Seokjin dilema. Haruskah ia setia pada kekasihnya atau beralih pada orang lain yang mungkin bisa membuatnya lebih bahagia?
.
.
Stay?
BTS Fanfic
Warn!
Namjin! GS (Seokjin, Jungkook, Yoongi), AU, OOC.
~CHAPTER 1~
.
.
Laki-laki itu menggerakkan tubuhnya, merasa ada sesuatu yang aneh. Hidungnya sedikit gatal mencium bau parfum yang menyengat. Ia perlahan membuka matanya, dan kemudian terbelalak kaget mengetahui keadaan dirinya yang sekarang terduduk di depan cermin besar. Ia terlihat benar-benar tampan. Rambutnya tersisir dengan sangat bagus dan make up tipis di wajahnya terlihat begitu sesuai. Ia mengenakan tuxedo hitam dengan dasi kupu-kupu yang terpasang rapi di kerahnya. Kedua tangannya terbalut sarung tangan putih tipis dan kaki besarnya tertutupi oleh sepatu kulit yang terlihat mahal.
Pikirannya melambat. Bingung. Ia benar-benar tak mengerti mengapa dirinya bisa berpakaian dan berada di tempat seperti ini.
"Aigoo~ putraku Namjoon~! Kau benar-benar terlihat tampan!"
Seorang wanita paruh baya yang mengenakan hanbok dan berdandan cantik itu masuk menghampiri laki-laki itu dan menepuk-nepuk pipi putranya pelan.
"Ibu? Ibu, tunggu, aku tidak mengerti, kenapa…"
"Uhuhu ibu benar-benar tidak menyangka, putra ibu yang dulu masih sering menangis ini sebentar lagi akan menikah"
Wanita paruh baya itu mencubit gemas pipi laki-laki itu.
"Meni… apa?!"
Laki-laki itu tersentak.
"Menikah?! Dengan siapa?!"
PLAK!
Namjoon tersentak kaget dan ia membuka matanya dengan cepat saat ia merasa kepalanya sedikit sakit akibat dipukul dengan sesuatu. Ia merutuk sebal sembari mengusap-usap kepalanya, dan bersamaan dengan itu ia menyadari bahwa ia baru saja tertidur di meja kantornya dengan laptop yang masih menyala. Namjoon mengangkat mukanya, dan ia melihat Taehyung yang menatapnya datar dengan koran yang digulung di tangan kanannya.
"Hyung, kau tertidur sampai mengigau lumayan keras." ucap Taehyung sembari menggeleng pelan.
"Begitukah? Melengkapi berkas perkara ini sangat melelahkan sampai membuatku tertidur."
"Kau ini memang tukang tidur seperti koala" Taehyung menatapnya jengah. "Dan kau tahu, hyung, tadi ada beberapa polwan yang mondar-mandir disini untuk melihatmu"
Namjoon mengerutkan dahi dan bertatap tanya pada Taehyung.
"Polwan? Untuk apa?"
"Hyung, kemarin adalah hari ulangtahunmu, dan kemarin kau tidak ada seharian di kantor. Sepertinya mereka ingin memberikan sesuatu padamu. Aku tadi melihat mereka membawa bungkusan kecil dan berbisik-bisik 'ah apa sebaiknya aku letakkan disini saja atau menunggunya bangun ya?' seperti itu"
Namjoon menghela nafas kemudian tersenyum masam. Maklum. Namjoon adalah polisi yang cukup populer di lingkungan kerjanya. Ia memiliki tubuh tinggi tegap, berwajah maskulin yang kelewat tampan, dan juga otaknya yang encer. Ia berada dalam satuan reserse kriminal dan sering terlibat dalam penyidikan serta penyelidikan. Tak jarang pula hasil kerjanya mendapat pujian dari atasannya. Kalau kata gadis-gadis, dia adalah definisi dari 'boyfriend goals'. Mereka menggambarkannya sebagai suatu mahkluk yang sempurna.
"Kenapa mereka tidak memberikannya padamu, Tae? Biasanya kau yang sering diberi hadiah..."
Dan tentang kawannya itu, Taehyung, dia adalah polisi yang sama populernya dengan Namjoon. Taehyung berada di satuan yang sama dan berada dua tingkat dibawah Namjoon. Mereka menjadi dekat karena berada dalam tim penyelidikan yang sama. Taehyung juga berwajah sangat tampan dengan tubuh yang proporsional, hanya sayang dia sangat ceroboh. Pernah dulu sekali, dia terkena kasus salah tangkap dan terkena teguran keras. Dan yang lebih disayangkan, Taehyung sudah punya seorang kekasih. Hatinya sudah menjadi milik orang lain.
"Yah.. kau tahu hyung, mereka berhenti melakukan itu semenjak aku terang-terangan membawa pacarku kemari." sahut Taehyung sembari melipat tangannya di depan dada dan memberikan senyum kecil.
"Oh? kau menolak mereka secara halus."
Namjoon mengangkat sebelah alisnya, dan Taehyung hanya bisa terkekeh mendengarnya.
Namjoon kemudian kembali menatap laptopnya. Ia kembali memfokuskan diri pada pekerjaannya.
"Kau mau lanjut mengerjakan berkas perkara, hyung?"
"Iya, aku harus menyelesaikan ini segera." sahut Namjoon tanpa menolehkan wajahnya pada Taehyung.
Taehyung mengangguk paham. Ia tahu pada saat ini Namjoon berada pada mode seriusnya, sehingga seheboh apapun ia mengajaknya berbicara, Namjoon tak akan mendengarkan. Taehyung lebih memilih pergi, berjalan menuju meja kerjanya, namun langkahnya tiba-tiba terhenti karena ia mengingat sesuatu.
"Oh iya hyung" seru Taehyung cukup keras hingga berhasil membuat Namjoon menatapnya.
"Hm?"
"Nanti malam jangan lupa. Hoseok-hyung mengundang kita makan malam di apartemen barunya."
Namjoon mengangguk singkat lalu tersenyum kecil.
"Bagaimana bisa aku melupakannya."
xXXXx
The number you're calling is not active or...
Pip!
Seokjin memejamkan matanya erat lalu mendengus keras. Ini sudah kesekian kalinya ia menghubungi, namun ia tak jua mendapat jawaban. Ia tak mau berpikiran buruk, tapi kenyataan selalu memancingnya untuk berpikiran buruk.
Siapa lagi kalau bukan karena Kim Jaehwan, kekasihnya?
Sudah satu minggu sejak pertemuan dan obrolan terakhir mereka, laki-laki itu menghilang bagai ditelan bumi. Ia tak bisa dihubungi dan ia tak bisa juga ditemui. Pernah sekali, Seokjin datang ke apartemennya dan menunggu hampir dua jam di depan pintu, namun tak ada yang membuka dan tak ada juga yg datang. Ia terlihat seperti orang bodoh. Ia merasa semua usahanya untuk menemui Jaehwan adalah sia-sia, tapi ia tak pernah menyesalinya. Seokjin benar-benar khawatir dan rindu pada Jaehwan. Rasanya begitu menyiksa, sampai mau mati rasanya.
"Eonni, sudahlah..."
Jeon Jungkook, partner kerja yang berusia tiga tahun lebih muda darinya, menepuk dan memberi usapan pada punggungnya pelan. Posisinya, Jungkook sekarang berdiri dibelakang Seokjin yang duduk terdiam menatap layar handphonenya.
"Aku punya firasat yang buruk, Kook-ah..."
Jin menggigit bibir dalamnya. Air mukanya terlihat cemas.
"Jangan begitu eonni... Mungkin Jaehwan-oppa mendapat pekerjaan baru dan itu membuatnya sibuk..."
Jin tersenyum samar. Mengenai pekerjaaan Jehwan, ia tahu sendiri jika lelaki itu tidak bekerja. Ia mengerti benar jika Jaehwan adalah laki-laki beruntung yang terlahir di keluarga kaya yang tak perlu banting tulang untuk hidup. Orangtuanya adalah direktur perusahaan di luar negeri, dan ia tinggal sendiri bersama kakaknya di Seoul. Jika tentang pekerjaan, maka ia pikir hal itu tidak mungkin. Untuk apa ia mencari pekerjaan kalau semua yang ia inginkan sudah ada dalam genggamannya?
"Hm.. mungkin Tuhan sedang mengajariku arti sebenarnya dari bersabar."
Jin menghela nafas lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Ayo lanjut bekerja, Kook. Ada banyak pelanggan yang datang."
"Uh?"
Jungkook menolehkan wajah, pandangannya langsung tertuju ke area pelanggan. Seketika kedua sudut bibirnya tertekuk kebawah. Ia mendengus kesal. Pengunjung yang datang berbondong-bondong itu membuatnya malas bahkan hanya untuk melihatnya.
Jin menepuk pundak Jungkook, memberi isyarat supaya kawannya itu kembali menunjukkan wajah cerianya. Sebenarnya ia juga malas. Menjadi pelayan restoran yang terus lari kesana kemari melayani pelanggan memang luar biasa lelahnya. Tapi mau bagaimana lagi. Ia butuh uang untuk hidup. Dan uang itu datang jika ia mau bekerja.
"Semangat, Kook!"
xXXXx
"Tiga panggilan tak terjawab, lima pesan diterima?"
Laki-laki itu mengusap-usap rambut basahnya sembari menatap layar handphonenya yang sedari tadi berkedip. Ia baru saja keluar dari kamar mandi. Dan dengan sedikit terburu, jarinya bergerak membuka kunci layar. Ia melihat semua pemberitahuan yang datang, dan membaca salah satu pesan yang tertera disana.
From : Taehyung
Namjoon-hyung! Apa yang kau lakukan? Apa kau lupa kalau malam ini ada acara di apartemen baru Hoseok-hyung?! Aku sudah disini dan kami menunggumu hampir setengah jam!
Laki-laki itu, Namjoon, menghela nafas. Ia cukup lega karena panggilan dan pesan itu semuanya dari Taehyung, bukan dari atasan atau orang lain yang mengabarkan berita penting atau mendesak. Tapi tetap saja, pesan Taehyung itu membuatnya sedikit panik. Ia sudah membuat laki-laki itu kesal dan hal itu adalah sesuatu yang cukup berbahaya.
Namjoon segera membuka lemari pakaiannya, dan matanya sedikit jengah melihat apa yang ada didalam. Astaga, semuanya berantakan. Baju-bajunya tidak terlipat dan tergantung dengan benar, sampai ia sendiri terkadang bingung kalau hendak berpakaian. Alhasil ia lebih sering menggunakan singlet ketika berada di apartemen karena baju-bajunya yang kusut dan ia malas untuk menyetrika.
"Ah entahlah!"
Namjoon meraih kaos putih tipisnya yang kebetulan terlipat cukup rapi, dan kemudian segera mengenakannya. Ia menyisir rambutnya, membiarkan poninya jatuh kebawah, tidak seperti style saat ia bekerja dimana poninya terlihat tak menutupi dahi. Ia lalu menyambar jaket yang terletak di sandaran sofa, mengambil handphone serta kunci mobil, dan berjalan sedikit tergesa menuju pintu apartemen. Ia menutup pintu apartemen dan hendak melanjutkan langkah, namun secara tak sengaja matanya menemukan sebuah dompet yang tergeletak di dekat kamarnya.
Namjoon memiringkan kepalanya. Ia mengedarkan pandangan ke sekitar. Matanya mencari seseorang atau siapapun yang terlihat bingung mencari sesuatu, namun sayang ia tak mendapat siapapun disana. Tanpa pikir panjang, Namjoon kemudian mengambil dompet itu dan menemukan kartu tanda pengenal di dalamnya.
"Kim… Jaehwan?"
Matanya menyipit. Ia membaca alamat yang tertera disana.
"Hmm dia tidak tinggal disini. Kukembalikan besok saja kalau begitu."
Namjoon memasukkan dompet itu ke dalam saku, dan kemudian kembali berjalan menghampiri mobil audy hitamnya. Ia membuka pintu mobilnya dengan cepat, dan dalam hitungan detik mobil itu melesat mengarungi jalanan di kota Seoul yang kini terlihat sepi.
xXTo Be ContinueXx
Annyeong!
First of all, terimakasih banyak buat kalian yang udah mau baca cerita ini! Ini pertama kalinya aku nulis fanfic yang tokohnya dari idol kpop. Dulu banget aku pernah nulis fanfic tapi tokohnya dari animanga. Tadinya aku mau nulis ini pakai tokoh animanga, tapi beberapa bulan belakangan aku lebih suka baca fanfic2 kpop daripada anime, jadi aku pengen nyobain nulis fanfic tentang kpop juga.
Jujur aku sebenarnya nggak pinter nulis cerita. Aku berkali-kali ketik trus hapus, sampai aku akhirnya nyerah disini. Karena itu gaes, aku butuh saran dan tanggapan kalian, biar bisa nulis yang baik buat chapter selanjutnya.
Akhir kata, terimakasih sekali lagi dan salam kenal! semoga kalian suka dengan cerita ini :")
