Disclaimer: I Don't Own The Characters
Warning : ooc, typo, AU dll.
Piece 1
Suara musik mengentak di dalam ruang audiotorium. Lima cowok memainkan alat-alat musik yang menghasilkan irama yang membuat siapapun mendengar langsung naik mood untuk menari dan melompat. Dua cowok yang bermain gitar elektrik bernyanyi, suara mereka mampu membuat para cewek menjerit.
Seorang cewek lewat di depan pintu audiotorium, dia melongok sebentar. Dari wajahnya terlihat jelas kalau dia sama sekali tidak tertarik maupun peduli pada apa yang sedang berlangsung. Gadis berambut gelap itu memalingkan wajah lalu berlalu pergi. Tidak lama segerombolan cewek-cewek berdiri didepan pintu dari wajahnya mereka benar-benar tidak senang.
"cowok-cowok itu tebar pesona lagi" ucap gadis berambut soft pink dengan sengit, rambutnya yang dipotong bob dengan hiasan bando bergoyang karena kepalanya dianggukkan kearah panggung. "ya dasar tukang pamer" gerutu cewek berambut kuning yang diikat empat. "kita tidak boleh kalah pamor dari mereka" kata cewek pirang dengan rambut yang panjang.
"caranya?, para cewek pasti lebih memilih mereka daripada kita" tanya cewek bercepol dua dengan nada sinis. "kita tidak akan kalah, pasti,kita tidak boleh pesimis, kita akan buktikan pada mereka seperti apa musik kita" jawab Sakura mata emeraldnya berkilat penuh kobaran api yang menyala penuh ambisi.
Lima orang cowok turun ke belakang panggung, rasa puas tampak jelas dari wajah mereka yang dihiasi senyum. Mereka menuruni tangga sambil mengobrol seru. "tadi itu pertunjukkan yang hebat" ucap cowok berambut oren yang berantakkan dengan tersenyum lebar. "ini melelahkan tapi semua terbayarkan waktu melihat banyaknya yang menonton" timpal cowok bermata onix dengan rasa senang yang begitu kentara.
"ya, kita memang keren" sahut cowok berkulit putih gading dengan geli. "dasar narsis" ledek pemuda bersurai nanas dari belakang berjalan berdampingan dengan cowok gempal berambut coklat kemerahan yang ikut menimpali "tapi kita kan memang keren". "ya kita adalah rajanya panggung" jawab Naruto, mata biru gelapnya bersinar jenaka.
Seorang pemuda berambut panjang dan lurus memainkan tuts-tuts dari grandpiano di ruang musik yang luas."hai kak". Permainannya berhenti dia menoleh kearah orang yang menyapanya, gadis berambut indigo gelap berdiri di depan pintu. "hai Hinata, sedang apa kau kesini" tanya Neji pada adiknya. "aku hanya malas berkeliaran ditempat lain" jawab Hinata.
Neji mengangguk "tadi aku mendengar ribut-ribut memangnya terjadi sesuatu?"ucapnya lalu kembali fokus pada pianonya. "bukan sesuatu yang penting, band Shipuden sedang mengadakan pertunjukan di audiotorium" jawab Hinata sambil berjalan kearah kakaknya lalu duduk disampingnya dan ikut bermain.
"oh begitu"sahut Neji terlihat tidak begitu tertarik. "kakak tidak keberatan penggemarmu diambil mereka?"tanya Hinata, jari-jari mereka masih menari dengan lincah. "well, aku kan tidak pernah punya niatan untuk menjadi populer, aku bersekolah bukan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin penggemar" jawab Neji. Hinata mengangguk mereka sepertinya lebih berminat pada piano daripada band yang sedang naik daun disekolah mereka.
Ino memukul stiknya pada drum, saat ini dia berserta ketiga sahabatnya sedang berada di studio yang dibuat sekolah mereka, studio ini tidak kalah canggihnya dengan studio musik di label rekaman. "jadi apa rencana kita selanjutnya?" tanyanya setelah beberapa kali menabuh drum, matanya yang berwarna biru cerah menatap bergantian ketiga cewek yang berdiri dihadapanya. Sakura danTemari tampak berpikir dengan serius. Tenten menatap mereka berdua dengan ingin tahu dia berharap yang keluar bukanlah ide-ide gila yang ekstrim karena hal itu kadang –sering-terjadi.
"kita juga harus sesering mungkin mengadakan pertunjukkan" ucap Sakura dengan kening berkerut. "tapi masalahnya adalah bagaimana cara mengumpulkan penonton" sahut Temari. Tenten mengangguk memang sulit dengan hal yang satu ini, mereka adalah Band cewek jadi memang susah mengumpulkan penonton, murid cewek pasti lebih memilih menonton band yang isinya cowok-cowok ganteng, sedang kan murid cowok pasti gengsi.
"kita harus membuat promosi yang menarik" usul Ino. "kurasa itu saja tidak cukup" sahut Sakura. Temari mengangguk "kita harus melakukan pertunjukkan yang luar biasa". "kita juga harus minta izin untuk tampil dalam acara-acara sekolah" lanjutnya. Tenten ikut memberi saran "bagaimana kalau kita meng-upload video kita ke internet?". "ya, kan sekarang media sosial itu seperti kebutuhan apalagi banyak penyanyi yang awalnya adalah artis youtube " Ino setuju.
Sakura tersenyum senang, dia mengulurkan tangan mengajak untuk melakukan fighting, yang lainnya segera ikut mengulurkan tangan. "kita pasti bisa. Ars Ladies Figthing! "
Naruto dan teman-temanya berjalan menyusuri koridor sambil bergurau. "hey, jadi kapan kita akan mulai menulis lagu untuk album kedua kita?" tanya Shikamaru yang berada di tengah, "secepatnya, kita tidak boleh terlalu lama menundanya" jawab Sasuke yang berada didepanya. Mereka memang ingin mengeluarkan album kedua mereka, album mereka yang pertama sudah dirilis judulnya 'Rise The Spirit' album itu mendapat sambutan baik.
"bagaimana kalau besok sepulang sekolah kita ngumpul di studio untuk menulis lagu" cetus Choji dari belakang. "oke" kor yang lain serempak. "kita harus tetap aktif atau orang lain akan beralih pada band cewek baru itu lho" ucap Naruto. "kau ini, memangnya kau ingin semua murid di sekolah ini menjadi penggemarmu?, dasar serakah" canda Shikamaru. Naruto menyeringai "yah tidak apakan?, mumpung masih SMA". "tapi bukannya kita juga bisa dibilang merebut fansnya Neji, anak kelas 12 itu?" sahut Sai.
Sasuke menggeleng "menurutku sih dia tidak peduli apakah penggemarnya berkurang atau tidak kurasa dia bukan tipe yang suka menjadi cowok paling populer hanya saja dia tipe yang pasti akan mencuri perhatian banyak orang". Shikamaru mengangguk "apalagi dia kan sudah mau lulus, yang berkemungkinan akan menjadi saingan kita ya, memang Ars Ladies".
Naruto menggerutu "dan mereka juga memakai format band. Kenapa sih mereka tidak pakai format girlsband ala k-pop?"."merekakan juga bisa memainkan alat musik jadi wajar saja kalau mereka lebih memilih membentuk band " jawab Sai. "lagian sepertinya mereka tidak bakalan cocok jadi girlsband ala korea, mereka kan kelihatanya galak" cetus Shikamaru. Choji setuju "tampangnya sih cocok tapi kalau kepribadian kayaknya enggak deh".
Mereka berhenti bicara tiba-tiba karena seorang gadis bermata abu-abu melewati mereka. Gadis itu sepertinya tidak memperdulikan mereka sama sekali. Gadis berambut indigo itu lewat begitu saja dengan dingin. Hal yang jarang dialami oleh mereka karena cewek-cewek biasanya selalu ramah pada mereka. Tapi bagi cewek itu dia biasa untuk tidak berbasa basi dengan orang lain.
Mereka memperhatikan punggung gadis yang berlalu itu. "siapa dia?" tanya Naruto tanpa melepaskan pandangan pada sosok yang makin lama makin menjauh. "Hinata Hyuga, anak kelas sebelah,lo nggak tahu?" jawab Sasuke. Naruto menggeleng. "dia adiknya Neji itu kan" sahut Sai. Sasuke mengangguk "ya, gue kenal sama keluarga mereka, soalnya kami satu kawasan perumahan tapi jarak kami lumayan jauh aku diujung barat mereka di ujung timur.".
"dingin banget ya, gue bisa ngerasain hawa dingin waktu dia lewat" celetuk Shikamaru. "aku nggak pernah melihat dia bicara dengan orang lain, yang lain malah bilang kalau dia bisu" timpal Choji. Mereka kembali berbalik dan mulai melangkah. "gue pernah lihat dia ngobrol sama ayahnya, dia nggak pakai bahasa isyrat kok" sanggah Sasuke. "tadi lo bilang dia anak kelas sebelah, aneh, gue nggak pernah sadar ya?" Naruto mengerutkan keningnya, "ah itu sih pasti karena dia nggak mencolok banget lagian dia memang dingin dan nggak suka bergaul " ucap Shikamaru.
Mereka sampai didepan studio, pintu tiba-tiba terbuka hampir saja mereka menabraknya untung reflek mereka cukup cepat jadi mereka sempat mengerem sebelum wajah mereka mencium daun pintu. Tapi tetap saja mereka saling beradu, Sai dan Choji yang paling belakang menubruk Shikamaru akibatnya Shikamaru terdorong kedepang kearah Sasuke dan Naruto yang wajahnya tinggal beberapa senti dari pintu.
Dari balik pintu keluar personil Ars Ladies. Cewek-cewek itu juga tampak kaget melihat para cowok yang sedang mengusap tengkuk dan kening mereka. "kalau mau buka pintu pakai peringatan dulu dong" gumam Naruto sibuk mengusap tengkuknya yang terkena dahi Shikamaru, Shikamaru sendiri mendapat dua nyeri satu ditengkuknya karena ditabrak Sai dan Choji satu di dahinya akibat menabrak Sasuke dan Naruto.
"mana kami tahu kalian ada didekat pintu" ucap Sakura menyilangkan tangan di depan dada ternyata dia mendengar gumaman Naruto. Sekarang wajah para cewek itu yang berubah angker. "yah setidaknya buka pelan-pelan" kelit Naruto, keder juga ditatap begitu penuh amarah oleh gadis-gadis itu. "kalian sendiri yang jalannya nggak hati-hati" sahut Ino sengit sambil berkacak pinggang. Sasuke yang sedari tadi diam mulai berubah ekspresinya.
"yah,sudah nggak perlu seperti itu juga kan" Shikamaru cepat-cepat bicara untuk menyudahi perdebatan itu sebelum sikap santainya hilang. Tapi sepertinya gadis-gadis itu tidak menangkap maksud Shikamaru wajah mereka tambah memberengut saja. "seperti itu apanya?!" sanggah Temari. "hey ini kan Cuma masalah sepele kenapa kalian perbesar sih?" tanya Sasuke, suaranya meninggi, padahal selama ini dia selalu bisa mengendalikan diri.
Melihat emosi sahabat-sahabatnya memuncak Sai langsung melangkah kedepan bisa gawat kalau kawan-kawannya memukul cewek. "sudah-sudah ini Cuma ketidak sengajaan, jangan terlalu dimasukkan ke hati". Sai dan Choji mendorong ketiga temannya menjauh sambil tersenyum minta maaf.
"apasih mau mereka?!" tanya Naruto meledak. Sasuke juga melepas emosinya "kenapa jadi seperti kita yang salah sih?!". "cewek-cewek itu mengesalkan" sungut Shikamaru. "sudahlah, namanya juga perempuan" Sai berusaha menurunkan tekanan emosi ketiga cowok itu. "iya, mungkin mereka lagi PMS" timpal Choji.
"mereka yang PMS gue yang sensi" Naruto menghela nafas. "kalian jangan sampai mengeluarkan jurus kalian ngelawan cewek" sahut Sai mewanti-wanti, begini-gini mereka jago bela diri Sasuke dan Naruto berlatih jet kune do, Sai dan Shikamaru berlajar taekwondo sejak lama sedangkan Choji menguasai judo.
"coba aja mukul cewek itu tidak dianggap kriminalitas udah habis mereka gue hajar" Naruto mengeryitkan dahinya. "jangan dong" mata Sai melebar. "emang kenapa? Bukannya perempuan mintanya emansipasi wanita, persamaan derajat, jadi kenapa kita tetap nggak boleh berantem sama cewek?" Sasuke berkata dengan sengit.
"emansipasi itu persamaan dalam pendidikan, pekerjaan dan politik bukannya dalam bidang itu juga termasuk" Sai cepat angkat suara sebelum teman-temanya membayangkan sesuatu yang anarkis. "lo terlalu baik sama cewek-cewek Sai" cibir Naruto. "Sai emang benar tapi gue juga setuju sama Sasuke itu memang bisa jadi alasan ngelawan cewek, toh cewek juga banyak yang gunain itu buat mendapatkan apa yang mereka mau " tambah Shikamaru.
"dari ucapan kalian kayaknya kalian nafsu banget mukulin cewek" Choji geleng-geleng kepala. "kalau yang nyebelin kayak tadi semua orang pasti sama, ahh susah banget sih ngertiin perempuan" ucap Naruto mengacak rambutnya.
TBC
A/N : pasti chap ini agak membosankan karena full tentang pengenalan tokoh lll_ _
