Di pagi hari yang terik ini. Hakyeon mengambil keputusannya sendiri. Dia sudah capek bertengkar. Adu mulut, saling berteriak dan mereka tidak pernah lagi seperti dulu. Tidak ada kesepatakan yang bisa diambil berdua lagi. Semua sudah berubah. Taekwoon dengan keegoisannya dan Hakyeon yang selalu berusaha sabar menghadapinya.
Dia sudah capek dengan semua argumen tak masuk akal Taekwoon. Siapa yang berubah?. Apa yang berubah? Siapa yang tidak mengerti?. Dan siapa yang tersakiti?. Hakyeon rasa dia sudah cukup bersabar dan dia rasa dia tidak berubah. Taekwoon-lah yang berubah menurut Hakyeon. Dia selalu pulang malam dan mabuk-mabukan beberapa bulan yang lalu hingga kemarin malam sedangkan Hakyeon selalu menunggunya pulang dan terkadang tertidur di sofa apartemen mereka, memberinya obat sakit kepala ketika kepalanya sakit dan membuatkannya sup. Namun, semuanya hancur sekarang. Tidak ada lagi harapan yang tersisa. Karena lagi... Siapa yang egois?. Siapa yang tidak mengerti?. Dan sebenarnya siapa yang jahat disini?.
"Hakyeon-ie... please.. jangan pergi..." suara Taekwoon terdengar serak dan kacau mengenggam tangan Hakyeon yang akan memutar knop pintu di hadapannya.
Hakyeon ingin berbalik dan memeluk Taekwoon. Tapi, tidak, dia tidak ingin merasakan sakit yang sama. Dia melepaskan tangan Taekwoon dari tangannya dan membuka pintu tersebut meninggalkan Taekwoon sendiri dengan pintu yang langsung tertutup sendiri.
Dia menangis dalam diam membersihkan kekacauan yang mereka buat sebelumnya.
Dia akan menunggu Hakyeon pulang seperti yang di lakukan Hakyeon sebelumnya. Dia akan menunggu Hakyeon pulang.
Hakyeon akan pulang. Yah, Hakyeon akan pulang ke dalam pelukkannya. Hakyeon adalah miliknya. Hakyeon adalah harta berharganya. Hakyeon hanya pergi sebentar dan akan kembali dalam hidupnya. Hakyeon tidak akan pernah meninggalkannya. Tidak akan pernah itulah keyakinan hatinya.
Kata-katanya yang lalu tidaklah benar dari mulutnya. Dia menyangkalnya. Dia membohongi dirinya sendiri dan menganggap semua itu hanya omong kosongnya belaka.
Yah, hanya sebentar pikirnya namun, sudah berhari-hari bahkan berbulan-bulan yang lewat Hakyeon-nya tidaklah kembali.
Apakah kata 'putus' itu benar-benar dari mulutnya?.
Apakah kata-kata 'aku membenci semua tentangmu' itu benar dari mulutnya?.
Taekwoon bertanya namun, kemudian menyangkalnya.
Dia tidak mungkin mengatakan semua itukan?.
Dia bukanlah menyebab Hakyeon meninggalkannya kan?.
Dia kembali bertanya namun, kemudian menyangkalnya lagi.
Taekwoon bahkan sibuk dengan dunianya sendiri membuat Sanghyuk adiknya menatapnya sendu.
'Hyung-nya sudah gila.' Itulah vonis dokter yang memeriksanya.
Dia tidak mau menerimanya namun, dia harus menerima kenyataan bahwa hyungnya sudah gila karena perbuatannya sendiri. Dia menyanyangkan keputusan hyungnya. Dia kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tempat hyungnya berada dan menutup pintu, berharap pada kesembuhan hyungnya.
~END~
Mianhaeyoooo... untuk sementara ngak bisa update... bukannya ngak mau lagi tapi, ngak bisa nulis.. soalnya keponakan datang dan menginap di rumah... mereka itu aktif banget dan banget untuk di larang. Mianhaeyo ne...
TBOM sedang dalam masa penulisan begitu juga dengan NNC..
Mianhaeyoooo... Saranghaeyyoooo... (Love sigh)
~Key~
