Vampir, apa kalian tahu tentang makhluk itu?
Legenda tentang makhluk penghisap darah manusia yang liar dan buas, yang banyak orang menyebutnya sebagai jelmaan iblis yang keluar dari dalam Neraka.
Tak sedikit pula orang-orang menyebut kalau vampir adalah jelmaan siluman kelelawar.
Yah, itu cuma rumor dari banyak orang.
Tetapi sebenarnya, wujud vampir itu tak jauh bedanya dengan wujud manusia pada umumnya. Yang dikatakan bahwa vampir takut pada salib, bawang putih, serta sinar matahari, itu semuanya tidaklah benar.
Karena mereka semua kebal akan hal itu.
Lalu, apakah kelemahan vampir?
Kelemahan mereka adalah mereka sendiri... Dan juga benda yang dijatuhkan oleh dewa.
Apakah kaupaham tentang itu?
Baik, akan kujelaskan.
Dahulunya, memang benar kalau banyak vampir yang menampakkan diri mereka pada manusia, tidak hanya itu, mereka bahkan meneror para manusia secara terang-terangan.
Ceritapun berlanjut, muncullah seorang yang suci (Priest) yang kedatangannya adalah untuk membantai para vampir.
Puluhan tahun kemudian berlalu, dan keberadaan vampir benar-benar dianggap sudah sirna dari dunia.
Zamanpun berlalu, semakin maju dan semakin modern. Keberadaan vampir kini benar-benar telah dilupakan, namun pada kenyataannya vampir masih ada.
Mereka kini sudah berevolusi, para vampir membaur di tengah-tengah peradaban manusia. Mereka terus mengintai, dan mencari mangsa sesekali jika nafsu benar-benar telah menguasai diri mereka.
Dan sewaktu-waktu mereka berkumpul dalam sebuah Koloni, merencanakan apapun kedepan, demi kehidupan mereka yang selanjutnya.
Lalu, akhirnya sampai di sini, di zaman penuh akan teknologi ini.
Zaman dimana aku hidup. Zaman dimana seluruh vampir akan benar-benar musnah di tanganku.
Karena aku adalah seorang LUMINA.
[LUMINA]
Disclaime: bang Masashi
Warning: OOC, Typo, Overpower and Etc.
Genre: Action, Adventure, Drama, Slice of Life, Fantasy, Thriler, Romance, and Etc.
Summary: Menceritakan tentang kehidupan seorang siswa SMA yang menjalani kehidupan seorang diri. Namun kehidupan normalnya berubah saat datang seorang siswi pindahan yang memiliki nama hampir sama dengannya, dan roda takdir kembali menjeratnya.
.
Lolicon present...
Pukul 06.15
Saat alarm dari jam weker pagi ini berbunyi, itulah tanda bagi seorang Naruto Uzumaki terbangun dari tidur lelapnya.
Duduk di kasur kecilnya sambil berkedip-kedip hanya untuk kembali mengumpulkan sebuah kesadaran adalah hal pertama yang selalu ia lakukan sebelum beranjak untuk pergi ke kamar mandi hanya untuk membasuh muka, setelah melakukan dua kegiatan yang tak ada maksudnya seperti tadi, Naruto akhirnya keluar dari pintu kosan dengan memakai jaket dan bawahan berupa celana olah raga, tak lupa juga sepatu berwarna biru menutupi seluruh permukaan telapak kakinya.
Ini adalah kegiatan setiap pagi yang Naruto lakukan, sedikit menegangkan otot yang lemas dengan berkeliling memutari kompleks perumahan daerah dirinya hidup.
Sesekali menyapa orang-orang yang sering ia jumpai adalah salah satu aktivitas rutin selama dirinya berlari.
Taman adalah titik dimana pemuda tersebut mengambil nafas, dan sedikit melemaskan otot kakinya yang berkontraksi, berbekalkan sebuah koin lima ratus yen, air mineral adalah satu-satunya pilihan yang ia ambil dari seluruh pilihan yang ada pada mesin minuman.
Sambil menikmati air dingin di tangannya, Naruto duduk dengan tenangnya di salah satu bangku taman, dan suara desahanpun keluar bersamaan terlepasnya mulut botol dari bibirnya.
"Mungkin sudah cukup untuk hari ini."
Naruto tersenyum, sebelum pada akhirnya dia berdiri dan mulai berjalan pulang.
[...]
"Selamat pagi, Naruto-kun."
Dengan senyum Naruto pun membalas salam dari dua siswi yang berjalan melewatinya. Ini juga termasuk kegiatan rutin saat dia bersekolah, menurutnya itu sangat normal.
Naruto adalah seorang siswa SMA tingkat pertama, dan dia adalah salah satu siswa yang paling murah senyum dan yang terlihat selalu ceria.
Tak ayal, banyak siswa yang mengenalnya, dari yang setingkat maupun para seniornya.
Saat Naruto masuk ke kelasnya yang biasa, dia menyapa seisi kelas dengan salam hangatnya, namun salamnya tak sedikitpun dibalas oleh para penghuninya yang terlihat sedang sibuk berbincang entah tentang hal apa.
Lalu, siswa yang bernama Kiba mendekatinya, berbicara pelan soal rumor bahwa akan ada murid pindahan baru yang katanya datang dari luar negeri.
Dan Naruto hanya bisa menanghapinya dengan normal... Yah, memang mau bagaimana lagi? Dia hanyalah seorang murid yang biasa-biasa saja, tidak ingin terlihat heboh atau sesuatu yang berlebihan lainnya.
Suara dentingan bel yang keluar dari speaker sekolah akhirnya terdengar, membuat semua murid yang berada di luar maupun di dalam kelas segera menduduki bangku mereka masing-masing.
Dan akhirnya sang guru pun datang, dengan menggandeng seorang siswi berseragam lain yang membuat semua siswa terkecuali Naruto ber'uoh' ria.
"Iya, iya, harap tenang wahai binatang kelaparan," candaan dari sang guru membuat para siswi terkekeh, "Silahkan perkenalkan dirimu."
"Iya. Perkenalkan, namaku adalah Naruko Uzumaki... Salam kenal."
[...]
Suasana kelas itu seketika senyap, seperti halnya goa yang bahkan tidak ada hewan di dalamnya.
Namun dari seluruh siswa di kelas itu, yang saat ini paling terguncang nuraninya adalah Naruto. Pemuda itu kini tengah cengo dan tak sedikitpun berkedip, otaknya yang bisa dibilang memenuhi standar kini sepertinya sedang mengalami proses pematian diri karena situasi yang ia alami benar-benar tidak bisa membuat isi kepalanya berpikir jernih.
Hal yang membuat otaknya kembali berfungsi adalah saat indera pengelihatannya menangkap kalau gadis yang merupakan murid pindahan tersebut menatap ke arahnya, dan gadis itu tersenyum.
Keheningan tersebut kemudian pecah saat gadis yang menjadi sorot perhatian seluruh siswa tiba-tiba melambai dan berteriak, "Kakak...!"
Seluruh siswa seketika memutar kepala mereka masing-masing demi menyamakan arah pandang mereka dengan Naruko, dan pada akhirnya yang mereka dapat adalah remaja pirang yang sedang terdiam karena dia tidak berkutik ketika menerima intimidasi dari puluhan pasang mata yang seolah berkata: sekarang, jelaskan pada kami!
Dan Naruto... Hanya bisa menelan ludah, "Sial."
[...]
"Naruto... Sekarang jelaskan padaku!"
Naruto hanya bisa terkekeh meski kini kerah bajunya sedang dicekal oleh Kiba, "Lebih baik, kau tanyakan saja kepada gadis itu."
"Tapi kau itu Kakaknya! Dan jangan pura-pura bodoh, sialan!"
Naruto menghela nafas sejenak, dan kemudian dia melepaskan cekalan tangan sahabatnya itu. "Baiklah, akan kujelaskan." Jikalau ditilik dari bariton suaranya, siapapun pasti akan tertipu oleh kebohongan yang Naruto buat, dan kemudian itu terbukti kalau pemuda tersebut tiba-tiba saja berlari keluar kelas tanpa mempedulikan beberapa murid yang melihatnya. "Sampai jumpa, Kiba..."
"Woi, brengsek, kembali ke sini!"
"Males amat...!"
Perhatian yang ditujukan ke dua pemuda itu membuat para murid yang mengelilingi Naruko tak menyadar kalau gadis itu tengah menyeringai ke arah jalur Naruto berlari, dan dengan suara yang pastinya tidak dapat didengar orang lain, gadis itu bergumam. "Dasar bodoh."
...
Sambil merasakan hembusan angin di atap sekolah, Naruto yang kini sedang menyandarkan punggungnya di pagar pembatas menghela nafas.
Sejujurnya, semenjak siswi pindahan tersebut dengan tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan 'kakak', Naruto benar-benar dibuat sakit kepala olehnya.
Karena, sejak Naruto berumur lima tahun, dia sudah tidak memiliki orang tua lagi. Terlebih, dia melihat mereka mati dengan mata kepalanya sendiri. Dan kesimpulannya, Naruto adalah anak tunggal, tidak memiliki saudara kandung ataupun angkat.
Dan kemudian, berakhir seperti ini.
Naruto menghela nafas, "...Kenapa jadi seperti ini?"
"Haruskah aku yang menjawab?"
Naruto langsung terlonjak ke samping kiri saat keberadaan siswi pindahan itu tepat berada di hadapannya, pemuda itu segera menghela nafas saat sadar bahwa yang mengejutkannya adalah Naruko. "Hah, kupikir siapa tadi, mengagetkan saja."
Masih dengan senyum yang terpasang, Naruko langsung duduk di samping Naruto. "Apa yang kaulakukan di sini sendirian? Kenapa tidak ke kantin? Apa kau tidak makan?"
Untuk beberapa saat, Naruto terdiam dan terus mengedipkan kedua matanya, sebelum pada akhirnya dia menghela nafas. "Sebenarnya, kau ini siapa?"
"Aku Naruko Uzumak —"
"Bukan, bukan itu yang kumaksud." Naruto menghela nafas, "Sebenarnya, apa kau ini?"
Senyuman di wajah gadis itu berubah menjadi seringaian, "Aku... Ditugaskan untuk membawamu kembali ke Koloni."
Mata Naruto melebar.
SRAKK!
Naruto langsung tersungkur setelah berhasil menghindari cabikan yang hanya merobek sebagian seragam bagian depannya, saat dia memalingkan kembali tatapannya ke arah Naruko, Naruto sadar bahwa yang kini sedang dihadapinya bukanlah manusia.
...terbukti dari kedua irisnya yang berubah menjadi merah.
"Cih, sial!"
[...]
Sial, sial, sial, kenapa aku lagi-lagi harus berhubungan dengan mereka?! Memangnya apa salahku?!
DEG!
Ck, sial! Jangan keluar disaat seperti ini, bodoh! Aku tidak ingin memakaimu! Kau, hanyalah penghancur.
Apakah dia masih terus mengejarku?
Ck, brengsek! Dia benar-benar ingin membawaku ke Koloni, jadi itu rencananya dia masuk ke sekolah ini?
"Kau tidak akan bisa lari, Naruto."
Brengsek, dia tiba-tiba saja berdiri di depanku, padahal tadi dia masih berada dipersimpangan anak tangga!
Aku harus kembali! Meskipun atap sekolah cuma jalan buntu.
Hah, akhirnya aku kembali juga, ke tempat dimana aku pertama kali berinteraksi dengan gadis menyeramkan itu, dan dapat kurasakan kalau gadis itu juga sudah sampai di sini.
"Baiklah, sekarang apa yang kauinginkan dariku? Kalau hal itu benar-benar mustahil untuk kulakukan, maka pasti akan aku tolak."
"Kau hanya perlu kembali ke Koloni."
Ternyata dia keras kepala juga, "Satu pertanyaan lagi, siapa yang menyuruhmu?"
"Kau tidak perlu tahu hal itu!"
[...]
Dengan sangat siap, Naruko segera berlari ke arah Naruto yang masih berdiri di tempatnya, dan sebelum pada akhirnya gadis itu hanya bisa berhenti saat bel masuk kembali berbunyi.
"Cih!"
"Apa kau masih ingin melanjutkan? Bisa-bisa orang lain curiga atas penyamaranmu sebagai murid baru di sini."
"Ck," Dengan sangat terpaksa, Naruko berjalan ke arah sebaliknya. "Akan kita lanjutkan ini nanti."
BRAKK!
Merasa kalau sosok Naruko benar-benar sudah menghilang dari balik pintu, Naruto langsung jatuh terduduk sambil mendesah lega. "Ah, sekolah ini benar-benar menyelamatkanku kali ini, untung saja aku tidak sampai perlu mengeluarkan dia di sini."
Pemuda itu kemudian mendongak, menatap awan yang bergerak perlahan. "Koloni... apa yang sebenarnya mereka inginkan dariku yang tidak sempurna ini?"
To be Continued...
.
Note: Yah... Masih berada di masa hiatus nih, namun dapet ilham setelah nonton 'Dedek Goblok' :v
Gak tanggung-tanggung, langsung saya tulis biar gak cepet lupa.
Emm... Pada bagian ini memang belum jelas, namun semuanya akan terkuak perlahan.
Jika ada yang tanya, apakah arti LUMINA pada judul fic ini? Maka pada catatan pertama ini akan saya jelaskan.
Perlu kalian ketahui bahwa kata LUMINA itu tidak mengambil dari komik atau sejarah apapun, jadi intinya LUMINA adalah unsur yang saya buat sendiri, dengan kata lain original.
Lalu apakah LUMINA itu?
Di sini, di fic ini, LUMINA adalah leluhur dari makhluk penghisap darah (vampir) yang bahkan lebih tua dari generasi sebelum vampir, yang berarti bahwa LUMINA adalah makhluk paling legenda.
Di fic ini, makhluk legenda yang memiliki nama depan 'LU' ada tiga macam, yakni:
LUMINA.
LUCIFA.
LUXERA.
...
LUMINA sudah jelas leluhur vampir.
LUCIFA (yang akrab didengar Lucifer) adalah leluhur dari iblis.
LUXERA adalah leluhur dari siluman (segala macam bentuk).
Dari sini ada yang kurang paham?
Oke, bisa anda tanyakan melalui PM ataupun review.
Sampai di sini saja, karena kurang lebihnya satu bulan kedepan saya masih dalam masa hiatus karena sibuk, jadi saya gak bisa ngurusi fic dalam waktu singkat.
Sampai disini dulu, Salam Lolicon.
