Title : My destination

Disclaimer : Naruto and High school DxD not belongs to me

Genre : Romance, Adventure, Friendship, and etc.

Rate : M

Pair : Naruto U. X Red X Harem(Maybe)

Summary : Aku ada untuk balas dendam. Aku hidup hanya untuk balas dendam. Akan kubunuh semua musuhku. Akan kuhancurkan semua yang menghalangi. Semuanya hanya untuk tujuanku. Tapi apa yang akan kulakukan ketika tujuanku sudah terpenuhi?

Warning : OC, OOC, Typo(s), Lime, Lemon (Maybe), Fem!Great red Strong!Naru, Harem!Naru, and etc.

"Bicara"

'Batin/pikiran'

"Monster atau semacamnya'

'Batin/pikiran monster atau semacamnya'

'Efek'

[Sacred Gears]

Keterangan tempat/waktu

"Teknik/sihir"

Fanfic ini mengandung unsur religius, namun saya tekankan bahwa saya tidak bermaksud untuk menghina agama. fanfic ini hanyalah hasil imajinasi saya maka daripada itu saya meminta maaf jika ada yang tersinggung.

.

.

.

Chapter 1 :

.

.

.

"Sungguh malam yang indah, bukan?" Kata seorang pemuda dengan rambut kuning jabrik. Kepalanya ia dongakkan ke atas, ke arah langit malam yang penuh dengan bintang.

"Ya kau benar, Naruto. Malam ini sangat indah" Kata seseorang di samping pemuda tadi atau yang dipanggil dengan nama Naruto. Seorang wanita dengan rambut merah yang terurai hingga menyentuh tanah. Wanita tersebut memakai kimono berwarna merah. Mereka berdua saat ini sedang berada di atas atap suatu bangunan pencakar langit di kota Kuoh.

"Aku harap, setiap malam akan selalu seindah ini" Kata wanita tersebut sambil menatap Naruto. Naruto hanya terdiam, masih menatap langit.

Terjadi keheningan sejenak di antara mereka berdua. Naruto masih saja menatap langit. Sedangkan, wanita tersebut menatap Naruto dengan pandangan sedih. Wanita itu tahu, pemuda di sebelahnya ini membawa beban yang sangat berat, bahkan sangat berat untuk dibagi dengannya. Pemuda ini telah melalui banyak hal, terlalu banyak malah. Ia kahwatir, dengan bersama dengan Naruto untuk waktu yang lama, telah membuatnya tahu dan peduli akan masalah yang pernah dan sedang dilalui Naruto.

"Naruto..." panggil wanita itu pelan. "Ya, aku juga berharap seperti itu. Tapi..." mengambil jeda sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya, dan menoleh ke arah sang wanita. "Sayangnya, itu tidak akan pernah terjadi" Kata Naruto sambil tersenyum getir ke arah wanita di sampingnya.

Segera setelah mendengar perkataan pemuda di sampingnya itu, kepala wanita itu langsung tertunduk.

"Nah, sekarang aku harus pergi. Berhati-hatilah pada si 'cebol' itu, sepertinya dia sudah mulai bergerak" Kata Naruto sambil menaruh telapak tangannya di puncuk kepala wanita itu, mengacak-acaknya sebentar dan akhirnya meloncat turun ke arah bawah dan meninggalkan wanita tadi sendirian di atap dengan semburat merah yang memenuhi wajahnya. "Baka" Kata wanita tersebut sambil berbalik menuju ke sebuah retakan dimensi yang tiba-tiba muncul, dan akhirnya menghilang bersamaan dengan hilangnya retakan dimensi tadi.

.

.

.

.

.

.

"Maukah kau mati untukku?"

"Apa? Bisa kau ulangi Yuuma-chan?" Kata pemuda dengan rambut coklat yang sedang menatap wanita atau yang dia panggil dengan Yuuma.

Kembali mendekatkan wajahnya ke telinga pemuda itu dan kembali berkata. "Maukah kau mati untukku, Issei-kun?" pemuda atau Issei hanya dapat memasang wajah bingung mendengar perkataan Yuuma 'pacarnya'.

Menjauhkan wajahnya dari Issei, sebuah seringaian terukir di wajah Yuuma. Rasa Bingung Issei telah berubah menjadi rasa takut ketika melihat wajah pacarnya yang telah menjadi wajah seorang pembunuh berdarah dingin. Seketika dua buah sayap berwarna hitam menyerupai sayap gagak keluar dari punggung Yuuma. Pakaian yang ia pakai telah digantikan oleh pakaian sensual yang hanya menutupi sedikit bagian tubuhnya.

"Hahahahahaha... Lihat wajah mu Issei-kun, apa kau takut?" Kata Yuuma sambil menyeriangai lebar.

"Yuuma-chan" tanya Issei memastikan apa yang terjadi. Menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Issei. "hah,Kau masih memanggilku Yuuma? Kau tahu? Namaku yang sebenarnya bukanlah Yuuma. Tetapi, Raynare. Kau cukup bodoh untuk dapat langsung percaya denganku saat aku menyatakan 'cinta' ku padamu. Hehehehe… informasi tentang sifat mesummu sangat akurat, hanya dengan bermodal wajah dan tubuh saja, nyawamu sudah dapat kugenggam."

"Apa maksudmu? kau sedang bercandakan, kan!?" tanya Issei memastikan."sayang sekali, ini bukanlah candaan Issei-kun" jawab Raynare.

"Nah, cukup bicaranya. Ayo kita akhiri I-S-S-E-I-Kun!" seru Raynare sambil mengangkat tangannya. Terciptalah sebuah tombak cahaya berukuran sedang di tangan Raynare.

"A-a-apa itu!?" tanya Issei dengan nada terkejut ketika melihat tombak cahaya di tangan Raynare. "matilah!" Seru Raynare sambil melempar tombak cahaya miliknya ke arah Issei.

'Jleb'

Tombak cahaya Raynare dengan sukses menembus perut Issei. Mata Issei terbelalak ketika merasakan rasa sakit yang sangat di perutnya.

'Bruk'

Issei terjatuh terlentang. Genangan darah telah tercipta di bawah tubuhnya. Bajunya kini penuh dengan darahnya sendiri.

"Hahahaha... Nah, sekarang saatnya melapor!" Kata Raynare dengan nada senang di dalamnya, kedua sayapnya sudah bersiap ia kepakan untuk segera meninggalkan tempat itu.

"Kau pikir, setelah melakukan semua ini. Kau dapat pergi begitu saja?" Sebuah suara terdengar berasal dari arah salah satu pohon yang berada di dekat mereka. Dengan segera Raynare melirik cepat ke arah asal suara misterius tadi.

Dari balik pohon, muncul seorang pemuda dengan rambut kuning jabrik dan Memakai seragam academy Kuoh. "Siapa kau!?" tanya Raynare kepada pemuda tadi.

"Aku? Namaku Naruto" kata Naruto enteng. "Naruto? Hmm" Kata Raynare sambil terdiam ketika merasakan sesuatu dari Naruto. "Apa kau anggota baru? Aku tidak pernah melihatmu" tanya Raynare yang merasakan aura suci ternoda dari Naruto, dengan kata lain Naruto adalah seorang malaikat jatuh sama seperti dirinya.

"Heh! Jangan samakan aku dengan kalian!" ejek Naruto. "Apa maksudmu? Bukannya kau juga adalah seorang malaikat jatuh!?" tanya Raynare sambil menunjuk Naruto dengan jari telunjuknya.

"Aku memang seorang malaikat jatuh. Tapi, aku tidak seperti kalian yang melanggar peraturan Tuhan dan membunuh orang-orang banyak seenaknya!" Kata Naruto. Di wajah Raynare sudah terpampang raut kekesalan yan g besar. "Jadi maksudmu, kau menjadi jatuh tanpa melakukan hal-hal yang kau katakan tadi!? Heh! Jangan bercanda!"

"Ya, dan kau tahu? Aku sangat benci pada kalian, karena kalianlah aku kehilangan kebahagianku" Kata Naruto. "Oh... Kau benci kaum mu sendiri karena telah merebut kebahagian mu? Baiklah, sekarang..." sebuah seringaian kembali menghiasi wajah Raynare sebelum melanjutkan kata-katanya. "Kau akan kehilangan hidup mu!" seru Raynare. Dengan cepat sebuah tombak cahaya tercipta dengan ukuran sedang. Naruto yang melihatnya hanya diam di tempat.

Melihat Naruto yang hanya terdiam, Raynare melempar tombak cahayanya ke arah Naruto. Dengan cepat tombak cahaya Raynare melesat ke arah Naruto. Naruto masih saja di sana, tanpa bergerak sedikitpun.

'Hap'

Raynare membelalak melihat apa yang terjadi di depan matanya. Naruto dengan mudahnya menangkap tombak cahayanya. "Jangan sombong nona" Kata Naruto sambil menatap Raynare tajam.

'Krak' 'Splash'

Dengan satu hentakan, tombak cahaya di tangan Naruto menjadi retak dan akhirnya hancur.

'Apa itu tadi?'pikir Raynare.

"Terkejut?" tanya Naruto kepada Raynare. "Diam kau rendahan!" teriak Raynare. Lima tombak cahaya telah tercipta. Dengan kekuatan penuh, Raynare melempar kelima tombak cahayanya ke arah Naruto.

Naruto hanya tersenyum mengejek melihat tombak cahaya yang melesat ke arahnya. "Kau pikir dengan menambah jumlahnya kau akan berhasil?"

'Slash'

Kelima tombak cahaya milik Raynare hanya melewati Naruto dengan keadaan terpotong. Raynare kembali membelalakkan matanya melihat apa yang telah diperbuat oleh pemuda kuning di depannya ini.

Masih berdiri di tempatnya, Naruto berdiri dengan gagahnya. Di tangannya telah tergenggam sebilah pedang panjang seperti samurai dengan ganggang berwarna hitam.

"Tidak mungkin! Siapa kau sebenarnya!" tanya Raynare dengan nada keras. "Sudah aku katakan,bukan? Aku adalah Naruto" jawab Naruto dengan santainya plus sebuah senyuman yang terukit jelas di wajahnya.

Naruto menatap Raynare yang menatapnya dengan tajam. Dari pelipis Raynare, bulir-bulir keringat dingin mulai bermunculan. Setelah melihat kemampuan pemuda yang mengaku bernama Naruto di depannya ini, dia sudah dapat menyimpulkan bahwa dialah yang akan mengikuti nasib target mesumnya yang sudah mati.

'Aku harus lari!' pikir Raynare.

Kembali, Raynare membuat lima tombak cahaya. Dan melemparnya dengan sekuat tenaga. Naruto yang melihatnya hanya dapat menatap tombak-tombak itu dengan tatapan bosan.

'Slash'

Dengan satu ayunan, kelima tombak cahaya tadi terbelah dan melewati kanan-kiri badan Naruto. Naruto kembali menatap Raynare yang telah terbang jauh dengan sayapnya.

Naruto sebenarnya ingin mengejar. Tapi, mengingat pemuda yang sudah sekarat tadi, ia menurunkan niatnya untuk mengejar dan mencoba mencari pemuda tadi. Tapi, yang Naruto dapat hanya sebuah taman kosong. Tidak ada siapa-siapa di sana. Bahkan bekas darah pemuda tadi telah hilang. Bersih… semuanya seperti tidak pernah terjadi pembunuhan di sana.

'Mungkin para iblis tadi sudah mengambilnya dan pergi' pikir Naruto. dengan segera Naruto berbalik, mencoba pergi dari sana.

.

.

.

.

Academy Kuoh, sebuah sekolah bertaraf Internasional yang berada di kota yang bernama Kuoh. Sekolah ini merupakan bekas sekolah perempuan. Dan sekarang telah menjadi sekolah campuran dengan perbandingan 3 : 1. hanya yang berotak atau yang berdompet tebal yang dapat masuk ke dalam sekolah ini.

"Hyoudou Issei-kun?" tanya seorang pemuda dengan rambut pirang dan tahi lalat di bawah matanya kepada seorang pemuda berambut cokelat yang sedang duduk berbincang-bincang dengan dua orang temannya.

"Ya, itu ak- apa mau mu!" ketika berbalik menatap orang yang menyebutkan namanya. Nada suara dan penekanan dalam ucapan Issei tiba-tiba berubah drastis.

"Siapa itu Isse- apa mau mu di sini!" sama halnya dengan Issei. Kedua pemuda di sampingnya -Motohama dan matsuda- merubah nada bicaranya ketika melihat wajah orang tadi.

"Eh! Tidak, aku hanya disuruh untuk memanggil Issei" Kata Pemuda tadi. Kedua kepala teman Issei seketika membalik dari pemuda berambut pirang tadi ke arah Issei. Menatapnya dengan tajam.

"Tenang dulu Motohama Matsuda!" seru Issei mencoba menenangkan kedua temannya itu.

"Coba kau jelaskan, Issei! Ada apa dengan kau dengan Kiba! " Kata kedua pemuda itu dengan kompak. "Tenanglah dulu. Aku ke sini untuk membawa Issei-kun ke buchou" jelas Kiba.

"Buchou? Siapa buchou?" tanya Issei kepada tersenyum. "Kau akan tahu nanti" Kata Kiba. Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya Issei memutuskan untuk mengikuti Kiba.

Selama perjalanan mereka, tidak ada satupun yang membuka suaranya. Semuanya diam. Dan itu tidak cocok dengan Issei yang cerewet, apalagi jika sudah bersangkut paut dengan 'Oppai', 'Hentai', dan hal-hal yang berbau… ehm.

kesunyian masih saja melanda, walaupun koridor yang mereka lewati sedang ramai karena ini memang saatnya istirahat.

Rasa penasaran dan takut menerpa Issei. Ia penasaran dengan 'buchou' Kiba yang memanggilnya. Dan ia takut karena…. Akhir-akhir ini, berita tentang pria-pria yang suka sejenisnya a.k.a HOMO sedang berkeliaran mencari korban. Dan Kiba, ajakan dari wanita-wanita cantik dari sekolah ini maupun sekolah lain yang datang sangat banyak, namun jumlah ajakan yang diterima bahkan tidak pernah melewati angka satu. Ah! Jangan lupakan suffix 'kun' yang diberikan oleh Kiba kepadanya. Jadi, wajar saja jika ia beranggapan bahwa Kiba adalah salah satu 'bintang' di berita tersebut.

Pikiran liarnya terhenti ketika hampir saja ia menabrak Kiba yang berhenti di depannya. "Nah, Issei-kun kita sudah sampai" Kata Kiba sambil membuka pintu di depannya. Dengan langkah perlahan mendahului Kiba masuk ke dalam ruangan itu.

Mewah. Itulah kata pertama yang ada di kepala Issei ketika melihat ruangan itu. setelah melihat dengan lebih teliti. Mata Issei membelalak seketika. " OWAAA!" Teriak Issei histeris ketika melihat tiga orang wanita yang berada di dalam ruangan itu."Seorang wanita dengan rambut merah, dan bentuk badan ideal ialah sang 'Great Onee-san' di academy Kuoh, Rias Gremory. Kemudian, seorang wanita dengan rambut hitam ponytail, dengan bentuk tubuh yang tidak kalah bagusnya dengan Rias Gremory, Hajime Akeno wanita yang menyandang gelar yang sama dengan Rias Gremory. Dan yang terakhir, dia adalah wanita dengan rambut putih dan tubuh kecil yang imut, Tujou Koneko. Sang Maskot sekolah!"

"hahaha, Issei-kun, itu adalah narasi yang cukup bagus dan aneh pada waktu yang sama" Kata Kiba setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Issei.

"Bocah cantik! Jadi dia yang kau sebut dengan 'Buchou'?" tanya Issei tanpa memperdulikan ucapan Kiba dan hanya dibalas dengan anggukan pelan dari Kiba.

Dengan masih memasang tatapan berbinar-binar plus tatapan bernafsunya. Rias dan Akeno hanya tersenyum melihat Issei, berbeda dengan Koneko yang menatap jijik Issei. "Duduklah dulu Issei-kun" Kata Akeno mempersilakan Issei duduk. "ah! Terima kasih Akeno-senpai" Kata Issei dengan semangat. Akeno hanya tersenyum sebagai balasannya.

"Nah, sekarang. Issei-kun. Kau masih ingat yang terjadi tadi pagi?" tanya Rias kepada Issei. Issei memasang pose berpikirnya. Setelah beberapa lama mencoba mengingat-ingat tiba-tiba Issei berteriak dengan wajah yang memerah. "Ya! Tentu saja! Itu adalah pengalaman paling bersejarah bagiku!" Kata Issei dengan semangat.

"Bagus kalau kau masih ingat" Kata Rias. Setelah berkata demikian, Rias memberi isyarat kepada Akeno dengan menatapnya dan dibalas dengan sebuah anggukkan.

"Baiklah, Issei-kun. Kemarin, kau telah mati" Kata Akeno.

"Apa maksudmu, Akeno-senpai?" tanya Issei bingung. "seperti yang kubilang, kau telah mati dibunuh oleh Amamo Yuuma atau dapat kupanggil Raynare" jawab Akeno. Tubuh Issei seketika bergetar, tangannya mengepal, wajahnya menjadi keras.

"Tenanglah Issei-kun" Kata Rias menenangkan Issei. " Ah! Maaf!" Kata Issei.

"Baiklah akan kulanjutkan. Seperti yang kukatakan sebelumnya, kau telah mati dibunuh oleh Raynare dan aku berada di sana melihatmu. Setelah mengetahui bahwa nyawamu dalam bahaya, aku segera membawamu pergi dari sana dan membawa mu pulang dan segera mengobatimu. tapi, sayangnya nyawamu sudah tidak dapat tertolongkan lagi. tapi kami para iblis dapat menghidupkan orang yang sudah mati. tapi, dengan catatan orang itu harus menjadi keluarga iblis yang menghidupkannya. Mengingat potensi yang kurasakan dari mu serta kasihan aku segera merenkarnasikan mu menjadi iblis. Dan untuk menghilangkan luka-lukamu. Aku perlu mengobatimu dengan menyalurkan energi iblisku dengan cara bersentuhan kulit langsung denganmu" jelas Rias.

Issei hanya terbengong mendengar penjelasan Rias. "tapi kenapa harus bersentuhan kulit langsung. B-bu-bukannya aku membencinya, aku hanya penasaran" tanya Issei. "Agar aku dapat mengalirkan energiku dengan lebih cepat dan lebih baik tentunya" Kata Rias. "dan juga, aku tidak dapat tidur saat menggunakan baju" lanjut Rias.

"Hehehehe... tidur tanpa menggunakan baju... hehehehehe..." Kata Issei sambil tersenyum mesum, pikirannya sekarang sedang dengan liarnya membuat sebuah skema di mana Rias dan dirinya seda-

'Buak'

Sebuah pukulan mengenai wajah Issei dan menghancurkan imajinasi 'liar' Issei. Pukulan tadi berasal dari Koneko yang wajahnya masih datar namun sebuah perempatan tercetak jelas di dahinya. "Tidak boleh mesum" Katanya dengan masih tanpa ekspresi.

"Nah, Issei aku punya pertanyaan" Kata Rias kepada Issei yang lagi mengelus-elus kulit wajahnya yang membiru.

"Apa kau mengenal seseorang yang bernama Naruto?" tanya Rias dengan nada serius. Issei menatap Rias sejenak. "tidak" jawab Issei singkat.

"Jangan jahat begitu Issei. Bukannya kita tinggal seatap" sebuah suara misterius berasal dari arah belakang Issei.

Semua yang ada di sana membelalak melihat di belakang Issei, berdiri seorang pemuda dengan rambut kuning jabrik yang memakai baju seragam Kuoh. Issei yang melihatnya hanya dapat menghela napas.

"Kau!" seru Rias sambil menunjuk ke arah Naruto dengan jari telunjuknya. Dan yang ditunjuk hanya tersenyum ke arah Rias.

"Yo!"

.

.

.

.

.

Tbc

A/N : Yo! Yo! Yo! I'm Back! Yayaya, Gomen Gomen. Kira-kira sudah berapa lama? Ah! Sorry soal cerita The Envoi, saya tahu dan sadar bahwa itu adalah fanfic gagal. Oleh karena itu, saya menghapusnya Dan inilah gantinya. Entalah ini menjadi lebih baik atau malah lebih buruk… saya mencoba untuk memperbaik fanfic yang saya buat, baik dari segi cerita, dialog, perkembangan karakter, typo, dan lain-lainnya. Jadi, jangan ragu untuk memberi keritik saran, karena hal itu akan membuat saya menjadi lebih baik lagi. Satu lagi! Jangan mengharapkan update yang cepat! Jadwal update tidak dapat kutentukan. Saya akan mengupdate cerita kalau saya sedang senggang dan memiliki motivasi untuk menulis. Jadi, jangan terlalu berharap… At last, Review?