俺の思いを君に届けたい

A/N: Yo~ halo minna! Ehehehe… kenalkan namaku Ayumi dan ini pertama kalinya aku nulis di fandom Kuroko no Basuke hohohoho…. Oke salam kenal semua~ /bows/ dan hope you like it (^_^)

Disclaimer: Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi


Siang yang menjelang sore itu di SMA Seirin. Teriknya matahari yang menyinari dunia, suara kicauan burung yang terdengar di kejauhan, aroma bunga dan udara panas yang sangat khas ketika memasuki musim panas. Semua itu bisa terasa oleh murid-murid kelas 1 SMA Seirin yang sedang memerhatikan pelajaran terakhir di kelas mereka. Seorang anak laki-laki bersurai biru muda itu tengah melihat gurunya yang sedang menjelaskan pelajaran sejarah dengan tatapan kosong sambil sesekali melihat pemandangan di luar jendela dan kemudian kembali memerhatikan sang guru.

Teman satu timnya yang duduk di depannya kini hanya bertopang dagu sambil sesekali menguap—menandakan bahwa ia merasa bosan dengan pelajaran terakhir.

"Ya, baik sampai sini dulu pelajarannya. Jangan lupa mengerjakan tugas yang tadi bapak berikan. Liburan musim panas sebentar lagi jadi bapak harap kalian tidak lupa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan bapak-ibu guru kalian yang lain," sebut saja pak Takeda—guru sejarah itu sedang membereskan buku beserta barang-barang miliknya.

Para murid hanya mengangguk—menandakan bahwa mereka mengerti lalu sang ketua kelas pun berdiri.

"Berdiri! salam!"

Semua murid di kelas 1A pun membungkuk, tanda memberikan salam pada sang guru. Pak Takeda hanya mengangguk lalu ia segera berjalan meninggalkan ruangan kelas 1A.

"Kagami-kun, hari ini tidak ada latihan ya?" Kagami Taiga—pemuda bersurai merah gelap dengan gaya rambut spike beserta alisnya yang tebal dan ganda itu hanya menoleh kebelakang. Menghadap teman satu timnya yang sedang menatapnya.

"Entahlah Kuroko tidak ada pengumuman dari pelatih," ujar Kagami pada pemuda bersurai biru muda yang duduk dibelakangnya itu. Kuroko Tetsuya—pemuda dengan surai biru muda, mata berwarna biru muda yang selalu menatap apapun dengan tatapan kosong itu tidak bergeming sedikitpun. Ia hanya diam.

Tiba-tiba saja dari arah pinta kelas terdengar suara yang sudah tidak asing lagi bagi mereka, suara perempuan yang terdengar sangat khas karena teriakkannya tersebut.

"Hei! Kagami! Kuroko!" teriak suara itu dengan suara lantang yang mungkin tidak kalah lantangnya dari suara laki-laki. Membuat 2 orang yang disebut namanya itu kaget dan menunjukkan wajah takut akan sang pelatih.

"A-ada apa pelatih?" Tanya Kagami dengan suara gemetar. Meskipun badan Kagami besar tapi nyalinya cukup kecil juga jika sudah berhadapan dengan pelatih atau hal yang ditakutinya.

Sedangkan Kuroko, Ia seperti biasa selalu tenang bahkan ketika berhadapan dengan pelatih basket perempuan yang terkenal akan ketegasannya di SMA Seirin tersebut. Ia menatap sang pelatih dengan tatapan kosong yang bahkan membuat orang bingung ia memerhatikan atau tidak.

"Kumpul di gym sekarang!" perintah sang pelatih lalu segera berjalan ke bawah menuju gymnasium SMA Seirin.

XXX

Di gymnasium SMA Seirin bisa terdengar suara decitan sepatu yang beradu dengan lantai juga suara pantulan bola basket yang menggema di seluruh ruangan. Di dalamnya ternyata sudah terdapat segerombolan anak-anak klub basket yang sedang berkumpul untuk mendengar pengumuman dari sang pelatih. Sebenarnya mereka bisa saja tidak ikut berkumpul dan segera pulang tapi mereka tidak ingin kena hukuman yang berupa jurus beladiri dari sang pelatih yang dapat membuat mereka K.O seketika.

"Baik… ada apa ini Riko? Kau ingin membicarakan apa?" seorang pemuda bersurai hitam kecoklatan dengan gaya rambut yang sedikit spike dan memakai kacamata itu bertanya pada teman sekelas sekaligus pelatihnya.

Riko Aida gadis bersurai coklat pendek yang juga seorang pelatih ini hanya diam melihat teman sekelasnya itu, ia pun menaruh kedua tangan di pinggangnya—menandakan bahwa ia tidak suka.

"Hyuuga. Aku menyuruh kalian berkumpul karena ada sesuatu yang ingin kubicarakan. Ini mengenai latihan kalian," ujar Riko. Bisa terdengar suaranya kini berubah serius.

"Oh! Apa latihan kita akan diringankan?!" ujar seorang pemuda dengan senangnya yang bersurai hitam dan bermulut seperti tupai—Koganei Shinji.

"Koganei!" seru Riko dengan tegasnya dan aura yang membuat Koganei merinding ketakutan.

"Maaf pelatiiihhh~!" Riko hanya bisa menghela nafas dan mengernyitkan sedikit dahinya. Memberitahukan bahwa ia agak kecewa.

"Sebenarnya aku ingin menambahkan jadwal latihan kalian. Setidaknya mulai besok latihan kalian akan kugandakan dua kali lipat!" Riko menatap tajam kepada semua anggota klub basket. Mata coklatnya menunjukan sebuah ambisi yang besar untuk meningkatkan kualitas para pemain.

"EEEEHHHHH!" seru semua angota klub kecuali Kuroko yang hanya diam setuju-setuju saja dengan pilihan sang pelatih. Toh saat masih di Teikou ia sudah biasa latihan keras begini.

"Jadi kita akan latihan dua kali lipat dari biasanya?" ujar pemuda bersurai hitam lurus dan bermata agak sipit—Izuki Shun.

"Yup! Bagaimana? Ada pertanyaan?"

"Tidaaaaakk…" ujar semua anggota dengan pasrah.

"Baiklah kalau begitu kalian boleh pulang," Riko tersenyum mendapati semua anggota klub basket setuju. Senyumnya begitu merekah sampai-sampai kalian bisa melihat bunga-bunga ada di sekitarnya. Membuat klub basket SMA Seirin menjadi tangguh dan tidak terkalahkan itulah niatnya.

Kuroko segera mengambil tas sekolah dan olahraganya dan bersiap untuk segera pulang. Namun sebuah getaran dari dalam tasnya menyita perhatiannya dan ia pun segera meraih ponselnya itu dan membukanya.

To: Kuroko Tetsuya

From: Akashi Seijuurou

Subject: none

06/12/20xx

Sepulang sekolah pergilah ke Maji Burger. Kita adakan reunian

E-mail. Ternyata itu adalah e-mail dari Akashi. Akashi Seijuurou—kapten klub bola basket Teikou dulu yang sekarang telah menjadi kapten klub bola basket SMA Rakuzan. Kuroko menutup kembali ponselnya dan menyimpannya di dalam tas. Jika itu perintah dari Akashi, Kuroko tidak bisa menolak. Kalau Kuroko sampai menolak, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya.

"Hei Kuroko, mau pulang bareng?" Tanya Kagami pada pemuda bersurai biru muda dengan tinggi 168cm tersebut.

"Tidak Kagami-kun, aku ada urusan lain," ujar Kuroko lalu pergi meninggalkan gym SMA Seirin

XXX

Kuroko berjalan melewati pertokoan di kota Tokyo. Udara yang lambat laun berubah menjadi dingin, langit biru cerah yang mulai berubah warna menjadi oranye kekuningan, lampu jalan yang mulai menyala dan suara mesin mobil yang terdengar saat melintasi jalan merupakan pemandangan yang cocok untuk saat ini.

Ia terus berjalan menyusuri pertokoan dan kemudian ia berhenti tepat di depan sebuah restoran cepat saji bernama Maji Burger—tempat yang sering Kuroko kunjungi bersama teman-temannya, maupun hanya berdua bersama Kagami seorang. Ia mendorong pintu kaca tersebut dan berusaha mencari sosok surai merah yang sudah mengajaknya ke sini.

"Kurokocchiiiiii~~~~!" tiba-tiba terdengar suara cempreng dan terdengar renyah yang sudah tidak asing lagi bagi Kuroko.

Ia menoleh—berusaha mencari sumber suara yng memanggilnya itu dan seketika saja tubuhnya sudah di dalam pelukan seseorang. Kuroko mengedipkan matanya beberapa kali, berusaha untuk mencerna apa yang barusan terjadi lalu ia segera tenang dan kembali memasang wajah datarnya itu ketika melihat surai pirang yang kini tengah memeluknya dengan erat.

"Kise-kun…" ujar Kuroko.

"Waaaaa! Kurokocchi~ aku kangen~" pemuda bersurai pirang itu menunjukkan air mata yang kita bilang "palsu" itu pada pemuda kecil bersurai biru muda yang sedang ia peluk saat ini. Biasanya seseorang pasti akan berpikir dua kali karena malu ketika akan mengucapkan kalimat itu tetapi pemuda bersurai pirang ini dengan gamblangnya mengucapkan kalimat itu pada Kuroko tanpa rasa malu.

"Ryouta, sudah hentikan," ujar sebuah suara yang terdengar dingin dan seketika itu pemuda bersurai itu menghentikan aksinya pada Kuroko. Padahal ia masih ingin memeluk Kuroko sebentar lagi.

"Yaaah… Akashicchi…" pemuda yang dipanggil Kise Ryouta itu hanya menggembungkan pipinya layaknya seorang anak kecil yang kesal.

Kise Ryouta—pemuda bersurai pirang ini merupakan ace di SMA Kaijou dan merupakan anggota dari Kiseki no Sedai. Ia seorang anak SMA yang memiliki pekerjaan sebagai seorang model untuk majalah zunon boys.

Sedangkan pemuda yang dipanggil Akashi itu hanya diam dan melipat kedua tangannya di depan dadanya lalu membuka mulut untuk berbicara pada Kuroko.

"Konbanwa Akashi-kun," Kuroko membungkuk sambil memberikan salam.

"Konbanwa Tetsuya, ayo duduk," tawar Akashi pada mantan teman satu timnya itu. Meskipun dibilang mantan teman tetapi seluruh anggota Kiseki no Sedai masih berteman sampai sekarang.

Kuroko menarik bangku lalu duduk di depan Akashi. Kise pun segera menarik bangku dan duduk di sebelah Kuroko. Mengambil kesempatan tentunya. Merasa terus dilihat oleh Kise, Kuroko segera bertanya, "Ada apa Kise-kun?"

"Tidak apa-apa Kurokocchi," jawab Kise.

Tiba-tiba pintu kaca Maji Burger terbuka lalu memperlihatkan tiga orang sosok pemuda. Yang satu bersurai biru dengan kulit berwarna coklat, yang berikutnya ada pemuda berkacamata dengan surai hijau. Di tangan kiri pemuda itu bisa terlihat sebuah benda berbentuk kodok dan jari-jari pemuda itu pun diperban, dan yang terakhir seorang pemuda yang sangat tinggi dengan surai berwarna ungu yang panjangnya mencapai pundak.

"A-Aomine-kun…" Kuroko membesarkan sedikit bola mata biru muda miliknya ketika melihat pemuda bersurai bbiru dan berkulit kecoklatan itu memasuki Maji Burger.

"Yo! Tetsu, kau sudah sampai ternyata," pemuda yang bernama Aomine Daiki itu menunjukkan seringat khasnya pada teman lama yang sekaligus "bayangan"nya dulu ketika mereka di Teikou.

"Ternyata Kuro-chin, Aka-chin dan Kise-chin sudah disini duluan," ujar pemuda bersurai ungu itu sambil memakan snack keripik kentang yang ia bawa barusan.

"Tak kusangka Kuroko sudah disini duluan…" ujar pemuda dengan kacamata itu lalu jeda. Kemudian ia menoleh ke arah pemuda bersurai ungu itu dan berteriak, "Murasakibara! Jangan makan snack terus!"

Pemuda tinggi yang bernama Murasakibara Atsushi itu tidak memikirkan omongan temannya dan tetap makan snack ditangannya, "Maaf Mido-chin ini enak soalnya."

"Haaah… Shintarou, Atsushi sudah hentikan. Lebih baik kalian duduk," Akashi menghela nafas ketika melihat kelakuan teman lamanya.

Mendengar omongan Akashi tentu semua anggota Kiseki no Sedai itu segera bungkam. Diam tidak ada yang bicara. Mereka menuruti perintah sang kapten, meskipun sekarang mereka sudah beda sekolah tapi bagi mereka Akashi tetaplah kapten mereka. Selain itu bisa gawat jika mereka membantah perintah Akashi karena sifat Akashi yang agak ekstrim itu.

Pemuda berkacamata yang sebenarnya dipanggil Midorima Shintarou itu membetulkan kacamatanya sebentar lalu ia segera duduk disebelah Akashi, lalu Aomine dan Murasakibara pun ikut mengambil bangku dan duduk.

"Aka-chin, sebenarnya untuk apa kau memanggil?" Tanya Murasakibara yang pastinya tidak berhenti makan snack yang ada di tangannya.

"Tidak apa kan? Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini," ujar Akashi dengan sebuah senyum tipis yang tersungging di wajah tampannya.

Lalu semua terdiam. Merasa bingung dengan hal apa yang harus dibicarakan. Tidak ada yang angkat bicara satupun. Murasakibara sibuk dengan snacknya, Midorima sibuk dengan lucky item-nya, Aomine menopang dagu sambil sesekali menguap, Kise tak hentinya menatap Kuroko dengan tatapan kagum sedangkan Kuroko dan Akashi hanya terdiam saja, hingga akhirnya Kuroko berusaha berbicara dengan Aomine.

"A-Aomine-kun, bagaimana denganmu di klub basket Touou?" Tanya Kuroko. Siapapun yang mendengarnya bisa segera tahu bahwa Kuroko sedikit canggung ketika mengobrol dengan Aomine.

"Ha? Ya biasa-biasa saja," jawab Aomine dengan acuhnya.

"Begitu… kau sering latihan?" Kuroko menundukkan kepalanya sedikit dan ia bertanya kembali.

"Cih… tanpa latihan pun aku sudah kuat," bisa terdengar oleh seluruh telinga kiseki no Sedai suara Aomine yang terkesan arogan. Kise yang mendengarnya itu jadi sedikit kesal. Berani-beraninya Aominecchi menggunakan suara arogan itu pada Kurokocchi kesayangannya, kalau ia bukan temannya mungkin ia sudah mendaratkan tinjunya pada pipi Aomine.

"Kalau Tetsuya sendiri bagaimana? Latihanmu lancar?" sekarang giliran Akashi yang angkat bicara. Setidaknya ia ingin meringankan sedikit tensi yang memenuhi ruangan.

"Ah, ya begitulah Akashi-kun dan mulai besok latihanku jadi dua kali lipat," ujar Kuroko dengan suara lembutnya yang datar.

"Waaah~ Kuro-chin latihannya keras juga ya," Murasakibara berbicara disela-selanya ia memakan snack.

"Selesaikan makanmu dulu Murasakibara…" Midorima menegur Murasakibara lagi sembari membetulkan letak kacamatanya.

"…"

"Yah begitulah selain itu aku mencoba untuk menciptakan jurus baru," Kuroko menatap mata heterochromia milik Akashi dengan ekspresi datar seperti biasanya.

Sebuah senyum tipis tersungging sekali lagi di sudut bibir Akashi. Ia merasa senang dengan sifat Kuroko yang selalu berusaha. Akhirnya mereka kembali tenggelam dalam diam sampai akhirnya Kise menunjukkan photobook terbaru miliknya dan memperlihatkan cover depannya.

"Oh iya! Hei lihat! Photobook-ku yang terbaru sudah terbit!" Kise menunjukkan photobook miliknya yang kemudian mendapat sebuah death glare dari teman-teman SMP-nya. Dalam sedetik saja photobook milik kise sudah tergeletak tak bernyawa. Kenapa? Karena Midorima yang kesal itu langsung merebut photobook kise dan merobeknya. Yang menyebabkan sang pemilik menangisi photobook baru miliknya.

Akhirnya acara reuni mereka itu dipenuhi dengan kegaduhan dari setiap masing-masing anggota. Dimulai dari Kise yang kesal dan tangisnya tak berhenti, membuat Aomine memukul kepala Kise sampai sebuah tonjolan besar tumbuh diatas kepalanya lalu Midorima yang tak henti-hentinya menegur Murasakibara untuk berhenti makan snack dan melakukan kegiatan lain selain makan, yang tentunya tak mendapat respon apa-apa dari pemuda bertubuh tinggi itu. Sedangkan Kuroko dan Akashi? Dua pemuda bertubuh pendek itu hanya diam saja melihat kelakuan teman-teman mereka. Mereka berdua sudah biasa dengan suasana seperti ini dan merasa sedikit senang juga karena keakraban mereka bisa tercermin disana.

Kuroko yang hanya diam saja sebenarnya diam-diam memerhatikan Aomine ketika ia sedang beradu mulut dengan Kise dengan tatapan sendu yang tercermin dibalik manik bola mata biru muda itu. Entah menandakan apa, sampai bisa menarik perhatian Akashi yang tak sengaja melihat tatapan sendu milik Kuroko. Ia kemudian mengikuti arah mata Kuroko dan mengetahui bahwa pemuda bersuai biru muda itu sedang menatap Aomine. Lalu sedetik saja, Akashi sudah mengetahui bahwa Kuroko menyukai Aomine.

Akashi lalu mencuri pandangannya ke arah Aomine. Ia melihat pemuda berotot dan berkulit coklat itu yang sekarang masih beradu mulut dengan Kise, lalu menyimpulkan gaya bicara Aomine beberapa menit yang lalu dan mengetahui kesimpulan yang ia dapat. Ia membelalakan matanya sedikit lalu menatap Kuroko dengan tatapan sayu—merasa kasihan kepada pemuda kecil itu.

Tetsuya, sayang sekali. Perasaanmu tidak terbalas oleh Daiki… ia mungkin memang tidak peka tapi aku yakin jika kau mengatakan suka padanya, ia akan menolakmu. Sayang aku tak bisa mengatakan ini langsung padamu…


A/N: wah ini dia fic perdanaku hehehe…. Judulnya itu "Ore no omoi o kimi ni todoketai" dan ini adalah cerita thresome AominexKurokoxKise kyaaaaaa aku suka threesome ini~~ (/=w=)/ oke minna, tolong tinggalkan review ya! :3 arigatou~