Seoul.

Ibu kota Korea Selatan yang terkenal dengan keindahan sang 'Hankang' dan juga menjadi salah satu kota yang tak pernah tidur. Meski jam sudah menunjukan pukul 00.00, masyarakat Korea seperti tak kenal lelah dan masih berlalu lalang memadati jalanan. Bunyi klakson mobil, langkah kaki dan musik –yang berasal dari beberapa klub malam- berbaur menjadi satu. Menyelimuti ketenangan malam dengan keramaian hingga esok pagi.

Disalah satu jalan, seseorang bertubuh biasa berjalan cepat membelah keramaian. Kakinya dihentakan kesal sambil terus mengumpat kesal pada sosok lain yang mengekorinya sejak tadi.

"Ya! Sungmin-ah, tunggu aku!"

"Tutup mulutmu Cho Kyuhyun! Dasar brengsek!"

Sungmin berbelok masuk ke dalam sebuah flat di ujung jalan kemudian menyambar kasar kunci kamarnya yang dia letakan di dalam saku celananya. Namun saat ingin menutup pintu berwarna coklat itu, sebuah tangan menahannya dan namja yang tadi dimaki Sungmin memaksa masuk ke dalam tanpa mempedulikan Sungmin yang kembali mengumpat marah.

"Keluar kau! Dasar menyebalkan!" Sungmin kembali membentak Kyuhyun sebelum berjalan menuju kamarnya. Si manis itu melempar kasar tas punggunya, dan menanggalkan jaket biru yang dikenakannya.

Kyuhyun menghela nafas panjang melihat Sungmin yang terus mengomel. Namja itu mengunci pintu flat mereka dan meletakan tas kerjanya diatas nakas kecil dekat pintu. Namja berperawakan tinggi itu mengusap dadanya pelan sambil menghela nafas sabar untuk yang kesekian kalinya.

"Terus saja menghela nafas seperti itu. Sudah lelah hidup dengan ku, Tuang Cho?" Lagi. Sindiran tajam itu kembali terlontar dari mulut sosok manis yang sudah 9 tahun ini menjadi pendamping hidupnya.

"Oh ayolah Min. Eomma hanya menanyakan soal cucu dan kau mengamuk sampai seperti ini."

Sebuah kepala tiba-tiba menyembul dari balik tembok yang membatasi ruang tamu flat sederhana itu dengan kamar Sungmin. "Apa kau bilang? Kau pikir itu hanya masalah sepele hah?"

'Oh tuhan aku salah lagi.' Batin Kyuhyun. Namja itu menatap Sungmin yang masih memandangnya dengan wajah galak khas ibu-ibu yang sedang memaki suaminya.

"Oke maaf aku tidak bermaksud menyinggungmu sayang. Aku hanya bercanda waktu mengatakan itu."

"Dan sekarang kau bilang kalau mengadopsi anak itu hanya bercanda? Begitu? Dasar tidak waras!" Sungmin melemparkan sepasang bantal dan guling ke arah Kyuhyun. Lalu masuk kembali ke dalam kamar dan membanting kasar pintunya.

Kyuhyun bisa mendengar kalau Sungmin tengah melempar kasar tubuhnya ke kasur. Pasti kekasihnya itu tengah memeluk boneka kelincinya sambil menyiapkan umpatan-umpatan lain yang akan ia keluarkan untuk membalas Kyuhyun.

"Baik aku minta maaf Min. Sekarang terserah kau saja mau tetap marah padaku atau tidak."

Hening. Tak Ada balasan lagi yang Sungmin lontarkan dari dalam kamar. Kyuhyun yang melihat itu hanya menggeleng pasrah sambil memunguti bantal dan guling yang baru saja Sungmin lempar. Pengusiran secara terang-terangan.

Setelah selesai, Kyuhyun merapihkan bantal dan guling tersebut diatas sofa yang malam ini akan menjadi tempat tidurnya. Namja tampan itu merebahkan tubuh lelahnya sambil memandangi langit-langit rumah kecil mereka. Meski sudah 9 tahun bersama, sifat kekanakan Sungmin belum juga hilang atau bahkan berkurang. Membuat Kyuhyun harus ekstra hati-hati dalam berbicara.

Sungmin yang kekanakan, banyak bicara, sensitif, kadang egois namun penyayang berhasil meluluhkan Kyuhyun yang penyabar, pengertian dan protektif. Terkadang Kyuhyun suka memikirkan bagaimana bisa dia dan Sungmin bertahan hingga sejauh ini. Bertahan hingga mereka membangun rumah tangga mereka sendiri, mengabaikan cacian yang kadang diberikan orang-orang di sekitar mereka karena mereka sama-sama namja, sampai restu orangtua yang sebenarnya belum mereka dapatkan hingga sekarang.

Dibalik semua masalah dan kekurangan keduanya, mereka menghadapi semuanya hingga dan sudah sampai sejauh ini. Saling memahami sifat pasangan masing-masing dan tahu bagaimana mengatasinya. Seperti sekarang ini. Jika Sungmin sudah marah, Kyuhyun harus ekstra sabar dan terus meminta Sungmin untuk memaafkannya.

Kyuhyun hendak memejamkan matanya saat suara Sungmin menginterusinya. "Kyuhyunnie, kau.. sudah tidur?"

Kyuhyun menoleh dan mendapati Sungmin tengah berdiri di depan pintu kamar mereka dengan mata sembab. Melihat itu Kyuhyun langsung beranjak bangun menghampiri Sungmin.

"Hey, kenapa menangis sayang?"

"Kyu, aku… maaf…" Sungmin menunduk semakin tak berani menatap Kyuhyun yang tetap menatapnya lembut meski sudah ia maki-maki.

"sstt sudah jangan menangis lagi. Aku yang seharusnya minta maaf Karena sudah membuatmu sedih. Tidak seharusnya aku mengucapkan kata itu di depan eomma."

Kyuhyun memeluk tubuh mungil 'istrinya' lalu membimbing tubuh keduanya untuk duduk bersandar di sandaran kasur mereka. Kyuhyun mengusap pelan punggung Sungmin agar berhenti menangis sambil sesekali menghapus air mata yang membasahi pipi tembam sosok yang ada dipelukannya.

"Maafkan aku Min. Harusnya aku bisa lebih mengerti kalau kau belum siap memiliki anak. Lagipula aku hanya berusaha untuk menyenangkan hati eomma. Siapa tahu dengan adanya cucu mereka bisa menerima kau dan aku." Ucap namja bermarga Cho itu sambil mengelus lembut surai lembut milik istrinya.

Sungmin hanya mengangguk menanggapi kalimat Kyuhyun. Namja manis itu menikmati usapan lembut Kyuhyun di kepalanya. Meskipun hampir setiap hari Kyuhyun melakukannya, namun Sungmin tidak pernah bosan. Ia bisa tertidur pulas dipelukan Kyuhyun hingga pagi dan Kyuhyun pun tidak keberatan dengan kebiasaan Sungmin yang satu ini. Karena menurut Kyuhyun, apapun yang Sungmin lakukan akan terlihat manis dan lucu untuknya. Karena menurut Kyuhyun, apapun yang membuat Sungmin-nya senang, akan senang hati dia kabulkan.

Sungmin kini sudah tertidur pulas. Meninggalkan Kyuhyun yang masih setia membelai rambut hitamnya sambil memandangi wajah polos Sungmin saat tidur. Namja tampan itu kemudian meninggalkan kecupan hangat di kening, kedua kelopak mata Sungmin dan terakhir bibir merah mereka favoritnya itu.

"Selamat malam sayang. Mimpikan aku disana. Aku mencintaimu."

P.S I Love You

Main Cast : Lee Sungmin, Cho Kyuhyun

Rated : T

Boyslove, Out Of Character, Romance.

A.n : Fanfiction ini merupakan kutipan dari sebuah film dengan judul yang sama. Author hanya meminjam plot dan sedikit merombaknya untuk kepentingan fanfiction.

I present this story to all joyers who still support our otp until now no matter what happen. I'll stand by them anytime and anywhere. Close this page if you cant accept the story or the otp Thankyou.

February 03, 2010

Disebuah gedung yang ukurannya tak terlalu besar, Nampak ramai oleh tamu-tamu yang berdatangan memadati gedung itu. Pemilik gedung tingkat tiga yang bergaya ala eropa itu tengah mengadakan acara dengan jumlah tamu yang cukup banyak. Dari kalangan muda hingga kalangan tua datang menhadiri acara tersebut. Mereka yang baru saja tiba langsung bergabung dengan yang lainnya di salah satu sudut ruangan. Meletakan bungkusan yang sengaja mereka bawa, lalu meletakannya diatas meja bersama bungkusan-bungkusan lain.

Sungmin duduk di salah satu kursi dekat meja bartender. Meneguk kembali wine miliknya sambil memandangi tamu-tamu yang baru saja tiba. Disebelahnya sosok wanita cantik dengan gaun hitamnya tampak diam mengamati Sungmin yang tidak beranjak dari duduknya sejak acara yang diadakan di tempat miliknya itu dimulai.

"Sungmin-ah, jangan begini. Kau harus menemui teman-temanmu. Jangan hanya diam disini sayang."

Sungmin menggeleng pelan. Menatap penuh permohonan pada wanita cantik yang amat sangat mencemaskan keadaannya 3 bulan terakhir ini.

"Untuk apa kau membuatkan pesta untuk Kyuhyun kalau kau malah bersedih seperti ini sayang?"

Sungmin menoleh kembali. Namun kali ini tatapannya meredup saat mendengar nama Kyuhyun disebut oleh wanita cantik itu. Hatinya mendadak beku membayangkan wajah suaminya.

"Aku baik-baik saja eomma. Aku hanya terlalu merindukan si brengsek itu."

"Terserah kau saja. Tapi setidaknya kau harus menemui Ryeowookie dan Eunhyukkie. Mereka sangat mencemaskan keadaanmu Min. Setiap hari mereka menghubungi eomma untuk menanyakan kabarmu."

Leeteuk –Eomma Sungmin- meraih tubuh anaknya dan memeluknya hangat. Menempatkan ciuman di kening putra kebanggaannya. "Jangan terlarut dengan kesedihanmu. Eomma mau menemui tamu yang lain dulu. Eomma tunggu disana Min-ah."

Setelah Leeteuk pergi, Sungmin kembali menatapi tamu-tamu yang datang. Lalu berpindah mengamati sosok kedua sahabatnya yang sedang berbincang dengan Henry, adik Sungmin. Namja penyuka pumpkin itu sebenarnya merasa tidak enak pada Ryeowook dan Eunhyuk. Sudah hampir 3 bulan Sungmin mengabaikan mereka berdua dan memilih berdiam diri di flat kecilnya.

Sungmin terlalu larut dalam diamnya hingga tidak menyadari kalau Eunhyuk sudah berdiri disampingnya. Namja bergusi indah sahabat Sungmin itu tersenyum hangat pada sosok yang sudah 'menjadi temannya sejak kecil itu.

"Annyeong, Cho Sungmin." Si pemilik nama langsung tersadar dari lamunannya. Mendapati sahabat kecilnya lah yang barusan menyapanya.

"Annyeong, Eunhyuk-ah."

Eunhyuk mengerutkan keningnya mendengar balasan Sungmin yang amat singkat. "Ya! Apa-apaan itu? Setelah berbulan-bulan tidak menjawab teleponku hanya ini yang kau katakan?"

Sungmin tersenyum geli mendengar omelan Eunhyuk. Ya tuhan Sungmin sangat merindukan kedua sahabatnya itu. Namun keadaan membuatnya harus menjadi sosok yang tertutup sekarang.

Menyadari Sungmin tersenyum, langsung saja Sungmin menarik namja manis itu ke tempat semuanya sedang berkumpul.

"Ini acaramu Sungminnie. Kau tidak boleh hanya duduk dan merenungi Kyuhyun. Si bodoh itu juga tidak akan senang melihatmu seperti ini." Eunhyuk kembali mengoceh hingga mereka sampai di sudut lain gedung itu bersama tamu yang lain.

Ryeowook yang menyadari keberadaan Sungmin langsung memeluk namja yang sedikit lebih tinggi darinya itu. Tidak hanya mencemaskan keadaan Sungmin, tapi juga merindukan sosok yang sudah seperti kakaknya sendiri.

"Hyung, aku sangat merindukanmu."

"Aku juga Ryeowook-ah. Maaf aku mengabaikan kalian."

Ryeowook yang memang mudah menangis tidak dapat menahan lelehan air matanya. Begitu pula Eunhyuk yang kini ikut memeluk keduanya.

Malam itu hari dimana Sungmin menyiapkan pesta ulangtahun untuk Kyuhyun. Bukan pesta sebenarnya. Karena sosok Kyuhyun kini sudah tidak lagi ada di sisi Sungmin. Namja tampan yang sudah menjadi suami Sungmin selama 6 tahun itu kini sudah beristirahat dengan tenang disisi tuhan setelah berjuang seorang diri disisa hidupnya.

Sungmin merasa bodoh karena dirinya tidak pernah tahu tentang Kanker paru-paru yang diderita Kyuhyun. Dia merasa tidak berguna karena tidak bisa merawat Kyuhyun disaat-saat terakhirnya. Yang Sungmin tahu hanyalah Asma yang membuat Kyuhyun terkadang sulit bernafas, bukan Kanker paru-paru yang baru dia ketahui ketika menemukan Kyuhyun sudah terpejam tidak bergerak di flat mereka.

Cho Sungmin menyiapkan acara ini untuk mengingat kembali sosok Cho Kyuhyun yang sudah menjadi pendamping hidup Sungmin selama hidupnya. Walaupun Sungmin tidak bisa menjadi pendamping Kyuhyun selama sisa hidup Sungmin.

Rasanya benar-benar menyakitkan memang saat harus mengingat kembali sosok yang kini sudah tidak lagi ada disisimu. Inilah yang Sungmin rasakan. Hatinya membeku di tengah ramainya para tamu. Merasa tercabik-cabik saat Leeteuk dan yag lainnya mulai bernyanyi untuk mengenang Kyuhyun. Tapi bukankan ini mau Sungmin untuk mengadakan acara ini?

Sungmin cukup bersyukur ditengah-tengah kemati rasaan yang dirinya rasakan saat ini, Leeteuk siap menggantikan dirinya sebagai tuan rumah acara ini. Sungmin sangat tahu kalau Leeteuk membenci Kyuhyun karena berani menikahinya di usia 19 tahun. Sungmin ingat betul bagaimana eommanya itu menampar wajah Kyuhyun 6 tahun lalu karena berani-beraninya datang untuk meminta restu untuk menikahi Sungmin. Dan sekarang Leeteuk lah yang membantu Sungmin menyelesaikan malam ini.

Acara yang diadakan di tempat tinggal Leeteuk itu berjalan lancer. semua teman serta kerabat Sungmin dan Kyuhyun menghadiri acara ini. Kecuali kedua orangtua Kyuhyun. Mereka yang sejak awal tinggal di Jepang membuat Sungmin mengerti jika mereka tidak hadir malam ini. Hanya Ahra –Kakak Kyuhyun- yang menyempatkan datang dan memberikan sedikit kudapan dan menyemangati Sungmin. Ahra adalah orang ketiga-Setelah Eunhyuk dan Ryeowook- yang paling mendukung hubungannya dengan Kyuhyun. Itulah mengapa Sungmin sangat menyayangi Ahra seperti kakaknya sendiri.

Beberapa sahabat Kyuhyun seperti Yesung dan Siwon sempat menghampiri Sungmin sekedar untuk menanyakan kabar istri sahabat mereka. Biar tidak terlalu dekat dengan Sungmin, Yesung dan Siwon juga ingin menyemangati namja manis itu. Mereka berdua juga merasakan kehilangan yang sangat dalam saat mengetahui sahabat mereka sudah tiada.

Saat semuanya tengah bernyanyi, Sungmin menutup mulutnya dalam-dalam. Bendungan air mata yang sudah ia tahan sejak tadi mulai mengalir lagi dipipinya. Sungmin hanya bisa menangis dalam diam. Menggigit kuat-kuat bibirnya agar tangisannya tidak terdengar oleh yang lain. Namun bahu yang bergetar membuat Eunhyuk dan Ryeowook menyadari kalau sahabatnya tengah menangis pilu. Perlahan Eunhyuk yang berdiri di sebelah Sungmin langsung merengkuh tubuh sahabatnya dan meminjamkan bahunya untuk Sungmin agar bisa menangis dengan puas disana.

"Menangis saja Min. Bagi rasa sakitmu padaku dan Ryeogu"

Dan Cho Sungmin kembali menangis malam itu.

-P.S I Love You-

Tiga hari sudah berlalu sejak acara malam itu. Sungmin memutuskan untuk kembali ke flat kecilnya untuk menenangkan diri. Tapi rencana hanya tinggal rencana. Keadaan namja itu jauh dari kata baik dan tenang. Setiap hari yang Sungmin lakukan hanya menangis, tidur, makan dan menonton ulang drama yang dulu sering ia tonton bersama Kyuhyun.

Sungmin mengabaikan semua pesan, panggilan masuk, dan pesan suara yang dikirimkan oleh Leeteuk dan kedua sahabatnya. Sungmin tidak peduli ketika Leeteuk mengetuk keras pintu flatnya dan malah memasang radio dengan volume penuh. Gila? Ya Sungmin merasa kalau dirinya sudah gila, tidak waras, dan Sungmin sangat senang jika orang-orang mendoakannya agar segera mati karena sudah terlalu sering merepotkan Leeteuk. Bukankah kalau dirinya mati dia bisa secepatnya bertemu dengan Kyuhyun?

Setelah lelah menangis, Sungmin menyalakan radio-lagi- dengan volume penuh. Namja itu tidak memutar lagu-lagu bertempo cepat, namun lagu-lagu bergenre ballada. Sungmin mulai menari-nari seperti orang gila. Berharap akan terjatuh lalu mati. Namun setelah 3 hari melakukan itu, kalaupun ia jatuh yang ia dapatkan hanya luka memar, bahkan tidak ada yang berdarah apalagi membuatnya mati.

Namja itu semakin gencar menari diiringi lagu-lagu yang sangat mirip dengan lagu di upacara pemakaman. Kemeja panjang milik Kyuhyun yang sudah 3 hari dia kenakan tampak kusut dan kotor. Sungmin memutar-mutar tubuhnya dengan semangat dan sekali lagi tubuhnya membentur sofa hingga terjungkal kebelakang.

Tanpa Sungmin sadari, ada 5 pasang mata yang sedari tadi menatapnya bingung. Apalagi ketika melihat Sungmin terjatuh dan tertawa dengan kencang. Namun sosok yang paling tua diantara 5 pasang mata itu mulai menggeram marah melihat kelakuan putranya.

"LEE SUNGMIN, APA KAU SUDAH GILA?!"

-P.S I Love You-

Hari ini Leeteuk datang mengunjungi Sungmin bersama Eunhyuk, Ryeowook dan Yesung untuk memastikan apa putranya itu baik-baik saja. Wanita cantik itu sampai harus memohon-mohon pada pemilik flat tempat tinggal Sungmin agar memberikanya kunci cadangan karena sudah 2 hari Leeteuk datang hanya suara radio yang ia dengar.

Tubuh wanita cantik itu rasanya seperti dipotong menjadi beberapa bagian ketika didapatinya sosok Sungmin tengah menari-nari seperti orang gila. Bahkan ketika terjugkal kebelakang, Sungmin malah tertawa membuat kondisinya terlihat semakin mengenaskan.

Setelah menyeret anaknya untuk mandi dan membenahi dirinya, Leeteuk dibantu Eunhyuk dan Ryeowook membersihkan flat Sungmin yang sudah jauh dari kata layak itu. Sampah makanan, pakaian kotor, dan masih banyak benda lain yang bertebaran disana. Ryeowook tidak heran melihat semuanya mengingat apa yang baru saja ia lihat ketika memasuki flat Sungmin.

Sungmin keluar dari kamarnya dengan keadaan yang lebih baik. Kemeja Kyuhyun yang tadi ia pakai sudah berganti dengan menjadi kaos lengan panjang dan celana jeans selutut berwarna pink. Namun mandi tidak dapat menghilangkan sembab dan kantung mata namja pemilik foxy eyes itu. Leeteuk yang melihatnya hanya bisa menggeleng pasrah. Ia menyesal membiarkan Sungmin sendirian disini.

"Jadi, untuk apa kalian datang kemari? Bukankah aku bilang kalau aku akan baik-baik saja?" Ucap Sungmin yang kini duduk disebelah Eunhyuk.

"Apanya yang baik-baik saja Lee Sungmin? Menari seperti orang gila itu yang namanya baik-baik saja? Begitu maksudmu?"

Sungmin menatap tajam Eommanya. Wajahnya mengeras menahan marah mendengar ucapan Leeteuk. "Sekarang namaku Cho Sungmin, eomma! Aku menari karena aku menginginkannya. Lagipula menari justru bisa mengurangi stress. Eomma harus mencoba itu di rumah daripada terus mengomel padaku."

Sungmin memang tidak pernah senang jika orang-orang masih memanggilnya Lee Sungmin. Marganya sudah berubah menjadi 'Cho' sejak 6 tahun yang lalu. Tidak seharusnya Leeteuk memanggilnya Lee Sungmin.

"Menari sampai kau terjungkal dan diiringi oleh lagu-lagu ballada itu yang kau maksud menghilangkan stress?"

Namja penyuka pink itu Nampak tidak peduli dengan ucapan Leeteuk. Dia malah memainkan ponselnya dan membuka semua pesan masuk yang hampir semua dikirim oleh Leeteuk dan kedua sahabatnya.

"Min, Ahjjuma benar. Itu hanya membuatmu semakin stress. Jika ingin menghilangkannya, mengapa tidak menghubungi aku dan Eunhyukkie? Kami bisa mengajakmu jalan-jalan Min." Tutur Ryeowook lembut yang hanya dijawab dengan senyum penuh paksa dari Sungmin.

"Aku tahu apa yang terbaik untukku. Kalian tidak perlu khawatir. Aku bisa mengurus diriku sendiri."

Sungmin hendak beranjak masuk ke dalam kamarnya ketika Leeteuk memberinya sebuah kotak berukuran besar berwarna pink. "Aku tidak butuh hadiah darimu eomma. Simpan saja untuk Henry."

"Ini bukan dariku anak bodoh! Lihat dulu. Hanya tertulis untuk Mrs. Cho."

Sungmin mengerutkan keningnya kemudian menatap ragu Leeteuk. Tangan mungilnya meraih penutup kotak tersebut dan membukanya perlahan. Wajah putih Sungmin langsung memucat ketika membukanya. Bukan, bukan isinya yang membuat Sungmin terkejut dan langsung menatap Leeteuk marah.

"Eomma, aku tidak suka caramu yang seperti ini. Kau tidak perlu membohongiku dengan cara seperti ini. Tidak mungkin hadiah ini dari Kyuhyun!" Sungmin menatap marah Leeteuk lalu melempar penutup kotak itu.

"Untuk apa aku membohongimu Sungmin-ah? Aku tidak akan melakukan hal gila seperti itu. Yesung menemukan kotak ini dibawah ketika menemaniku meminta kunci cadangan pada pemilik flat." Jelas Leeteuk datar.

Mendengar ucapan eommanya yang terdengar serius, Sungmin kembali menatap kotak yang berisikan sebuah kue strawberry kesukaan Sungmin berukuran besar dengan tulisan

'Selamat hari ulangtahun pernikahan sayang' –Your Kyunnie

TBC?

.

.

.

Annyeong Joyersdeul!

Its been a year yaaaa

Masih pada setia sama oppadeul? Sama uri otp?

Saya masih disini, masih mendukung KyuMin biarpun uri Sungminnie udah punya real couple. Saya masih disini member support buat Kyuhyun juga Sungmin. Curcol sedikit saya sedih banyak pumpkin yang mulai ninggalin Sungminnie. Saya sedih ngeliat elf yang banyak ngebenci sungmin sekarang;(

Saya juga ngga pernah ngebayangin kalau Sungmin bakal nikah secepet ini sama Saeun. Tapi saya mohon buat joyers jangan ninggalin sungmin oppa. Saya sedih sekarang KyuMin udah mulai menghilang dari peradaban.

Daannnn saya ngga mau banyak ngomong deh karena udah cukup seneng bisa nulis ff lagi walaupun ngutip cerita dari film hehe saya kangen banget sama dunia per-ffan apalagi diffn ini. Biarpun hasilnya ngga memuaskan, tapi mudah2an siapapun yg baca bisa menikmati karya saya ini ya hehe. Btw Joyers yang masih tersisa boleh yuk kita chitchat lewat pm hehe saya juga mau kenalan sama kalian semua:)

Yoweslah daripada saya malah ngawur ngga jelas ngomong apa hehe

Best present

Winecouple203 /deep bow/