Di bawah langit kota tokyo sejumlah wartawan berkumpul di depan bangunan tinggi milik sebuah agensi yang terkenal dengan pencetak para bintang-bintang bersinar di dunia hiburan. Beberapa wartawan ada yang sedang bercakap-cakap sesamanya, ada pula yang hanya duduk lelah di temani oleh rekan sekerjanya di antara wartawan itu terlihat seorang pemuda berperawakan tinggi, berkuncil satu ke belakang sedang duduk di pelataran halaman menyatu dengan beberapa rekan sesamanya. Mata onyxnya menscan daerah sekitar berharap mendapatkan orang yang bersedia untuk berbagi informasi tentang musisi yang saat ini tengah di cari oleh para wartawan mengenai kandasnya percintaan sang musisi tersebut.
"Mau sampai kapan kita disini terus, Itachi?"
Sebuah suara gadis menghentikan observasi sang pemuda.
"Sampai kita bisa mendapatkan alasan kandasnya percintaan sang Uzumaki tercinta kita."
Konan, sang gadis rekan kerja Itachi menghembuskan nafas lelahnya, menengadahkan kepala menatap ujung gedung di dekatnya dimana terdapat sebuah awan putih di langit biru.
"Aku tahu itu tapi kita sudah menunggu terlalu lama disini, kenapa kita tidak mencari berita di tempat yang lain?"
Itachi diam sesaat sebelum melemparkan senyuman sinis nan datar "Kau kira aku tidak mau mencari informasi di tempat lain, Hah?"
Dahi Konan sedikit mengkerut mendapatkan pernyataan Itachi "Maksudmu?"
Jari Itachi menyentil dahi Konan menyebabkan dahi tak tertutup poni itu memerah, Sang gadis tentu saja menjerit kesakitan sambil mengusap bagian dahinya yang berdenyut sakit.
"Apa-apaan ini,Itachi?"
"Itu agar otak lemotmu di pakai."
"Hei, aku tidak lemot."
"Kalau tidak lemot kenapa kau bertanya kenapa kita tidak mencari informasi di tempat lain, Hah? Udah jelas kita kesini di suruh oleh bos, dodol." Jari telunjuk Itachi malah menekan bagian memerah di dahi Konan.
Konan semakin menjerit kesakitan, telunjuk Itachi di tepisnya dari dahi "Jangan di penceeeet..." Dengan wajah kesakitan di tambah muka di tekuk, Konan memalingkan wajah dari Itachi "Huh, soal kenapa kita disini, itu aku lupa dan aku sudah muak menunggu terlalu lama disini."
Tangan besar Itachi mengusap lembut surai keungunan yang berjepit bunga di pinggiran "Sabar yaa nanti setelah kita dapat berita dari sini, aku akan langsung bilang sama bos agar kau bisa beristirahat dulu."
Mendengar hal itu, Konan menghadapkan kembali perhatiannya pada senpainya di dunia kerja yang sedang di keluti "Benarkah?"
"Ya."
"Makasih Senpai." Konan memeluk Itachi erat. Itachi membalas pelukan Konan, di tengah adegan melankolis tersebut seorang pria keluar dari gedung. Sontak semua wartawan termasuk Itachi dan Konan yang menunggu langsung menghampiri pria yang merupakan juru bicara dari agensi mengenai klarifikasi percintaan salah satu anak asuhannya. Kedua wartawan gossip terkenal itu menyiapkan alat pertempuran mereka dalam mendapatkan berita.
"Jiraiya san apakah benar hubungan Neji-Naruto berakhir?" Salah satu wartawan sudah mengajukan pertanyaan ke pria bersurai putih tersebut.
"Ya." Jawaban singkat yang tidak terlalu memuaskan bagi para wartawan.
Itachi maju, mengangkat alat perekamnya, mendekati Jiraiya yang masih terlalu jauh dari jangkauan "Siapa yang memutuskan hubungan ini? Apakah Naru? Dan atas alasan apa?"
"Hubungan ini berakhir karena kesepakatan keduanya dan untuk alasannya itu merupakan privasi mereka, kami sebagai agensi Naruto tidak berhak mengatakannya karena itu adalah privasi dari Naruto dan Neji."
Jawaban lugas dan tegas namun masih belum memberikan informasi yang cukup bagi para pencari berita tersebut. Konan yang berada di samping Itachi memberanikan diri melontarkan pendapatnya "Apakah alasan mereka putus karena Naruto selingkuh?"
Mata Jiraiya menyipit mendengar pendapat Konan "Sudah saya jawab tadi semua itu bukan urusan saya dan agensi, semua itu privasi dari salah satu musisi kami. Mohon kalian dapat mengerti karena dengan kalian disini sepanjang hari, kalian dapat menganggu kenyamanan karyawan kami serta klien yang ingin bekerja sama dengan kami."
Para wartawan bukannya gentar atas nada halus yang bernada mengusir itu malah semakin memberanikan diri melontarkan pertanyaan kepada Jiraiya yang hanya di balas dengan bungkam seribu bahasa sampai pria cukup umur itu memasuki kembali gedung tempat kerjanya.
Wartawan itu mendesah kecewa ditinggal seperti itu tanpa informasi yang tak terlalu banyak di dapati. Itachi memasang wajah datarnya sementara rekan kerjanya kini malah sibuk memainkan ponselnya dengan wajah seriusnya.
"Apa yang sedang kau lakukan, Konan?" Tanya Itachi merasa sedikit terganggu tidak mendengar nada mengeluh Konan seperti beberapa menit yang lalu.
Konan mengalihkan matanya dari ponsel, memperlihatkan senyuman penuh arti sambil menaruh jari telunjuk di dekat bibir berpoles lipstik matte berwarna kecoklatan. Badan Konan sedikit mendekat ke Itachi dan kepala bersurai ungu itu di julurkan, membisikan sesuatu di telinga Itachi "Aku mendapatkan informasi tentang Naruto yang sekarang sedang berkencan dengan seseorang."
"WHAT?!"
Itachi berteriak out of character mendengar info tersebut. Konan memukul kepala Itachi menengok kanan kiri sambil menutup mulut Itachi sedangkan sang korban hanya mengerang kesakitan.
"Ssssttt.. diamlah Itachi kalau kau seperti ini nanti info ini bisa bocor ke rival kita." Mata Konan melirik beberapa wartawan di seberang posisi mereka. Itachi tentu saja mengerti lalu mengangguk sebagai jawaban atas kekhawatiran Konan. Gadis itu pun melepaskan Itachi.
Pemuda Uchiha itupun berusaha mengendalikan emosinya dengan kembali memasang wajah cool yang biasa di pakainya. Kepala di tegakan menatap lurus ke arah segerombolan wartawan di seberang mereka "So.. Kemana kita akan pergi?"
"Tentu saja ke tempat target kita." Konan berjalan mendahului Itachi ke arah mobil mereka dan Itachi hanya menaikkan alis heran atas sikap bossy temannya itu.
.
.
Disclaimer Masashi Kishimoto.
Rate T
Main Pair !SasuNaru, Slight !KakaNaru, !NejiNaru and !ItaKonan.
Genre Romance. Family and Drama
Warning : There is content Slash, Yaoi, BoyxBoy, Boys Love, AU, Ooc, Oc, and Typo so don't blame me cause I have warned you.
!PaparaziGossip ItaKonan, !Musisi Naruto, !Reporter SasuSuiJuugoKarin, !DJ Neji and !Actor Kakashi.
.
.
Seorang pemuda dengan kacamata bertengger di hidung mancungnya menatap mobil berwarna biru tua di depan.
"Juugo ikuti mereka." Ucap pemuda itu tanpa mengalihkan perhatiannya.
Sang supir mengikuti ucapan pemuda berkacamata, mobil mulai berjalan pelan-pelan kemanapun mobil di depan mereka melaju.
"Apa kau yakin ingin mengikuti mereka, Sasuke?" Suara gadis mulai membuka percakapan di dalam mobil yang sunyi.
"Hn."
Kekehan geli menanggapi jawaban Sasuke yang begitu singkat. Sang gadis bersurai merah mengujamkan tatapan tajam pada pemuda di sampingnya, tak suka kekehan meremehkan tersebut.
"Diam, Sui."
"Owwh suka-suka aku Karin."
"Kau." Sebuah pukulan mengenai kepala Suigetsu, pemuda dengan surai perak di sertai gigi tajam yang terlihat akibat terlalu keras tawanya.
"Cih, Karin kasar sekali kau." Suigetsu mengusap bagian kepala yang di pukul oleh Karin.
"Aku sudah bilang kau untuk diam."
"Dan aku tidak akan menurutimu."
Karin kembali siap melayangkan tangannya namun sebuah suara menghentikan.
"Kalian berdua diamlah."
Ketika suara itu bersuara tidak ada lagi suara lain selain suara mesin mobil.
"Sas, lebih baik kita hentikan hal ini sebelum bos tau kita mencampuri divisi yang bukan bagian kita."
"Tidak akan, Karin."
Sasuke sedikit melongok kebelakang menatap dua rekan serta sahabat sejak kecilnya itu "Kalian tau kenapa aku berbuat seperti ini, bukan?"
"Aku tahu tapi biarkan saja kakakmu yang menangani gosip ini."
"Aku sudah bilang aku tidak akan membiarkan Itachi selangkah lebih maju dariku."
"Tapi kita bukan anggota di divisi entertainment seperti Itachi, Kita ini divisi news yang tidak mengurusi masalah kehidupan pribadi seorang artis."
Sasuke berbalik, menulikan kata-kata Karin "Aku tidak peduli akan hal itu."
Karin berteriak frustasi dan Suigetsu masih terkekeh senang "Kau tidak akan berhasil membujuk Sasuke, Karin."
"Apa maksudmu?"
Suigetsu malah kembali tertawa "Karena jika sudah berhadapan dengan obsesinya Sasuke dalam mengalahkan kakaknya itu, apapun akan dilakukan olehnya termasuk kehilangan pekerjaannya dan kita akan mengikutinya."
Karin lagi-lagi berteriak frustasi, mengetahui bahwa pekerjaannya akan berakhir usai penguntitan ini selesai karena semua yang di katakan oleh Suigetsu adalah benar. Sepertinya Karin lagi-lagi harus siap-siap mencari pekerjaan lain.
Poor you, Karin.
*....*
Laut biru menghempas beberapa karang di bibir pantai. Burung-burung camar berterbangan bergerombolan ke kanan ke kiri mengikuti angin. Pantai siang hari itu begitu sepi hanya ada sepasang manusia bergandengan tangan menyelusuri bibir pantai, kaki telanjang mereka ikut di hempaskan ombak kecil, anjing di depan mereka menggonggong menyuruh majikan dan temannya itu untuk segera beranjak dari sana.
Suara tawa dan senyuman tipis di balas untuk sang anjing golden itu. Angin laut menerpa mereka, salah satu dari mereka dengan surai perak berinisiatif melepas jaket kulit dan memakaikannya ke pemuda di sebelahnya. Senyum lima jari terkenal pemuda itu pun terlempar ke arah pria di sampingnya "Agar kau tidak sakit." Begitulah kata pria bersurai perak tersebut.
Tentu saja jaket tersebut di terima oleh pemuda itu. Lengan pemuda itu pun bergelanyut di lengan sang pria di sampingnya. Kaki-kaki mereka membawa mereka ke jejeran karang tak tajam, tangan sang pria menuntun pemuda bersurai kuning cerah melewati karang-karang batu tersebut. Sungguh siang hari yang begitu nyaman untuk keduanya.
Mereka berdua menikmati pemandangan laut siang hari itu. Keduanya berpelukan mesra berasa dunia milik mereka. Sang pemuda yang terlihat lebih muda dari pria di belakangnya, menyenderkan tubuhnya kepada pria yang telah mencuri hatinya ini beberapa minggu lalu. Sang pria pun menaruh dagunya di bahu sang pemuda sambil membisikkan kata-kata cinta.
"I Love you, Naru."
Sang pemuda tersenyum senang "I Love you too." Balasnya dan mereka berciuman.
CKLEK
Suara kamera terdengar tak jauh dari sepasang kekasih yang di mabuk cinta itu. Senyuman puas tersungging di bibir pemuda berkuncir yang tengah memfokuskan kameranya kembali mengambil beberapa foto sebagai bukti atas beritanya nanti.
CKLEK
CKLEK
CKLEK
"Apa sudah selesai, Itachi?"
Itachi menghentikan kegiatannya, menoleh ke arah gadis di sampingnya "Tentu saja."
Konan mendengus tidak suka melihat rekan kerjanya yang kini malah melupakan entitas dirinya ketika sudah mendapatkan berita yang di inginkan "Kalau begitu lebih baik kita urus mobil disana itu." Dagu Konan menunjuk ke arah sebuah mobil berwarna hitam tak jauh dari mereka.
"Mobil yang dari tadi mengikuti kita ya?"
"Yupz dan kau pasti tidak mau bukan hot gossip kita di rebut oleh yang lain."
"Tentu saja aku tidak mau."
"Kalau begitu kita harus menghentikan mereka."
"Oke dan cepat kita habisi mereka." Senyum sadis di keluar oleh Itachi, Konan hanya dapat merinding hebat.
Di dalam mobil berwarna hitam Sasuke menangkap gambar seorang aktor dengan memeluk seorang musisi dengan mesranya.
"Cih tak kusangka Naru memilih pria itu daripada Neji." Dengusan jijik di lontarkan oleh Suigetsu melihat pemandangan mesra keduanya.
"Itulah cinta Sui dan mereka tidak melihat dari segi usia maupun pekerjaan mereka."
"Tapi aku masih tidak menyangka aja jika gossip di malam gala itu benar apa adanya."
"Gossip seperti apa?." Kali ini sang supir menyahut.
"Waaah baru kali ini kau tertarik Juugo." Ledek Suigetsu.
"Aku hanya ingin tahu saja dan kalau kau tidak mau memberitahukannya juga tidak apa-apa kok."
Suigetsu mengangkat tangan "Wow..wow.. santai aja, bro."
Juugo mendengus, tak menanggapi Suigetsu. Di sisi lain sikap Juugo merupakan hiburan pemuda bermarga houzuki "Dua minggu lalu di acara gala Naru berdansa dengan pria itu dan ada gossip merebak di antara pemburu gossip kalau pria itu mendekati Naru."
"Berarti pria itu berhasil mendapatkan hati Naru?"
"Yoii... makanya aku cukup kaget melihat pemandangan ini."
Karin sedikit mendecih "Kalian seperti tidak tahu aja julukan Uzumaki Naruto."
"Musisi innocent yang mudah jatuh cinta pada seseorang." Jawab Sasuke tenang masih membidik kamera ke arah dua objek tak jauh dari mereka.
"Dan karena itulah dia di kenal playboy walaupun dirinya tidak mau di katakan seperti itu." Sahut Karin.
"Kekekeke.. tidak ingin di katakan playboy tapi sikapnya saja seperti itu."
"Lebih baik kita jangan mengurusi hal seperti itu." Nasihat Juugo.
"Ya.. ya.. terserahlah." Karin menengok ke pemandangan di luar, Sasuke terus saja mengarahkan kameranya dan Suigetsu menghendikan bahu.
Tok.. Tok.. Tok..
Semuanya menoleh ke arah kaca di samping Juugo. Keempatnya kaget bukan main melihat sosok Itachi berdiri tersenyum manis memberi perintah agar pintu terbuka.
Sasuke langsung tersadar dari rasa kekagetannya segera menepuk bahu Juugo "Cepat pergi dari sini."
Juugo dengan sigap menyalakan mesin bersiap meninggalkan tempat itu hingga sosok seorang gadis lebih tua dari mereka berdiri di hadapan mereka. Juugo yang pada dasarnya seorang pemuda baik hati menghentikan mobil itu sesegera mengetahui ada sosok gadis berdiri menantang.
"Maaf Sas." Bisik Juugo yang tak bisa berkutik, pasrah untuk membuka pintu mobil.
Itachi mendapatkan kesempatan itu pun membuka pintu mobil mereka dan senyumannya semakin lebar mengetahui sang adik tercinta duduk di salah satu kursi penumpang "Haah apa yang di lakukan otouto tercinta disini?"
Sasuke tentu saja berusaha sebisa mungkin untuk mengelak "Aku hanya ingin mencari berita di sekitar sini."
Itachi mengangkat alisnya "Oh yeah? Mencari berita disini? Dengan mengikuti mobilku?"
Shit.
Untuk saat ini Sasuke sudah tak bisa berkutik lagi. Ternyata kakaknya mengetahui dari awal kalau dia di ikuti.
"Itu kebetulan aja, Itachi."
"Oooh kebetulan yaaa lalu kamera itu sudah menangkap objek apa aja?"
"Hanya menangkap pemandangan sekitar sini."
"Kalau begitu boleh aku melihatnya sebentar? Siapa tau di salah satu pemandangan itu ada objek yang sedang kuincar." Itachi meminta kamera itu dengan sebuah senyum yang sungguh menakutkan bagi ke empat pemuda pemudi di dalam mobil tersebut.
Sudah tertangkap basah, Sasuke pun tak bisa mengelak lagi. Di ulurkan kamera tersebut ke sang kakak tercinta dan di terima oleh Itachi dengan ucapan terima kasih. Itachi segera memeriksanya dan dia mendapatkan apa yang di inginkan. Di pilihnya sebuah option di kamera tersebut. Muncul sebuah pilihan yang harus di pilih.
Delete?
Yes or No.
Itachi melirik Otouto yang sedang menampakan wajah gelisah. Sebuah senyum terlempar untuk sang adik.
Yes.
Beberapa foto pun langsung terdelete secara serempak menerima pilihan Itachi.
"Ini, Otouto." Sasuke menerima uluran kamera sang kakak.
"Oiya.." Itachi menepuk tangan seolah mengingat sesuatu yang penting "Jangan pernah coba-coba menjadi sepertiku, Otouto. Kau itu terlalu baik untuk terjun di dunia infotainment dan tolong kasih tau Kaa san aku akan pulang malam ini, Jaa ne Otouto."
Itachi pun melenggang di ikuti Konan menuju mobil mereka. Sasuke di dalam mobil hanya bisa mengumpat, menyesali segala usahanya gagal karena Itachi memergoki mereka.
.
.
Seminggu putus dari Neji kini Naruto menggandeng aktor papan atas, Hatake Kakashi.
Dear Pembaca tercinta, kami membawakan berita yang cukup mencengangkan bagi kalian. Musisi yang kita cintai Uzumaki Naruto telah tertangkap kamera kami sedang bergandengan mesra dengan aktor papan atas yang kita kenal atas kemisteriusannya, Kakashi.
Baru seminggu gossip tentang hubungan Neji-Naru putus kini sang musisi telah menggandeng Kakashi sebagai kekasihnya. Bagaimana mereka bisa menjalin hubungan ini? Apakah kejadian dua minggu sebelumnya yang menyebabkan hubungan ini terjalin?
Seperti yang kalian ketahui dua minggu lalu di malam gala. Naru dan Kakashi sempat berdansa dan mereka terlihat menikmati hal itu. Saat itu tidak ada yang menyadari bahwa keduanya sudah cukup dekat untuk seorang kenalan yang baru mengenal di acara gala, karena yang kita tahu saat itu Naru masih menjalin hubungan dengan Neji.
Apakah ini berarti jika Naru telah berselingkuh dari Neji? Dan bagaimana penyanyi dengan imej innocent seperti Naru bisa seperti sekarang? Apakah ini Uzumaki Naruto yang sebenarnya? Dan kita telah di bohongi selama ini olehnya?.
Sungguh hanya kalian yang dapat menilainya sendiri dan di bawah ini foto-foto kemesraan Kakashi-Naru yang tertangkap oleh kamera kami kemarin.
Salam,
U.I.
.
.
Jiraiya meremas koran di tangannya, Urat kekesalan tercetak jelas di kepalanya. Suara gebukan meja terdengar keras hingga keluar ruangan. Sang seketaris masuk, khawatir kepada sang boss.
"Cepat panggil Naruto kemari."
Suara Jiraiya menggelegar keluar, Sang seketaris hanya bisa manut saja. Sudah biasa menghadapi sang boss jika sudah menyangkut kelakuan salah satu penyanyi kesayangan agensi ini.
Dua jam telah berlalu dan pemuda bermarga Uzumaki berdiri di hadapan Jiraiya. Tampang bosan terlihat di wajah Naruto. Kaos putih di tutupi dengan kemeja kotak-kotak warna orange kebesaran menjadi pilihan Naruto hari itu. Topi baseball di taruh terbalik, menutupi surai pirang pemuda tersebut walaupun masih ada sedikit beberapa helai mencuat keluar dari sela-selanya.
Jiraiya melemparkan koran pagi itu "Ini." Mata biru langit Naruto melirik judul berita di tengah halaman di sertai beberapa fotonya dan sang kekasih terpampang disana. Ada kilat terkejut namun cukup cepat di tutupi kembali.
"Bisa kau jelaskan hal ini?"
"Soal apa? Foto itu atau hubunganku dengan Kakashi?"
Jiraiya memijit keningnya "Keduanya."
"Baik." Naruto pun duduk di kursi di hadapan Jiraiya "Soal foto yang ada di koran itu benar adalah aku dan Kakashi tapi kami tidak mengetahui kalau ternyata kencan kemarin kami telah di ikuti."
"Lalu hubunganmu dengan Kakashi?" Kini posisi Jiraiya berubah menjadi sedikit tegak, menunggu jawaban.
Naruto memalingkan tatapannya ke sembarang arah "Ya, Kami telah menjalani hubungan sebagai kekasih."
"Apa kau gila? Kenapa bisa kau mempunyai kekasih setelah seminggu yang lalu kau putus dari Neji? Apa kau tau gimana pandangan orang-orang mengenai hal ini? Pikirkan imejmu, Naru."
Naruto menghela nafas "Bukankah kalian biasa menghadapi hal ini? Yaaah seperti sebelum-sebelumnya saja bunuh karakter Neji dan aku akan memainkan aktingku seperti biasa."
"Kalau sebelumnya mungkin kami bisa menghandlenya tapi Neji itu pemuda yang bisa di bilang tak tercela di hadapan publik dan dia lain dengan para mantanmu, Naru." Jiraiya rasanya ingin mengelus dada menghadapi anak kenalannya ini.
Naruto tertawa sedikit meremehkan "Tak tercela? Kata siapa?"
Jiraiya mengerutkan alis "Apa maksudmu? Apa kau sudah mempunyai rencana untuk menghancurkan imej Neji?"
Naruto tak menjawab malah merogoh tas selempang di kursi samping "Ini." Melempar beberapa foto di sertai sebuah flashdisk "Sebar foto dan video itu ke publik dan kita akan liat bagaimana reaksi publik setelah melihatnya." Naruto tersenyum penuh arti.
"Darimana kau mendapatkan ini semua?" Tanya Jiraiya memeriksa beberapa foto yang cukup mengejutkannya.
"Kau kira aku tidak tau akibatnya jika menerima Kakashi usai hubunganku dengan Neji berakhir?" Naruto terkekeh "Kau terlalu naif Jii san, imejku tidak akan hancur begitu saja karena tou san mengajarkanku untuk menjadi penyanyi nomor satu di negeri ini."
Mata Jiraiya meredup, Naruto menyadari perubahan ekspresi Jiraiya tersebut. Dia tak terlalu peduli lagi atas penyesalan di wajah kepala agensinya itu "Kalau semua sudah selesai aku pergi dulu." Naruto berdiri berniat meninggalkan kesunyian Jiraiya.
"Gomen."
Langkah Naruto terhenti, melirik Jiraiya dari balik bahu "Kau meminta maaf pada siapa, Jii san? Tou san atau padaku?"
Tak ada jawaban. Naruto tau permintaan maaf itu untuk siapa.
"Daripada kau terpuruk seperti itu lebih baik kau menepati janjimu pada Tou san."
Kepala Jiraiya terangkat menatap Naruto.
"Kau harus menjagaku apapun yang terjadi dan membantuku menaiki puncak tertinggi di dunia hiburan ini."
Suara Naruto begitu tegas dan mata biru langitnya menjadi begitu dingin. Jiraiya tidak tau apa yang menyebabkan aura anak itu berubah.
Naruto pun kembali melanjutkan langkah menuju pintu keluar ruangan tersebut tanpa mendengar bisikan Jiraiya.
"Apa yang telah kulakukan pada anakmu, Minato?"
*....*
Neji memasang wajah datar sementara sang paman memandang geram atas berita yang baru saja di tampilkan di sebuah majalah gossip hari itu. Majalah itu terlempar begitu saja di atas meja. Mata violet kebanggan keluarga Hyuuga menyipit "Apa benar atas berita ini, Neji?"
Telunjuk besar kepala keluarg Hyuuga itu menunjuk beberapa gambar yang menampilkan Neji tengah naked di temani beberapa orang wanita.
"Kau merusak nama Hyuuga, Neji."
"Aku tidak melakukan apa yang Jii san pikirkan."
"Kalau begitu jelaskan." Tuntut Hiashi.
"Itu semua permainannya Naruto, Jii san." Neji masih terus saja memandang lurus mata Hiashi "Saat itu aku sedang mabuk dan seingatku aku di suruh oleh Naruto melakukan beberapa pose."
Hiashi tertawa meremehkan "Dan kau menurutinya?"
"Ya."
"Kau pikir aku akan percaya? Naruto anak yang sangat baik dan dia juga anak dari salah satu temanku, Minato."
Neji mengepalkan tangan "Jadi Jii san tak percaya padaku?"
"Aku bukannya tak percaya padamu Neji tapi tadi pagi saat aku mendengar berita ini aku segera menanyai Naruto langsung melalui video call dan dia menangis sambil berkata bahwa karena inilah dia memutuskanmu." Hiashi menyenderkan punggung ke sandaran kursi empuknya.
"Dan Jii san percaya padanya?"
Hiashi menyatukan jari-jari tangannya, menaruhnya sebagai penyangga dagu "Ya."
Mata violet kedua Hyuuga beda generasi itu saling bertatapan, berkomunikasi melalui kontak mata. Neji mengalah, dia mengalihkan kontak mata ke mana saja asal bukan ke hadapan kepala keluarga Hyuuga "Aku mengaku salah, Jii san. Apa masih ada yang harus di bicarakan lagi?"
"Tidak."
Kepala Neji menunduk "Baik kalau begitu aku permisi." Tanpa menengadahkan kepala Neji terus saja berjalan menuju pintu.
Ketika sudah melewati pintu, Neji menyenderkan punggungnya pada pintu yang telah tertutup. Menutup mata violetnya. Bayang-bayang sebuah pemuda blonde hinggap di benak di sertai sebuah ungkapan kata-kata cinta dari sang pemuda.
"Naru bagaimanapun aku masih mencintaimu."
.
.
.
TBC
