Prolog of: Gue tabok, nih.

A HunHan series Fanfiction

Romance and fluffy story.

Claim: Cast are nor mine. Just own his weird story.

Warn: GenderSwitch!, Manly girl! Luhan, and playfull Sehun, Typos, bahasa lokal, no edit.

.

.

.

.

.

.

Luhan itu cewek yang... Sumpah Manis Banget!

Err, buat Sehun aja, sih.

.

.

.

.

.

Yayasan SM, milik pak SooMan yang katanya melegenda itu, ada disini. Di Seoul. Yeah, kota paling bergengsi di jagat Korea Selatan. Negara yang kabarnya suka perang dingin sama tetangganya sendiri (baru mulai udah main SARA aja, Zame). Negara yang terkenal di dunia karena K-Pop nya. Terkenal karena legalnya operasi plastik. Negara yang—

—eh, apa-apaan sih?! Ini bukan kuliah sosiologi mbak, ck.

Oke. Back to the topic.

SM Junior High School. Sebagai level menengah dari keseluruhan level sekolah di yayasan ini, yang memiliki nama mulai dari Taman Kanak Kanak, sampai perguan tinggi. Dari yang ingusan, sampe yang bajunya kekurangan bahan. Lengkap sudah layaknya swalayan pasar buah.

Nah, di sekolah inilah tokoh utama kita di ff ini. Namanya Xi Luhan. Asli orang China, tapi lahir dan besar di Seoul. Gendernya murni cewek. Cantik, manis, cerdas, agak kalem, dan agak... manly.

Maunya dipanggil dengan nama asli, Lu-Han. Bukan Deer, bukan sweety, bukan cantik, apalagi Lulu deer. Kalau nekad mencoba, siapkan saja mental yang kuat untuk melihat dia ngamuk. Dandanannya simple. Rambut potong pendek ala idol boyband. Bahkan maksain diri biar dibilang ganteng sama kayak bintang film favoritnya, Kris Wu. Paling anti dibilang cantik. Meski manly, dia tidak sangar juga tiap berbicara. Malah kesannya ramah dan friendly banget.

Luhan juga anaknya sangat pintar. Lebih spesifiknya, basket dan bahasa inggris.

Dia jadi kapten tim basket perempuan sekolah. Beberapa kali tim yang ia pimpin memenangkan festival olahraga. Dia itu, ibarat ace, si andalan utama basket di sekolahnya. Dan semua temannya mengakui itu.

Dalam bidang bahasa inggris, dia yang terbaik di seluruh SM JHS. Speaking-nya berada pada level di atas rata-rata. Bahkan dia memahami grammar tanpa harus menghafal seluruh rumus Tenses. Karena semua rumus itu pasti akan ngegerundel di otaknya. Dia benci matematika masalahnya. Karena dia buruk dalam bidang itu.

.

.

.

.

.

Luhan, gadis manis yang manly itu berjalan di koridor menuju perpustakaan. Saat ini sedang memasuki istirahat kedua. Kalau saat istirahat pertama ia menyerbu kantin, saat istirahat kedua adalah waktunya ke perpustakaan. Perpustakaan adalah tempat favoritnya selain ruang kelas saat ujian (FYI, Favorit momen bagi Luhan adalah saat ujian, a little weird thing). Kenapa?

Ada dua alasan yang sangat jelas.

Pertama, karena Luhan hobi membaca. Dia itu bisa menghabiskan satu buku tebal semalam suntuk. Kadang novel, lebih banyak sih ensiklopedia. Dan dia tidak akan segan menarik tangan sahabat terbaiknya, si Byun Baekhyun, untuk ke perpustakaan ketika istirahat kedua.

Kedua, karena disana ada dia.

Iya, kamu gak salah denger.

Ada dia loh. Ituu...

... pokoknya dia.

Sehun anak kelas favorit. Kelas VII A. Luhan sedang naksir berat sama dia.

Kenapa?

Ish, reader kepo deh.

#Deathglared.

Iya iya saya jelasin. Bawel deh.

.

.

.

.

.

Ceritanya, dulu Luhan pernah satu kelompok dengan Sehun. Saat kelasnya Luhan, VII B, dengan kelasnya Sehun, VII A, digabung.

Sehun itu... cerewet, usil, suka ngejahilin orang, ngeselin. Tapi Sehun pinter, dan ganteng. Duh.

Awalnya Luhan berusaha menganggap seolah itu hanya kekaguman sesaat. Luhan menguatkan hati.

Ah, dia ganteng, ramah. Anak kelas favorit. Udahlah, naksir yang lain aja. Itu pikiran Luhan saat itu. Dia berhasil mengenyahkan something something di hatinya itu. Iya, perasaan yang aneh itu berhasil hilang.. dalam beberapa menit. Karena setelahnya, Luhan ya teringat lagi akan si Sehun itu.

Sehun itu usil. Tapi waktu Luhan diusilin, Luhan tidak bisa cemberut. Dia malah tertawa. Karena dia senang. Dia senang merasa diperhatikan oleh cowok seganteng Sehun.

Luhan membiarkan semua lamunannya tentang si Sehun itu terus berenang di otaknya. Sambil dia memilih-milih buku di perpustakaan yang sudah dimasukinya, ia menyusuri rak-rak buku sambil melihat-lihat tulisan yang ada di punggung buku. Siapa tahu ada yang menarik.

Ia cukup tenang memilih. Karena si Baekhyun yang berisik itu, sudah kalem dengan sebuah novel di genggamannya. Juga sedari tadi ia belum melihat Sehun, yang Luhan tahu, selalu datang di istirahat kedua ini.

Benar saja, beberapa menit kemudian bibirnya membuat sebuah lengkungan senyum saat ia menemukan buku yang cocok. Buku pelajaran sih. Tapi itu buku baru kelihatannya. Terlihat sekali dari sampulnya yang masih kelewat mulus itu. Luhan baru saja akan mengulurkan tangannya, untuk mengambil buku yang membuatnya jatuh hati tersebut. Tapi tangannya mendadak menggantung di udara saat bukunya raib dalam sedetik.

Sebuah tangan lain yang mengambilnya. Luhan segera menoleh marah kepada si pemilik tangan kurang ajar itu. seenaknya mengambil buku incarannya.

Saat ia menoleh, pelaku perebut buku incarannya sudah tidak ada. Luhan kemudian menoleh kesana kemari, mencari dimana wujud orang usil itu.

Jantungnya serasa bergemuruh saat mendapati Sehun berdiri cukup jauh dari tempatnya sekarang. Sebelah tangan Sehun mengangkat dan mengayun-ayunkan buku incaran Luhan.

Dengan senyum usil.

Luhan memasang ekspresi marah, meski hormon bahagia-nya serasa bergejolak sekarang.

"Sehun! Balikin gak? Gue tabok nih!"

.

.

.

.

.

To Be Continued.

.

.

.

.

.

Belakangan ini, feel gue buat nulis itu yang bahasanya begini. Jadi maafkan buat fic gue yangpake bahasa baku, saya pending sebentar. Lagi nge-feel bikin local language fic.

Dan ini my Second HunHan! Yeay!

Jika anda tidak segera review, fic ini akan meledak dalam 5 detik.

5

4

3

2

1

DUARR!