Sabtu malam di awal bulan adalah jadwal rutin Baekhyun untuk berbelanja. Gadis berusia duapuluh dua tahun itu kuliah di KAIST Unniversity semester tujuh jurusan Akuntansi. Sementara orang tua dan keluarganya berada di Daegu.

Baekhyun, gadis cantik berambut panjang itu menggunakan dress musim panas berwarna peach dilapisi cardigan berwarna cream dengan sling bag bermotif strawberry yang menggantung cantik di bahu kanannya, sangat manis.

Saat ini Baekhyun dan Chanyeol sedang berbelanja untuk persediaan satu bulan kedepan.
Omong-omong, Chanyeol dan Baekhyun itu sudah menikah tahun kemarin, saat Baekhyun berada di semester lima. Alasan kenapa mereka menikah saat Baekhyun kuliah, itu karena Chanyeol sudah berusia duapuluh lima tahun, dan ia sudah memegang perusahaan milik ayahnya, Chanyeol sudah sangat mapan dan butuh pendamping.
Baekhyunpun kuliah dengan dibiayai oleh Chanyeol. Agar meringankan beban orang tua Baekhyun, pikir Chanyeol.

Jika diperhatikan, Chanyeol dan Baekhyun terlihat sangat cocok bersandingan.
Baekhyun dengan dress musim panas berwarna peachnya, dan Chanyeol dengan kaos putih dan celana jeans selutut berwarna peach juga. Menambah kesan maskulin namun cute.

Chanyeol yang mendorong troli, sementara Baekhyun memasuka barang-barang yang ia tuliskan dalam memo kecilnya dengan semangat.

"Ramyun..."
Baekhyun memasukan beberapa bungkus ramen ke dalam troli yang di dorong oleh Chanyeol.

"Sosiji..."
Memasukan beberapa bungkus sosis juga.

"Yangpa..."
Memasukkan satu jaring bawang bombay juga.

"Subak... Mmmm..."
Baekhyun meletakan jari telunjuknya di dagu. Omong-omong, Itu kebiasaannya saat sedang berpikir.

"Yeollo... Bisakah kau ambilkan semangka? Kurasa itu cukup jauh dan juga berat. Hehe." Baekhyun sedikit menambahkan rengekan pada nada bicaranya pada Chanyeol dan di akhiri kekehan kecil. Chanyeol mengangguk.

"Baiklah, Baekboo. Berapa yang kau inginkan?"

"Satu saja sayang. Tak usah banyak-banyak. Toh hanya kau dan aku yang memakannya." Chanyeol melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya. -ok sign-

Selagi Chanyeol mengambilkan semangka, Baekhyun ingin mencari susu strawberry dan pisang kesukaannya juga Chanyeol.

"Aku heran, kenapa Chanyeol suka sekali pisang." Baekhyun mengerucutkan bibirnya sambil mencoba mengambil dua pack susu pisang kesukaan Chanyeol di rak paling atas.

"Ishh.. Susaaahh.." Baekhyun sudah berjinjit untuk mengambil susu itu, tapi apa daya? Tubuhnya tak cukup tinggi untuk mengambil satu pack lagi susu pisang itu karena terlalu jauh.

Tiba-tiba seseorang bertubuh tinggi mengambil satu pack susu pisang itu dan memberikannya pada Baekhyun.

"Ini.."
Ucap lelaki itu sambil tersenyum.

"Kamsahamnida.." Baekhyun tersenyum pada orang itu, tapi kemudian keningnya berkerut.

"Kau... Sehun kan? Oh sehun dari fakultas hukum? Murid Chanyeol di klub basket?" Namja bertubuh tinggi itu mengangguk dan melepaskan kacamata hitamnya.

"Ne. Dan kau... Kau Byun Baekhyun si mungil dari klub musik ya?" Baekhyun tersenyum lebar dan menangguk semangat.

Sementara Sehun, pria itu tersenyum bahagia. ia tidak menyangka jika gadis idamannya kini sedang berada di hadapannya dengan senyuman yang sangat cantik.

Oh Sehun, mahasiswa jurusan ilmu hukum semester 6, dia berada satu tingkat dibawah Baekhyun, dia adalah murid Chanyeol di klub basket saat Chanyeol masih menjadi pelatih di klub basket di kampusnya.

Dengan tubuh tinggi nan porposional bak seorang model, Sehun banyak disukai orang dan juga sangat tampan, namun dia jarang tersenyum. Tapi kali ini, Baekhyun dapat melihat Sehun tersenyum.
Kenapa Baekhyun sangat tahu mengenai Sehun? Jawabannya karena Xiao Lu, sahabat karibnya saaaangat sangat menyukai Oh Sehun ini. Hampir setiap hari dia menceritakan Oh Sehun. Ck! Dasar.

"Itu... Kau suka susu pisang ya?" Ucap Sehun sambil melirik troli di belakang Baekhyun. Baekhyun tersadar dari lamunannya.

"O-oh tidak, aku tidak suka susu pisang." Jawab Baekhyun tergagap.

"Lalu itu? Kau membeli tiga pack susu pisang Baekhyun-ssi." Sehun menunjuk troli Baekhyun dengan dagunya dan diikuti oleh Baekhyun.

"Oh bukan.. Itu, aku membelinya untuk Chanyeol. Dia yang menyukai susu pisang."

Senyum yang sehun sunggingkan perlahan luntur. Sehun ingat, jika gadis cantik ini sudah memiliki kekasih. Park Chanyeol, pelatih klub basket yang sangat tampan. Dia sangat populer dan kaya. Sangat sempurna untuk bersanding dengan Baekhyun, sang dewi Venus.

Setidaknya itu yang hanya Sehun tahu mengenai hubungan Baekhyun dan Chanyeol. Sehun tidak tahu jika Byun Baekhyun, gadis idamannya sebenarnya sudah menikah dengan Chanyeol. Karena yang Sehun tahu Byun Baekhyun hanyalah kekasih Park Chanyeol.

"Oh begitu.." Sehun mengangguk.

Sementara itu dilain tempat, Chanyeol mengambil beberapa kotak strawberry, 'Baekhyun pasti menyukainya' pikir Chanyeol.

Chanyeol lalu pergi ke tempat dimana tadi ia berpisah dengan Baekhyun, tapi dia tak menemukan gadis kecilnya disana, juga dengan trolinya.

"Kemana anak itu pergi?"
Chanyeol berjalan ke setiap tempat, melewati rak rak makanan dan, Bingo! Dia menemukan Baekhyun sedang bersama Oh Sehun, muridnya di klub basket. Chanyeol bukannya tidak tahu jika Sehun menyukai Baekhyun. Chanyeol pernah mendengar muridnya yang lain selalu membicarakan loker Sehun yang penuh dengan foto Baekhyun.

Chanyeol geram sekarang. Apalagi saat Sehun menyentuh lengan Baekhyun. Rasanya ia benar benar ingin menyingkirkan tangan itu dari tangan milik istri mungilnya.

Dengan susah payah, chanyeol menyimpan semangka besar itu pada troli tanpa mengeluarkan suara.
Ia lalu membuka bungkus strawberrynya lalu menghampiri Baekhyun.

"Sayang, coba ini." Ucapnya dari belakan Baekhyun sambil menyodorkan strawberry ke mulut Baekhyun.

"Eoh?" Baekhyun sedikit menjauhkan kepalanya, tapi langsung memakan strawberry yang di berikan Chanyeol.

"Kau habis dari mana? Kenapa mengambil semangka saja lama sekali? Sampai rambutmu berantakan seperti ini eoh.."

Baekhyun berbalik ke belakang dan merapikan rambut Chanyeol dengan tangannya. Sungguh terlihat manis.
Melihat adegan romantis itu, membuat Sehun tersenyum miris.

'Sadarlah Oh Sehun, Byun Baekhyun tidak akan memiliki perasaan lebih padamu' Gumamnya dalam hati.

"Aku tadi diam di dekat kipas angin di dekat stand roti. Jadi rambutku berantakan seperti ini karena terkena kipas angin" Chanyeol mengerucutkan bibirnya manja. Melihat itu Baekhyun memukul dada Chanyeol.

"Ya! Bersikaplah lebih maskulin di depan muridmu di klub basket." Baekhyun sedikit bergeser dan memperlihatkan Sehun si belakangnya.

"Oh.. Kau Oh Sehun.. Sedang apa disini?" Chanyeol bertanya pada sehun dengan tatapan dingin. Ohh ia pasti cemburu pada Oh Sehun.

"Aku sedang membeli beberapa bahan makanan, hyung dan aku melihat Seseorang sedang kesusahan mengambil susu pisangdi rak atas, jadi aku membantunya, dan ternyata itu adalah Baekhyun noona." Sehun sedikit tersenyum pada Chanyeol. Hanya sekedar formalitas saja sih, karena Sehun adalah muridnya di klub basket.

"Oh begitu.." Kata Chanyeol dingin, iapun berbalik dan mengecek kembali belanjaan Baekhyun di troli, seringaian tercetak di bibir Chanyeol.
Baekhyun dan Sehun kembali berbincang.

"Sayang..."
Panggil Chanyeol.

"Ya?"
Baekhyun menoleh.

"Haruskah kita membeli satu pack kondom rasa strawberry atau pisang untuk liburan musim panas kita?"
Wajah Baekhyun seketika memerah dan menunduk malu. Sementara Sehun melotot tak percaya.

"Kau ini apa-apaan sih? Jangan berbicara hal seperti itu saat didepan banyak orang."
Chanyeol mengerutkan keningnya. Ia sedang mencoba memanas manasi Sehun sebenarnya. Kekanakan memang, tapi seperti itulah Chanyeol saat sedang cemburu.

"Tapi kupikir, kita tidak usah membelinya. bisakah sesekali kita melakukannya tanpa kondom?" Chanyeol kembali membicarakan itu tanpa mengidahkan ucapan Baekhyun.

Baekhyun mengendus, dan Sehun kembali melotot. Ia terbengong mendengat ucapan Chanyeol, ditambah lagi dengan jawaban Baekhyun.

"Kau ingin aku hamil eoh? Aku sedang menyusun skripsi asal kau tahu." Chanyeol mendengus.

"Aku tahu nona Byun, tapi apa salahnya jika kau hamil? Ayahku bahkan sudah merengek seperti bayi kepadaku agar segera memberikan cucu padanya."

"Kau pikir ibuku juga tidak merengek? Huhh ia bahkan memintaku untuk cuti kuliah agar kau dan aku bisa bulan madu dan aku segera hamil." Baekhyun mengerucutkan bibirnya lucu mengingat ucapan ibunya tempo hari saat ia berkunjung ke Seoul.

Sementara Sehun? Ia sangat bingung, kenapa sepasang kekasih membicarakan masalah hamil dan bayi?

Baekhyun menepuk jidatnya dan kembali berbalik ke arah Sehun yang sedang kebingungan di belakangnya dan tersenyum canggung.

"Sehun-ssi mianhae.. Kau jadi mendengar hal-hal aneh karena kami. Habisnya Chanyeol ingin sekali aku hamil. padalah aku sedang menyusun skripsi. Lagi pula usia pernikahan kami baru satu tahun, mana mungkin aku langsung isi."
Baekhyun mengerutkan bibirnya imut. Sementara Sehun? Dia sweatdrop, apalagi saat mendengar kata 'Pernikahan'

'WHAT? Jadi selama ini Baekhyun sudah menikah dengan Chanyeol? Sudah tak ada lagi harapan bagiku' jerit Sehun dalam hati.

"Ja-jadi.. Kalian berdua sudah menikah?"

"Kau tidak tahu?" -Chanyeol

"Tunggu tunggu, kau tidak menganggap aku dan Chanyeol masih pacaran kan?" Sambung Baekhyun.

Sehun mengangguk pelan, membuat Baekhyun dan Chanyeol menepuk keningnya.

.
.

Ahhh ahhh... Yeollo.. Akhh." Baekhyun mendesah di bawah Chanyeol dengan kaki yang mengangkang lebar.
Chanyeol terus mengulum nipple Baekhyun hingga pipinya mencekung.

"Nghhh... Chanhhh ahhh.. Lebihhh cepat... Akhh..." Dengan semangat,

Chanyeol terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat dan terus menggisap nipple kemerahan Baekhyun.

"Yeollohhh.. akh akh." Baekhyun menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Sungguh, Chanyeol kasar sekali malam ini

"Ouh... Baekhhh, jangan nghh mengencangkan vaginamu, aku sulit bergerak." Chanyeol memamdang Baekhyun yang tengah terpejam dengan menggigit bibir bawahnya.

Payudaranya pun bergerak seirama dengan genjotan Chanyeol di vaginanya. Baekhyun terlihat sangat sexy saat ini ditambah dengan peluh yang membasahinya.

"Akhhh Chanyeolhh.. Ngghhh akuhh... Ahhhh hampir sampai nghhh akhh akhh ssshhh.."

Baekhyun meremas payudaranya sendri karena tak bisa menyalurkan kenikmatannya.
Chanyeol semakin menggerakan pinggulnya, menggenjot bagikan ternikmat itu berulang-ulang.

Vagina Baekhyun memang tiada duanya. Ia selalu sukses membuat penis Chanyeol menegang meskipun sudah orgasme berkali kali.
Vagina Baekhyun sudah sangat basah dan memerah. Tapi Chanyeol tak mau berhenti menggenjotnya.

Ini sudah ketiga kalinya baekhyun orgasme, tapi Chanyeol belum menunjukkan tanda tanda bahwa dia akan sampai.

Chanyeol bermain sangat kasar hari ini. Baekhyun dapat merasakannya.

"Chanyeol akkhhh..."

"Nghh. Baekhyun arrghhhh..."

Akhirnya mereka mencapai orgasme bersama sama.
Chanyeol ambruk di atas Baekhyun. Baekhyun mengelap peluh di kening Chanyeol dan mengecupnya.

"Kau sedang kalut ya?" Tanya Baekhyun sambil menyisir rambut Chanyeol dengan jarinya. Chanyeol bersandar di dada telanjang Baekhyun, menggesekkan hidungnya disana membuat Baekhyun terkekeh geli.

"Kau bisa bercerita Yeollo.. Kau kenapa, hm? Apa yang membuatmu terganggu?"
Chanyeol bergeser dan berbaring di samping Baekhyun.

"Aku terus kepikiran ucapan ayah. Dia bilang ingin kita cepat memiliki momongan."
Baekhyun tercengang, ia jadi merasa tidak enak, karena ia selalu menunda kehamilan.

"Aku tidak mau memaksamu, karena kau akan sidang skripsi bulan depan."
Chanyeol memeluk Baekhyun dari samping dan mengusakkan hidung mancungnya di dada Baekhyun dan memulai kebiasaannya, Breast feeding.

"Maafkan aku Yeollo.. Karena aku selalu menunda kehamilanku, pikiranmu jadi terbebani." Baekhyun mengusap kepala Chanyeol sayang.

"Hmm... tak apa sayang. Aku mencintaimu Baekboo. Selamat malam" Chanyeol kemudian memejamkan matanya, memasuki alam mimpi.

"Selamat malam Yeollo, mimpi indah." Baekhyun tersenyum dan mengelus rambut Chanyeol.

'Aku harap keputusanku benar.' Baekhyun merogoh sebuah pil dari balik bantalnya dan menaruh pil itu di laci.
Ia lalu memejamkan matanya menyambut alam mimpi bersama Chanyeol.

.
.

"Pagi sayang." Chanyeol mengecup pipi Baekhyun lalu duduk di kursi meja makan.
Baekhyun menaruh mangkuk berisi sup dan menghampiri Chanyeol.

"Makanlah selagi hangat." Baekhyun duduk di sebrang Chanyeol dan ikut memakan sarapannya.
Setelah selesai, Baekhyun membersihkan peralatan makan kotor mereka.

"Menghadap kesini, akan ku pasangkan dasimu." Chanyeol menurut saja. Ia lalu berdiri di hadapan Baekhyun yang dengan telaten memasangkan dasi kerjanya.

"Kau tidak ada jadwal kuliah, sayang?"

"Hari ini tidak ada, tapi kurasa siang nanti aku akan menemani Xiao Lu pergi ke toko buku." baekhyun menjawabnya tanpa berhenti menasangkan dasi Chanyeol.

Chanyeol memandangi Baekhyun yang terlihat cantik saat ini.
"Kalau begitu hati-hati, aku akan pulang agak terlambat hari ini sayang." Chanyeol menangkup kedua pipi Baekhyun mengecup kening dan bibirnya sayang. Ia lalu pergi menuju mobilnya.

"Kau jangan lupa makan siang Yeollo." Baekhyun melambaikan tangannya pada Chanyeol yang mulai pergi menjauhi pekarangan rumahnya.

.
.

Xiao Lu tak henti-hentinya ia menceritakan Oh Sehun, pria pujaan hatinya dengan semangat.
Seperti saat ini, mereka sedang berada di pusat perbelanjaan di Seoul setelah selesai membeli buku yang Xiao Lu butuhkan.

Ia terus saja mengatakan 'Kemeja ini seperti kemeja milik Sehun yang kemarin ia gunakan. Bukankah ini bagus?'
'Sepatu ini terlihat seperti milik Sehun, aku akan membelinya satu'
'Hey. Bukankah kemarin sehun memakai kaos merk ini?'
Dan masih banyak lagi ocehan tentang Oh Sehun yang Xiao Lu ucapkan.

"Xiao Lu, bisakah kau berhenti membicarakan Oh Sehun? Terlingaku sudah panas dan perutku juga lapar.. Aku ingin makan siang." Baekhyun mengerucutkan bibirnya imut sambil menghentak hentakkan kakinya seperti anak kecil. sementara Luhan menghela nafasnya kasar.

"Huh... baiklah, ayo kita cari tempat makan Baekboo." Luhan berjalan lebih dulu meninggalkan Baekhyun.

"Ya! Xiao Lu, rusa China... Tunggu aku." Baekhyun berlari kecil di belakang Luhan, gadis itu benar benar.

.
.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan tiga puluh malam, tapi belum ada tanda tanda Chanyeol akan pulang. Udara semakin dingin, tapi Baekhyun masih saja betah berdiri di balkon rumahnya dengan piyama sutra warna merahnya yang ditutupi jaket tipis.

Baekhyun memeluk tubuhnya sendiri sambil menggosok-gosok lengannya. Ia khawatir, kenapa Chanyeol belum pulang? Ini bahkan sudah sangat larut.
Berkali-kali Baekhyun menghubungi ponsel Chanyeol, tapi yang ia dapatkan hanya suara operator yang mengatakan bahwa ponsel Chanyeol sedang tidak aktif.

"Ayolah Chanyeollo... Kenapa kau tak pulang juga?" Baekhyun berencana turun ke dapur untuk membuat teh hangat, tapi langkahnya terhenti saat ia mendengar suara tombol kata sandi di pintu rumahnya.

Ia lalu bergegas lari ke arah pintu dan menemukan Chanyeol yang sedang membuka sepatunya.

"Chanyeollo..." Baekhyun berlari kearah Chanyeol dan memeluknya erar, dan di balas oleh Chanyeol.

"Ada apa Baekboo? Kenapa kau belum tidur? Ini sudah sangat larut sayang.." Chanyeol mengecup pucuk kepala istrinya lembut, ahh rasanya nyaman sekali berada di pelukan Baekhyun.

"Aku mengkhawatirkanmu bodoh! Kenapa kau pulang selarut ini?" Baekhyun memukul dada Chanyeol pelan dan kembali memeluk tubuh tegap suaminya.
Chanyeol terkekeh melihat tingkah menggemaskan istrinya.

"Bukankah aku sudah bilang jika aku akan pulang larut, eum?"

"Tapi tidak selarut ini... Dan dimana mobilmu? Kenapa ponselmu tidak aktif eoh?" Baekhyun melepaskan jas dan membawakan tas kerja Chanyeol menuju kamar mereka.

"Mobilku ada di bengkel, ada sedikit masalah dengan mesinnya. Dan baterai ponselku habis, jadi ponselku aku matikan saja." Baekhyun mengangguk lalu memilihkan piyama Chanyeol untuk baju ganti.

"Aku akan menyiapkan air hangat oke? Kau mandilah."

"Oke. Terimakasih istriku tercinta." Kecupan ia daratkan di pipi Baekhyun dan bergegas pergi ke kamar mandi.

Baekhyun memasuki kamarnya setelah mengunci pintu utama rumahnya. Chanyeol menyandarkan punggungnya pada headbed ranjang sambil memperhatikan tabletnya. Baekhyun tersenyum lembut sambil membawa sebuah pelembab wajah dari meja rias.

Ia lalu duduk di pangkuan Chanyeol yang tengah berselonjor. Membuka tutup krim pelembab wajah dan mulai mengoleskannya ke seluruh wajah Chanyeol.

"Berhenti bekerja saat kau sedang berada di rumah, sayang." Chanyeol menaruh tabletnya di nakas lalu merangkul pinggang istrinya, sayang.

Baekhyun terkekeh dan meratakan pelembab wajah yang berada di wajah Chanyeol.

"Apa kau lelah?" Tanya Baekhyun hati-hati.

"Ya, sedikit. Memangnya kenapa baekboo?" Chanyeol mengeratkan rangkulannya di pinggang Baekhyun.

"Aku... Mmmm..."

"Aku apa?" Chanyeol menangkat alisnya penasaran.

"Ayo kita membuat little park." Chanyeol membulatkan matanya tak percaya.

"Ta-tapi bukannya kau...?"

"Tak apa Yeollo."

Mendapat lampu hijau dari Baekhyun, Chanyeol dengan cepat menerjan Baekhyun dan mencium Baekhyun dengan penuh nafsu.

Ahh ini akan menjadi malam yang panjang bagi Chanyeol dan Baekhyun.

.
.

TBC