Gara-Gara Game

Oleh: Jogag Busang

Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki

Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini

.

.

"Akashi-kun," ucap Kuroko, memanggil.

"Hmm?" yang ditanya hanya menyahut mendengung. Tangannya sibuk memencet—bukan—menggeser layar ponsel yang ada di di tangannya.

"Aku ingin curhat tentang sesuatu."

Akashi diam. Baik layar televisi yang menyala di depan mereka atau pun kata-kata Kuroko tadi, hanya masuk ke telinga kanan dan keluar dari telinga kirinya.

Tidak menyadari reaksi lawannya, Kuroko tetap berbicara, "Hari ini aku sebal sekali. Tadi, waktu aku berangkat ke sekolah, aku terlambat masuk, Akashi-kun. Awalnya aku takut jika akan dihukum oleh penjaga gerbang sekolah, tapi untung ada juga anak yang terlambat ternyata. Jadi aku bisa tenang-tenang saja masuk kelas."

'Kurang sedikit lagi!' teriak Akashi dalam hati.

Dia menekan layar dengan cepat, secepat yang dia bisa. Tapi—

GAME OVER

'Yah, kalah lagi.'

You will playing this game again?

Akashi menekan tulisan "YES" di layar.

"… Tapi yang membuatku lebih sebal, ketika aku masuk kelas, ternyata sedang ada ulangan harian. Matematika pula, padahal semalam aku tidak belajar. Aku lupa. Pak Midorima memang guru yang galak. Masa dia menyuruhku mengerjakan ulangan harian di kantornya. Aku sebal sekali pokoknya hari ini. Terus waktu aku pulang tadi…"

Tujuh kurcaci berhadapan dengan satu raksasa. Akashi merasa lega, untung persediaan nyawa masih banyak. Raksasa itu akan dikalahkannya dengan mudah.

"… ban sepedaku bocor, Akashi-kun. Terpaksa aku pulang jalan kaki. Aah, sepertinya hari ini adalah hari sialku. Huh, menyebalkan. Aku datang ke rumah kamu hari ini sebenarnya… aku ingin mengajakmu keluar, makan-makan. Kau tahulah, Akashi-kun, maksudku." Kuroko tersenyum malu-malu.

'Benar, kan, raksasanya kalah. Yeee!' batin Akashi bersorak kegirangan.

You will playing to next level?

Akashi semangat menekan tulisan "YES".

"Hmm, Akashi-kun, kamu ingin makan-makan di mana?"

Akashi hanya memperhatikan game yang sedang dimainkannya.

"Akashi-kun? Akashi-kun?" Kuroko memanggil berulang.

Akashi lalu tersadar jika ada Kuroko di sampingnya.

"Eh, tadi kamu bicara apa, Tetsuya?"

"Kamu tidak mendengar pertanyaanku tadi, Akashi-kun?" Kuroko mulai emosi.

"Eh, aku tadi lagi main game, Tetsuya. Emangnya, kamu tadi bicara apa, sih?"

"Kamu tidak mendengarkan curhatku sejak tadi?"

"Eh, Tetsuya—"

"Oke, aku akan pulang!" Kuroko bangkit dari duduknya dengan marah.

Akashi terkejut. "Tetsuya! Tetsuya! tunggu!"

Akashi meraih tangan Kuroko, tetapi dia menepisnya.

"Kamu marah denganku, Tetsuya? Kenapa?" tanya Akashi kebingungan.

Kuroko menoleh ke arah Akashi. "Aku tidak marah, Akashi-kun. Aku hanya ingin pulang. Kalau kamu sudah selesai main game, baru kita akan pergi makan-makan. Sekarang, aku pulang dulu, Akashi-kun."

Akashi hanya bisa menatap punggung Kuroko tanpa berkata apa-apa lagi.

Salahnyalah mereka berdua tidak jadi kencan.

.

GAME OVER