta saat seorang petugas bermarga Kim melingkarkan sebuah borgol pada pergelangan tangannya dengan paksa. Melumpuhkan geraknya yang semula meronta kesetanan.

"Cepat geledah ke setiap sudut...Dan pastikan tidak ada sejengkalpun sudut yang terlewat..."

"Ye...Algesseubnida...!"

Mereka berpencar dan mulai menggeledah setiap sudut kamar dengan seksama. Termasuk menyibak seprei dan selimut saksi bisu yang telah ternoda oleh rilisan spermanya. Mereka juga tak luput memeriksa isi lemari,nakas,bahkan kolong tempat tidurnya. Berkeras hati menemukan sebuah bukti yang akan segera mengantarkan Baekhyun meringkuk di balik bui.

"Dimana kau memyembunyikannya? Cepat katakan..."

"Menyembunyikan apa? Aku bahkan tidak tahu apa yang sedang kalian cari? Ahjusshi,jangan tangkap aku...Aku tidak bersalah..."

"Tentu saja barang bukti,anak muda...Barang bukti bahwa kau benar-benar seorang pengedar obat terlarang..."

Sorot tajam itu benar-benar membuat Baekhyun semakin mencicit ketakutan. Otak bebalnya bahkan tak benar paham tentang obat terlarang yang tengah mereka bicarakan. Obat kuat? Tanpa obat kuatpun,Chanyeol sudah buas dan beringas.

"Aku benar-benar tidak memilikinya,ahjusshi...Kumohon lepaskan aku... kau tidak bisa menangkapku tanpa bukti apapun..."

"Berhentilah merengek seperti bocah..."

"Ahjusshi,aku benar-benar tidak tau apa-apa...Aku bahkan tidak sengaja menginap di sini...Semalam mobilku mogok dan aku tidak memiliki pilihan lain selain bermalam di motel sialan ini..."

"Kau hanya sendiri? Atau jangan-jangan...kau bersama dengan komplotanmu? Jawab dengan jujur!"

Polisi berkulit tan itu terus menyerang Baekhyun dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan. Hell...Komplotan apa yang dia maksud? Haruskah ia mengaku saja kalau tadi malam dia menjadi seorang jalang amatir demi segepok uang untuk bekal kabur dari rumah? Bukankah itu sedikit memalukan?

"Semalam aku tidur berdua dengan seseorang..."

"Seseorang? Siapa? Dia pasti komplotanmu kan? Dimana dia sekarang?"

"Dia bukan...Errrr...Bagaimana aku menjelaskannya ya?" Baekhyun menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Sejenak menimbang,haruskah ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada polisi ini? "Singkatnya...Kami melakukan one stand night,dia membayarku,dan dia pergi setelah mendapatkan 3x orgasme..."

What the hell. Kau terlalu frontal,Byun.

"Jadi selain menjadi seorang pengedar extacy,kau juga seorang jalang?"

"Aku tak peduli kau menganggapku jalang ataupun gigolo,tapi yang jelas,aku bukan seorang kriminal seperti yang kau tuduhkan..."

"Ini milikmu?"

Polisi Oh tiba-tiba datang menghampiri Baekhyun dengan menenteng sebuah ransel hitam dalam genggamannya. Ransel hitam yang semalam diberikan Chanyeol sebagai upah atas kerja kerasnya tadi malam. Ransel berisi jutaan won yang ia pikir cukup untuk membuat sebuah negosiasi menggiurkan dengan polisi-polisi ini.

"Tentu saja itu milikku...Isinya uang hasil jerih payahku bergoyang sepanjang malam...Kalau kau mau,kau bisa mengambilnya...Asal kau melepaskan borgol sialan ini dari tanganku..."

"Apakah kau sedang berusaha untuk menyuapku,bandit kecil?"

Polisi Oh menggamit dagu runcing Baekhyun dan membuat wajahnya mendongak ke arahnya. Hati kecilnya bersorak menang,saat ia mendengar Baekhyun akhirnya mengakui dengan lantang,bahwa bukti itu adalah miliknya.

"Aku tidak bermaksud untuk menyuapmu,aku hanya sedang menawarkan sebuah negosiasi yang sama-sama menguntungkan...Lepaskan aku,dan sebagai imbalannya,kau boleh mengambil semua uangku...Bagaimana?"

"Aku tidak tertarik dengan penawaranmu,bandit kecil..."

"Bagaimana dengan sebuah bonus?"

Baekhyun menyerah. Ia tak memiliki pilihan lain selain menanggalkan harga dirinya. Jika segepok uang saja tak bisa membuat polisi albino itu tertarik,bagaimana dengan bonus goyangan erotis darinya? Bukankah itu terdengar menarik?

"Bonus? Bonus apa?"

"Kau boleh meniduriku malam ini,asal kau mau melepaskanku..."

"Apakah kau sedang merayuku? Hahahah"

Polisis Oh tak dapat menahan tawanya saat bandit cilik di depannya memberinya sebuah penawaran di luar nalar Baginya,itu adalah sebuah taktik licik yang tak akan mempan untuknya. Menidurinya seorang bocah laki-laki dibawah umur? Apakah wajahnya terlihat seperti seorang maniak?

Sudut bibirnya membentuk sebuah seringai muak yang tertuju pada Baekhyun,si mungil yang kini hanya bisa tertunduk bungkam sembari mengumpulkan kepingan harga dirinya yang terlanjur hancur. Ini sangat memalukan.

"Berhentilah berbicara omongkosong dan buka matamu lebar-lebar..."

Polisi Oh membuka ransel hitam itu dengan cekatan. Mengeluarkan satu per satu barang bukti yang membuat Baekhyun kini terbelalak kaget dengan rahang yang telah jatuh. Ia menggeleng cepat,mencoba mengingkari kenyatan jika ia telah masuk ke dalam jebakan Chanyeol.

"Tidak mungkin...Tidak mungkin...Itu bukan milikku...Itu pasti milik Chanyeol..."

"Lima paket ganja, tiga paket extasy dan sebilah senjata api...Ini adalah bukti yang lebih dari cukup untuk menjebloskan bandit cilik sepertimu ke dalam penjara..."

"Demi tuhan ini bukan milikku...Ransel yang semalam Chanyeol berikan kepadaku berisi uang,bukan berisi ganja dan extasy seperti ini...Ini pasti salah paham..."

Baekhyun menelan salivanya susah payah saat bukti itu semakin menggiringnya menjadi seorang tersangka. Otak bebalnya kini mulai mencoba mencerna keadaan. Kemana perginya uang jutaan won yang semalam Chanyeol berikan padanya? Dan bagaimana mungkin uang itu tiba-tiba berubah menjadi ganja dan extasy? Ini tidak masuk akal.

Ia memaksa ingatannya kembali ke belakang. Mencoba menelaah nasib malang yang tengah menimpanya.

Chanyeol yang datang padanya bak malaikat,ternyata tak sebaik apa yang ia sangka. Ia terlalu naif mengartikan semuanya. Karena nyatanya,Chanyeol datang bukan untuk mengulurkan tangannya,namun untuk mendorongnya jatuh terperosok ke dalam dinginnya jeruji besi.

Hatinya yang semula terbius oleh pesona menawan Chanyeol,kini telah berbalik 180derajat. Puja dan sanjung yang semula tertuju pada Chanyeol,kini telah berubah menjadi hujatan dan kutukan yang melahirkan dendam dalam dada.

"Chanyeol,kau benar-benar bajingan gila! Bedebah!"

"Sekarang kau tidak bisa mengelak lagi,bajingan cilik…Polisi Kim,cepat seret dia ke kantor polisi!"

"Andwae...Jangan tangkap aku...aku tidak bersalah…Lepaskan!"

End

A/N :

- Ini gue ngetik apaan? Endingnya gaje banget ga sih?ㅋㅋㅋㅋㅋㅋ
- This my first oneshoot and my first Yaoi story, jadi maap-maap kata kalo ini feelnya rada aneh,karena gue terbiasa nulis GS. Mianhae-Mianhae-Hajima
- Reviewnya ditunggu di kolom review ya…
- Salam Chanbaek is Real