My Silly Boy
Park Chanyeol - Byun Baekhyun
Other cast: Oh Sehun - Xi Luhan - Do Kyungsoo - Kim Jongin
Bahasa non baku, nyantai.
Chapter1
.
.
SREET!
GEDEBUK!
HIYAAT!
BRAK!
Seorang namja manis nyaris teriak kesetanan waktu keluar dari kamarnya, karena wajah sang Mama mendadak muncul saat dia selesai berbalik dari menutup pintu. "Mama! Kenapa ngagetin, Baekkie!" serunya cemberut sambil mengelus dada kuat, sungguh, jantungnya seperti ingin putus saja.
Mama Byun, justru menatap horror ke arah anak semata wayangnya itu. Kemudian melirik dari atas sampai bawah tubuh anaknya. "Mama yang seharusnya nanya. Kamu kenapa? Mecahin kaca jendela apa berantem sama si Mongmong?" Di suatu tempat terpencil, tepatnya di dalam sebuah boks kecil, seekor anjing mendadak menggeliat dan bersin tak jelas dalam tidurnya(?). Mongmong itu anjingnya Baekhyun, hadiah ulang tahun waktu umurnya masih 10 tahun.
"Baek nggak ngapa-ngapain perasaan? Lagipula ga ada gunanya mecahin kaca jendela, Ma. Mending Baekkie jual buat beli komik, kan lumayan hehe," Baekhyun cuma ketawa dengar omongannya sendiri. Sementara Mama Byun cuma melongo polos. Gak nyambung dia. Mana paham apa yang diucapin sama anaknya. Biasa, faktor usia. Itu Baekhyun yang sering bilang.
"Mama pikir di kamarmu ada gempa tadi, makanya pas denger suara benda jatoh, Mama buru-buru ke sini!" balas Mama Byun masih membahas hal tadi. Soalnya ini benaran mengganggu konsentrasinya. Yakali, dia lagi anteng masakin aer, eh tiba-tiba aja ada suara berisik di kamar anaknya, yah dia jadi keganggu lah.
Baekhyun menganga mendengar ucapan Mamanya itu. Cukup dia aja yang konyol. Mamanya jangan. Kalo dua-duanya konyol, endingnya siapa yang bakalan menang? Baekhyun kan nggak mungkin ngalah, tapi kalo dia yang menang, bisa dibilang kualat entar. Ah, Baekhyun jadi dilema kawan-kawan.
"Mama kok bisa dapat pemikiran kaya gitu? Kalo emang ada gempa, pasti di dapur juga kerasa, bukan cuma kamar Baekhyun." balas Baekhyun sambil melipat tangannya di depan dada.
"Emm, kamu tau darimana? Emang kamu pernah ngerasain? Setau Mama waktu di rumah kita yang dulu kena gempa, kamu masih dalam kandungan Mama. Lagipula itu udah lama, kan setelah itu kita pindah ke rumah yang anti gempa dan—Yaa! Baek, kamu mau kemana? Mama belum selesai ngomong ini!"
Baekhyun memilih berlalu daripada mendengar 'sarapan pagi' nya yang bisa menghabiskan berjam-jam supaya kelar. Daripada telinganya beneran putus, Baekhyun lebih baik segera menyelamatkan nyawa satu-satunya dulu. Ini sih efeknya bahkan lebih dahsyat daripada sekedar kenapa gempa. Batin Baekhyun berteriak lelah. Tadi dia dilema, sekarang hatinya lelah sudah.
"Mama kaya nggak kenal sama Baekhyun aja!" balas Baekhyun berteriak, sambil membenarkan letak tasnya yang sedikit melorot ke bahunya.
Baekhyun sudah sampai di depan pintu utama rumahnya, sedang Mama Byun yang baru saja sampai dan berdiri di samping anaknya, langsung menatap prihatin ke arah anaknya. Dalam hati Baekhyun, dia benci banget sama tatapan Mamanya itu. Mama Byun memegang tangan anaknya erat.
"Kamu tuh gak capek apa, Baek? Kamu tiap hari loh sayang kaya begini. Mama gak tega sama kamu," tanya Mama Byun mulai dramatis.
Plis jangan mulai, Ma! Baekhyun memutar kedua bola matanya malas. Tiap pagi selalu saja begini. Kalimat itu udah kaya sapaan pagi buat Baekhyun. "Nggak tuh!" balasnya cuek. Secuek bebek Chen. Omong-omong siapa itu Chen? Seorang manusia. Laki-laki sama seperti dia. Anak Tantenya. Adik dari Mamanya. Dan saat ini Tinggal di sebelah rumahnya. Ribet banget sih mau bilang sepupunya aja mesti banget gitu dijelasin dulu silsilahnya. Byun Konyol Baekhyun.
"Tapi Baekhyun, Mama tuh kasian liat kamu tiap hari harus rela larian pagi-pagi kaya begini dari rumah kita, cuma buat nyusulin si Chanyeol! Jangan nyakitin diri kamu sendiri, Mama nggak mau kamu sampe kenapa-napa, Baekhyun!" Mungkin sebagian orang berpikir, itu adalah kalimat yang sungguh menenangkan dan wujud kekhawatiran dari seorang Ibu ke Anaknya. Tapi, itu tidak berlaku sama sekali dengan Baekhyun.
Sudah dia duga Mamanya pasti akan membahas hal ini. Baekhyun menatap penuh miris ke arah Mama Byun yang matanya sudah berkaca-kaca entah karena apa. "Astaga! Demi Tuhan, Ma! Rumah Chanyeol itu di depan rumah kita! Baekhyun jalan lima langkah aja udah nyampe!" sabar Baekhyun sambil menjambak rambutnya dengan otak yang rasanya mau mendidih dan sebentar lagi bakalan meledak. Mungkin sekarang telinganya udah keluar asep saking gregetnya.
Mama Byun cuma diam sebentar, sebelum akhirnya kalimat keramat itu keluar dan buat Baekhyun pengen nyeburin diri ke laut saat ini juga. "Oh iya, ya! Mama, Lupa!"
Mama, Lupa. Mama, Lupa. Kalimat itu terngiang-ngiang di kepala Baekhyun. Sambil menggeleng ragu, namja mania itu langsung kabur dari rumahnya. "Bukan Mama Gue!" dia berteriak lelah.
.
.
"Mama Park!" teriak Baekhyun sambil melirik pintu yang sudah kebuka daritadi.
"Baek kalau Mama bukan Mama kamu, lalu kamu anak siapa?"
Baekhyun meringis untuk kesekian kalinya. Cobaan Ya Tuhan! Sudah dia bilangkan kalau rumah mereka itu gak sampai berkilo-kilo jauhnya, ya jelas suara Mama Byun masih kedengaran dari sini. Baekhyun berputar dan menatap ke arah Mamanya yang masih berdiri bingung di depan pintu.
"Anak Byun Sunny!" balasnya tak kalah jengkel. Sekedar informasi, Byun Sunny itu nama asli Mamanya.
"Byun Sunny siapa!" Mama Byun mendadak bingung. Boleh tukar gak gue aja yang jadi Mamanya? batin Baekhyun mohon-mohon ke Tuhan dalam doanya.
"Ma, Aer mama di dalam udah mendidih kayanya tuh!" teriak Baekhyun kesal. Dan beruntung Mama Byun panik dan segera masuk ke dalam rumah. Baekhyun bernapas lega. Setelah dia pikir-pikir, dia jadi paham kenapa Chen nggak pernah mau main ke rumahnya. Wong penampakan Mamanya aja udah kaya begitu. Tiap Baekhyun ajak, pasti ada aja 1000 alasan dia buat nolak. Namun satu-satunya orang yang nggak keganggu sama mereka berdua itu, cuma namja jangkung yang pastinya sedang dia susul sekarang.
"Baekkie? Ayo masuk, sayang. Chanyeol masih di kamar, kamu susul aja dia. Setelah itu ajak ke bawah, kita sarapan bareng," ujar Mama Park, seperti sudah hapal ritual Baekhyun tiap hari.
"Siap, Ma!" ujar Baekhyun mengangkat tangannya dan hormat. Mama Park cuma ketawa dan berlalu ninggalin Baekhyun yang sudah berjalan ke tangga menuju kamar orang yang di sebutkan wanita itu tadi.
Kita tinggalkan Baekhyun yang masih berjalan mengendap sambil melihat gundukan besar di depannya. Sambil tersenyum miring, namja manis itu berlari pelan dan mulai menarik selimut sampai jatuh ke bawah.
Sementara itu, namja jangkung yang masih asyik dengan mimpinya itu tak tahu sama sekali kalau ada bahaya mengincar di depan mata. Masih terus tersenyum dalam tidurnya, dia mengernyit sedikit waktu ngedengar suara berisik di dekatnya, namun sama sekali tak dia hiraukan. Chanyeol nyaris menggeliat, kakau saja matanya tiba-tiba terbuka dengan pemandangan aneh di depan sana. Ayolah, apalagi yang lebih menjengkelkan dari, kau sedang tertidur nyenyak, lalu mendadak kau membuka mata dan ada seseorang di depanmu sedang tersenyum. Ah ralat, bukan di depan, tapi Tepat Di Atas Perutmu!
"AKH! Yaa Baek!" teriak Chanyeol saat namja manis itu menduduki perut kotak-kotaknya. Sial! Manis sekali si Byun ini! batinnya.
"Chanyeol bangun! Kamu mau kita dihukum ngebersihin toilet lagi! Aku mah ogah!" pergerakan Baekhyun semakin membuat Chanyeol mengerang kesakitan atau justru keenakan(?)
Chanyeol merem melek, saat Baekhyun bergerak-gerak dan tak sengaja bokong semoknya menyentuh 'sesuatu' di bawah sana. Namun sedetik kemudian, dia tersadar dan menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Aish! Gue mikirin apaan sih!. "Aish! Menyingkirlah dari sana, Baek. Aku mana bisa bangun kalau kaya gini!" ujar Chanyeol. Seperti namja patuh, Baekhyun segera menjauhkan dirinya dari Chanyeol. Chanyeol bernapas lega. Seenggaknya dia nggak harus melakukan 'olahraga kamar mandi' sepagi ini.
Chanyeol menguap lalu memandang ke arah namja manis yang sudah rapi dengan kemeja sekolahnya itu. Chanyeol tersenyum manis. "Selamat Pagi, Baek!" sapanya.
"Selamat pagi, Chanyeol. Chanyeol tidur nyenyak?" tanya Baekhyun ikut tersenyum manis. Membuat Chanyeol nyaris diabetes melihatnya.
"Tentu nyenyak. Kalau aja kamu nggak tiba-tiba naik ke perut aku!"
Baekhyun menunduk malu mendengar ucapan Chanyeol. Baekhyun mah bukan malu kalo kata Chen sih bukan malu, tapi udah tahap malu-maluin. Kenapa Chen lagi. Karena Temannya Baekhyun itu cuma Chen sama Chanyeol. Ah dan Mongmong juga.
"Tunggu aku di bawah yah, Baek." suruh Chanyeol sambil mengambil handuk nya.
Baekhyun menatap Chanyeol. "Chanyeol mau mandi?" tanyanya.
"Iya," balas Chanyeol berhenti berjalan.
"Mau Baekhyun mandiin nggak?" tanya Baekhyun tanpa dosa. Namun setelah itu dia kabur dari sana dan meninggalkan Chanyeol yang masih cengo di tempat.
"Yaa! Baek!" serunya. Sementara Baekhyun ketawa nggak jelas di depan pintu kamar Chanyeol.
.
.
"Chanyeol?"
"..."
"Yeollie?"
"..."
"Baekhyun!"
"Apaan sih, Baek?" Balas Chanyeol ogah-ogahan sambil terus berjalan masuk ke gerbang tanpa memperdulikan Baekhyun yang masih cemberut ke belakang sana.
Baekhyun menyamakan langkahnya kemudian menarik lengan Chanyeol membuat keduanya mendadak berhenti berjalan.
"Chanyeol masih marah yah sama Baekkie?" tanya Baekhyun.
Chanyeol nggak jawab habisnya dia sebel sama Baekhyun. Selesai mandi, dia kira Baekhyun udah keluar dari kamar, eh tiba-tiba aja itu orang muncul pas Chanyeol mau make celana dalam. Otomatis Chanyeol teriak kaya perawan mau di perkosa. Bukan masalah sama Baekhyun yang ngeliat dia nyaris telanjang sih. Yang masalah itu Suara melengkingnya jadi keluar gara-gara kaget. Setelah kejadian naas itu. Baekhyun kabur karena malu dan Chanyeol kembali ke kamar mandi, karena perutnya mendadak mules.
"Menuru..."
"Baekhyunee! Selamat pagi! Sehun punya sesuatu buat, Baek!" suara Chanyeol teredam oleh teriakan namja jangkung yang mendadak aja muncul di antara mereka. Chanyeol mendengus dan memilih berdiri di pojokan dinding, daripada sakit hati.
Sehun. Namja itu memberi 12 batang cokelat yang udah dia hias pake pita-pita cantik. Chanyeol yang ngeliat itu cuma bisa melongo heran. Ini orang beneran niat banget! batinnya sambil menatap jengah ke arah para fans Baekhyun. Namun dia sadar, personil mereka kurang. Dan tak lama pula seorang namja pendek muncul.
"Baekkie sayang! Lulu juga bawa sesuatu buat Baekkie!" namja yang menyebut dirinya Lulu itu menyerahkan sebuket penuh bunga mawar merah ke arah Baekhyun. Dan Chanyeol lagi-lagi melongo melihatnya.
"Baekkie! Kyungie juga bawa ini buat Baekkie!" Namja pendek lainnya muncul. Langsung menyerahkan satu lusin susu kotak rasa stroberi ke arah Baekhyun.
What The! Chanyeol mendadak greget sendiri liat reaksi Baekhyun yang cuma diam dan senyum-senyum sambil mengambil hadiahnya itu. Sementara ketiga orang di depan sana langsung bahagia setengah mati. Bahkan mereka meloncat-loncat saking senangnya.
"Apa! Lo mau ngasi dia hadiah juga?" Chanyeol tiba-tiba bertanya dan menahan langkah namja berkulit tan yang sedang menatapnya bingung itu karena mendadak bertanya dengan nada ketus seperti itu.
"Gue?" tanyanya.
"Siapa lagi? Ada orang lain di sini selain Lo?" tanya Chanyeol balik.
Namja itu manggut-manggut. "Oh, gue sih enggak. Gue cuma nunggu aja!" balasnya kalem.
"Nunggu apa? Lah lo siapa?" tanya Chanyeol sadar kalau dia tak tahu siapa yang diajak nya bicara ini.
Si namja tan itu ikutan ngernyit. "Lah elu sendiri siapa?" balik dia yang tanya.
"Lo yang siapa. Gue nggak kenal sama elo!"
"Lah? Gue siapa ya?" tanyanya bingung.
"Chanyeol!"
Beruntung suara Baekhyun menyadarkan kedua manusia itu. Si namja tan langsung pergi walau dia masih bingung, sementara Chanyeol cuma menatap malas ke arah Baekhyun yang lagi mamerin barang-barangnya.
"Udah, ketemu sama fansnya? Nungguin kamu tuh lama tau nggak. Kalo emang mau lama-lamaan dulu, mending jadian aja sama mereka!" balas Chanyeol sama sekali nggak ngeliat muka Baekhyun.
Baekhyun natap bingung ke arah Chanyeol yang masih buang muka. "Kamu marah sama aku karena ini?" tanya Baekhyun sambil nunjukkin ketiga barang yang ada di tangannya. "Kalo iya. Aku bisa buang kok semuanya!" ujar Baekhyun.
Chanyeol masih diam dan mutusin buat jalan duluan. Sebel dia tuh sama Baekhyun. Baekhyun langsung ngejar Chanyeol dan narik tangan Chanyeol sampe itu anak mundur ke belakang.
"Kamu beneran marah sama aku? Aku minta maaf!" ujar Baekhyun sambil menunduk.
Chanyeol narik napas dalam-dalam. Kemudian ngusak pelan rambut Baekhyun dan senyum. "Aku nggak marah kok. Tapi kamu tau kan aku itu nggak suka nunggu?" pengecualian buat lu, Baek. 6 tahun gue nunggu pun, gue sanggup. lanjut Chanyeol dalam hati.
"Beneran? Chanyeol nggak marah sama aku?" ulangnya.
"Iya. Mana bisa aku marah sama kamu," balas Chanyeol.
Baekhyun senyum manis dan mengaiyjan tangannya ke lengan Chanyeol. "Pulang sekolah, aku traktir eskrim!" serunya ceria. Chanyeol cuma ketawa tawa doang. Mereka langsung berjalan ke kelas, nggak sadar kalau namja tan tadi cuma senyam-senyum ke arah mereka.
.
.
"Chanyeoll!" ujar Baekhyun cemberut dan balik ke tempat duduk mereka di dalam kafe itu.
Chanyeol yang tadi termenung, langsung ngalihin pandangannya ke arah Baekhyun. "Kenapa?" tanyanya.
"Uang aku nggak cukup, cuma bisa beli satu aja." Baekhyun ngeliatin semangkok eskrim stroberi yang dia bawa. Chanyeol cuma geleng kepala aja.
"Yaudah buat kamu aja." ujarnya.
"Tapi kan, aku tadi bilang mau traktir kamu?" tanyanya.
"Gak papa kok. Aku juga gak doyan eskrim." Chanyeol berusaha tegar. Padahal dia udah haus banget tadi. Mana duitnya udah abis pula karena nunggak kas kelas tadi. Dan sekarang, Baekhyun cuma bisa beli satu eskrim. Sabar nyeoll. Cobaan kok ini.
"Beneran nih?" tanya Baekhyun masih ragu. Sebagai jawaban. Chanyeol narik tangan Baekhyun supaya duduk dekat dia. Dan Baekhyun sama sekali nggak keberatan.
Chanyeok cuma asyik ngeliatin Baekhyun yang lahap banget makan eskrimnya sampai belepotan kaya anak kecil. Chanyeol nyerahin tissue terus nyuruh Baekhyun buat ngelapin wajahnya. Dan Baekhyun langsung membersihkan bibirnya yang pasti belepotan karena eskrim.
Chanyeol natap dalam ke arah Baekhyun. "Baek, aku mau nanya dong!"
Baekhyun natap balik ke arah Chanyeol. "Nanya apa?" balasnya.
"Kalo misalkan aku itu suka—eeeh kamu mau kemana?" Chanyeol nggak jadi ngelanjutin kata-katanya waktu liat Baekhyun bangkit dan mendadak ambil ancang-ancang mau pergi.
"Perut aku mules! Aku mau pulang, ayo!" teriak Baekhyun langsung berlari keluar dari kafe dengan tergesa.
Chanyeol cuma bisa tersenyum miris. Dia ngambil tas Baekhyun yang masih ditinggalkan pemiliknya di kursi. Lalu mengalungkan benda itu ke depan badannya.
Chanyeol sabar kok! Diasingkan karena para fans. Lalu disuruh mendam perasaan sampe enam tahun. Dan sekarang ditinggal peri karena perut mules. Chanyeol strong! batin Chanyeol ikut keluar dari kafe dan menyusul Baekhyun yang udah nggak keliatan jejaknya.
TBC
