LOVE DUNK KRAY VERSION

Author -Takii_yuuki-

Editor -PURPLE DEVIL-

Genre [ angst, drama, hurt/comfort, yaoi,family, friendship, romance]

Main cast :

Zhang Yixing/Lay,Wu Yifan/Kris

Kim Woobin – Lee Jongsuk

Clara Lee, Jung Taekwon

Rating : M

Length : Chaptered

Dislaimer : mereka milik orang tua mereka dan SMent, saya hanya pinjam nama. Pin bb saya, siapa tau ingin berteman dengan saya : 5189737F

Warning : cerita ini mengandung unsur boys x boys, DON'T LIKE DON'T READ, Shonen-Ai, BL, Typo(s), typo bertebaran, ooc, author masih amatiran, tulisan bercetak miring itu tanda flashback dll

Mohon maaf. #deepbow kalau tidak suka silahkan di[x] ya, jangan bash author ya, saling menghargai. author menulis juga gak mudah. terima kasih pengertiannya.

Mohon sekali lagi dibaca warningnya, ini Pair Kris Lay jadi yang tidak suka couple ini, mending gak usah dibaca daripada nanti kecewa dan menghina author.

Ini ff kerjasama antara -PURPLE DEVIL dan saiaa sendiri.

MAAF KALAU ALURNYA TERLALU CEPAT, LONCAT-LONCAT, MEMBOSANKAN, GAK JELAS, KEPANJANGAN, MOHON MAAF SEKALI LAGI.

Happy reading...

Chapter 1

..

..

..

..

..

"Woobina~" teriak seorang namja manis sambil berlari kecil menghampiri namja tinggi yang bernama Woobin itu

Namja yang bernama Woobin itu pun menoleh saat mendengar nama nya di panggil seorang namja manis yang datang menghampiri-nya, "ini minum untukmu" ujar namja itu sambil menyodorkan sebotol air mineral pada Woobin

"Terima kasih" Woobin menerima pemberian namja itu "duduklah, akan aku kenalkan kau dengan temanku" lanjut Woobin dengan menyuruh namja manis itu duduk disebelah nya, namja manis itu pun menuruti perkataan Woobin

"Yifan" teriak Woobin pada seorang namja yang tinggi nya setara dengannya, namja yang dipanggil Yifan itu pun menoleh pada Woobin dan menghentikan mendribble bola nya "kemarilah" Yifan pun dengan berat hati menghampiri Woobin dengan seorang namja yang duduk disebelahnya

"Kenalkan, sahabatku Zhang Yixing." Woobin mengenalkan Yixing pada Yifan.

"Yifan." Yifan mengulurkan tangan pada Yixing.

"Yixing" dan Yixing pun membalasnya. Jabatan tangan pun terlepas saat diantara mereka memperkenalkan diri dan mereka-Yifan dan Yixing -tidak tahu bahwa dari perkenalan itu benang merah diantara mereka telah terhubung.

"Senang berkenalan denganmu Yifan." Senyuman manis pun terpatri di wajah Yixing dengan lesung pipi yang makin memperindah senyumannya.

"Aku juga, semoga kita bisa jadi teman yang baik." Senyuman tulus terlihat di wajah Yifan saat ia membalas perkataan Yixing.

"Hey-hey, masih ada aku disini? Kalian melupakanku" Namja tampan dengan tinggi setara dengan Yifan itu pun merangkul Yifan dan Yixing saat ia melihat mereka tidak henti saling memandang.

"Tidak, aku tidak mungkin melupakanmu Woobin -a~ sampai kapan pun aku tidak akan melupakanmu" Yixing pun memeluk namja tampan yang bernama Woobin itu.

"Aku juga My Xing-Xing. Aku sangat menyayangimu, unicorn kecil ku." Woobin membalas pelukan Yixing tak kalah erat.

"Aku juga menyayangimu.. Woobin -a~" Yifan yang melihat sepasang sahabat itu berpelukan hanya tersenyum tipis, ia merasa bahagia mempunyai teman seperti Yixing dan Woobin dan dimulai saat itu kisah mereka -Yifan , Yixing , Woobin -akan terjalin.

duk.. duk.. duk..

Yifan mendribble bola basket yang ada di tangan nya dan ia siap untuk memasukkan bola basket itu ke ring

Hup!

Yifan melompat sambil melempar bola basket yang ada ditangan nya penuh dengan keyakinan

Bang!

Akh..!

Yifan mendengus sambil mengusap rambutnya kasar saat melihat bola yang ia lempar malah menabrak papan ring

"Sial! Sial! Sial" umpat nya kesal

Prriitt!

Pelatih Cho meniup peluit nya saat melihat Yifan yang akan mendribble bola basket itu lagi

"ok.. Yifan stop?! I think you need a break, you look tired"

Yifan menggeleng "beri aku satu kesempatan sekali lagi.. aku janji akan lebih baik" Pinta Yifan memelas pada sang pelatih

"aku tidak mau mengambil resiko lebih besar Yifan.. Sepertinya kau mengalami sindrome x, hingga permainanmu buruk akhir-akhir ini" Yifan terbelalak apa yang sang pelatih katakan padanya

"sindrome x?" Tanya Yifan tak percaya

"Ya, sindrome ini membuatmu sulit untuk berkonsentrasi dan fokus, juga mengurangi kemampuanmu.. Satu-satunya cara kau harus istirahat sampai kau sembuh" Papar pelatih Cho pada namja tampan itu

"berapa lama?"

"Huft~" helaan nafas pun terdengar dari bibir sang pelatih "aku tidak tahu.. tapi semoga penyakitmu tidak parah, jika sampai pertandingan liga, 3 bulan lagi kau belum sembuh, maaf kau tidak bisa ikut pertandingan.. Kau tahu disana ada pencari bakat dari berbagai universitas.. Sayang jika kau melewatkan kesempatan itu Yifan" lanjutnya lagi pada Yifan,

Yifan memejamkan matanya sejenak, ia menggeleng keras "tidak, tidak mungkin, tidak mungkin aku mengalami sindrome ini, tidak" Pelatih Cho menepuk bahu Yifan pelan

"bersabarlah"

"Yifan..!"

Yifan yang saat itu sedang membereskan pakaian nya pun menoleh saat telinga nya mendengar seseorang memanggil nya dan Yifan pun melihat Woobin yang datang menghampirinya

"Ada apa? Apa benar yang aku dengar kalau kau mengalami sindrome x dan harus istirahat?"Yifan hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan sang teman -ah ani lebih tepat nya sang sahabat

"Tidak mungkin.. Tapi bagaimana bisa?" Woobin bertanya sambil memandang Yifan dengan rasa tidak percaya

"Aku juga tidak tahu tapi aku berusaha untuk kembali secepatnya.. Aku pasti sembuh" Yifan menjawab perkataan Woobin dengan bijak dengan senyum tipis terlihat dibibir nya

"Istirahatlah, jika kau merasa sudah sembuh, kembalilah.. Team menunggumu" Woobin tersenyum sambil menghibur sang sahabat

"Terima kasih Woobin" Yifan menggendong tas nya dan meninggalkan ruang ganti.

Woobin menatap sedih sahabatnya, Yifan. Ia merasakan bagaimana perasaan Yifan saat ini tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa berdo'a untuk Yifan agar keadaannya menjadi lebih baik dan Yifan bisa kembali bermain basket,

"Aku dan yang lain nya menunggumu kembali Yifan.." Gumam Woobin dengan memandang punggung tegap sang sahabat yang semakin menghilang dari pandangan nya, Dan setelah kepergian Yifan? Woobin pun kembali ke lapangan untuk berlatih

Selesai berlatih Woobin menunggu Yixing di luar kelas dan tak berapa lama kemudian Yixing pun keluar dari kelas nya

"sudah lama?" tanya Yixing pada Woobin yang tersenyum pada nya

"Belum, aku baru tiba 5 menit yang lalu"

Yixing hanya menganggukan kepala nya saat Woobin menjawab perkataannya "Hari ini kau jadi membeli buku filsafah seni?" Yixing bertanya kembali pada Woobin

"Iya" jawab Woobin singkat sambil mengangguk pelan pada Yixing

"Baiklah, ayo kita pergi" ajak Yixing sambil menarik tangan Woobin

"Yixing kita mau kemana?" Woobin bertanya dengan wajah yang terlihat bingung pada Yixing yang terus menarik nya

"Tentu saja Kita akan ke bookstore.. Memang mau kemana lagi? Pom bensin? Ayo cepat nanti kita akan ketinggalan bus." Yixing pun menarik Woobin kembali tapi Woobin hanya berdiam diri saat Yixing menarik tangan nya

"Ada apa lagi Woobina~.."

"Kau lupa.. Aku membawa motor dan kita sudah melewati parkiran"

"Astaga binnie~ aku lupa"

"Selalu saja, dasar Unicorn pikun." Woobin mengacak rambut Yixing dengan lembut, "Ayo kita ke parkiran.. Aku takut nanti kita kemalaman pulang-nya."ajak Woobin sambil merangkul Yixing dan yang dirangkul pun hanya mengganggukan kepalanya.

Kini pun mereka -Woobin dan Yixing- telah berada di tempat yang mereka tuju

"Ada apa? kenapa kau terlihat murung?" tanya Yixing yang bingung dengan Woobin yang sedari tadi hanya diam

"Tidak ada apa-apa" Jawabnya dengan senyum yang terkesan dipaksakan

"Jangan bohong.. aku mengenalmu sejak umur 10 tahun Woobina~" Woobin menghela nafas, sepertinya percuma jika berbohong pada sahabatnya yang satu ini

"Baiklah sepertinya aku tidak bisa berbohong pada sahabat kecilku ini" Ucap Woobin dengan senyum tipis terlihat dibibirnya

"Aku tidak sekecil itu" balas Yixing sambil mempoutkan bibirnya lucu

"Setidaknya kau lebih tinggi dari hobbit" goda Woobin pada sahabat kecil nya itu

"Yak! kim Woobin.. kau ingin aku bunuh ya.." Yixing mendengus sebal pada Woobin

"Iya iya maaf.. ak-aku hanya prihatin pada Yifan" akhirnya pun Woobin angkat bicara pada Yixing

"Kenapa dengan Yifan?" tanya Yixing serius

"Dia mengalami sindrome x dan kemungkinan tidak bisa ikut liga basket bulan maret mendatang"

"Sindrome x? Aku tahu itu, aku pernah membaca nya.. Memang sulit untuk sembuh dalam waktu dekat tapi semua tergantung diri kita masing-masing kan? Kalau Yifan ingin sembuh dengan cepat.. Yifan harus terus berlatih tapi tidak boleh dipaksakan, pelan-pelan saja, nanti akan sembuh sendiri"

"Wow.. sepertinya kau berpengalaman sekali dengan sindrome x ini"

"Penyakit Yifan seperti penyakit seorang atlet panah yang aku baca sebelumnya"

"Bagaimana ceritanya?" tanya Woobin penasaran

"Dia mengalami penyakit seperti ini, apa ya namanya, sindrome kuning atau apa begitu, jadi setiap dia melihat papan sasaran tembak, warnanya berubah menjadi kuning semua, padahal dia akan ikut olimpiade"

"Lalu bagaimana keadaannya? Apa dia bisa sembuh dan ikut olimpiade?" tanya Woobin antusias "tentu saja, dengan sedikit kerja keras dan latihan, dia berhasil sembuh dan ikut olimpiade"

"Apa proses penyembuhannya lama?"

"Kalau yang dari aku baca, tidak lama tapi untuk kasus Yifan, aku tidak tahu"

"Tapi pasti sembuh kan"

"tentu saja.. Itu bukan penyakit yang bisa membunuhnya.. Dia akan sembuh" Yixing menghilangkan kecemasan Woobin. Woobin tersenyum, ia sangat senang memiliki sahabat seperti Yixing. 'Itulah kenapa aku sangat mencintaimu Xing. Malaikatku..' .

Setelah pulang dari latihan, Yifan tak langsung pulang tapi harus menjemput Clara kekasihnya yang sedang belanja. Yifan tidak masuk tapi menunggu di parkiran. 30 menit kemudian, Clara keluar dengan membawa barang belanjaan yang begitu banyak, Yifan hanya mendengus melihat kelakuan kekasihnya yang hobi belanja

Brak!

Clara membuka pintu belakangnya dan menaruh semua belanjaannya kemudian pindah kedepan

"akhirnya.." Clara menghela nafas..kemudian Yifan melajukan mobilnya pergi dari mall.

"sebenarnya masih ada yang harus aku beli tapi tanganku tidak mampu lagi membawanya"

"apa barangmu masih kurang banyak hingga kau masih harus beli lagi?"

"tentu saja, aku adalah kekasih kapten basket dari tim terbaik di korea jadi aku harus menjaga penampilanku" Jawabnya sambil memoles bibirnya dengan lipstik berwarna merah, membuat nya terlihat -euww dimata Yifan,

"Yifan nanti kita ke club ya, ada perform dari david guetta" Ajak Clara pada sang kekasih

"Maaf baby aku tidak bisa, aku lelah sekali" Tolak Yifan tanpa menoleh pada Clara.

"Kenapa setiap aku mengajakmu ke club, Kau selalu menolak, ada apa denganmu?" Clara marah pada Yifan, "Oh Come on Yifan, ayo kita pergi. Aku akan mengenalkanmu pada teman sosialita-ku, mereka sangat ingin bertemu denganmu, mereka fansmu."

"Sungguh aku lelah sekali.. kalau kau mau pergi.. pergilah sendiri." Ucap Yifan enggan meladeni kemarahan Clara.

"Ck..Terserah kau saja, kalau begitu antar aku pulang dan kau boleh pergi."

"Ya" jawab Yifan malas. Clara memilih memainkan handphonenya dan mendiamkan Yifan.

Keesokan hari nya Yifan masuk ke ruang ganti untuk bersiap latihan. Saat dia akan membuka lokernya, mendadak lokernya tak bisa dibuka, ia berulang kali mencoba tapi tidak bisa, akhirnya Yifan pun menemui pelatih Cho dilapangan, kebetulan pelatih Cho sedang melakukan briefing

"pelatih Cho..!" Teriak Yifan sambil menghampiri sang pelatih

"Yifan.. sedang apa kau disini? Apa kau tidak menerima pesanku?" Yifan yang diberi pertanyaan seperti itu pun hanya mengerutkan dahinya

"pesan.. Pesan apa?" tanya Yifan bingung, sungguh Yifan tidak tau apa maksud dari perkataan sang pelatih

"kalau kau tak perlu datang lagi untuk latihan"

DEG~

"Ma-maksud pelatih apa?"

"kemarin aku dan kepala sekolah mengadakan rapat tentang keadaanmu dan beliau memutuskan untuk menon-aktifkanmu dari tim sampai waktu yang tidak ditentukan" Yifan terbelalak begitu juga yang lain saat mendengar ucapan sang pelatih

"Ta-tapi aku kapten di tim ini" Sanggah Yifan dan pelatih Cho hanya menggeleng,

"jabatan kaptenmu akan diberikan-

Perkataan sang pelatih pun terpotong saat Woobin menghampiri mereka yang ada dilapangan

"maaf aku terlambat" ucap Woobin terengah-engah sambil mengatur nafas dan detak jantung nya yang bertedak kencang karena ia habis berlari dari parkiran hingga lapangan

"-Woobin.. Dia yang akan menggantikanmu saat ini" lanjut sang pelatih pada Yifan

"APA!" Ucap Yifan tak percaya

"Ad-ada apa? Aku-aku kenapa?" tanya Woobin bingung, ia baru datang tapi sudah mendapat pandangan tidak bersahabat dari Yifan

"Kau kapten tim basket sekarang!' Ucap pelatih Cho

"a-a-apa? Tidak mungkin, Yifan.. dia kaptennya" Woobin masih tak percaya dengan yang ia dengar, Yifan menggeleng kecewa dan kemudian meninggalkan lapangan, dengan tidak sengaja ia menabrak bahu Woobin membuat Woobin sedikit terhuyung kebelakang

"Yifan! Wu Yifan..!" Panggil Woobin tapi Yifan tak menggubris nya. Woobin ingin mengejarnya tapi pelatih Cho mencekalnya dan memintanya untuk berlatih, Woobin pun menurut, ia akan menemui Yifan seusai latihan

Yifan duduk di taman dekat lapangan basket yang sering ia gunakan latihan saat ia kecil dulu. Yifan duduk sambil melihat kedua tangannya, terlihat sedikit bergetar.

Tes.. Tes..

Ia menangis. Hatinya sakit karena dia tidak bisa bermain basket lagi. Pandangan nya kemudian teralih saat melihat anak-anak kecil usia sekitar 7 tahunan bermain basket di lapangan itu. Ia melihat keceriaan dimata mereka, ada perasaan iri yg ia rasakan saat ini.

"kenapa ini terjadi padaku?" Bathin Yifan pilu

puk!

seseorang menepuk bahunya. Yifan pun mendongak dan ternyata pelakunya adalah Woobin, sahabatnya. Yifan pun segera mengusap airmatanya

"ada apa kau kemari?! bukankah kau harus latihan" Tanya Yifan tanpa melihat Woobin.

Woobin tersenyum, ia pun duduk disamping Yifan "aku bolos.. badanku lelah sekali"

"kau ini kapten.. bagaimana kau bisa bolos dari latihan hanya karena lelah?"

"kapten pengganti.. Aku tidak pernah menginginkan posisi itu.. hal itu malah membuatku kehilangan sahabatku" Jawabnya santai

"kau.."

"apa kau kira aku yang mengajukan diri menjadi kapten? Masih banyak yang lebih baik dari aku.. Chanyeol, sehun, kai, luhan, mereka lebih berbakat dari aku"

"sebenarnya apa maksud kedatanganmu kemari?"

"aku ingin keluar dari tim basket, aku tidak akan bermain jika kau tidak ada"

"Apa!" seru Yifan tak percaya "kau gila.. bagaimana kau bisa melakukan hal bodoh seperti itu"

Woobin tersenyum pada Yifan "aku lebih memilih keluar dan kau kembali menjadi sahabatku daripada aku jadi kapten tapi kau menjauhiku.. Selain basket, kau juga adalah orang penting untukku, kau adalah sahabat terbaikku"

"jangan bodoh Kim Woobin, kau menyia-nyiakan basket hanya demi aku?"

"ya, aku bodoh.. aku bodoh karena aku tidak mau kehilangan seorang sahabat"

"dasar bodoh.."

"Yifan.. persahabatan kita lebih penting dari apapun, aku rela meninggalkan semua itu asal persahabatan kita tetap utuh" Yifan terhenyak atas perkataan Woobin pada nya

"Huft~" helaan nafas keluar dari bibir Yifan.. "jangan korbankan basketmu demi aku.. maaf aku egois. Aku tau kau bukan orang yang haus akan kekuasaan.. Aku akan mendukungmu, jaga posisiku agar tidak ada yang menggantikannya.. Aku hanya percaya padamu tapi jika orang lain yang menggantikannya aku tidak akan rela" jelas Yifan pada sang sahabat, Woobin tersenyum kembali "kau harus sembuh, dan kembali sebelum liga basket.. Promise?" Woobin mengulurkan jari kelingkingnya

"promise.." balas Yifan

"sepertinya aku tahu siapa yg akan membantumu dalam hal ini"

"maksudmu?" Tanya Yifan bingung dengan kerutan yang terlihat di dahi nya

"you'll see.."

Ddrrtt.. Ddrrtt.. Ddrrt..

Ponsel Woobin bergetar, ia mengambil ponsel yang ada di dalam saku celana nya dan menjawab telepon yg masuk tanpa melihat siapa kah gerangan yang menelponnya

"yeoboseyo.."

"..."

"ah ya, sebentar lagi aku jemput.. Jangan kemana-mana sebelum aku datang."

"..."

"ok bye.." Woobin menutup teleponnya

"dari siapa? Kau senang sekali sepertinya? Pacarmu?" Tanya Yifan penasaran

"hanya seseorang yg spesial dihatiku" jawab Woobin. Yifan hanya ber-oh ria menjawab perkataan dari Woobin

"aku harus kembali ke kampus.. besok aku akan mengenalkanmu pada temanku yg akan membantumu.."

"baiklah.."

Woobin pun berpamitan pada Yifan untuk kembali ke kampus, Yifan melihat punggung tegap Woobin yang semakin hilang dari pandangannya, dan Yifan pun memutuskan untuk pergi ke bookstore, mencari buku referensi tentang basket, mungkin itu akan membantu, pikirnya.

Woobin yang melihat Yixing duduk di halte kampus pun langsung menghampirinya. "Sudah lama menunggu?" Tanya Woobin saat sudah menghentikan motor nya tepat di depan Yixing untuk menunggu diri nya

Yixing menggelengkan kepala nya pelan "belum"

"Kalau begitu naiklah.. Aku takut kau terlambat bekerja dan terkena marah oleh bosmu" ujar Woobin sambil menyodorkan helm kepada Yixing

"Baiklah" Yixing pun menerima helm dari Woobin dan memakainya setelah itu ia pun mendudukan bokong nya di motor Woobin

"Pegangan xing atau kau peluk saja aku" pinta Woobin pada Yixing

"Siap kapten Woobin" Yixing pun melingkarkan tangan nya di pinggang sang sahabat,

Woobin yang merasakan Yixing sudah memeluk nya? Ia pun melajukan motornya meninggalkan halte itu

Sekitar 30 menit mereka pun sampai di tempat tujuan...

"Terima kasih Woobina~.. Kau sudah mengantarku." ucap Yixing sambil membungkukkan badannya dan tersenyum dengan lesung pipi yang terlihat diwajahnya setelah ia menegakkan tubuh nya

"Sudah seharusnya aku sebagai sahabat membantumu.. lagipula ini kan juga arah pulang kerumah" balas Woobin dengan tersenyum juga pada Yixing "jja.. Sekarang masuklah seperti nya bookstore sedang ramai pengunjung"

"Seperti nya.. Terima kasih atas tumpangan nya Woobina~" Yixing pun melangkah masuk menuju tempat kerja nya

"Yixing.."

Yixing menoleh saat Woobin memanggil nya "ada apa lagi"

"Kau lupa belum membuka helm nya"

Yixing pun meraba atas kepala nya, kini pipi Yixing terlihat merah, entah itu perasaan malu atau marah karena Woobin baru memberitahu nya waktu ia sudah agak jalan terlalu jauh.. Pantas saja orang-orang pada tersenyum saat melihat nya

"ups maaf.. Ini aku kembalikan.. Terima kasih" Yixing meninggalkan Woobin begitu saja tanpa menoleh sedikit pun pada Woobin,

Woobin yang melihat Yixing terus berjalan untuk memasuki toko itu hanya memandang punggung sahabat kecil nya dengan senyum yang tak lepas dari bibir nya

'Aku mencintaimu Zhang Yixing'

Yixing memasuki bookstore itu dengan perasaan was-was karena ia takut pemilik bookstore tempat ia bekerja akan memarahi-nya sebab ia terlambat 10 menit,

'Ini semua gara-gara binnie~.. Coba dia tadi tidak mengulur waktu ku tentang helm nya pasti tidak akan seperti ini.. Dasar helm menyebalkan' bathin Yixing sambil mendengus sebal

"Yixing.." Yixing tersentak kaget dan menoleh kearah sumber suara.. Yixing pun tersenyum saat sang pemilik bookstore itu menghampirinya

"Ya.. Mr. Kim" jawab Yixing menundukkan kepalanya untuk menetralkan jantungnya yang kaget atas panggilan sang pemilik bookstore tadi.

"Syukurlah kau datang.. Sekarang kau coba hampiri pemuda itu.. Seperti nya ia kesulitan mencari buku yang ia inginkan" Yixing mengangkat kepala nya dan menoleh kearah yang ditunjuk oleh sang pemilik bookstore

"Baiklah" Yixing pun berpamitan pada sang pemilik toko untuk menghampiri namja yang di tunjuk oleh mr. kim tadi

"Syukurlah aku tidak kena marah.. Seperti nya aku mengenal nya.. Entahlah" Gumam Yixing sambil mengidikkan bahu nya dan menghampiri namja itu

Yifan terlihat kebingungan mencari buku tentang basket, hingga akhirnya seorang datang menolongnya

"maaf ada yang bisa saya bantu?"

Yifan pun menoleh kan kepala nya kearah seseorang yang berada disamping nya,"Yixing?"

"Yifan?" Yixing tak kalah kaget saat melihat Yifan yang berada di bookstore tempat ia bekerja.

"Yixing kau sedang apa disini?"

"Aku bekerja disini." Jawab Yixing. Yifan yang mendengar jawaban Yixing hanya ber'oh ria saja "Ada yang bisa aku bantu.. Yifan"

"Aku-aku mencari buku tentang basket.. Basket pemula" Jawab Yifan sedikit gugup

"Basket? Basket pemula?" Yixing berjalan kesamping Yifan dan mengambil sebuah buku agak tebal tentang basket "Aha, ini. Aku rasa cocok untukmu. Basket, Play With Your Heart By Lebron James. Dia adalah pemain basket yang hebat, kau pasti menyukainya, ditambah ada tanda tangan darinya." Ucap Yixing dengan menyodorkan buku itu pada Yifan , Yifan menerima buku itu dengan senyuman. Lebron James adalah pemain basket favorit nya.

"Terima kasih Yixing."

"Iya.. Sama-sama" / "Yixing .. bisakah kau membantuku" Panggil salah satu teman Yixing yang terlihat kesulitan membawa sebuah box besar berisi buku yang baru datang. / "Ya, sebentar.. Silahkan lanjutkan, aku permisi. Bye Yifan." Yixing membungkuk dan meninggalkan Yifan .

"Bye Xing." Namun Yixing sudah jauh. Yifan terpaku melihat kepergiaan Yixing, hingga suara telpon membuyarkannya. Yifan melihat id caller-nya 'Clara Lee' terlihat jelas di layar telpon-nya.

"Ye.."

"..."

"Baiklah tunggu sebentar." Yifan menutup ponselnya dan pergi ke kasir untuk membayar bukunya. . . .

-at Yifan's Car-

Clara mulai membuka pembicaraan setelah beberapa menit diam, "Yifan, ayo kita putus"

Ckit!

Yifan mengerem mendadak mobil nya, beruntung tidak ada mobil dibelakang mereka, kalau ada mungkin akan terjadi kecelakaan.

"apa maksudmu? Ki-kita putus? Apa salahku? Kita tidak ada masalah apapun sebelumnya." tanya Yifan memandang yeoja disamping nya dengan tidak percaya

"Memang kita tidak ada masalah apapun hanya saja kita sudah tidak ada kecocokan sama sekali. Jadi maaf, kita harus putus"

"Tidak cocok, alasan yang klise.. Apa kau sudah punya kekasih lagi?"

"Apa maksudmu? Tentu saja tidak" kilah Clara pada sang kekasih -ah lebih tepat nya sebentar lagi akan menjadi 'mantan kekasih'

"jangan bohong Clara.. aku tau bagaimana dirimu, kau tahu aku sudah dikeluarkan dari tim, kau takut ketenaranmu hilang kan jika kau mempertahankan hubungan ini. Ayolah Clara lee, jangan membohongiku.. Siapa namja incaranmu selanjutnya? Sehun? Chanyeol? Kai? Atau Woobin? Ach seperti nya kalau Woobin tidak mungkin mendekatimu, karena sahabatku tidak mungkin menjadi pacar yeoja sepertimu."

"Apa maksudmu? Jangan bicara macam-macam padaku. Aku tidak seperti itu."

"Clara Lee, kau kira aku tidak tahu seperti apa dirimu, memanfaatkan posisiku sebagai kapten untuk ketenaranmu dan setelah aku jatuh kau meninggalkanku begitu saja. Oh ya itulah Clara Lee. Aku korbanmu yang ke berapa hah?"

"Wu Yifan ..!" geram Clara.

"Wae? Memang seperti itulah dirimu. Beruntung aku hanya 3 bulan denganmu, bayangkan jika aku bersamamu bertahun-tahun seperti kau dengan In Guk dan saat In Guk jatuh kau meninggalkannya begitu saja seperti barang bekas" Ucap Yifan sarkastis.

"Ya.. Aku memutuskanmu karena kau tak berguna lagi.. Puas kau.. Yifan"

"Ok.. Sekarang keluar dari mobilku.. KELUAR!" Clara yang mendengar teriakan Yifan keluar dari mobil sang 'mantan kekasih'

"Oke, akan ku buktikan, aku akan mendapat namja yang lebih baik dan kaya darimu."

"Whatever, now get out!" bentak Yifan. Clara menggeram marah.

BRAKK!

Terdengar suara pintu mobil tertutup dengan keras. Ia keluar dan menghentikan taksi kemudian pergi meninggalkan Yifan .

"Oh shit! Dasar wanita jalang" umpat Yifan sambil memukul stir mobil nya, 'Kau telah mengambil keputusan yang salah Clara Lee'

..

..

..

..

Setelah makan jajangmyeon di kedai langganan mereka, Woobin dan Yixing pulang dengan berjalan kaki.

"Woobina~ bagaimana keadaan Yifan .. Apa dia sudah lebih baik?"

"Belum ada perkembangan.. Dia masih, ya kau tahu saat ini dia dalam kondisi buruk."

"Kasihan sekali dia." Ucap Yixing sambil manggut-manggut.

"Oleh karena itu, aku ingin kau menolongnya.."

"Aku?" Yixing menunjuk pada dirinya sendiri.

"Iya.. kau Satu-satunya orang yang mengetahui penyakit ini dan tahu cara mengobatinya adalah kau. Kumohon bantulah dia."

"Aku kan hanya membaca bukunya, aku tidak pernah mengobati orang dengan penyakit seperti itu."

Woobin membalikkan tubuh Yixing, hingga kini mereka saling berhadapan "Yixing.. kau bilang ini bukan penyakit yang bisa membunuhnya kan? Tak perlu dokter rumah sakit untuk menyembuhkan penyakit ini kan? Yang dia butuhkan adalah dokter hati, dokter untuk menguatkan hatinya dan mentalnya dan dalam hal ini kau yang paling bisa aku andalkan."

"Tapi Woobin ak-.."

Perkataan Yixing terhenti saat Woobin menggenggam tangannya

"Xing, please.. ajari dia teknik dasar basket. Pelan-pelan saja.. Setelah dia sembuh, dia pasti akan kembali seperti Yifan yang dulu"

Yixing menggigit bibirnya melihat Woobin dengan wajah memohon

"Bagaimana ini?"

"Kalau kau mau membantu.. aku akan bersikap baik pada Jongsuk."

"Janji?"

"Ya.. aku janji." Yixing tersenyum saat mendengar persetujuan dari Woobin.

"Ok.. tapi gendong, aku capek." Pinta Yixing manja dan Woobin hanya bisa menggeleng melihat tingkah manja sang sahabat

"Dasar manja.." Woobin pun berbalik dan berjongkok di depan Yixing

"Naiklah.. aku tidak akan membiarkan princess Yixing pingsan karena kelelahan."

"Yeayy.." sorak Yixing senang

HUP!

Yixing pun naik ke punggung Woobin sambil melingkarkan tangan nya di leher sang sahabat

"Terima kasih Jangkung" ujar Yixing dengan menaruh dagunya pundak Woobin dan Woobin yang dapat perlakuan seperti itu hanya tersenyum simpul.

"Woobin, kau sangat baik.. Aku beruntung mempunyai sahabat sepertimu." Ucap Yixing

"Aku lebih beruntung lagi Xing, memiliki sahabat sepertimu."

"Sampai saat kau menikah nanti.. kau harus terus menjadi sahabatku. Janji?" Woobin terdiam 'Aku berharap kau yang menjadi istriku nanti. Apa kau tidak bisa mendengar hatiku Xing?' bathin Woobin sendu

"Woobin-a, Woobin... Hei.. kau mendengarku?"

"Ah nde-nde.. aku dengar, iya aku janji akan selalu menjadi sahabatmu."

"Ok.." tak berapa lama kemudian Yixing tertidur. Terdengar dengkuran halus yang menyapa pendengaran Woobin

"Xing.. aku mencintaimu.. Sangat mencintaimu, kenapa kau tidak bisa melihat itu." Woobin hanya bisa mendesah pelan.

Tak beberapa lama kemudian mereka pun sampai di flat Yixing, Woobin membawa Yixing ke kamarnya -kamar Yixing- dan kemudian merebahkannya di bed. Tak lupa Woobin melepas sepatu dan jaket yang Yixing pakai. Woobin duduk di pinggir bed Yixing, sambil menyibak rambut Yixing yang menjuntai menutupi dahinya Woobin mengutarakan perasaannya

"Xing, aku benar-benar mencintaimu. Aku tidak ingin kehilanganmu Xing. Aku akan melakukan apa saja agar kau tahu betapa besar rasa ini padamu. I love You Zhang Yixing." Woobin mendekatkan wajahnya ke wajah Yixing dan mencium bibirnya pelan dan cepat, takut Yixing terbangun kemudian ia pun pergi meninggalkan Yixing dan kembali ke flatnya.

..

..

..

Keesokan harinya Woobin mengajak Yixing bertemu Yifan. Terlihat dilapangan basket, Yifan berlatih mendribble bola sendiri.

"Arrrghh.. Damn!" Yifan mengumpat, dan umpatan itu terdengar oleh Woobin dan Yixing

"Yifan..!" panggil Woobin sambil menghampirinya. Yifan menoleh dan kemudian menghentikan latihannya.

"Woobin – Yixing.." balasnya.

"Kau kenapa? Kenapa mengumpat seperti orang gila?" tanya Woobin sedikit bingung dengan keadaan sahabatnya.

"Tidak ada." Jawabnya bohong.

"Come on Yifan.. kau tidak bisa bohong padaku.. Ada apa?" cecar Woobin.

"Ok-ok, kau memang tidak bisa kubohongi. Aku putus dengan Clara." Ucapnya santai.

"Putus?! Baguslah kalau kau putus dengannya, harusnya kau senang kan, kenapa wajahmu kau tekuk begitu? Sudah ku bilang Clara itu bukan yeoja baik-baik, dia hanya memanfaatkanmu Yifan."

"Ya, aku tahu, entahlah. Aku tidak tahu apa yangn terjadi denganku. Akhir-akhir ini aku sering uring-uringan."

"Bukan karena kau putus dengan Clara tapi karena sindrome itu. Oh ya, aku membawa orang yang akan membantumu." Dahi Yifan mengerut bingung. "Siapa orangnya? Kau hanya membawa Yixing."

"Memang Yixing orangnya."

"Mwo? Ku kira orang lain, bukankah Yixing hanya-"

"Dia lebih berpengalaman dari siapapun." Perkataan Yifan terhenti saat Woobin mencela ucapan nya

"Hei Yifan.." Sapa Yixing pada namja tinggi itu

"H-Hei juga Xing."

"Aku akan menjadi pelatihmu, mohon bantuannya." Ucap Yixing sambil membungkuk.

"Oh okay.." Yifan masih terlihat bingung tapi dia hanya bisa mengangguk mengiyakan.

"Ok.. kalau begitu aku pergi dulu, Yixing aku percaya padamu. Yifan jangan macam-macam dengan Yixing, kalau sampai dia menangis, kau berurusan denganku." Woobin memperingatkan Yifan. Yifan hanya menghela nafas sebagai jawaban 'iya' Woobin memeluk Yixing dan pergi latihan dengan team-nya.

Sekarang tinggal Yixing dan Yifan berdua di lapangan basket

"Kau harus mulai latihan Fan, waktuku tidak banyak.. Pukul 2 nanti aku harus kerja" ucap Yixing dengan wajah sedikit gelisah sambil melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Latihan? Bagaimana aku mulainya.. Mendribble bola dan memasukkannya ke dalam ring."

"Tidak.. tapi dari dasar dulu seperti bayi yang baru lahir.. kan tidak mungkin bayi bisa langsung berlari, pasti harus melewati berbagai tahapan agar dia bisa berlari."

"Tapi aku pembasket pro.. aku tahu semua teknik basket."

"Itu dulu.. sebelum sindrome ini menyerangmu dan membuatmu seperti anak TK yang baru mulai belajar membaca.. Come on dude, don't waste my time. I'm your coach now."

"Ok-ok, what do i do now?" Passing and Catching.. Lempar ke tembok itu dan tangkap bolanya, lakukan berkali-kali.. Kau akan mempelajari teknik chest pass. You know that.."

"Hanya seperti itu."

"Lakukan saja, jangan cerewet."Dengan sedikit enggan, akhirnya Yifan menuruti kata-kata Yixing . Tidak semudah kelihatannya, penyakit itu benar-benar membuat Yifan kesulitan dalam basket.

"See, meskipun kau dulu seorang pebasket pro, tapi saat ini kau hanya orang biasa yang tidak tahu apa-apa tentang basket.. Jangan terlalu dipaksa, santai saja.. Kalau kau terlalu memaksa, kau tidak akan sembuh."

"Xing.. Ku kira kau hanya seorang penjaga buku biasa."

"Aku sudah membaca hampir semua buku disana.. aku juga sukarelawan di rumah sakit setiap aku libur kerja."

"Kau sudah lama berteman dengan Woobin ?"

"Saat umur kami sekitar 10 tahun kami sudah bersahabat.. dia sudah seperti hyung untukku.. Kenapa? Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Sepertinya dia menyukaimu."

"Tentu saja, dia kan sahabatku jelas saja dia menyukaiku."

"Bukan begitu, dia-

Penuturan Yifan pun terputus saat Yixing berteriak sedikit keras melihat jam yang melingkar dipergelangan tangan nya

"Astaga! Aku terlambat.. Fan, kau bisa lanjutkan sendiri kan? Aku harus berangkat kerja sekarang.. Jangan terlalu dipaksa, kalau lelah istirahatlah, Bye!"

Yixing berlari meninggalkan Yifan , Yifan yang melihat tingkah Yixing hanya bisa tersenyum

-dia menyukaimu. Bodoh" Lanjut Yifan saat melihat kepergian Yixing

..

..

..

-After Work-

Woobin seperti biasa menjemput Yixing "Aku traktir kau makan jajangmyeon.. Hari ini Aku gajian." Ucap Yixing senang.

"Tidak usah, bukankah kau harus berhemat untuk study bandingmu bulan depan ke Jeju?" tolak Woobin lembut.

"Kita hanya makan jajangmyeon di kedai bibi Hong, bukan makan di restaurant mewah.. Mau ya?" Pinta Yixing dengan menggelayut manja di lengan Woobin.

"Heum.. baiklah.. tapi kalau besok uangn studymu kurang kau harus minta padaku."

"Siap bos." Ucap Yixing sambil berpose hormat pada Woobin. Mereka pun kemudian pergi ke kedai langganan tempat mereka biasa makan jajangmyeon.

"Eumm yummy.. jajangmyeon bibi Hong memang yang paling enak." Ucap Yixing sambil menjilat bibirnya melihat saat melihat jajangmyeon favoritnya terhidang di meja.

"Bagaimana dengan Yifan .. Apa dia berlatih dengan baik?"

"Yifan? Ya walaupun dia agak enggan dan berat tapi dia mau mulai dari dasar.. Tidak mudah untuk seorang pebasket pro seperti Yifan mengalami hal seberat itu-

Yixing menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan perkataan nya

-Sindrome itu seperti pembunuh bagi para atlet, Kau juga kan saat cedera beberapa bulan lalu, kau merasa duniamu akan runtuh, beruntung ada Jongsuk yang menemanimu saat aku kerja dan kuliah jadi kau tidak kesepian"

"Jongsuk, dia teman yang baik-

Yixing menghentikan perkataannya dan memandang serius kearah Woobin.

-Dia menyukaimu Woobin apa kau tidak tahu itu? Kau tidak lihat dia begitu perhatian padamu" lanjut Yixing dengan masih memandang Woobin, Woobin yang dipandang Yixing seperti itu pun hanya bisa menundukkan kepala dengan pura-pura fokus pada makanan yang ada di depannya, jujur saja Woobin sedikit kaget saat Yixing mengatakan kalau 'Jongsuk menyukai nya'.. Itu mustahil selama ini kan mereka –Woobin dan Jongsuk- hanya berteman tidak lebih

"Kami hanya teman.. Kau jangan berlebihan."

"Kau yang tidak peka, sudah terlihat jelas kalau dia menyukaimu atau jangan-jangan kau sudah memiliki orang yang kau sukai"

Uhuk! Uhuk!

"Binnie~ gwenchana?!" Tanya Yixing dengan menyodorkan segelas air pada Woobin, Woobin pun segera meminum nya setelah itu ia hanya membalas perkataan Yixing dengan gelengan,

"Lain kali hati-hati lah saat makan jangan terburu-buru." Woobin yang mendapat petuah dari Yixing hanya mengganggukkan kepalanya pelan

"Jadi apa benar kau sedang menyukai orang lain.. Ayo katakan siapa dia? Kenapa kau tidak memberitahuku? Ingat ya kau harus memberitahuku siapa orang yang kau sukai, aku tidak mau kau mendapat yeoja yang hanya mempermainkanmu."

"Nanti kalau waktunya tiba aku akan mengenalkannya padamu"

"Benarkah? Janji ya?"

"Yes princess."

"Aku bukan princess bodoh, aku namja."

"Namja cantik." Goda Woobin pada Yixing dan Yixing memukul lengan Woobin dan menjejalkan satu sendok penuh jajangmyeon pada Woobin

"Rasakan!" mulut Woobin penuh dengan jajangmyeon, Yixing tertawa melihat Woobin yang sedikit kesusahan untuk menelannya.

..

..

..

"Sekarang kita akan mempelajari teknik kedua."

"Teknik apa? Semua teknik sudah aku kuasai."

Yixing menggelengkan kepalanya, "No-no-no, ingat apa yang aku katakan kemarin, saat ini kau seperti anak TK yang baru mulai membaca. Meskipun kau menguasai semua teknik di basket tapi itu dulu, sekarang aku tidak yakin kau bisa menguasai teknik itu dengan benar."

Yifan menghela nafas "Baiklah.. terserah kau saja, sekarang teknik apa yang akan aku pelajari?"

"Bounce Pass-operan pantul."

"Hanya itu?"

"Lalu kau minta apa lagi Tuan Wu Yifan? Sudah lakukan saja"

Lagi-lagi Yifan menghela nafas kemudian ia melakukan bounce pass. Dan ternyata benar, Yifan masih mengalami kesulitan. Hingga beberapa saat kemudian Yifan melempar bolanya dengan keras dan hal itu membuat Yixing terkejut

"Cukup.. aku berhenti, aku tidak mau melakukan ini lagi. Cukup!" seru Yifan. Nafas Yifan terengah-engah, matanya memerah.

"Y-Yifan.." dan tiba-tiba Bruk! Yifan terjatuh, lututnya ia jadikan sandaran kedua lengannya dan ia menenggelamkan kepalanya. Bahunya bergetar, ia menangis. Yixing mendekati Yifan dan ikut duduk di dekatnya. Yixing hanya terdiam, ia membiarkan Yifan menangis dan ia hanya bisa mengelus punggung Yifan.

"Kenapa aku? Kenapa harus aku?" tanya Yifan marah. "Wae?"

"Y-Yifan, aku tahu ini berat untukmu, tapi tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang kecuali latihan dari dasar. Kau tidak bisa memaksa dirimu untuk berlatih keras, hal itu malah membuatmu semakin buruk. Yifan percayalah padaku, kau akan sembuh Yifan, kau akan sembuh. Jangan dipaksakan."

"Aku takut penyakit ini membuatku tidak bisa bermain basket lagi Xing, aku tidak mau." Ucap Yifan sambil menegakkan kepalanya menatap Yixing.

"Iya aku tahu, tapi begitulah caranya. Pelan-pelan tapi kau pasti sembuh. Percaya padaku." Yifan menyandarkan kepalanya di bahu Yixing. "Aku akan membantumu melewati semua ini, aku janji."

..

#

..

Dari jauh, Woobin melihat kedekatan Yixing dan Yifan, timbul sedikit rasa cemburu dalam hatinya, namun ia tepis, saat ini Yixing hanya membantu Yifan, ya hanya membantunya. Kemudian teman satu team-nya memanggilnya, Woobin bergegas mengikutinya.

"Ayo kita pergi. Kau butuh refreshing Yifan, No more basketball, kau harus istirahat dan jangan memikirkan basket dulu saat ini."

"Kita mau kemana? Kau tidak kerja?"

Yixing menggeleng, "Aku libur. Bagaimana kalau kita ke pasar Dongdaemun. Kita wisata kuliner disana. Kau mau?"

"P-pasar apa? Dongdaemun?"

"Iya, kau belum pernah kesana?" Yifan menggeleng. "Ayo kita pergi." Ajak Yixing. Mereka pun kemudian pergi ke Dongdaemun untuk wisata kuliner. Mereka berdua mencicipi jajanan di pasar itu, "Wow enak!" ujar Yifan sambil menguyah sosis gorengnya.

"Enak?" tanya Yixing lagi. Yifan mengangguk. "Ayo kita coba yang lain." Ajak Yixing. Mereka melanjutkan wisata kulinernya di pasar itu.

Malam hari nya, mereka duduk di dekat sungai Han sambil menikmati suasana malam, mereka saling bercerita. "Aku sering kemari kalau sedang banyak masalah." Yifan memulai ceritanya.

"Aku jarang kemari kecuali libur, itu pun kalau ada waktu.. Pagi hari kuliah, malamnya aku kerja."

"Woobin jarang bercerita tentangmu padahal kau ini orangnya sangat seru.. Apa mungkin dia takut kau berpaling padaku?"

"Apa maksdumu? Kami hanya bersahabat Yifan.. Jangan berlebihan.."

"Aku melihat dia begitu overprotectif padamu."

"Ya.. karena dulu aku hampir pernah mengalami kejadian yang menakutkan jadi dia begitu overprotectif padaku."

"Kejadian apa?" tanya Yifan penasaran.

"Dulu saat aku masih di Junior High SChool.. Aku hampir diperkosa saat aku pulang dari sekolah.. Beruntung Woobin menemukanku, kalau tidak mungkin aku sudah habis oleh mereka"

"Jinjja?" tanya Yifan terkejut.

"Nde.. selama seminggu aku tidak mau kesekolah tapi Woobin berjanji akan menjagaku dan aku mulai berani masuk lagi"

"Kau pasti trauma sekali."

"Ya seperti itulah."

Ddrrtt.. Ddrrtt.. Ddrrtt..

Ponsel Yixing bergetar. Ia melihat Id-caller-nya 'Woobin's calling..!'

"Siapa? Woobin?" tanya Yifan. Yixing mengangguk kemudian mengangkat teleponnya

"Yeoboseyo.."

"..."

"Ne, aku pulang sekarang. Tidak usah jemput."

"..."

"Iya, tunggu sebentar ya, 10 menit lagi aku sampai rumah. Bye Woobin." Yixing menutup teleponnya. "Maaf Fan tapi aku harus pulang.. Woobin menunggu dirumah"

"Aku antar."

"Tidak usah.. Aku bisa pulang sendiri."

"Jangan.. aku akan mengantarmu, kau tidak boleh menolak. Ayo kita pulang, aku tidak mau Woobin marah padaku karena tidak bertanggung jawab padamu"

Yifan menarik tangan Yixing dan membawanya kemobil untuk diantar pulang.

..

..

..

Woobin mondar-mandir di depan flat Yixing seperti seorang ayah yangn menunggu kepulangan anaknya. Sudah 15 menit sejak ia menelpon Yixing tapi Yixing belum juga pulang. Tak berapa lama Woobin mendengar suara dari tangga, ia segera melihatnya dan benar itu Yixing.. Tunggu ia melihat Yixing tidak datang sendiri 'Yifan..' Gumam Woobin saat melihat Yifan dan Yixing jalan berdampingan, Woobin melihat mereka sedang berbincang dan bercanda. Hingga akhirnya mereka sampai di lantai 4 flat milik Yixing.

"Woobin-a, kau.." ucap Yixing gugup.

"Kenapa baru pulang?kemana saja kau?" tanya Woobin dengan tatapan dingin.

"A-ak.."

"Maafkan aku.. aku mengajaknya pergi ke taman di sungai Han jadi kami pulang terlambat." Sela Yifan.

"Yixing.. kau tahu kan diluar berbahaya.. Kau tidak boleh pulang malam kecuali aku temani. Sekarang kau masuk, bersihkan dirimu dan tidur." Perintah Woobin tegas.

"B-baik Woobin.. Yifan aku masuk dulu, sampai jumpa besok."

Yixing berpamitan pada Yifan dan kemudian masuk rumah. Tinggallah Woobin dan Yifan, Woobin menatap Yifan tajam

"Dia tidak boleh pulang larut, maksimal dia harus sampai rumah pukul 10.00, kau megerti."

"Ya.., maafkan aku Woobin." Ucap Yifan pada Sang Sahabat. Woobin pun membalas perkataan Yifan hanya dengan menghela nafas kemudian masuk ke flatnya

"Ok, bye semua." Ucapnya pada angin, kemudian ia pergi meninggalkan flat Yixing-Woobin

..

..

..

TBC

Maaf jika alur nya kecepatan.. typo bertebaran, no edit.

Mohon Review nya juseyo~