"Need A Man"

Pairing :

YeWook (Yesung x Ryeowook)

Rate :

T (Normal)

Author :

Always YeWook

Disclaimer :

FanFiction ini milik SAYA!

YeWook milik Tuhan, orang tua dan shipper!

Dan YeWook saling memiliki dong pastinya

Warning :

YAOI – OOC – TYPO

Summary :

Wookie hampir putus asa untuk mendapatkan pekerjaan dan tanpa diduga seseorang menawarkan 'pekerjaan' kepadanya. Hmm~~ Memangnya pekerjaan macam apa yang diberikan kepadanya?

DON'T LIKE DON'T READ

Enjoy~~

Chapter 2

Ryeowook hanya diam saat namja itu menarik tangannya menuju sebuah ruangan dan saat ini mereka berdiri didepan sebuah pintu yang terbuat dari metal, "Dengarkan aku, saat sudah ada didalam, kau hanya perlu menyetujui apa yang aku katakan. Kau mengerti?"

"Memangnya kau akan mengatakan apa?" tanya ryeowook penasaran. "Nanti kau juga akan tau. Yang penting sekarang kau turuti saja yang aku katakan". Namja itu kembali menarik tangan ryeowook dan membawa masuk ke dalam ruangan itu. Ryeowook terkejut saat mengetahui ternyata didalam ruangan itu sudah banyak wartawan dari berbagai media. "Duduk" perintah namja itu lagi, dan ryeowook pun hanya menurut saja.

Kilatan kamera blitz langsung mengganggu mata ryeowook saat mereka masuk ke ruangan yang lebih cocok disebut aula itu. Pantas saja namja itu memakai kacamata hitam, pasti untuk melindungi matanya dari kilatan kamera. "curang" gumam wookie pelan.

Namja berkacatama itu mengangkat tangan kanannya cukup tinggi, memberi isyarat agar wartawan berhenti mengambil foto, kemudian dia melepas kacamatanya. Matanya yang sipit dengan eyeliner yang cukup tebal membuat matanya terlihat tajam, menambah kesan dingin diwajah tampannya. Beberapa saat ryeowook memandangi wajah namja yang duduk disebelahnya, ada rasa kagum dan iri karna dia merasa tidak setampan itu.

"Annyeonghaseo. Terima kasih karna semua sudah menyempatkan untuk datang ke konferensi pers kali ini. Aku akan langsung memulainya" namja itu menyunggingkan senyumnya.

"Seperti yang kalian ketahui, beberapa minggu belakangan ini begitu banyak artikel yang tidak diketahui asalnya yang menyebutkan aku sedang dekat dengan banyak yeoja dan yang parahnya lagi adalah aku dituduh hanya mempermainkan mereka saja. Jujur saja, itu benar-benar menggangguku. Karna aku tidak mau mengecewakan fans ku dan juga yang lainnya aku segera membuat konferensi pers ini untuk meluruskan semuanya"

Ryeowook bingung, sebenarnya untuk apa dia duduk didepan banyak wartawan seperti ini? Apa hanya untuk menemani namja disebelahnya saja?. "Aku akan mengenalkan seseorang kepada kalian. Dan aku harap setelah aku mengenalkan orang ini tidak ada lagi berita murahan yang beredar, itu benar-benar membuatku muak"

Degup jantung ryeowook mulai tidak normal, dia merasa ingin lari saja dari tempat itu. Ryeowook yakin dia sedang dalam masalah besar, dan dia baru menyadari hal itu sekarang. "Hei.. bisakah kau kenalkan dirimu kepada mereka?" awalnya ryeowook menggelengkan pelan kepalanya, tapi yesung memicingkan matanya, membuat mata itu semakin membuat orang terintimidasi saat melihatnya, ryeowook tidak bisa berkutik.

"Annyeonghaseo~ Naneun Kim Ryeowook imnida"

"Apa konferensi pers kali ini ada hubungannya dengan namja itu, Yesung-ssi?" tanya seorang wartawan. Yesung hanya tersenyum puas dan menganggukkan kepalanya.

Yesung. Akhirnya ryeowook dapat mengetahui nama namja itu, tapi dia tidak tau selebihnya, dia tidak tau seberapa terkenalnya namja yang bernama Yesung itu. Mungkin, mengetahui namanya saja sudah cukup untuk saat ini.

"Namja yang baru saja memperkenalkan diri tadi adalah orang yang sudah membuat artikel hoax itu"

PRAAANG!

Suara pecahan apa itu? Apakah terlalu berlebihan jika dikatakan itu adalah suara pecahan hati Kim Ryeowook. Berlebihan ataupun tidak, tapi memang seperti itulah keadaannya sekarang. Semua sorot kamera sekarang mengarah ke ryeowook, keringat dingin juga terlihat dikeningnya.

"Kim Ryeowook-ssi, apa benar yang dikatakan Yesung-ssi?

"Kenapa kau melakukan itu?"

"Apa ada orang yang membayarmu untuk melakukannya?"

Deretan pertanyaan membuat ryeowook semakin tidak nyaman berada disana, sedangkan yesung? Astaga, dia bahkan terus tersenyum. Apakah ini begitu lucu baginya?

"Yesung-ssi, apa kau akan membawa ini kejalur hukum? Bukankah ini termasuk pencemaran nama baik?"

Ryeowook langsung menatap yesung, kali ini apalagi yang akan dikatakan namja itu. "Awalnya aku juga berpikir seperti itu. Tapi, aku rasa tidak baik jika kejahatan dibalas dengan kejahatan. Aku akan memberikannya toleransi. Ahh~ Aku tidak bisa terlalu lama ada disini, aku ada jadwal lainnya, maka dari itu aku akan menegaskan, semua berita buruk yang beredar mengenaiku itu semua adalah omong kosong. Baiklah, aku ucapkan terima kasih karna sudah menyempatkan untuk datang."

Yesung berdiri dan membungkukkan badannya setelah itu dengan santainya dia keluar dari aula, kemudian ryeowook menyusulnya dari belakang.

"Yak! Kau, berhenti"

Yesung tidak mempedulikan panggilan ryeowook, dia masih saja terus berjalan. "Aku bilang berhenti!"

Ryeowook terus mengikuti yesung, sampai akhirnya yesung masuk ke ruangan dimana dia bertemu namja itu pertama kali. "Apa maksud semua ini? Kau hutang penjelasan padaku!"

"Bukankah sudah jelas? Aku memintamu untuk mengaku sebagai pembuat artikel bodoh itu," yesung mengambil sebotol air mineral yang tergeletak diatas meja dan langsung meneguknya. "Meminta kau bilang? Bahkan kau sama sekali tidak mengatakan apapun padaku sebelumnya!"

"Ryeowook-ssi, tenanglah" kangin tiba-tiba masuk dan mencoba untuk menenangkan emosi ryeowook. "Tenang kau bilang? Kau juga salah disini Kangin-ssi. Kalian berdua sudah menipuku"

"Kau ini berlebihan sekali, aku akan membayarmu untuk ini, bocah!. Bilang saja nominal yang kau mau, dan aku akan langsung memberikannya padamu" geram yesung.

"Kalian pikir karna aku orang miskin kalian bisa seenaknya memperlakukanku?"

"Bukankah memang begitu kenyataannya. Orang seperti kalian akan sangat mudah dimanfaatkan"

PLAAK

Satu tamparan telak mengenai pipi kiri yesung, ryeowook benar-benar sudah lepas kendali. "KAU BERANI MENAMPARKU?"

"Kenapa tidak? Kau memang pantas mendapatkannya!"

"Kangin hyung, kenapa kau diam saja? Segera bawa dia keluar dari tempat ini. Kalau perlu, bunuh saja dia. Benar-benar tidak berguna"

"Yesung-ah, tapi…"

"Sebelum kalian membunuhku, aku akan melaporkan kalian ke polisi. Sekarang juga!" ryeowook memberikan penekanan di 2 kata terakhir.

"Polisi? Kau pikir polisi akan percaya dengan orang sepertimu? Sadarlah"

"Aku tidak main-main dengan perkataanku" ryeowook segera pergi dari tempat itu, menyetop bus yang akan membawanya ke kantor polisi.

Ryeowook berusaha menahan tangisnya, dia tidak mau dianggap aneh oleh orang lain yang ada di bus. Berusaha untuk duduk dengan tenang dan segera melaporkan Yesung dan Kangin ke kantor polisi. Tidak lama, bus sudah berhenti dimana kantor polisi tidak terlalu jauh dari terminal tersebut.

"Kau pikir polisi akan percaya dengan orang sepertimu"

Ryeowook menghela nafasnya, "Benar yang dikatakannya," wookie membatalkan niatnya untuk turun dari bus.

.

.

TAP TAP TAP

Langkah kaki ryeowook membawanya semakin dekat dengan rumah kecil yang disewanya. Mungkin begitu sampai dia akan langsung tidur dan ketika bangun, semua yang terjadi pada dirinya hari ini hanyalah mimpi, bisakah terjadi hal seperti itu?.

TAP

Ryeowook berhenti saat beberapa langkah lagi akan sampai tepat didepan rumah. "Aku mohon jangan sekarang" lirihnya saat melihat pemilik rumah sewa itu sudah berdiri didepan, pasti menunggu ryeowook.

Hanya perlu berlari kecil untuk sampai dihadapan pemilik rumah sewa itu. "Ahjumma~" panggil ryeowook. "Kau datang disaat tepat, aku sudah mengemasi barang-barangmu. Jadi sekarang kau bisa pergi"

Ryeowook melirik sebuah koper dan tas ransel tergeletak begitu saja didepan pintu. "Ahjumma~ bukankah sudah ku katakan aku sedang mencari pekerjaan. Kalau aku sudah bekerja, aku berjanji akan melunasi uang sewanya. Ku mohon, beri aku waktu"

Wanita paruh baya itu mengibaskan tangannya, "Harus berapa lama lagi aku harus memberimu waktu? Kau sudah 5 bulan tidak membayar uang sewa. Kenapa harus aku yang selalu mengkasihanimu, apa kau tidak kasihan padaku? Aku juga butuh uang. Sudahlah, masih baik aku tidak memaksamu memberikanku uang. Sekarang kau pergi saja, cari tempat yang lain. Rumah ini sudah ada yang mau menyewanya."

Ryeowook sempat berpikir apa dia punya dosa besar dikehidupan sebelumnya sampai ia harus menanggung penderitaan dikehidupannya yang sekarang ini? Entahlah, sebaiknya jangan dipikirkan. Pikirkan saja dimana kau akan tidur malam ini, Ryeowook. Bukankah itu yang paling penting saat ini.

Ryeowook mengambil ransel dan menggantungkannya dipundak lalu kembali mengambil koper dan mulai melangkah pergi dari tempat itu. "Tidak boleh menangis" lirihnya pelan.

"Aku akan membantumu"

Suara siapa itu? suara yang bertindak seperti malaikat penyelamat. Ryeowook melirik orang yang berdiri beberapa meter didepannya dan setelah mengetahui siapa pemilik suara itu ingin saja dia melemparkan koper yang diseretnya tepat ke wajah orang itu, dan orang itu adalah Kangin. "Dasar penguntit," decih wookie pelan.

Dengan berusaha menahan emosinya, ryeowook tetap berjalan tanpa mempedulikan kangin. "Ya! Kau mau kemana?"

"Aku mau bunuh diri saja!. Jadi kau tidak perlu repot-repot untuk membunuhku"

"Siapa yang mau membunuhmu? Aku hanya ingin menolongmu. Membunuh dan menolong, mempunyai arti yang berbeda"

Ryeowook tetap tidak mempedulikan kangin, dia masih terus saja berjalan sedangkan kangin juga terus mengikutinya. "Jangan mengikutiku"

"Aku akan terus mengikutimu sampai kau mau menerima bantuanku"

"aish.. aku benar-benar menyesal karna tidak jadi melaporkan kalian ke polisi!. Baiklah, sebelum aku bunuh diri, aku akan melaporkan kalian ke polisi dan aku tidak akan merubah keputusanku kali ini!"

GREP!

Kangin tiba-tiba bersujud didepan ryeowook kemudian memeluk kaki pendek itu dengan erat. "Lepaskan!"

"Aku mohon! Dengarkan penjelasanku dulu kenapa aku melakukan ini."

"Aku tidak mau tau! Cepat lepaskan atau aku akan teriak," ryeowook berusaha melepaskan pelukan kangin yang membuat kakinya seperti di isolasi, tidak bisa bergerak sama sekali.

"Ryeowook-ssi, aku mohon."

"Baiklah~" pada akhirnya ryeowook mengalah, menurutnya dia dan kangin sama-sama keras kepala, kalau salah satu dari mereka tidak ada yang mau mengalah lalu mau sampai kapan mereka dalam posisi seperti itu?

.

.

.

.

Kangin mengajak ryeowook untuk bicara disebuah cafe. Kangin bisa bernafas lega sekarang karna ryeowook sudah mau menuruti permintaannya. "Cepat katakan apa yang mau kau jelaskan"

"A..aku tidak tau harus mulai darimana." jawab kangin kebingungan. "Kalau begitu, aku yang akan bertanya padamu. Siapa yang mempunyai ide ini?"

"oh.. Tentu saja dia. Aku hanya menurutinya saja"

"Lalu kenapa kau mau saja menerima permintaannya yang aneh itu?" tanya ryeowook lagi. "Bukankah kemarin kau yang mengatakan padaku untuk mensyukuri pekerjaan yang ku miliki? Maka dari itu aku menurutinya."

Ryeowook kembali mengingat apa benar dia pernah mengatakan itu pada kangin, dan beberapa saat kemudian dia baru ingat kejadian kemarin saat kangin menggerutu dengan pekerjaannya. "Tapi kan aku tidak tau kalau pekerjaan yang kau maksud malah menjebakku seperti ini" bela ryeowook tidak mau kalah. Ryeowook meneguk iced coffe yang dipesankan kangin beberapa saat lalu.

"Kau tidak akan merasa terjebak kalau kau menjalankannya dengan ikhlas"

"Ikhlas bagaimana maksudmu, kangin-ssi?. Aku yang seorang namja polos tiba-tiba diumumkan didepan banyak media kalau aku seorang yang pembuat berita palsu. Pikirkan kalau kau yang menjadi aku, kangin-ssi," ryeowook menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bukankah kami akan membayarmu untuk itu"

"ck.. ini bukan masalah bayaran, tapi nama baikku. Bagaimana kalau orang tua ku tau mengenai hal ini dan mereka benar-benar menganggapku melakukan hal itu, bisa-bisa mereka tidak menganggap ku sebagai anak mereka lagi"

"Mianhamnida, aku tidak perpikir sampai sejauh itu. Tapi kau tenang saja, setelah kami menemukan pelaku sebenarnya kami akan membuat konfirmasi kalau ini semua hanya salah paham dan nama baikmu bisa kembali"

Ryeowook menatap jengah namja kekar yang duduk didepannya itu, "Hah~ mudah sekali bagi kalian mengatakan seperti itu."

"Sekali lagi aku minta maaf –"

"Bukan kau yang harusnya minta maaf! Tapi namja itu! Siapa namanya tadi?"

"Yesung"

"ah benar!. Mulutnya itu perlu dicuci dengan abu gosok agar tidak sembarangan lagi mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan. Apa selama kau bekerja dengan dia tidak pernah sakit hati dengan perkataannya?"

Kangin menjentikkan jarinya, "Bahkan terlalu sering…" kangin terlihat antusias dengan pertanyaan ryeowook, "dia itu memang namja yang menyebalkan, selalu saja melakukan apapun seenaknya, menyuruhku ini dan itu. Aku ini managernya tapi entah kenapa aku lebih cocok disebut budaknya. Ah~ Menyedihkan sekali hidupku" kangin menundukkan kepalanya,

Ryeowook tidak percaya kangin malah ikut merasa menjadi korban kejahatan(?) dari yesung. "Eh, maaf. Aku jadi malah bicara yang tidak-tidak."

"Gwaenchana. Aku mengerti perasaanmu"

"Tapi, dia itu sebenarnya baik juga, hanya pada saat-saat tertentu."

Ryeowook kembali malas dengan perkataan kangin yang sekarang malah kembali berpihak pada yesung, "Ya sudah.. Aku mau pergi saja"

"Kau mau kemana?"

"Tentu saja mencari tempat tinggal yang baru" wookie berdiri dan membungkukkan badannya, "aku permisi. Annyeong"

"Aku akan memberikanmu tempat tinggal kalau begitu"

"Tidak usah," tolak ryeowook mentah-mentah. "Waeyo? Aku bisa dipecat yesung kalau kau tidak mau menerima apapun dari pekerjaanmu tadi"

"Dia akan memecatmu kalau aku tidak menolak pemberian kalian? Bahkan tadi dia menyuruhmu untuk membunuhku.."

"Aish.. anak itu hanya asal bicara saja. Bukankah tadi juga sudah ku bilang kalau dia itu sebenarnya adalah orang baik. Jadi, aku mohon jangan menolak apa yang seharusnya menjadi hak mu"

Ryeowook kembali berpikir, sebenarnya dia tidak mau menerima apapun dari kangin dan yesung. Tapi, apa yang dikatakan kangin barusan juga ada benarnya, dia berhak mendapatkannya karna ryeowook juga sudah mempertaruhkan nama baiknya lagipula ryeowook juga tidak tau harus mencari tempat tinggal dimana, dia juga tidak punya cukup uang untuk membayar uang mukanya jika dia berhasil mendapatkan tempat tinggal baru. "Baiklah," jawab ryeowook pada akhirnya

"Bagus. Ayo kalau begitu, akan aku antarkan ketempat tinggalmu yang baru. Aku yakin kau pasti suka," kangin mengambil alih koper yang dipegang ryeowook kemudian mereka pergi dari cafe itu.

.

.

.

YeWook Go Public

.

.

.

"Kangin-ssi, ini terlalu berlebihan," pandangan mata ryeowook menyebar keseluruh tempat yang baru saja dimasukinya, tempat yang begitu mewah menurutnya.

"Yah.. ini memang apartemen mewah. Dan sebenarnya ini adalah apartemen milik yesung" jawab kangin enteng.

"Mwo? Ini milik dia. Kalau begitu aku tidak mau"

"Hey, tenang dulu. Walaupun ini milik dia bukan berarti dia tinggal disini, bahkan dia tidak pernah sekalipun datang kesini. Dan aku yakin dia pasti setuju-setuju saja kalau ku katakan aku memberikan apartemen ini untukmu. Percayalah"

"Bagaimana kalau dia tidak setuju?" ryeowook kembali memastikan.

"Pasti setuju. Aku mengenal dengan baik bagaimana sifat yesung. Dia itu se –"

"sebenarnya adalah orang yang baik," kangin hanya nyengir kuda saat ryeowook tau apa yang akan dikatakannya.

"Sepertinya aku harus pergi sekarang, ryeowook-ssi. Semoga kau nyaman tinggal disini. Dan ini ada sedikit untuk kebutuhan hari-harimu," kangin memberikan beberapa lembar uang tunai ke ryeowook. "Ah, tidak usah. Kau memberikan apartemen ini saja aku merasa tidak enak ditambah lagi kau memberikanku uang. Itu tidak perlu"

"Ini tidak banyak. Ambil saja, aku justru khawatir kalau kau tidak menerimanya"

"Kamsahamnida, kangin-ssi."

"Seharusnya aku yang berterima kasih. Aku jadi tidak enak karna sudah membuatmu kecewa hari ini. Sekali lagi aku minta maaf" kangin berkali-kali membungkukkan badannya. "Sudah, mungkin aku memang sudah harus melakukan ini. Dan semoga kau cepat menemukan pelaku yang sebenarnya"

"Semoga. Aku pamit, kalau ada apa-apa kau bisa menghubungiku" kangin keluar dari apartemen yesung yang sekarang mungkin sudah berpindah tangan.

"hah~ aku tidak tau harus sedih atau senang" ryeowooki mencoba duduk di sofa yang ada diruang tengah. "Sofa ini bahkan lebih nyaman dibandingkan tempat tidurku."

.

.

.

"Apa dia benar-benar melaporkan kita ke polisi, hyung?"

Kini kangin sudah tiba lagi di SJ ent. untuk menemui yesung. "Tidak"

Yesung mengerutkan keningnya, tidak percaya dengan jawaban kangin. "Bagaimana bisa? Tadi dia begitu semangat mau melaporkan kita ke polisi. Labil sekali bocah itu"

"Sebagai imbalannya aku memberikan apartemenmu kepadanya"

"MWO?! Kenapa kau memberikannya? Ah… Dia pasti mengancammu kan? Dia pasti memaksamu memberikannya apartemen mewah kalau tidak dia akan melaporkan kita ke polisi. Pasti begitu, benarkan? Ayo jawab hyung!"

"bagaimana aku bisa menjawab pertanyaanmu kalau kau bicara terus! Beri aku waktu untuk menjawab"

Kangin benar-benar pusing dibuat yesung. Menurutnya yesung itu aneh dan punya kepribadian ganda. Jika dihadapan orang lain dia akan bersikap dingin, tidak banyak omong tapi jika dia sudah berhadapan dengan manager, teman dan keluarganya dia akan berubah menjadi orang yang cerewet melebihi ahjumma diluar sana.

Dengan sabar kangin menceritakan kenapa dia memberikan ryeowook apartemen. "kau urus kepemilikan apartemen itu menjadi miliknya, hyung. Aku ada urusan lain, aku pergi dulu."

Kangin hanya bisa menganga saat yesung mengatakan itu, tidak sia-sia dia menceritakannya begitu rinci ke yesung bahkan sampai melebih-lebihkan dengan membuat matanya sedikit berkaca-kaca agar dia bisa meyakinkan yesung. Bukankah benar yang kangin katakan, yesung itu sebenarnya adalah orang yang baik.

.

.

.

.

Hari yang baru…

Tempat tinggal baru…

"Hoaam…" ryeowook membuka matanya perlahan, beberapa detik kemudian dia tertawa sendiri. Bukan, dia bukannya gila. Tapi dia merasa bangga dengan tempat tinggal barunya yang kemarin sempat dia tolak mentah-mentah.

"hari ini aku akan kembali mencari pekerjaan. Semoga aku beruntung! HWAITING!" itulah yang diucapkan ryeowook dipagi ini.

Ryeowook beranjak dari kasur empuknya, berlari menuju kamar mandi untuk menyegarkan badannya, setelah itu dia ke dapur dan tidak menemukan bahan untuk bisa dimasaknya.

"Ah~ bukannya semalam kangin-ssi memberiku uang. Aku bisa memakai uang itu untuk membeli bahan makanan setelah itu aku baru pergi untuk mencari pekerjaan" gumamnya disertai dengan senyumnya yang manis. Ryeowook beranjak keluar dari apartemen untuk pergi ke minimarket terdekat.

Mulut kecilnya sedikit menyenandungkan lagu bahagia saat berjalan menuju minimarket, mood nya benar-benar baik saat ini.

Ketika sampai di minimarket, ryeowook langsung memilih apa yang akan dibelinya, sekitar 30 menit untuk membeli segala kebutuhan ditempat tinggal barunya. Setelah keluar dari minimarket, ryeowook membuka 1 bungkus ice cream yang baru saja dibelinya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju apartemen. "Astaga, aku hampir lupa membeli koran hari ini. Semoga saja banyak lowongan pekerjaan"

"Ahjussi, berikan aku koran hari ini" pinta ryeowook kepada penjual koran. "K..kau" ucap penjual koran itu terbata-bata.

"Ahjussi, waeyo?"

"Kau tidak lihat wajahmu itu muncul diberbagai majalah yang terbit minggu ini?. Lihat ini, ini dan ini" penjual koran tersebut menunjukkan pada ryeowook beberapa majalah yang memampang wajah ryeowook disampul depan majalah-majalah itu. "omo!"

Ryeowook mendapat tatapan tidak suka dari orang lain yang kebetulan juga akan membeli koran. Tidak nyaman dengan keadaan sekitarnya ryeowook segera pergi, tidak dipedulikannya lagi seberapa banyak lowongan kerja dikoran yang tidak jadi dibelinya yang penting sekarang ryeowook terhindar dari tatapan orang-orang. Ryeowook juga baru menyadari kenapa sedari dia keluar dari apartemen sampai di minimarket orang-orang terus melihatnya dengan sinis. "Kenapa aku bisa tidak kepikiran sampai kesini. Tentu saja orang-orang akan mengenali setelah konprensi kemarin."

BRUK!

Karna ryeowook berlari dengan menundukkan kepalanya secara tidak sengaja dia menabrak seseorang sampai terjatuh. "Mianhamnida.. Mianhamnida," ucap ryeowook.

to be continue... or END?

maaf untuk keterlambatan update... dan maaf untuk cerita yang tidak menarik... Saya akan berusaha lebih baik lagi kedepannya.

Jika merasa fanfict ini sama sekali tidak menarik bisa saja bilang untuk tidak dilanjutkan. ^^ karna sebenarnya saja tidak pede untuk publish chapter kedua ini.

saya tunggu jawabannya di review pada readers... kamsahamnida~~~

Terima kasih banyak untuk readers yang sudah memberikan review nya dichapter 1 :

Freaky Virus, Kim Jongmi, meidi96, yunip, EternalClouds2421, Guest, Jang Taeyoung, Meyleni3424, chikakyumin, 77clouds, LQ, HanamiKim, yewook yeoja, ririn chubby, HIKARU96, Yuzuki Chaeri, fieeloving13, dhian930715ELF, jongwookie, dyahYWS, ryeofha2125, hanazawa kay, R'Rin4869, .16, Wookiedookie, Haneul kim, Guest, 1, Yulia CloudSomnia, Rinrichoi, oneheartforsuju, ulfarafida, Caca elf, sri, Ryeorasomnia, , sushimakipark, Ryeodelia

NA : maaf kalau ada nama yang gak masuk atau salah ketik