Kutantang Kau Berjalan di Atas Air

Oleh: Jogag Busang

Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki

Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini

.

.

Membaca buku cerita adalah kegiatan favorit Kuroko. Akan tetapi, di sore yang menyebalkan ini, dia sama sekali tidak menikmatinya.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu. Sebenarnya Kuroko tahu siapa sosok di balik pintu tersebut. Namun, dia tetap membukanya, ingin memastikan.

"Tetsuya…"

Benar, kan? Tebakan Kuroko memang tidak pernah salah.

"Apa maumu datang ke sini, Akashi-kun?" sahut Kuroko kesal.

Lelaki berambut merah itu menampilkan tampang memohon. "Aku ingin minta maaf kepadamu, Tetsuya."

"Untuk apa?"

"Aku benar-benar minta maaf, Tetsuya, karena aku sempat mengabaikan ajakanmu kemarin. Aku janji tidak akan bermain game terlalu sering lagi. Tolong, maafkan aku, Tetsuya. Aku tidak ingin kita putus hanya karena game sialan itu."

Kuroko diam sebentar. "Oke, kuterima permintaan maafmu, Akashi-kun."

Bibir Akashi melengkung. "Terima kasih, Tetsu—"

"Tapi dengan satu syarat."

Senyum Akashi memudar. "Tetsuya…"

"Aku memberimu tantangan. Jika kamu bisa berjalan di atas air, permintaan maafmu baru kuterima. Sekarang pergilah dari rumahku."

Usai berkata demikian, Kuroko membanting pintu tepat di muka Akashi, membuat wajah tampan lelaki tersebut terasa perih seakan tertampar.

Beginilah jika kekasihnya itu sedang marah. Kata-kata maaf tidaklah cukup untuk mengobatinya. Yah, bisa dibilang ini memang seratus persen kesalahannya, jadi sekarang dia harus menebusnya.

Apa kata Kuroko tadi? Berjalan di atas air? Ini sungguh permintaan yang tidak masuk akal. Jika kekasih marah dan minta dibelikan makanan enak atau pakaian mahal atau barang dengan kualitas bagus untuk meredakan emosinya, itu masih umum. Tapi Kuroko adalah makhluk dengan desain yang berbeda. Seleranya jelas anti-mainstream. Akashi sudah sering dibuat pusing dengan tingkahnya. Sekarang dia harus menemukan cara demi meluluhkan hati kekasihnya tersebut. Namun di atas semua itu, hanya kepada Tetsuya-lah Akashi dapat memasrahkan perasaannya, sehingga permintaan seaneh apa pun akan dia turuti.

Selama sekitar setengah jam, Akashi hanya berdiri mondar-mandir di depan pintu rumah Kuroko. Tidak ingin beranjak walau matahari sudah hampir tenggelam. Dia sedang mencari inspirasi bagaimana memecahkan tantangan Kuroko yang super aneh.

Delapan menit kemudian, barulah Akashi menemukan solusinya. Dia mengambil ponsel di saku celananya dan mulai menelpon.

"Halo, Tetsuya?"

"Hmm?"

Meski hanya disahut "Hmm?", tapi Akashi bersyukur, setidaknya Kuroko tidak me-rejeck atau tidak mengabaikan panggilannya.

"Aku bisa menjawab tantanganmu tadi, Tetsuya."

"Jawab saja sekarang atau kau bisa menunjukkan kepadaku bagaimana caranya."

Akashi menghembuskan napas gemas dengan nada suara Kuroko yang masih terdengar ngambek. Dia akhirnya diam sejenak.

"Akashi-kun?"

"Ya, aku masih di sini."

"Apa jawabanmu?"

"Aku bisa berjalan di atas air, Tetsuya, dengan memakai kapal atau perahu. Tetapi, aku tidak bisa berjalan di atas air matamu. Jika kau meneteskan air mata, itu sungguh menyakitiku. Aku tidak bisa berjalan di atas air mata kesedihanmu, Sayangku."

Demi mendengar kata "Sayangku", Kuroko tidak bisa menahan diri untuk tersenyum dan membalas:

"Oke, malam ini kita akan kencan."

.

GAME OVER