Title : Running After Your Shadow

Mean : Berlari Mengejar Bayanganmu

Author : CherRyeowook

Genre : Hurt/Comfort, Romance, Angst, Drama

Rate : T+

Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong (No GS), and others.

Disclaimer : This story is mine, okay?

Warning : Kesalahan EYD yang (mungkin saja) bertaburan dalam cerita.

Status : My first continue and third story in fandom YunJae^^

.

The Multichapter Sequel of The Shadow and This Time There Is No Longer

.

.

PROLOG

.

Berjalan. Bersenang-senang. Tanpa kekasih hatinya.

Bahkan, Yunho lebih memilih mati daripada berjalan bersama kakak kekasih hatinya. Dia tidak dapat menolak ketika orangtuanya menjodohkannya dengan kakak kekasih hatinya. Dia tidak dapat menolak ketika harus memutuskan Jaejoong. Dia tidak dapat menolak ketika dia harus menyakiti Jaejoong. Dia sama sekali tidak dapat menolak apapun. Karena Jung Yunho adalah seorang anak yang penurut.

Hanya karena kata 'penurut', dia membiarkan Jaejoong-nya sendirian. Tanpanya dan merasakan sakit. Sendirian menghabiskan malam yang penuh bintang. Oh, mungkin langitpun akan bersedih untuk kekasih hatinya itu.

"Yunnie, kenapa melamun?" tanya Ahra.

"Ani," jawab Yunho dengan senyuman.

Ahra hanya mengendikkan bahunya mendengar jawaban Yunho. Yunho pun memutuskan tidak terlalu mempedulikannya. Yunho ingin kembali mengingat bagaimana kebersamaan dia dan Jaejoong-nya.

Kekasih hatinya—

Yang telah dilukai oleh keluarga angkatnya sendiri dan kakak kandungnya—yang seharusnya menyayanginya. Dan—

Secara tidak langsung juga oleh keluarga Yunho sendiri dan Yunho.

.

.

Jaejoong kini menatap sendu kekasih hatinya yang sedang bersama kakaknya. Yunho tidak menyadarinya. Yunho tidak menyadari jika Jaejoong berada di seberang jalan sana. Memandanginya. Hanya dia. Yunho.

Tidak, tidak.

Jaejoong tidak berharap lagi. Dia hanya ingin memandang kekasih hatinya. Entah untuk yang terakhir kalinya atau apa. Bersama kakaknya, Yunho tersenyum senang. Walaupun ketika bersama dirinya pun Yunho juga tersenyum senang. Tapi, kini semuanya berbeda. Kini Yunho-nya tidak bersamanya.

"Hiks… Umma, AppaBogoshipo yo," lirih Jaejoong sembari menatap langit yang mulai menghitam—mendung.

Dengan perlahan Jaejoong berjalan berniat untuk menyebrangi jalan. Ingin pergi ke suatu tempat yang membuatnya bisa melupakan sakit hatinya. Tubuhnya yang mulai lelah karena terlalu banyak menangis untuk—

Yunho-nya.

.

.

Yunho menatap ke arah seberang dimana dia dapat melihat jika di sana ada Jaejoong. Dia menyadarinya tapi, berpura-pura tidak melihatnya. Dia tidak ingin melihat air mata yang siap jatuh itu. Dia tidak akan sanggup. Cukup dia melihat air mata itu jatuh saat dia menyakiti Jaejoong. Sudah cukup.

Ingin saja Yunho berlari, mengejar kekasih hatinya itu dan membuang kata 'penurut' itu. Tapi, ego-nya tinggi. Bagaimanapun juga dia adalah anak yang penurut. Menyayangi keluarganya. Menuruti semua kemauan orantuanya. Walaupun dia terkekang.

Yunho terkekang namun, semenjak bertemu Jaejoong semuanya berubah.

Sudah berubah.

Pundak Yunho menegang dan kedua matanya melebar ketika dilihatnya sebuah truk yang sedang melaju kencang menuju ke arah Jaejoong. Entah Jaejoong sadar atau tidak. Dia ingin berlari menolongnya. Jaejoong-nya. Tapi, kakinya seakan tidak mampu bergerak ketika air mata Jaejoong perlahan turun dan pandangannya menuju ke arah. Ke arah dia duduk sekarang. Ahra bahkan tidak sadar jika Jaejoong ada di sana. Ahra lebih asyik dengan makanannya.

Hingga—

BRAAAK

Tubuh ramping Jaejoong terlempar jauh.

.

.

Kejadian itu bagaikan sebuah musibah untuknya. Semuanya terasa kaku dan… hampa. Ketika dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, kekasih hatinya tertabrak. Dia tidak tahu jika bakal melihat bagaimana kekasih hatinya ditabrak oleh sebuah truk. Tubuhnya kaku. Ingin menghampirinya. Namun, seakan ada yang menahan.

"Ahra, Jaejoong tertabrak. Di sana…" badan Yunho bergetar. Dengan sedikit paksaan akhirnya tubuh Yunho bangkit dan berlari—meninggalkan Ahra yang masih terbengong—menuju tubuh Jaejoong yang berlumuran darah.

"MWO?!"

Setelah seperkian detik, akhirnya Ahra berlari mengikuti Yunho.

.

.

Yunho berlari untuk segera menghampiri tubuh Jaejoong yang telah dikerumuni oleh orang-orang. Namun, Yunho merasa jika kerumunan itu semakin menjauh. Menjauhinya. Seakan melarangnya untuk menghampiri Jaejoong. Seakan melarang untuk memeluk tubuh ramping Jaejoong yang tengah berlumuran darah.

Yunho terus berlari. Berlari mengerjar kerumunan itu yang semakin menjauh.

Menjauh.

Menjauh.

Menjauh.

Yunho berlari.

Namun, kerumunan dan tubuh itu seakan semakin menjauh meninggalkannya—

"TIDAAAAAAAAAAKKK!"

Dalam kesendirian dan kegelapan.

"TIDAAAK! JAEJOONG!"

Teriakannya semakin keras. Namun, kerumunan itu semakin jauh. Seakan kerumunan itu mengejeknya.

.

.

Yunho terbangun dengan nafas yang terengah-engah. Dia menatap ke arah ranjang rumah sakit yang dimana Jaejoong sedang berada di sana. Sedang tertidur. Yunho menghela nafas lega. Yunho menatapnya dengan lembut. Tangan kanan Yunho terangkat hendak mengelus pipi pucat Jaejoong. Jaejoong tadi sudah sadar. Namun, kembali tertidur lagi karena obat yang diberikan oleh dokternya.

Yunho menggeser dengan pelan kursi yang ada di depan situ. Dia duduk. Tangan kirinya menggenggam tangan kiri Jaejoong dengan pelan. Seakan Jaejoong akan rusak jika tidak dengan lembut memegangnya.

"Mianhae, BooMianhae,"

.

.

Apologies can be pronounced however, sometimes the heart doesn't like it.

.

.

END

Lah?! O.o

Kok, begini, sih? Bahaya! *plak*

Kok, jadinya pendek lagi, sih? Pasti ada yang bertanya seperti itu. Saya sendiri saja nggak tahu kenapa bisa jadi pendek lagi *plak* Aish, jinjja… Nanti cerita jadi marathon, chingu. Dan ini hanya prolog, oke?^^

.

.

Terima kasih untuk yang sudah me-review cerita ini. Review Anda sangat berguna bagi saya agar lebih baik lagi ke depannya. Terima kasih^^

.

.

25 Mei 2013

CherRyeowook