NOT A PERFECT LOVE STORY

Main Cast : Goo Junhoe (Ikon)

Nancy (Momoland)

Kim Jinhwan (Ikon) (GS).

Summary : June dan Nancy adalah sepasang sahabat dari kecil, dengan June yang selalu mengistimewakan Nancy. Mereka tumbuh besar bersama dan benih – benih cinta tumbuh. Tapi apakah cinta kedua nya terbalaskan atau malah bertepuk sebelah tangan.

"Kau sudah tidak menyayangiku lagi, June" – Nancy. "Aku mencintaimu, Kim Jinhwan" – June. "Maaf jika aku hadir diantara kalian" – Kim Jinhwan. "Bisakah kau merelakan June untukku, Kim Jinhwan?" – Nancy.

Author POV.

"Eomma, Nancy tidak mau macuk cekowah hayi ini, Nancy takut", ucap seorang gadis cantik berumur kurang lebih dua tahun setengah kepada ibunya. Sementara sang ibu hanya menggelengkan kepala.

"Memang apa yang membuat Nancy takut?", Tanya sang ibu.

"Nancy takut pisah dari eomma. Nancy ngga ada yang kenal cama olang dicitu", rutuk si gadis kecil itu lagi. Walaupun umurnya baru dua tahun setengah, namun dia sudah pintar berbicara.

"Kan eomma akan menemani Nancy nanti, eomma akan melihat Nancy dari luar", jawab sang ibu agar anaknya tidak takut lagi.

"Eomma serius?", Tanya Nancy meyakinkan, ada sorot kebahagiaan disana. Sementara sang ibu hanya mengangguk. Mobil mewah itu sampai ke parkiran taman kanak – kanak. Ada begitu banyak anak kecil yang seumuran dengan Nancy disana. Begitu Nancy dan ibunya turun, anak kecil itu langsung memegang tangan ibunya erat.

"Ada banyak teman Nancy disini, ayo kenalan"

"Ngga mau, Nancy tatut, Eomma"

"Annyeonghaseyo, Nyonya Lee. Apakah ini anak anda?", Tanya seorang ibu yang sepertinya merupakan ibu guru di tk tersebut. Matanya menunjuk ke arah Nancy.

"Annyeonghaseyo, ye , ini adalah anak saya. Nancy, perkenalkan dirimu, sayang", ucap Ibu Nancy.

"Anneyonghaseyo, jeonun Nancy imnida", ucap Nancy lalu membungkuk.

"Nancy anak yang pintar", ucap ibu guru tersebut. Dengan itu lalu sang ibu guru membawa Nancy masuk ke dalam kelas. Kelas tersebut cukup luas untuk ukuran kelas playgroup. Wajar, mengingat Nancy adalah salah satu anak chaebol, ayah Nancy adalah pria berkebangsaan Amerika yang memiliki beberapa cabang bisnis. Nancy memang lahir di Seoul karena ayahnya juga mengembangkan bisnis di Seoul.

"Hei, gadis cantik, siapa namamu?", ucap seorang anak laki – laki berbadan gemuk, Nancy yang melihatnya segera ingin menangis. Nancy melihat kebelakang mencari eommanya, tapi tidak menemukannya.

"Eomma, Nancy tatut, huweeee", pecahlah tangis Nancy.

"Hei, gadis kecil, jangan menangis", ucap seorang laki – laki dengan giginya yang rata dan eyesmile mendekati Nancy. Laki – laki kecil tersebut mendekati Nancy dan menghapus airmatanya, membuat Nancy terdiam.

"Ciapa namamu, boyeh kenayang nggak? Aku Goo Junhoe, panggil saja June", ucap anak laki – laki tersebut sambil menawarkan tangannya.

"Aku Nancy", jawab Nancy singkat sambil membalas tangan June.

"Cudah, Nancy jangan nangiy yagi. Nanti matanya meyah, teyus pilek", ucap June. Nancy yang melihat June hanya tertawa.

"Nah kan sekarang Nancy udah ketawa, jangan nangiy lagi", dan kalimat itu sukses membuat seorang Nancy yang berumur dua setengah tahun tersenyum sepanjang hari.

Dimalam hari, sebelum Nancy tidur, ibu dan ayahnya selalu bergantian membacakan dongeng, seperti malam ini, tapi ada yang berbeda pada malam ini.

"Eomma, appa, tadi Nancy bertemu dengan anak kecil yang sangaaat baik namanya Goo Junhoe, panggilannya June"

"Benarkah?"

"Hm, tadi pagi Nancy hampiy nangiy tapi kayena ada June, ngga jadi"

Ibu dan ayah Nancy saling berpandangan. Keesokan harinya, ketika di playgroup, ibu Nancy hanya melihat dari jauh. Ada anak laki – laki dengan eyesmile yang imut yang selalu berada di dekat Nancy, pasti itu Goo Junhoe, batin Ibu Nancy.

"Tolong selidiki Goo Junhoe", ucap Ibu Nancy di sambungan teleponnya.

Nancy dan June sudah lulus dari playgroup dan memasuki sekolah yang sama, atas keinginan keduanya.

"Eomma, Nancy mau satu sekolah sama June. Boleh ya..", dan perkataan tuan putri Nancy tidak boleh dibantah oleh siapapun.

Memasuki sekolah yang sama dan juga kelas yang sama membuat Nancy bahagia, setiap hari bisa melihat June tentunya. June dan Nancy tumbuh menjadi sepasang remaja yang cantik dan tampan. Hal itu membuat banyak yang mengirimkan surat cinta untuk mereka.

"Si Hain dari kelas sebelah mengirim surat di lokermu, sudah kau cek?", Tanya Nancy sambil membereskan loker June, menyerahkan surat tersebut kepada pemiliknya.

"Belum, ini baru mau ku baca", June membaca surat itu sebentar lalu memasukan surat itu kembali ke amplop lalu memasukkan ke tasnya. Ini yang Nancy sukai dari June, June akan membaca satu per satu surat cinta, lalu setelah itu dimasukan dengan rapi ke amplopnya dan dibawa pulang. Percayalah, June mempunyai tempat penyimpanan sendiri untuk surat – surat tersebut. Jika ditanya kenapa June tidak asal membuangnya, maka jawaban June adalah "mereka membuat itu dengan keberanian dan perasaan, memilih kata – kata yang pas setelah berulang kali dibaca, bahkan kadang mereka memilih warna pena dan kertas apa yang akan digunakan, lalu membuat kertas itu wangi. Itu adalah kerja keras yang harus dihargai"

Nancy lalu bertepuk tangan kagum, kagum pada June.

"Kau sendiri bagaimana, aku dengar Seonwoo juga mengirim surat padamu", June ingat karena teman Seonwoo adalah temannya juga.

"Belum kubaca, lagipula pasti sama saja isinya", ucap Nancy cuek.

"Bacalah sekali – sekali, kau akan menemukan ketulusan disurat itu"

"Shireo. Aku tidak membutuhkan surat dari mereka, aku hanya membutuhkan surat dari satu orang dan akan membuatku sangaaat bahagia", ucap Nancy memandang June penuh arti.

"Siapa?"

"Tebak siapa?"

"Apa aku mengenalnya?"

"Iya"

Yang aku butuhkan hanyalah surat darimu, Goo Junhoe, batin Nancy.

Suatu hari di sekolah.

"Hei, Nancy. Bisakah kau berhenti mendekati June, dia tidak akan punya pacar jika kau terus mengikuti dia"

"Iya, aku yakin juga banyak yang mendekatimu, kau saja yang sombong dan tidak pernah mau membaca surat mereka, bahkan berbicara dengan mereka saja, kau tidak mau"

"June mau punya pacar atau tidak itu urusan dia, dan bukan kalian. June saja tidak pernah menyuruhku untuk menjauh", balas Nancy.

Perkataan Nancy membuat murid perempuan lainnya mendorong Nancy jatuh ke tanah dan mulai menjabaknya. June dan teman – temannya yang tidak sengaja lewat pun berseru.

"Hei, hei, coba lihat siapa yang sedang dikeroyok"

"June, jangan – jangan itu Nancy"

Mendengar nama Nancy membuat June cemas dan segera melerai para gadis tersebut, June kaget mendapati benar, bahwa Nancy yang terluka, June langsung membopong Nancy menuju uks.

"Kau kenapa bisa sampai begini sih?"

"Mereka yang mulai duluan, menyuruhku untuk menjauhimu. Mereka bilang kau tidak akan bisa punya pacar jika aku disampingmu terus", keluh Nancy.

June hanya tertawa sambil mengobati Nancy, "kenapa tidak kau iyakan saja mereka, lalu pulang dengan damai"

"Ya aku tidak mau jauh darimu, makanya aku bilang tidak, auuh, pelan – pelan sakit"

"Maaf", ada jeda yang panjang, Nancy hanya bisa memperhatikan June yang sedang mengobatinya.

"Lukamu tidak parah, mungkin kedua orang tuamu hanya akan mengomel sedikit"

"Terima kasih", ucap Nancy.

"Lain kali jika begini lagi, diamkan saja, lalu pulang. Kasihan kau jadi begini"

"Aku tidak mau, lagian kan akan selalu ada kau yang menjagaku", ucap Nancy bahagia. June hanya bisa tersenyum.

Karena aku akan selalu bersamamu, sampai kau sadar jika aku menyukaimu, June-ya, batin Nancy.