"Sasuke-kun~"

"Ohh pangeranku~"

Gadis manis itu mengepalkan tangan kuat-kuat dan sebuah perempatan siku-siku sangat tercetak jelas di dahinya. Dengan tenang ia bangkit dari kursi lalu berjalan anggun menuju kelas sebelah walaupun aura membunuh yang ia keluarkan sangat mencekam dan membuat orang-orang di sekitar menjadi bergidik ngeri. Sesampainya di kelas sebelah yang menganggu konsentrasinya, ia sudah disuguhi sebuah pemandangan menjijikkan yang sering dilihat bahkan selalu ia lihat semenjak bersekolah di Konoha High School.

Seorang pemuda tampan dengan model rambut mencuat ke belakang kini sedang menggoda kedua gadis genit yang merupakan anggota Fansclub pemuda tampan tersebut. Onyx hitam pemuda itu sedikit terkejut melihat—"Hei, Hyuuga Hinata~ Mau ikut bermain?~" Dan sekali lagi, ulah playboy tampan itu sudah membangkitkan aura super membunuh dari seorang Hyuuga Hinata yang ia akui cukup mencekam. Kedua gadis di samping pemuda itu pun langsung ketakutan dan bersembunyi di belakang punggungnya "Uchiha, jangan lakukan aksi menjijikkanmu itu di sekolah! Terutama saat aku sedang fokus belajar!"

Bukannya takut, Sasuke malah berseringai mendengar ultimatum dari Hinata "Oh ya? Kau cemburu~ Tenang saja, kalau kau mau ikut akan kuladeni." kemudian berjalan santai ala Playboy menuju pintu kelas, tempat dimana sang Kouhai berdiri. Tatapan membunuh pun dilayangkan untuk Sasuke tapi sekali lagi,

Dia sudah kebal...

"Jangan harap Uchiha sialan! Dasar playboy brengsek! JYUUKEN!"

BUUGH! Tapi tidak untuk yang satu itu.


I Really Really Like You!

DISCLAIMER : NARUTO BELONGS TO MASASHI KISHIMOTO^^

THIS STORY? ALWAYS MINE MINNA^^

Rated : T

Genre : Romance ; Hurt/Comfort

Pair : SasuHina slight SasuSaku slight KakaSaku

WARNING! : EYD ERROR, GAJE, TYPOS, OOC, DE EL EL

SO, DON'T LIKE DON'T READ!

Enjoy This Fict, Minna^^


Sasuke mendecih sebal ketika Hinata berbalik menuju kelas dengan senyuman penuh kemenangan, sedangkan dirinya harus mengalami sakit di bagian punggung dengan tidak elite. Sialan! Kenapa wanita itu kuat sekali sih?! Akh, Sasuke kau melupakan satu fakta bahwa Hyuuga Hinata itu mempunyai 2 kepribadian. Kepribadian dirinya yang anggun, lembut, sopan hanya ditunjukkan pada khalayak umum sedangkan kepribadian Tsundere khusus ditunjukkan untuk Sasuke seorang. Hinata sangatlah penuh misteri dan sulit ditebak, hal itulah yang membuat seorang Uchiha sepertinya tertarik dan ingin mengetahui sampai sejauh mana gadis seperti Hinata bisa menutup diri.

"...ke-kun? Sasuke-kun?!" Sayup-sayup suara cempreng kedua gadis yang menemaninya mulai membawanya kembali ke alam sadar, dengan kasar Sasuke menyingkirkan salah satu tangan gadis itu kemudian beranjak pergi. Dia sedang badmood sekarang, pikirannya kacau 'Kenapa gadis tsundere itu bisa membuatku gila sih?!' pikir Sasuke kesal seraya mengacak surai ravennya frustasi. Melewati sebuah cermin, Sasuke langsung merapikan penampilannya yang sedikit kusut karena sang Tsundere Kouhai, beruntung siswa yang datang ke sekolah masih sedikit jadi harga diri Sasuke tidak hancur, apa kata dunia kalau seorang Uchiha Sasuke dikalahkan seorang gadis Hyuuga hanya dengan satu pukulan?! Bisa-bisa popularitasnya menurun drastis!

Sasuke akui Hinaga cukup kuat untuk ukuran seorang remaja, pukulannya seperti kekuatan 1800 gajah, wajah manis yang selalu berekspresi marah padanya, tingkah polos dan keras kepala, suka menutup diri, dan sebuah kata yang merupakan ciri khas-nya, benar-bebar sangat mirip dengan—

DEG!

Tiba-tiba pemuda dengan onyx kelam itu teringat sesuatu, seseorang yang merupakan bagian dari masa lalu nya, seseorang yang pernah mewarnai hari-hari nya, seseorang yang juga menghancurkan hatinya menjadi berkeping-keping dalam sesaat, seorang gadis Tsundere seperti Hyuuga Hinata, gadis yang pernah mengacaukan dunianya, gadis yang

... Ingin Sasuke musnahkan dari hati dan pikirannya untuk selamanya.

Maka dari itu Sasuke sangat butuh Hinata di sampingnya, walaupun hampir setiap interaksi yang mereka berdua lakukan biasanya pertengkaran tapi itu sangat menghibur Sasuke. Hinata adalah sebuah pelampiasan? Salah. Bagi Sasuke, Hinata adalah malaikat penolong hidup dengan watak Tsundere. Sasuke masih ingat dengan jelas, Hinata sudah 2 kali membantunya untuk bangkit dari keadaan terpuruk. Entahlah apakah gadis itu mengingatnya atau tidak, Sasuke tidak peduli. Dia hanya butuh Hinata, cuma Hinata, dan mungkin selamanya. Akh, lagipula semboyan klan Uchiha kini sudah menjadi salah satu prinsip dasar hidupnya yaitu Uchiha selalu mendapatkan yang diinginkan.

Berseringai tipis, Sasuke memasukkan kedua tangannya di saku celana lalu berjalan santai hendak beralan santai menuju kelas tentu saja untuk memandangi wajah Himenya namun ketika melihat gadis berambut pirang ponytail dan temannya berambut coklat bercepol dua, niat Sasuke langsung tergantikan. Dengan cepat ia menghampiri kedua gadis yang sepertinya hendak masuk kelas "Hai, ladies..."

Hinata membanting keras buku pelajaran tak berdosa yang ia baca, sialan sekali bocah Uchiha itu! Kenapa pemuda sialan itu selalu mengusik hidupnya?! Seakan-akan dirinya adalah sebuah hiburan yang tak pernah membosankan. Dasar playboy gila!

##Hinata POV##

Dasar Uchiha sialan! Apa sih maunya?! Selalu saja menggangungku tanpa sebab! Dia ingin cari mati hah?! Eugh! Dasar playboy sialan! Akan kubunuh kau! Setiap hari, dia selalu mendekatiku lalu mengangguku, playboy sadis! Tidak cukupkah dengan apa yang dulu pernah ia lakukan padaku?! Kenapa sedari dulu ia sangat suka menyiksaku sih?! Apa salahku?!

Dengan segala sikap tsundere ku dia masih saja menggangguku, seandainya saja waktu itu aku memilih untuk ikut Tou-san ke Amerika mungkin aku tidak akan mengalami semua ini dan... Aku bisa menyembuhkan luka dalam di hati, yang semakin dalam dan semakin sakit setiap hari. Semua ini gara-gara dua orang itu! Aarggh! Sudahlah, sangat tidak berguna terus diingat!

Eh?

Kenapa rasanya seperti pulpenku mengecil dan jadi dua? Dan alh, lagi-lagi aku mematahkan pulpenku gara-gara mengingat playboy sadis sialan itu dan masa lalu! Sekarang aku harus menulis dengan apa?! Lebih baik aku pergi toko perlengkapan tulis sekaligus mencari pemandangan baru, semoga saja playboy sadia sialan itu tidak— muncul, hah kenala harus sekarang sih?! "Ohayou, Hime~" Cih, kata-kata gila tak punya arti itu lagi yang selalu ia ucapkan tiap pagi!

"Hn." Pergilah kau playboy sadis sialan yang terkutuk!

Dia melirik pulpenku yang sudah tak bernyawa kemudian menunjukkan seringaian menjijikkan yang pernah kulihat selama ini "Ayo, kuantar ke toko perlengkapan alat tulis."

"Tidak usah! Lebih baik kau kembali bermain dengan gadis-gadis jalang itu sana!" Teriakku. Aku sudah tidak tahan! Pergilah! Jangan sampai kau terkena jurus andalanku karena aku tidak mau disuruh tanggung jawab! Pergi kau Uchiha!

"Oh, kau cemburu~?" Sialan. Sejak kapan aku cemburu pada seorang lelaki?! Maksudku aku masih normal kok hanya saja untuk saat ini aku tidak bisa berhubungan dengan para lelaki, aku... Masih trauma dengan dia.

"Never! Even on your dream, Uchiha!" Hah, dia yang kumaksud adalah Inuzuka Kiba. Lelaki tampan berambut coklat dengan segitiga merah di kedua pipinya dan juga lelaki paling kurang ajar yang pernah kukenal! Dia berpacaran denganku hanya karena harta yang ku punya! Di depanku dia begitu baik tapi dibelakangku dia berpacaran dengan banyak perempuan jalang! Yang paling parah adalah aku memergokinya dengan perempuan berambut pink, di depan mataku mereka berdua sedang bercumbu! Aku... Sangat syok sekali waktu itu! Aku menangis tanpa henti waktu itu, aku—

Tes

Tes

Eh? A-air mata?! Sial! Kenapa aku masih saja menangis jika mengingatnya sih?! Jangan sampai playboy itu—"Kenapa menangis?!" Akh, dia sudah tahu. A-aku harus segera meluruskannya jangan sampai gara-gara air mata ini dia akan semakin sering mengangguku! Dengan cepat kuhapus bekas air mata di pipi ku "T-tidak! Yang jelas—"

"Kau ingat apa."

DEG

N-nada bicara kenapa berubah dingin? Dan kenapa dia bilang seperti itu?! "A-apa maksudmu sih! Su-sudahlah, aku mau lewat!" Aku langsung pergi melewatinya yang entahlah aku tak peduli yang penting sekarang harus segera menjauh dari playboy Uchiha itu dan segera membeli pulpen yang baru! Hah, kenapa hidupku makin rumit saja jika sudah berhubungan dengan plyaboy itu sih?! Sudahlah!

##Nomal POV##

Hinata dengan cepat berjalan melalui Sasuke yang masih terdiam di tempat "Hinata." gumam Sasuke pelan. Masih terekam jelas di otak Sasuke bagaimana tangan gadis itu tiba-tiba terkepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih, wajah yang tiba-tiba ia tundukkan, dan tetesan air mata yang membasahi pipi porselen nya. Dan yang membuat Sasuke merasa bersalah dan terluka adalah ketika ia melihat iris lavender Hinata menyaratkan luka yang begitu dalam dan menyiksa. Sialan sekali lelaki yang berani membuat himenya seperti itu!

Jika saja tidak mengingat Hinata, sudah sejak lama Sasuke ingin membunuh pemuda itu terlebih dia juga selingkuhan mantan kekasihnya dulu.

Ddrrt dddrrttt

Sasuke langsung mengambil smarphone yang ada di saku celana, ternyata ia mendapatkan sebuah pesan dari Uchiha Itachi sang baka anniki

From : Baka Anniki

Hey baka otoutou pulang sekolah nanti pergilah ke bandara karena hari ini Naruto dan Sakura pulang dari Amsterdam, kau harus pergi! Masih banyak pekerjaan yang menumpuk di perusahaan, Jaa ne baka otoutou~

Tangan Sasuke terkepal kuat mendengar nama 'Sakura', ia tahu bagaimana pun Sakura adalah sahabatnya namun luka yang dibuat gadis musim semi itu terlalu dalam sehingga Sasuke harus menjaga jarak dengannya "Sialan. Kenapa hanya aku?!" umpatnya kesal.

TING!

Sebuah ide menghinggapi otak jenius Sasuke dengan sedikit seringai di wajah, pemuda tampan itu langsung berjalan ke luar kelas untuk —ekhm, tentunya menghampiri sang ohime yang sedang pergi ke toko perlengkapan alat tulis. Akh, ternyata pergi ke bandara ada untungnya juga "Bersama ohime~" gumam Sasuke senang.

***IChikaze Kimi***

Hinata bingung setengah mati! Hari ini dia berencana menjemput sang anniki, Hyuuga Neji dengan kedua sahabatnya Ino dan Tenten namun tiba-tiba kedua sahabatnya itu menelepon dan mengatakan kalau ada urusan mendesak tak bisa ditunda "Arrgh! Aku harus pergi dengan siapa?!" gumam Hinata frustasi. Sebenarnya dia bisa saja pergi sendiri dengan mobil mewah yang ada di mansion tapi sang ayah melarangnya untuk mengemudi sendiri, dan Hinata tidak mau menggunakan sopir karena dulu keperawanannya hampir hilang gara-gara sopir bejat, kenapa nasib buruk selalu menimpanya sih?!

"Hime~" Hinata hafal sekali dengan baritone suara ini ditambah kata 'hime', pasti si playboy sadis sialan yang terkutuk yaitu Uchiha Sasuke! Bahkan pemuda itu mengejarnya hingga ke toko perlengkapan alat tulis?! Dasar gila! "Apa?! Kau cari mati hah?!" seru Hinata setengah berteriak. Sasuke malah menampilkan seringaian jelek—menurut Hinata– sambil berjalan mendekati sulung Hyuuga itu "Sepulang sekolah nanti, kau ingin menemaniku ke bandara?"

Eh?

'Ini sebuah kebetulan atau memang rencana playboy itu ya?' pikir Hinata. Ia menatap Sasuke dengan pandangan mengintrogasi, mencari kebohongan di kedua onyx kelam itu namun tak ditemukan sedikir pun kebohongan. Malah Hinata merasa dirinya seperti dihipnotis karena tak bisa mengalihkan pandangannya "Terpesona~? Hm?" DEG. Hinata segera tersadar, ia memalingkan wajahnya untuk mencegah Sasuke melihat rona merah yang terpatri sangat jelas sekarang "Ti-tidak kok! Kau berbohong ya?! Atau jangan-jangan, kau yang telah menyuruh Ino dan Tenten untuk tidak pergi denganku?!"

Sasuke terkekeh pelan "Hah, jangan terlalu sering berprasangka buruk hime~ Hari ini kedua temanku pulang dari Amsterdam dan Itachi menyuruhku menjemput mereka." Gadis pecinta cinnamon rolls itu mengangguk pelan tapi tatapannya masih mengintrogasi pemuda dihadapannya.

"Berhentilah menatapku seperti itu, nanti kau jatuh cinta padakh lho~"

Blusshh...

Lagi-lagi Sasuke berhasil membuat gadis tsundere di hadapannya merona "Be-berhenti menggodaku Uchiha!"

"Aku tidak menggoda, hanya memberi tahu."

'Benar juga ya?' pikir Hinata. Menghela napas pelan, Hinata mengangguk pasrah. Yah setidaknya dia ada teman untuk pergi ke bandara bukan? Walaupun yang menemaninya adalah playboy sadis sialan yang terkutuk, pemuda yang selalu menganggunya setiap hari ralat setiap saat "Ya sudahlah. Daripada tidak ada teman, tapi kau yang menyetir!" balas Hinata dengan nada mengancam di akhir.

Plukk

Salah satu tangan Sasuke terangkat kemudian menepuk pelan kepala gadis berambut indigo sepinggang itu "Ha'i ohime~" lalu pergi meninggalkan Hinata yang sepertinya masih terkejut dengan perlakuan sang bungsu Uchiha. Entah kenapa Hinata selalu merasa nyaman jika Sasuke memperlakukannya seperti itu namun di satu sisi jantungnya berdetak dua kali lipat lebih cepat. Kelakuannya, perkataannya, semuanya membuat Hinata merasa nyaman bahkan jika Sasuke tidak menjahilinya, Hinata merasa seperti ada yang kurang. Perasaan asing yang entah sejak kapan kembali dirasakan Hinata ketika bersama Sasuke, sebuah perasaan asing yang sudah lama Hinata hindari namun tidak berhasil. Menggeleng cepat, Hinata langsung melangkahkan kakinya menuju kelas. Tidak, dia tidak boleh merasakan itu lagi! "Aku... harus mengubur perasaan ini." lirihnya.

***IChikaze Kimi***

Selama perjalanan menuju bandara, Sasuke terus menggoda Hinata bahkan saat gadis itu mengancamnya. Sasuke dengan cepat membalikkan kata-kata gadis tsundere itu, membuatnya bungkam. Seperti saat ini contohnya, Sasuke lagi-lagi menggoda Hinata dengan gombalan mematikan—menurut Sasuke— tapi sangatlah menjijikkan menurut Hinata "Hime, bagaimana kalau kita makan dulu~?"

"Tidak."

"Hah, kau bisa sakit lho~"

"Uchiha! Aku benar-benar akan membunuhmu jika kita sudah sampai!"

Sasuke menaikkan sebelah alisnya "Oh ya? Lalu siapa yang bisa menunjukkan terminal yang akan kau tuju, hm?"

"Ada petugas keamanan baka!"

"Bukankah kau memiliki trauma?"

"…"

Benar 'kan? Hinata langsung terdiam, walaupun Sasuke playboy tapi dia memiliki otak jenius yang sudah turun-temurun ada di keluarga Uchiha. Keheningan pun melanda keduanya, masing-masing sibuk dengan pikiran mereka "Hinata." Merasa dipanggil, Hinata menoleh ke arah Sasuke dengan sebelah alis yang dinaikkan "Apa?"

"Sebelum menjemput sepupumu, tolong temani aku." Hinata terkejut, nada bicara Sasuke tiba-tiba berubah dingin dan dia meminta tolong? Walaupun ingin sekali menolak namun mendengar nada bicara Sasuke yang datar, Hinata mengurungkan niatnya.

"Untuk apa?"

"Temani aku menjemput kedua temanku dan teruslah menggenggam tanganku."

Hinata semakin tidak mengerti dengan ucapan Sasuke, menggenggam tangannya? Untuk apa?! "Kenapa?!"

"Nanti juga kau akan tahu. Yang jelas saat kita memasuki bandara, terus genggam tanganku!" Hinata mengangguk pelan, menggenggam tangan tidak salah 'kan? Lagipula pasti ada alasan kuat kenapa Sasuke meminta tolong padanya, sesuatu yang Hinata tak tahu dan tak mau ambil pusing. Walaupun ia,

...merasakan firasat buruk.

Sesampainya di Konoha Airport, Sasuke terus menggenggam tangan Hinata dengan erat menimbulkan rasa nyaman pada sang empunya walaupun tidak disadari Sasuke. Sepertinya playboy itu sedang memikirkan sesuatu dan sekali lagi Hinata tak mau ambik pusing karena itu bukan urusannya 'kan? "Uchiha, ini tak akan lama 'kan?"

"Hn."

'Ternyata dia punya sisi lain yang lebih menyeramkan juga.' pikir Hinata. Mereka pun berdiri menunggu kedua teman Sasuke, tiba-tiba jantung Hinata langsung berdegup kencang dan firasat buruk yang tadinya ia abaikan mulai terasa lebih kuat "Hinata, panggil aku Sasuke. Terus genggam tanganku." Hinata hanya mengangguk saja karena ia sibuk memikirkan firasat buruk yang ia rasakan selama perjalanan menuju bandara.

Tak lama kemudian sosok gadis cantik berambut pink dan seorang pemuda berambut kuning terang datang menghampiri Sasuke, iris lavender Hinata membulat sempurna melihat gadis pink itu "S-sa-sasuke, ka-kau mengenalnya?! D-dia temanmu?!" protes Hinata yang sudah berkeringat dingin.

"Hn."

"Kau gila! Aku mau pergi!" tolak Hinata.

"Kumohon, aku juga tidak mau melakukan ini. Aku membutuhkanmu Hinata." DEG. Hinata tertegun mendengar permohonan Sasuke, dari nada bicaranya bisa disimpulkan kalau Sasuke sedang terluka. Hinata tidak punya pilihan lain, ia langsung menggenggam tangan Sasuke lebih erat dan mencoba tersenyum melihat kedua sosok di depannya mulai mendekati mereka berdua "Hai Sasu— Kau bersama siapa Sasuke-kun?" sahut gadis pink itu dengan tatapan tidak suka.

"Hei teme! Dia kekasihmu ya?" tanya pemida kuning di sebelahnya dengan nada menggoda. Hinata hanya tersenyum menanggapinya "Hn. Dia Hyuuga Hinata, kekasihku." Gadis pink itu terlihat terkejut namun segera disembunyikan.

"Oh ya? Tapi kenapa ke-ka-sih-mu ini hanya diam saja?" Pandangan meremehkan pun dilemparkan pada Hinata. Kekesalan sudah sampai di ubun-ubun, tanpa berpikir dua kali Hinata langsung membalas perkataan gadis pink itu "Ekhm, aku memang kekasihnya Sa-su-ke-kun, kenapa kau tidak percaya nona?" Great. Hinata langsung melemparkan senyuman mengejek membuat rahang gadis pink itu mengeras.

"Kalau kalian kekasih kenaoa kalian sangat kaku?" tanya balik gadis pink itu.

Sasuke makin mengeratkan genggamannya pada Hinata "Kaku? Kami baik-baik saja dan kenapa anda begitu mencampuri hubungan kami, nona?"

"Karena aku adalah sahabat Sasuke-kun!"

Hinata berseringai dengan tatapan sinis "Oh ya? Ku kira gara-gara kau masih mencintai Sasuke-kun~" Gadis beriris amethyst itu langsung merangkul salah satu lengan Sasuke manja membuat Sakura dilanda cemburu. Naruto—pemuda kuning— yang sedari tadi melihat adu mulut kedua gadis itu akhirnya mencoba melerai "H-hei sudahlah! Jangan bertengkar!"

"Aku tidak bertengkar, pemuda kuning!" seru Hinata menatap tajam Naruto membuat pemuda itu berkeringat dingin.

Plukk

Untuk kedua kalinya tangan Sasuke terangkat untuk menepuk pelan kepala Hinata sekaligus mengacak pelan surai indigonya dengan sebuah senyuman tulus yang membuat kedua sahabatnya terkejut terutama Sakura sedangkan Hinata audah blushing ditempat ditambah Sasuke mulai mendekatkan wajahnya "Hime, sudahlah. Tidak baik cemburu pada sahabatku, kau tidak usah khawatir. Kau lupa dengan perkataanku hm?"

Hinata merasa jantungnya berdetak lima kali lipat lebih cepat dan keras dari sebelumnya "A-apa?"

"Kau itu sudah menjadi duniaku. Kau lupa hm~?" Sepertinya playboy mode hampir menyala lagi. Dan memang Hinata ingat kalau Sasuke pernah menggombalinya seperti itu, dengan kaku Hinata mengangguk. Jika saja Hinata melirik ke samping maka dia bisa melihat kalau gadis pink itu sudah memerah menahan amarah sayangnya tidak karena ia terlalu sibuk memikirkan perlakukan Sasuke yang menurutnya tidak kelihatan seperti akting melainkan sungguhan! Tersadar dari lamunan anehnya, Hinata kembali blushing "A-aku harus menjemput Nii-san."

"Mau kuantar?"

Hinata menggeleng pelan "Lie, tidak baik 'kan meninggalkan tamu? Aku bisa sendiri kok."

"Kau yakin?"

"Ya." Hinata baru saja melanglahkan kakinya namun Sasuke langsung menahan pergelangan tangannya kemudian mencium kening Hinata membuat gadis itu membelalakkan matanya "Hati-hati, aishiteru Hinata."

DEG

DEG

DEG

Hinata berdoa semoga detak jantungnya tidak terdengar Sasuke, dan apa katanya tadi? Aishiteru? Hinata berharap perkataanya itu betu—akh, sudahlah. Apa Hinata harus mengucapkan kata keramat itu lagi? Kata itu selalu mengingatkan Hinata pada masa lalu nya yang suram sekali namun melihat tatapan Sasuke sekaligus ingin balas dendam pada gadis pink itu akhirnya Hinata memberanikan diri untuk mengucapkan—"A-aishiteru mo Sasuke-kun" lalu memeluk Sasuke sebentar dan pergi menuju terminal tempat Neji mendarat meskipun ia tak tahu, yang penting pergi!

Jika saja Hinata menengok ke belakang, dia bisa melihat Sasuke tersenyun tulus untuk kedua kalinya dan—ekhm, rona merah tipis karena pelukan tadi. Semua yang dilakukan Hinata barusan merupakan semua yang Sasuke inginkan, dipeluk, merasakan gadis itu cemburu, mengucapkan kata 'aishiteru', tangannya digenggam, dan masih banyak lagi.

Dia hanya membutuhkan Hinata...

"...me, Teme?" Suara Naruto langsung membawa Sasuke kembali ke alam sadar, dia menoleh ke arah Naruto dan mendapati pemuda maniak ramen itu menatapnya horror "Dunia belum kiamat 'kan?"

"Belum."

"Teme, seumur hidup aku belum pernah melihatmu seperti itu pada perempuan! Sakra-chan saja tidak pernah!"

"Hn."

Mereka bertiga pun pulang dengan tatapan kecewa dari Sakura "Sasuke-kun..." lirihnya pelan, menatap nanar pemuda dengan gaya rambut mencuat di depannya yang sedang berbincang dengan Naruto.

***IChikaze Kimi***

"Hinata, kau kenapa? Sepertinya memikirkan sesuatu yang serius?" tanya Hyuuga Neji sang sepupu. Hinata langsung mengibas-ngibaskan kedua tangannya "T-tidak kok. Lalu bagaimana rasanya tinggal di Amerika?" Hinata langsung mengalihkan topik pembicaraan karena bisa gawat jika Neji tahu ia memikirkan lelaki.

"Membosankan. Beruntung aku dipindahkan ke Jepang oleh Jii-san." Neji adalah presdir dari Byakugan corp, salah satu perusahaan terbesar di Jepang. Dua tahun lalu Neji dipindah tugas ke Amerika karena cabang di sana tidak berjalan lancar, tepat sehari setelah Hinata memergoki mantan kekasihnya bercumbu dengan orang lain. Neji sangat emosi waktu itu melihat adik sepupunya menangis tersedu-sedu karena di khianati seorang lelaki. Detik itu juga Neji langsung pergi menuju tempat Kiba berada dengan dua orang bodyguard, ckckck benar-benar sister-complex bukan?

"Lalu bagaimana dengan si brengsek itu?"

"Aku tidak tahu... Untuk apa kita membicarakan keparat itu? Membuatku badmood saja." Neji menghela napas lega mengetahui Hinata sudah move on dari lelaki brengsek itu, berarti imoutou nya ini sudah 'tidak apa-apa'.

"Kau kesini sendiri?"

"Tidak, dengan teman."

"Mana temanmu?" Mantap. Hinata langsung berkeringat dingin mendengar pertanyaan Neji "D-dia menjemput kedua sahabatnya juga... Baru pulang dari Amsterdam." balas Hinata.

"Oh..."

Sekali lagi, Hinaga bersyukur karena dewi Fortuna memihak padanya. Untung saja Neji tidak bertanya gender teman Hinata, bisa-bisa Neji mengamuk nanti 'Fyiuh, untunglah...' pikir Hinata

"Dia... Lelaki atau perempuan?"

Tidak! Jangan pertanyaan itu!

To Be Continued^^


A/N :

Konichiwa minna^^ Kimi kembali membawa fict lagi yeay! *tebarbunga Iya, Kimi tau kok fict 'Karena Fanfiction?' belum kelar tapi Kimi lagi buntu ide untuk melanjutkannya #digampar T.T Mendengarkan lagu Carly Rae Jepsen- I Really Like You malah menginspirasi Kimi untuk buat fict ini~ Daripada ide nya hilang mendingan ditulis 'kan?^^ For information, chapter terakhir fict Karena Fanfiction akan Kimi publish seminggu lagi^^ Buat para readers, sabar ya^^ Oh ya, Kimi mengucapkan Selamat Idul Fitri bagi yang merayakan^^ Kalau ada kesalahan seperti EYD dan TYPOS mohon dimaklumi karena Kimi masih pemula^^ Saran dari kalian sangat Kimi butuhkan^^

Salam Bacot,

Ichikaze Kimi^o^)9

Mind To Review?^^