Suicide Squad © DC

Rident by Saaraa

.


Harley Queen tarik sudut bibir. Tersepuh gincu sepekat darah. Ia tergelak dalam hening yang mengikis jiwa. Ah, sukmanya memang telah rusak. Kewarasannya teretas di tengah jalan. Terkebiri oleh destruktifnya semesta.

Tawa itu terasa semematikan racun, seindah madu. Usapan dari Harley pada sudut mata Joker. Entitas berhelai limau pamerkan barisan gigi. Lensa mereka bersua, menelanjangi satu sama lain. Nihil verbal, mereka bicara.

Pisau serta bunga ivy berserakan. Hiasi kamar penuh tawa gila. Ha!Ha!Ha! tergurat di dinding. Sebagai aksesoris pemanis pada kamar milik berdua.

"My Puddin'! Sayangku, kekasihku–aku cinta kamu!"

Joker tertawa. Wanitanya. Terkasih, paling berharga, namun tak segan untuk dorong ia menuju lubang neraka.

Ah, bagi Harley, ini jelas bukanlah nirwana. Segala hal krusial terampas darinya. Tak lagi tersisa. Hendak evakuasikan hati agar tak terkena dampak, namun sudahlah. Tak ada guna.

"Sayangku, tertawalah! Kau tahu bahwa tawamu itu menawan?"

Joker menarik helai pirang pucat gradasi. Kasar, namun Harley suka itu. Sang jalang–itu yang orang-orang umbarkan–menciumnya di bibir. Penuh determinasi sekaligus cinta sarat berahi.

"Joker, tertawalah."

Harley mendekap si lelaki.

"Aah, ayo tertawa," katanya, dengan suara rasa bocah. Mengalun dan minta dimanja. "Aku ingin dengar suaramu. Suara tawamu, suara ketika kau mengatakan 'Sayangku'."

Namun suara itu tak kunjung keluar.

Mati di pangkal tenggorokan.

Tak dapat bangkit dari dasar.

Ahh,

Harley merindukan tawa manis itu.

.

END


Bahasa bunga ivy : persahabatan, kasih sayang, kesetiaan, pernikahan.

Rident (latin) = tawa.