Rated: T
Pairing: SasuHina
Warning: AU, more description, no yaoi scene contained. If you like, just you read and review! But, if you Don't like? Just don't read.
Summary : Sasuke Uchiha, seorang anak laki-laki yang sangat menyebalkan bagi seorang Hinata Hyuga. Tapi bagaimana Hyuga Hinata menurut Sasuke Uchiha? Lets read. .
Chap Satu
"Hosh hosh hosh …. Ah mereka sudah datangl agi" keluh seorang gadis berambut blonde yang di kenal dengan nama YAMANAKA INO.
"AH, sudahlah ino kita lanjut saja ini kan lapangan kita. Ayo kiba oper bolanya padaku!"teriak gadis satu lagi dengan rambut indigonya yang tergerai sepundak. Yang kita ketahui dia adalah..
"Hyuga Hinata sudahlah ayo, aku juga sudah lelah ayo kiba, choiji, lee, semuanya kita istirahat." Teriak Ino kepada kawan-kawannya.
"Ino chaaaaannnnn, aku belum lelah. ." protes Hinata. Sambil mengembungkan pipinya dan mengerucutkan bibirnya Hinata mau tidak mau menyudahi permainan kesukaannya itu. Ia berjalan ke arah gawang untuk mengambil sandalnya.
"ch, wanita main bola, cari sensasi saja"kata seorang laki-laki kepada Hinata dengan dingin.
Hinata menoleh dengan kesal dan hendak mengatakan sesuatu kepada pria itu, saying pria itu keburu lari ketengah lapangan. Hinata memandang marah kepada pria tersebut, sayang yang di pandang tidak melihat karena sedang berLari membelakanginya.
"Hinata chan, gentian ya. .awas jangan di situ nanti kau kena bola. Atau kalau mau ikutlah bersama kami. . hahaha" teriak Sai membuat Hinata semakin kesal.
Dia berjalan keluar lapangan menuju Ino dkk yang sedang memandangnya. ,
"hih, anak itu menyebalkan sekali Ino chan, nyebelin sumpah."
"siapa?" Tanya Ino sambil memandang Hinata yang baru saja duduk di sampingnya.
"itu, si belagu, so oke" jawab Hinata sambIl memandang pria yang ia sebelin itu dengan tatapan kesal.
"maksudmu Sasuke-kun?". YUPZ pria yang membuat Hinata kesal adalah Sasuke, Hinata mengangguk. "kau ini dari awal bertemu dengannya selalu saja kesal sendiri, sudahlah."
"ih, apa kau tau apa yang tadi dia katakan di gawang? Wanita bermain bola, cari sensasi saja *meniru gaya bicara bungsu Uchiha*, maksudnya apa coba? Siapa yang cari sensasi? Cari sensasi dari dia? Ih sorry ya penting banget gitu?" Hinata mengeluarkan unek-uneknya.
'"sudah-sudah, kau mau pesan minum apa? Lee mau beli minum tuh…..".
Seusai menonton permainan bola pria yang di bencinya itu, Hinata pulang kerumahnya *yaiyalah kerumahnya masa ke rumah sasuke -plak-, author di tampar coz gaje*.Hinata segera membersihkan badanya yang kotor akibat bermain bola di lapangan tadi. Setelah selesai mandi ia segera kedapur membuat makanan untuk makan malamnya bersama keluarga kecilnya. Neji sang kakak baru saja bangun dari tidur siangnya saat mencium wangi masakan yang Hinata buat.
"hummmm, Hinata kau masak apa sore ini? wangiiii… ehh, Ayah sudah pulang?" Tanya Neji sambil menuruni tangga.
"e..eh.. ini Neji-nii aku masak nasi goreng, emang wangi ya? Padahal agak gosong sedikit..hihih, ayah belum pulang niisan."
"Seriuz kau gosong ?" Neji berlari keadiknya yang saaaaangat ia sayangi dan cintai sepenuh hati separuh jiwa.
"hihihihi, tidak kok niisan aku bercanda, lucu melihat niisan kaget makanan kesukaanya dirusak orang, seperti eee…" selagi Hinata berfikir Neji memotong perkataan adiknya itu.
"bukan begitu Hina chan, aku berfikir kau tidak pernah salah dalam memasak. Kalau sampai ada yang aneh dalam masakanmu berarti kau sedang kenapa-napa. Justru aku khawatir pada pemasaknya bukan masakannya… huuww" jelas Neji sambil mengusap pucuk kepala adiknya itu, dan beranjak ke kamar mandi.
Hinata yang di tinggal menunduk menutupi rona merah di wajahnya, walau pelaku yang membuat Hinata memerah itu adalah kakaknya tetap saja Hinata tidak terbiasa dengan perlakuan yang romantic kepadanya.
Pukul 07.00 pm
Hinata dan keluarganya selesai makan malam. Sudah kebiasaan keluarga Hyuga setelah makan mereka akan mengobrol walau sebentar.
"bagaimana Hari ayah di kantor hari ini?" Tanya putrid bungsunya dengan ceria.
"hemm, cukup sibuk sih tapi sangat bahagia ketika sudah mendekati waktu pulang karena akan bertemu anak-anakku yang selalu membuatku rindu" ujar Hiasi menatap kedua anaknya itu bergantian.
Tuh, lihat ayahnya pun bias membuat Hinata mengemaskannya gadis satu ini.
"ch, ayah aku… aku… boleh tidak membawa teman perempuanku kerumah u.. mmm untuk bertemu dengan ayah?" kali ini Neji yang bersemu merah dan menunduk, sedang Hinata dan Hiashi melongo menanggapi pertanyaan Neji.
"he…..heiii. . kalian jangan seperti itu kenapa? Ak… aku hany..hanya ingin memperkenalkan emmm Temari pada kalian. Agar mm..tidak salah paham jika bertemu di luar." Neji tergagap-gagap menjelaskan maksudnya.
"mak-sud-mu, pacar kau Neji?" ujar Hiasi dengan tampang tak percaya.
"emmmm, aku bilang kan teman wanitaku ayah!" sergahnya.
Hiasi mendelik, lalu melirik ke Hinata. Hinata tersenyum namun dalam senyumannya yang manis ada pesan yang mampu di terima Hiashi tanpa roaming, sebuah pesan "iya ayah ijin kan saja niisan membawa pacarnya".
"Baiklah, sabtu ini ya. Dia itu bagaimana Neji?" selidik Hiashi.
Neji bersemngat sekali menceritakan tentang Temari. Dari menjelaskan fisiknya, sifatnya, keluarganya, sampai kebiasaan buruknya. Hiashi dan Hinata hanya mendengarkan dengan bangga penuturan Neji. Selama 19th Neji tidak pernah membawa teman wanitanya kerumah. Dari ceritanya wanita itu sangat menarik membuat Hinata dan Hiashi tak sabar bertemu dengannya.
Selesai berbincang-bincang Hiashi segera masuk kamar dan kembali bergelut dengan pekerjaannya yang ia bawa pulang. Neji dan Hinata mencuci piring bekas makan mereka. Setelah selesai Neji kehalaman belakang rumah mereka dan terlihat seperti sedang menelpon. 'pasti pacar niisan, pantas saja belakangan niisan berbeda. Huh aku kesepian deh' batin Hinata. Ia pun kembali kekamar untuk belajar. Saat membuka buku pelajaran ia teringat kata-kata sasuke tadi, betapa bencinya dia.
Di kediamanUciha,
Seperti biasa, mikoto, Fugaku dan anak pertama mereka Itachi bercanda-canda di ruang tengah . sedang si bungsu, Uchiha Sasuke sedang berkutat di kamarnya dengan buku-buku inteleknya.
"ibu kenapa sih memberiku adik yang membosankan seperti dia? Sudah tidak satu hobby, pemarah, pelit, aneh lagi?" protes Itachi.
"eh jangan protes sama ibu, Tanya ayahmu ini yang menurunkan tabiat buruknya kepada anaknya yang satu itu." BelaMikoto.
"heh, kenapa jadi aku bu? Hobbynya sepak bola, tidak ada yang anehkan?Kalau pemarah tidak juga ah, kalau pelit itu sepertinya bukan aku tapi orangtuanya yang satu lagi…" kata Fugaku menoleh ngeri ke Mikoto.
Mikoto hanya menatap Fugaku tajam. "aku kekamar dulu!" kata fugaku menghindar.
Itachi tertawa puas melihat ayahnya kehilangan wibawa seperti tadi.
"sudah Itachi hentikan" menyuruh anaknya untuk diam, dan meninggalkan Itachi.
Itachi menahan tawanya, dan kemudian menonton Tv.
Sasuke sedang asik bergulat dengan buku kimia dan fisikanya. Tiba-tiba terlihat seriangi kecil di wajah tampannya. Entah apa yang membuatnya terlihat sexy begitu.
Skip time…
Hampir setiap sore keadaan di lapangan bola seperti biasa. Dan ternyata antara kubu Ino dan Sai sudah akur. Jika mau mereka bisa bermain bola bersama-sama tanpa harus berebut lagi. Itu semua berkat Ino dan sai yang JADIAN.
Bagaimana selanjutnya?
See ya in d' next chapter. .
Gak lama kok, tunggu aja yah. .
Thx 4 read, don't forget to leaving some review. .
