Author: GalaxyPanda69

Cast: Kris, Tao and other cast

Genre: Romance, Humor (maybe), fantasy

Rate: T

Warning: YAOI,Boy X Boy, AU , typo bertebaran dimana-mana.

A/N: annyeong readers tercintaahhh~~ *readers pingsan berjamaah* . hehe… maaf yah Laxy jaraang (pake banget) updet ep-ep Laxy… dan sekarang malah nambah satu -,- , yah karena paket unlim X*L MAHAL banget , jadinya jarang-jarang ngisinya (kenapa curcol?). Tapi tenang aja gak cuma ini aja yang bakalan updet, ep-ep lain juga bakalan dilanjut kok terutama 'Danger'. FF ini Laxy ambil dari anime jepang yaitu Kamisama Kiss, jadi ada beberapa kalimat atau kejadian yang akan Laxy tambahin . okeh dari pad abaca keluhan Laxy, baca aja ep-ep baru ini. Happy Reading~~

.

Hey! THIS IS YAOI FANFICTION

.

.

DON'T LIKE,JUST DON'T READ

.

.

KRISTAO REAL!

.

.

GalaxyPanda69 Present

.

~Being life as GOD~

.

.

Chapter 1

.

.

Ditengah malam seperti ini seharusnya semua orang sudah pergi kepulau kapuk mereka yang lembut dan tertidur, namun tidak dengan namja cantik berambut hitam legam tengah duduk dibangku taman dengan wajah murung dan pandangan kosong. Dikanan kirinya terdapat tas besar yang berisi pakaian dan perlengkapan lainnya. Hey kenapa namja cantik ini berani sekali keluar malam-malam begini, apa ia tidak takut dirampok atau mungkin diculik? Lalu kenapa wajahnya murung? Dan juga kenapa bawa tas besar itu? Kalian penasaran? Yah~ baiklah.

FLASHBACK

seorang namja tampan tapi juga cantik berjalan menuju sebuah rumah yang terbilang cukup sederhana dengan wajah riang. Saat berangkat sekolah ia meminta kepada eommanya agar pulang sekolah nanti untuk dimasakkan makanan kesukaannya dan eommanya mengangguk sambil tersenyum.

Di name tag namja cantik itu bertuliskan 'Huang Zi Tao'. Tao membuka pintu rumahnya, yang dia lihat hanya gelap. Apa eommanya belum pulang dari bekerja?

Tao melepas sepatu beserta kaos kakinya dan diletakkannya ditempat sepatu yang sudah tersedia dan berjalan masuk kerumahnya. Tangan Tao meraba-raba dinding untuk mencari saklar lampu, jujur saja Tao sedikit takut gelap. Ingat hanya sedikit.

Tao berhasil menemukannya dan seketika ruangan terang kembali. Tao seperti tidak merasakan kehidupan dirumahnya "eomma! Appa! Kalian ada dimana?" teriak Tao nyaring, bahkan sampai menggema. Tao seakan ada di goa.

Tao mencari ke dapur yang ia dapatkan hanya kosong, lalu mencari lagi keruang tamu , keadaan sama saja seperti didapur. Baiklah ruangan terakhir yaitu kamar eomma dan appanya.

Tao melesat cepat ke kamar appa dan eommanya. Perlahan ia buka pintunya "eomma~ appa~ kalian ada didalam?" ucapan Tao tidak dibalas. Akhirnya pintu terbuka sempurna. Betapa terkejutnya Tao, keadaan kamar ini berantakan. Semua baju-baju yang biasanya rapi kini terkeluar dari rak baju dan berserakan dilantai, alat-alat make up eommanya pun berhamburan, laci-laci terbuka semua. Pokoknya kedaan kamar ini seperti kapal pecah. Sebenarnya apa yang terjadi!.

TING TONG..

Itu bel rumah Tao. Dengan segera Tao pergi kedepan pintu utama dan membukanya. Didepannya kini ada seorang namja bertubuh lebih tinggi dari Tao dan berbadan kekar, memakai jas hitam begitu juga kacamatanya.

Namja berjas itu menyerahkan secarik kertas kepada Tao. Tao mengambil dan membacanya. Tao kaget dan shock dengan apa yang ia baca.

'tao-er, eomma dan appa pergi sebentar ne. Kami berdua ada urusan mendadak. Oh iya! Kami meminjam uang dari teman appamu dengan jumlah yang sedikit, bisakah kau menbayarkannya?

Sekian dulu ne

Pay-pay tao-er'

Ia tidak percaya dengan orang tuanya ini. Pergi begitu saja dengan meminjam uang orang lain. Terlebih lagi mereka meninggalkan Tao sendirian.

"maaf, tapi anda harus pergi, rumah ini sudah dijual" sederet kalimat dari orang berjas ini menambah shock Tao. "ta-tapi a-aku harus t-tinggal di-mana" ucap Tao tergagap. Sekarang Tao menahan tangisnya.

"kami tidak perduli, sekarang tolong angkat kaki dari sini"

FLASHBACK END

Sudah tau kan sekarang kenapa namja cantik ini-Tao- duduk dibangku taman malam-malam seperti ini.

Tao menghela napas lelah. Sekarang ia benar-benar bingung kemana Tao harus tinggal. Ingin menginap dirumah teman namun Tao sama sekali tidak punya teman disekolah, ingin menginap di motel, tapi Tao tidak membawa uang sekarang ia masih memakai baju sekolahnya. Sepertinya Tao akan menjadi gelandangan muda.

"arg! Orang tuaku memang pecundang sialaaann!" teriak Tao ditengah malam. Tangannya mengepal kuat, ia benar-benar kesal dengan orang tuanya ini.

"seseorang tolong aku!~~"

Tao mendengar teriakan seseorang. Badan Tao seketika merinding, apa taman ini ada hantu nya? Tao sangat takut dengan hal mistis seperti hantu. Dan juga ini sudah tengah malam.

"seseorang ku mohon tolong aku!"

Teriakan itu datang lagi. Tao mulai beranikan diri dan mengedarkan pandangannya disekita taman. Dark choconya melihat seulet namja memakasi jaket coklat muda, memakai topi dan syal coklat tua sedang memeluk erat pohon yang ia panjat. Dibawahnya ada anjing berbulu hitam sedang menggonggong.

Sepertinya namja itu takut anjing. Tao beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati namja berjas coklat itu "kumohon, jauhkan anjing itu~" ucap namja berjas itu bergetar ketakutan.

"hush..hush.." Tao akhirnya mengusir anjing itu dan namja itu langsung turun dari pohon "hah… terima kasih sudah menyelamatkan ku Tuan" ucap namja itu.

"huft.. aku berpikir untuk datang ketaman ini namun tiba-tiba anjing itu mengejarku" curhat namja berjas itu "apa kau tidak suka anjing?" Tanya Tao

"huh.. entah kenapa aku tidak suka anjing, sepertinya aku tidak benar-benar diterima disini. Oh iya, kau tinggal disekitar sini?" Tanya namja berjas itu. "ah, iya aku tinggal disekitar sini, tapi.. sekarang aku kehilangan rumahku…"ucap Tao kesal. Akhirnya karena tidak ada teman untuk curhat, Tao menjelaskan apa yang terjadi kepadanya dari awal sampai akhir.

"Apa! Orang tuamu pergi bergitu saja dan meninggalkan hutang yang besar? Jadi rumahmu disita?!" Tao mengangguk lemah sebagai jawaban. Ia benar-benar benci orang tuanya.

Namja berjas itu menunduk "sebenarnya aku juga meninggalkan rumahku, sudah lama sekali aku meninggalkan rumahku. Tapi jika aku kembali Kris pasti akan menghajarku habis-habisan…" ucap namja itu. Tao mengedipkan matanya beberapa kali. Kris? apa ia kakaknya namja ini? Um… pertanyaan mulai muncul dibenak Tao.

"hei~ tapi kau masih mending karena masih punya rumah buat kembali kan?" namja berjas itu mengangkat kepalanya dan menatap bingung Tao "maksudku, kau lihatkan aku, aku habkan tidak punya tempat tinggal" jelas Tao sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"hm.. begitu ya, kalau begitu kau bisa ambil apa yang kumuliki"

Hah? Apa yang tadi namja ini bilang? Memiliki apa yang dimilikinya?. Tao bingung dengan perkataan namja ini. Kenapa namja ini mau saja memberikan miliknya padahal Tao bukan siapa-siapanya. Bahkan mereka baru bertemu beberapa menit yang lalu.

"aku sudah lama meninggalkan rumah itu. Kau taukan rumah tidak boleh terlalu lama dibiarkan kosong. Lagi pula itu cocok untukmu" namja berjas itu berjalan mendekati Tao. Tao kaget dengan tingkah namja berjas itu.

CUP~

Namja berjas itu mencium kening Tao lembut. Mata panda Tao membola seketika. Apa yang dilakukan namja itu? Kenapa tiba-tiba dia mencium sembarangan kening nya. Sekarang keningnya sudah tidak suci *A: -,- plis Tao , Tao: napa thor , sirik aja lu!, A: dasar panda gemuk! #diwushu Tao*

Tao menyentuh keningnya yang baru saja dicium oleh namja asing didepannya, lalu namja asing itu memberika secarik kertas kepada Tao "silahkan pergi kealamat yang ada dikertas ini, dan katakana saja Suho yang mengirimmu" ucap namja berjas itu.

"aku sangat yakin dia akan menyambutmu sebagai Tuan barunya" lanjutnya dan melangkah pergi meninggalkan Tao yang masih memasang ekspresi bingungnya, di tangan kanannya terdapat kertas dari namja asing itu.

Tao melihat isi kertas itu, ternyata sebuah denah 'Tuan baru?'gumam Tao.

.

KRISTAO

.

TAP

TAP

TAP

Langkah kaki Tao menggema ditengah malam, Tao melihat sekali lagi denah itu. Sepertinya rumah itu tidak terlalu jauh dari taman tadi. Yah~ Tao tidak punya pilihan lain selain rumah yang diberikan orang itu. Kalau Tao menolak mungkin ia akan tidur dibawah jembatan.

Langkah kaki tao terhenti. Didepannya kini ada sebuah kuil using yang sangat tidak terawat. Ini lelucon. Orang itu bilang adalah rumah tapi kenapa hasilnya jadi kuil using ini. "aku tidak akan percaya orang lagi!" Tao menghentakkan kakinya kesal. Tangannya meremas kertas tadi.

"Tuan Suho!"

DEG

Tubuh Tao menegang seketika, suara seseorang tapi disini hanya dirinya saja. Lalu tadi itu suara siapa. Tao mengedarkan pandangannya kesekeliling. Hanya ada kegelapan saja.

"selamat datang kembali Tuan Suho"

Suara itu muncul lagi. Tubuh Tao bergetar hebat, keringat dingin mulai muncul dari pori-pori kulitnya. Oh ayolah, ini tidak lucu. Tao sangat benci dengan hal-hal mistis seperti hantu atau arwah gentayangan. Apalagi dimalam seperti ini.

WUSH…

Tiba-tiba api muncul dibelakang Tao, tentu saja Tao kaget. Tao membalik badannya dan terkejut, ternyata api itu sangat besar "HUUWAAA! HANTUU!" jerit Tao memekang telinga orang jika ada yang mendengar, tapi syukurlah sekarang sedang sepi.

Tao berjalan mundur dan...

DUK

Kakinya tersandung sesuatu dan...

BRAK

Tubuhnya terbentur dengan dinginnya lantai kayu. Tunggu lantai kayu? berati Tao sudah ada didalam kuil usang ini. Tubuh Tao seolah kaku, wajahnya sudah pucat bahkan sangat pucat. Sekarang apa lagi yang akan muncul.

"apa itu kau,Suho?"

suara itu muncul lagi namun suara ini lebih berat dan terkesan dingin dari yang tadi. Tao bangun dari jatuhnya dan duduk, sekarang disekitarnya muncul kabut. Tao dapat melihat sebuah bayangan manusia yang membelakanginya,jadinya Tao hanya melihat punggung namja itu. Tapi ada yang aneh dengan fisiknya yang sangat berbeda dari manusia biasa. Bayangan itu memiliki telinga dan ekor seperti serigala.

Mata panda Tao terbelalak, dia pasti bukan manusia.

"kemana saja kau selama ini eoh? kau membuatku harus mengawasi rumah ini selama 5 tahun"

semakin lama kabut yang mengelilingi 'makhluk' itu mulai menghilang dan muncullah sesosok namja bertubuh tinggi tegap memakai baju yukata hitam, rambutnya berwarna pirang gelap.

namja itu menoleh dan menatap Tao dengan mata tajamnya bak elang yang hendak memakan mangsanya. "huwaa!" teriakan Tao terdengar lagi.

"aku akan membunuhmu, Suho!"

"huwwaa!"

Namja aneh itu -menurut Tao- mennggenggam tangan Tao kuat. Tangannya sangat dingin dan kukunya juga tajam sekali, mungkin jika terkena sedikit saja bisa sangat parah lukanya. Tao menutup matanya dan berteriak tak melawan. Tapi Tao tidak merasakan tubuhnya sakit. Tao membuka matanya perlahan dan dilihatnya namja aneh ini diam dengan wajah terkejut.

"ya! dia bukan Suho" ucap namja aneh itu tenang dan melepaskan genggamannya, badan Tao lemas seketika dan jatuh tertidur lagi.

WUSH.. POW..

Muncul dua bola api lalu berubah menjadi dua 'orang' . Tubuhnya seperti anak kecil,memakai yukata. Juga memakai topeng unik dan mereka melayang. satu anak kecil itu memakai topeng tersenyum manis menggunakan yukata berwarna putih dengan hiasan bunga berwarna kuning dan yang satunya memakai topeng satu mata dikedipkan dan tersenyum menggunakan yukata putih dengan hiasan bungan berwarna merah.

"itu tidak mungkin" ucap anak kecil itu bersamaan.

anak kecil dengan topeng tersenyum manis itu mendekati Tao dan menunjuk sebuah cahaya berbentuk titik dahinya -bekas ciuman namja berjas itu-"Kris, lihatlah! dia memiliki tanda Dewa Bumi didahinya" ucapnya, "dan juga jiwanya terasa seperti tuan Suho!" lanjutnya.

Namja aneh itu menatap dingin Tao "tapi tetap saja dia buka Suho..." ucap Namja itu dingin dan tajam, "hei, namja panda. Siapa kau?"

Tao tidak menjawab, ia masih diam -belum mengetahui kondisi disekitarnya-.

"INI ADALAH KUIL HANTUU!"

.

KRISTAO

.

Tao menyerahkan kertas yang diberikan namja asing tadi kepada namja aneh itu, Tao sudah bisa sedikit tenang sekarang. ingat hanya sedikit. namja aneh itu melihat denah yang ditulis namja asing itu dengan teliti "hm.. ini memang tulisan tangan milik Suho"

"oh iya! seorang namja berjas coklat muda itu mengatakan kepadaku untuk pergi kesini karena aku tidak punya tempat tinggal lagi" jelas Tao kepada mereka bertiga -namja aneh itu dan kedua anak kecil yang melayang-.

Tao menatap kagum namja didepannya itu 'jadi, dia ini adalah Kris? dia terlihat seperti model dan wajahnya sangat tampan, tubuhnya tinggi tegap' batin Tao. Jujur saja Tao iri dengan ketampanan Kris. Jika wanita diluar sana melihat Kris mungkin saja mereka akan berteriak-teriak seperti fangirl atau mungkin pingsan ditempat.

Kris merasa merasa tidak enak ditatap seperti itu, ia men-deathglare Tao hingga membuat yang ditatap mengerikan itu terkejut. Kris mengacak pinggang "orang yang kau temui adalah Dewa Bumi lokal, jadi ia telah memberimu kepemilikan kuil ini berarti..." ucapan Kris terhenti, Tao hanya diam mendengarkan apa yang diucapka Kris, "...kau telah menjadi Dewa Bumi."

Tao mengedipkan matanya. apa tadi Kris bilang? Dewa Bumi? Tao hanyalah anak SMA biasa kenapa bisa menjadi dewa?

"yee, Selamat! Dewa Bumi kita telah kembali" ucap anak kecil bertopeng satu mata berkedip. "kita harus membuat pesta!" ucap anak kecil bertopeng tersenyum manis. Kedua anak kecil itu melayang-layang disekililing Tao.

Tao masih loading ternyata. Lihatlah ekspresi bodohnya yang mengedip-ngedipkan matanya dan mulutnya terbuka.

"tunggu dulu!" teriakkan Tao membuat kedua anak kecil itu berhenti berputar-putar di sekitarnya. "apa? aku Dewa Bumi? aku Huang Zi Tao, seorang murid SMA. Aku hanya manusia biasa! kapan aku menjadi dewa?!" Tao menunjuk dirinya sendiri, menatap bingung kedua anak kecil itu.

"sejak kau menerima tanda dikeningmu!" ucap kedua anak kecil itu bersamaan dan menunjuk kening Tao yang mengeluarkan cahaya. 'tanda dikeningku?' gumam Tao. Mata Tao terbelalak, ia menyentuh keningnya. Tao ingat sebelumnya namja berjas yang ia tolong itu menciumnya keningnya.'jadi, ciuman itu sebuah tanda?'

mata tajam Kris menatap dingin Tao dihadapannya, tangan Kris menarik dagu Tao dan mendekatkan wajahnya ke wajah Tao. wajah Tao sekarang sangat memerah.

"bocah ini menjadi Dewa? apa yang bisa dilakukan bocah sepertimu? mengumpulkan persembahan kan?" ucap Kris dingin. "ck..aku menolak menerimanya!" teriak Kris setelah menjauhkan wajahnya dari Tao. Kris membalik badannya dan menggacak pinggangnya.

"tapi dia memiliki aura yang sama dengan Tuan Suho!" kedua anak kecil itu terkejut dengan perkataan Kris. Bisa-bisanya Kris menolaknya begitu saja,disaat seperti ini. Kuil ini sudah ditinggal terlalu lama dan membutuhkan Dewa yang baru. bukan saat memikirkan yang lain.

"ck.. aku tidak membutuhkannya, bawa saja dia keluar dari sini" ucap Kris

"tunggu dulu! hey kau tuan aneh! kau sangat tidak sopan" ucap Tao, wajahnya memerah bukan karena malu tapi menahan amarahnya sedari tadi."lagi pula siapa yang ingin berdoa dikuil kumuh ini? aku juga menolak untuk tinggal disini!" ucap Tao final kemudian mengangkat kedua tasnya bersiap pergi.

Kris terkejut dengan perkataan bocah ini namun dapat disembunyikannya dengan baik. Kris melihat kedua anak kecil itu mencoba menghentikan Tao. Kris menundukkan kepalanya "dia yang pergi atau aku yang akan pergi?" ucapan tenang Kris membuat kedua anak kecil itu terkejut "Kris! kenapa kau bicara seperti itu!" ucap kedua anak kecil itu bersamaan.

kabut hitam mulai mengelilingi ruangan "aku hanya patuh kepada Suho,untuk apa aku menuruti perintahnya. kalian bisa menggantiku dengan anjing liar yang tua" setelah mengucapkan itu Kris melangkahkan kakinya pergi hingga tubuhnya tak terlihat lagi. Bagaikan dimakan oleh kabut hitam itu.

Tao hendak mengejar Kris namun keburu Kris sudah tak terlihat lagi. sedetik itu juga kabut hitam yang ada diruangan itu menghilang menyisakan Tao dan dua anak kecil itu. Tao menatap kedua anak "hmm.. untuk saat ini, apa boleh aku menginap disini?" tanya Tao hati-hati. pasalnya anak kecil dihadapannya ini bukan anak kecil biasa melainkan hantu.

kedua anak kecil itu berlutut seakan menyembah Tao "dengan senang hati!" ucap keduannya semangat.

.

KRISTAO

.

Suara burung menghiasi pagi yang cerah di kota Seoul, begitu juga untuk kuil kusam itu. Sejujurnya Kuil itu sangat indah dan bagus dipagi atau siang hari, arsitekturnya seperti rumah-rumah adat dijepang namun lebih kecil *sumpah ini ngasal*. yah.. walaupun lantai kayu dan jendelanya dipenuhi oleh debu dan langit-langit ruangan yang ada sarang laba-labanya.

terlihat seorang namja manis sedang tertidur lelap, namja manis itu Tao. Tiba-tiba matanya terbuka dan berkedip-kedip lucu *duh.. pengen gua culik #dibakapYipan*. dengan cepat Tao bangun dari tidurnya dan duduk "ah! kemarin hanya mimpi, tapi mimpi apa itu! kedua orang tuaku melarikan diri lalu aku diusir dari rumaku, kemudian kau tersesat dan ada orang yang memberiku rumahnya secara gratis. saat aku pergi ternyata itu kuil kumuh dan kemudia mereka bilang kau adalah Dewa Bumi. Lalu ada hantu yang tidak sopan dan dingin bernama Kris tiak akan menerimaku, haha.. mimpi yang aneh!" racau Tao dipagi hari ini sambil tertawa sendiri.

"selamat pagi Dewa Bumi!"

Itu bukan mimpi Tao -,- . Sekarang dihadapannya ada dua anak kecil memakai yukata putih dengan hiasan bunga merah dan kuning menatap Tao. sedangkan Tao? ia hanya diam membatu, masih belum paham dengan situasi dipagi ini.

"baiklah, tidak usah basa-basi lagi, ada beberapa s hal kita ingin kau lakukan" ucap salah satu anak kecil itu yang memakai topeng tersenyum manis. "apa itu?" tanya Tao dan menatap bingung apa yang diucapkan anak kecil tadi.

"tugas dari Dewa Bumi!" ucap kedua anak kceil itu bersamaan.

Tao disuruh mandi terlebih dahulu, setelah selesai kedua anak kecil itu memberikan apron dan lap kecil.

"pertama, menyapu halaman!" Tao menyapu halaman menggunakan sapu dengan cepat, seperti dikejar-kejar setan saja.

"bersihkan sarang laba-laba dan debu didinding!" Tao melap dinding kayu itu dengan kain lap setengah basah dengan sangat cepat.

"selanjutnya mengepel lantai sampai bersih!" Tao diberikan alat pel beserta ember berisi air dan mulai mengepel lantai hingga mengkilap bersih.

Tao ingin pingsan saja! ini pekerjaan seorang Dewa? ia bagaikan seorang pembatu yang disuruh-suruh. Keringat mulai keluar akibat kelelahan, Tao mengusap keringatnya dengan kain kecil yang bersih.

"hey kalian berdua, aku tidak pernah bilang 'setuju' saat kalian bilang aku akan menjadi Dewa Bumi" Tao mengintrogasi kedua anak kecil yang seenak jidatnya saja menyuruh-nyuruhnya seperti pembantu.

Kedua anak kecil itu terkejut dengan ucapan Tao "a-apa yang kau katakan! sekarang kuil tidak ada yang mengurus kuil karena Kris hilang"

"sebelum itu kami akan perkenalkan diri, aku Jeno" ucap salah satu dari mereka, yang memakai topeng tersenyum manis menggunakan yukata putih dengan hiasa bunga merah. "dan aku Mark..." ucap anak kecil yang memakai topeng stu mata dikedipkan dan tersenyum manis menggunakan yukata putih dengan hiasan bunga kuning. "kami berdua telah merawat kuil ini selama bertahun-tahun" ucap keduanya bersamaan "dan selanjutnya kami juga akan melayanimu juga Tuan Tao!" lanjut mereka.

Kedua anak kecil itu berlutut didepan Tao dan menatap Tao dalam "kami akan menuruti apa yang kau perintahkan!" Tao terkejut dengan yang dikatakan mereka. Tao pun duduk didepan mereka -mencoba menyamai tingginya- "omong-omong,kalian itu apa dan Kris itu siapa?" tanya Tao.

"kami adalah anak setan dari neraka yang ditugaskan menjaga dan merawat kuil sedangkan Kris, dia adalah seorang pengikut atau bisa disebut Shinshi (dalam bahasa jepang), yang melayani dan menuruti perintah Tuan Suho. Kris merupakan siluman serigala" Jeno menjelaskan kepada Tao. Tao mengangguk paham.

.

KRISTAO

.

Saat ini Tao ada dihalaman belakang kuil menyabuti rumput-rumput liar yang tumbuh. "aw~ sakit.." jari telunjuk Tao tergores rumput liat itu menyebabkan luka kecil dijarinya. Semilir angin memainkan rambut hitam Tao, namun angin itu berkumpul dan membentuk sesosok manusia dengan ekor dan telinga serigala.

"kau bahkan tak bisa menarik rumput dengan benar, kau benar-benar tidak berguna"

Ck, suara menyebalkan itu lagi. Siapa lagi kalau bukan serigala tak sopan Si Kris "huh, kupikir kau sudah pergi jauh" ucap Tao yang masih mencabuti rumput liar mengabaikan luka kecil itu, mengabaikan Kris yang tampak tampan memakai yukata biru gelap.

"aku tidak berpikir, kau memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi Dewa Bumi, kenapa tidak pulang saja sebelum terlambat eoh?" ucap Kris santai, senyum meremehkan terpantri dibibir merah pucatnya.

"aku sudah tidak punya rumah!" ucap Tao pelan namun masih bisa didengar Kris. Kris memandang namja didepannya penuh tanya. "mereka menendangku keluar karena hutang orang tuaku" ucap Tao malas. Ia masih fokus mencabuti rumput liar.

BRUK

"aku tidak perduli" dengan tidak berperikemanusiaan Kris menendang bokong Tao hingga Tao terjatuh dengan tidak elit dan disaat itu juga Kris menghilang dan hanya meninggalkan asap mengusap pelan bokongnya yang cukup sakit. Tao menggeram kesal, ia benar-benar membenci Kris.

2 hours later...

Tao tepar seketika dilantai kayu, ia benar-benar kelelahan. Yang Tao inginkan sekarang adalah istirahat. "uh! lelahnya. Mereka bilang kau seharusnya menjadi dewa tapi sepertinya mereka hanya memanfaatkan ku"

'Dewa...'

Tao mendengar suara seseorang, seperti suara nenek-nenek. Tao duduk dan melihat keluar -tepatnya jendela lumayan besara disampingnya. Ia melihat keluar, disana ada seorang nenek sedang berdoa.

'tolong, jaga putriku ketika dia melahirkan' lanjut nenek itu.

Tao dapat mendengar suara nenek itu padahal mulut nenek itu terkatup rapat. apa itu benar suaranya?. Nenek itu mulai pergi menjauhi kuil.

"kau bisa mendengar suaranya?" tanya Mark, Tao menoleh kebelakang dan mengangguk sebagai jawaban, disana ada Jeno dan Mark. "itu adalah doa yang orang percaya" lanjut Mark.

"itu tugas Dewa Bumi untuk mendengar doa orang-orang yang melakukan persembahan" ucap Jeno, Mark mengangguk setuju dengan ucapan Jeno.

"dan. Ini adalah tugasmu selanjutnya!" Mark menumpuk banyak buku catatan dihadapan Tao "kau harus membaca semua ini!" ucap Mark. Tao menatap bingung catatan menumpuk itu, bahkan tinggi tumpukan itu hampir setinggi kepalanya.

"apa itu?" tanya Tao. "ini Daftar doa dari 5 tahun terakhir" Tao terkejut tak percaya, apa harus sebanyak itu?

"Kris lah yang menuliskannya, jadi Tuan Suho bisa membaca itu. Tapi, sejak Tuan Suho tidak ada. Orang yang percaya telah menurun" ucap Jeno menatap wajah bingung Tao yang sedang membaca teliti daftar yang ada dibuku itu.

"tapi, syukurlah ada Kris dikuil ini, masih ada orang percaya yang sering melakukan persembahan. yah, seperti nenek tadi" ucap Mark. Tao salut terhadap usaha Kris dikuil kusam ini. Bekerja sendirian -walau dibantu kedua anak kecil ini- mengurus semua doa-doa ini.

"apa yang telah kau lakukan hari ini adalah apa yang Kris lakukan seperti ini sepanjang waktu" Kedua anak kecil itu berlutut didepan Tao. Tao menatap sekeliling lalu kembali membaca daftar doa-doa itu, tidak diherankan lagi tulisan tangan Kris begitu begitu rapi dan rinci.

Sekelebat bayangan tentang kemaren malam mulai berputar bagaikan film.

'lagi pula siapa yang ingin berdoa dikuil kumuh ini? '

uh, Tao merasa bersalah saat mengingat ia menjelek-jelekkan kuil ini.

"apa kau sudah mengerti Tuan Tao?" ucap Jeno dan Mark bersamaan.

Tao melihat keluar jendela dan mengangguk "ya, aku mengerti. Aku paham bahwa aku tidak cocok menjadi dewa. Aku hanya seorang namja biasa di SMA, tidak punya kekuatan sama sekali." ucap Tao anak setan itu melongo mendengar perkataan Tao yang kelewat polos.

"tapi, aku ingin memperbaiki kesalahanku. Aku ingin minta maaf kepadanya. Aku ingin kalian membawaku kepadanya" kedua anak setan itu tahu siapa yang dimaksud Tao. "Tapi...mungkin sekarang Kris sedang ada di dunia 'lain'" ucapan Jeno ragu.

Dunia lain? tubuh Tao merinding seketika. Mendengar namanya saja sudah begini, apa lagi datang ke sana. Tapi Tao harus pergi, ia ingin minta maaf kepada Kris.

Di Dunia Lain

Tao dan kedua anak setan itu menjalani jalan setapak menuju dunia lain. Dikanan dan kiri hanya ada hutan dan keadaan gelap, tapi Jeno sudah membawa lampu lampion sebagai penerangannya.

Bulu kuduk Tao merinding, hawa disini sangat dingin dan mencekam. Tao harus memberanikan diri. Ia bukan anak kecil. Tapi tetap saja Tao merasa takut.

Dunia lain terletak didalam hutan yang gelap, dijaga oleh kegelapan total dipintu masuknya. Sebuah dunia yang berada diantara dunia manusia dan dunia gaib. Dan iblis, setan, dan hatu bebas berkeliaran.

Mereka berhenti didepan gerbang yang terbuka. Diatas gerbang itu bertuliskan 'Dunia Lain'. Tao menatap tak percaya, sekarang ia sudah menginjakkan kakinya di dunia lain. Semua bayangan menyeramkan Tao tentang dunia lain buyar. Tao kira didunia lain itu akan banyak sekali kuburan, tengkorak manusia, atau hal-hal lain yang menyeramkan, tapi ternyata tidak. Dunia lain seperti kota kecil ditengah hutan. Ada bangunan-bangunan seperti rumah, tempat makan, hotel atau motel dan lain-lain. Seperti di dunia manusia saja.

"biasanya Tuan Kris ada di restoran ini" ucap Mark menunjuk restoran kecil dan masuk kesana. Tao hanya mengikuti mereka sambil melirik-lirik desain restoran itu. desainnya sama seperti restoran manusia hanya saja hiasannya sedikit 'berbeda' seperti ada gantungan tengkorak manusia. Tao menggidik ngeri melihatnya.

"Tuan Kris, kau ada dimana?!" Jeno melayang mencari-cari Kris, syukurlah restoran sedang sepi jadi tidak sulit mencarinya. "aku menemukannya..." Jeno dan Mark melayang pergi menuju Kris yang sedang asik minum sake (minuman keras khas jepang) ditemani dengan dua wanita memakai kimono yang bagian dadanya sedikit terbuka di meja agak pojok.

"Kris! kau adalah seorang Shinsi! kenapa kau melakukan ini!" ucap Jeno dan Mark bersamaan. mereka menarik-narik Kris untuk pergi dari tempat ini. Sake yang ada ditangan Kris menjadi tumpah akibat tarikan dari anak setan itu.

"dan kalian berdua, pergi dari sini!" Jeno menunjuk kedua wanita yang tadi menemani Kris "apa-apaan kalian seenaknya saja memerintah kami! kalian yang harus pergi" ucap kedua wanita itu lalu memukul-mukul tubuh kecil Jeno dan Mark.

kedua anak setan itu menatap Kris meminta tolong namun diabaikan Kris. Kris lebih baik meminum sakenya dan menonton dengan malas acara pukul-memukul itu.

Tao masing linglung mencari keberadaan Jeno dan Mark yang tega meninggalkannya sendirian. Hingga akhirnya Tao mendengar gaduh dibagian pojok mendatangi. Tao melangkah kesana namun terhenti melihat Kris yang menonton malas acara wanita memukuli anak setan mengabaikan tatapan minta tolong dari Jeno dan Mark.

"Tuan Kris, kau masih tidak menerimanya sebagai Tuanmu?" itu suara Jeno yang terdengar seperti sedang membela Tao.

"kembali lah kekuil Tuan Kris,apa kau baik-baik saja jika kuil itu hancur" dan itu suara Mark yang memohon.

"ck.. aku tidak perduli jika kuil itu hancur" ucapan seenaknya Kris membuat Tao terkejut. Tao tidak dapat melihat wajah Kris, ia hanya melihat dari belakang. Tapi Tao tahu, Kris mengucapkannya itu dengan wajah yang tenang seakan tidak ada beban.

"aku tidak perduli, justru aku lega bahwa aku tidak harus menjaga kuil itu lagi. Lagi pula aku sudah lelah. Aku bisa dengan bebas melakukan apaun yang ku inginkan" Kris menuang lagi sake kedalam gelasnya dan meminumnya sekali teguk.

"Kris, Tao ingin mengatakan sesuatu padamu, jadi dia ada disini sekarang" ucapan Jeno membuat Kris tersedak sakenya sendiri, Kris menepuk-nepuk dadanya berusa menyembuhkan sakit ditenggorokannya.

Apa! Tao ada disini! di dunia lain. Kris merasakan ada hal aneh di belakangnya. Akhirnya ia menoleh dan betul saja apa yang dikatakan Jeno. Dihadapannya kini ada Tao yang menatap tajam Kris, pipinya memerah menahan amarah, tangannya terkepal kuat dikedua sisi tubuhnya.

"kau memiliki rumah untuk kembali, tapi kau begitu memperlakukan kuilmu? bukankah kuil itu berarti untukmu?!" geram Tao. "selamat tinggal" setelah mengatakan itu Tao membalik badannya dan berjalan pergi. Langkah kaki Tao yang awalnya nyaring kini mulai menghilang.

kedua anak setan itu ingin menghentikannya namun keburu Tao pergi "kenapa kalian membawanya kesini?!" tanya Kris bukan seperti bertanya lebih tepatnya berteriak. Kedua anak setan itu terlonjak kaget dengan teriakan Kris "Tao bersikeras ingin pergi kesini" ucap Jeno membela diri.

"siapa yang boleh membawa manusia biasa kesini?!" teriakan Kris sekali lagi terdengar membuat takut kedua anak setan itu, "Tao bukan manusia normal. Dia adalah Dewa Bumi!" bela Mark.

"ck.. itu lebih buruk lagi bodoh" Kris berdiri dari duduknya dan berlari keluar restoran mencari Tao. Sial bocah panda itu cepat sekali menghilangnya.

.

KRISTAO

.

"ada apa dengannya? dia benar-benar mesum dan keras kepala!" rutuk Tao. Sekarang Tao ada dijalan dunia lain. Ia ingin keluar dari sini dan pergi sejauh-jauhnya dari Kris sialan itu.

'ck.. aku tidak perduli jika kuil itu hancur'

kekesalan Tao semakin bertambah jika mengingat kata-kata Kris, "aku tidak percaya dia akan mengatakan sesuatu seperti itu!" Tao benar-benar jengkel dengan sikap Kris yang terlihat selalu meremehkan hal kecil maupun besar.

BRUK

saking askinya mengomel sendiri Tao tidak sadar ada tiga 'orang' didepannya dan alhasil ia menambrak salah satu dari ketiga 'orang' itu. Tao terjatuh, uh~ sekarang bokongnya sakit setelah mencium tanah dengan keras.

"wah..wah.. kau manusia yang menjadi Dewa Bum baru dikuil Suho itu?" ucap 'orang' yang ditabrak Tao. "kami telah mendengar bahwa Suho menyerah menjadi Dewa Bumi, tapi kami tidak pernah berpikir..." ucapan 'orang' disamping kiri yang ditabrak Tao tadi bersuara. "... penggantinya akan terlihat lezat seperti ini" 'orang' disamping kanan yang ditabrak Tao melanjutkan kata-kata temannya tadi.

Tao terkejut, didepannya kini ada tiga setan yang menyeramkan. Yang pertama -yang ditabrak Tao- bertubuh besar bermata satu, yang kedua kepalanya lonjong bermata sipit tapi hanya ada warna putih saja dan giginya sangat tajam. dan yang terakhir bertubuh seperti kucing namun memiliki paruh seperti burung pipit. Semua setan itu menatap lapar Tao.

Ketiga setan itu mulai mendekati Tao. Sedangkan Tao hanya mampu berteriak nyangir dan menutupi matanya dengan tangannya. Sepertinya ia sudah pasrah disantap oleh setan-setan ini.

Beberapa detik Tao tidak merasakan sakit, akhirnya ia memberanikan membuka matanya dan menatap aneh setan-setan yang berkelahi hanya ingin memakannya.

"Tuan Tao!"

Tao mendengar suara Jeno dan Mark dari arah belakang. Tao menoleh dan melihat kedua anak setan itu berlari cepat menujunya kemudian menarik tangannya untuk berlari, kabur dari setan-setan itu. Tao hanya mengikuti dan berlari secepat mungkin.

menyadari mangsa mereka kabur. Mereka berhenti bertengkar dan mengejar Tao "hey! jangan lari kau!"

TAP

baru beberapa langkah mereka berhenti , dihadapannya kini ada seorang namja tampan berambut pirang yang punya telinga dan ekor seperti serigala dan memakai yukata berwarna biru gelap, namja itu adalah Kris. Kris menatap jenuh ketiga setan yang kelaparan dihadapannya.

"oh, itu Kris" ucap setan bermata satu "Kris, bolehkan kami memakan namja itu?" ucap setan bergigi tajam "kami harap kau disini untuk tidak menghentikan kami" ucap setan bertubuh kucing memiliki mulut paruh buruh pipit.

"hm.. kalian boleh memakannya, kalian tidak perlu bilang kepadaku" ucapan tenang Kris membuat tiga setan itu senang. namun detik berikutnya Kris menatap tajam dan menyeringai kepada tiga setan itu "tapi, kalian bertemu denganku dalam mood yang buruk"

ketiga setan itu ketakutan dan mundur perlahan bersiap untuk kabur namun terlambat Kris melemparkan sebuah daun dan daun itu berubah menjadi banyak dan sangat tajam. Daun tajam itu menghujani ketiga setan itu. Tubuh ketiga setan itu terbelah akibat serangan Kris.

Kris menatap jijik bagian-bagian tubuh setan-setan itu, tapi pikiran Kris melayang memikirkan namja itu 'seorang namja yang tidak bisa melakukan apa-apa dipercayakan dengan kekuatan Dewa Bumi, tapi itu juga bukan urusanku lagi' pikir Kris. Kris pun melangkah pergi meninggalkan begitu saja bagian tubuh setan itu.

.

KRISTAO

.

Deru napas Tao memburu. Ia kelelahan akibat dikejar oleh setan itu begitu juga dengan Jeno dan Mark. Kini mereka bertiga ada disebuah jalan yang gelap -masih tetap didunia lain-.

"Tuan Tao, tolong kembali ke Kris sekarang" Tao bingung dengan ucapan Jeno. Untuk apa ia kembali lagi ke Kris, Kris saja sudah mengabaikan kuil.

"kita butuh Kris untuk menjadi Shinsi mu, tidak peduli apapun" ucap Mark menatap Tao yang mulai berdiri dan berjalan lagi "tidak, aku baik-baik saja,aku tidak butuh dia, aku aka pulang" ucap Tao yang masih kesal.

"tapi Tao, jika kau bisa mendapatkan dia untuk membuat kontrak, dia harus menuruti setiap kata-katamu" ucapan Jeno membuat Tao menghentikan langkahnya, Tao menoleh kerarah kedua anak setan itu "kontrak? mematuhi setiap kata-kataku? itu benar?" tanya Tao yang masih ragu. Marj mengangguk sebagai jawaban.

"ya. Itu adalah salah satu kekuatan khusus Dewa Bumi" ucap Mark, seringaian tercetak dibibir peachnya "kkk, ini menarik"

"lalu, bagaimana aku harus membuat kontrak itu?" ucap Tao dengan seringaian mengerikan masih tercetak dibibirnya.

"kau hanya perlu... menciumnnya...dibibir" seringaian Tao seketika luntur, dan berlari kencang meninggalkan Jeno dan Mark.

"hah..hah.. aku harus mencium namja sialan itu? tidak terima kasih! lebih baik aku pulang" ucap Tao kelelahan yang terus berlari sedari tadi.

meow~

Tao menghentikan langkahnya saat dengar suara kucing. Tao menengok kekanan, dibawah pohon itu ada seekor kucing berbulu putih dengan bulatan hitam disekitar mata kanannya. Mata kucing itu seakan memberikan tatapan memelas yang sangat imut. Karena kasihan, akhirnya Tao menggendong dan membawa kucing manis itu pergi bersamanya.

Teriakan Jeno dan Mark yang mencari-cari Tao terdengar nyaring dihutan seperti ini.

Tiba-tiba Tao tersandung akar pohon, kucing yang ada digendongan Tao terhempas cukup jauh. Tao mengaduh sakit dibagian lututnya yang terluka.

Tao mengabaikan lukanya dan mencari kucing tadi, tapi Tao tidak menemukannya. Tao menggusap tengkuknya, kenapa perasaannya semakin memburuk.

RRWAAARR!

Seekor harimau berkepala tiga mengejar Tao dengan cepat, Tao berteriak dan lari terbirit-birit dari kejaran harimau setan itu. Gigi-gigi tajam dari setiap kepala seperti bersiap menancapkannya ditubuh mulus Tao. Tuhan! Tao tidak ingin mati sekarang.

Kedua anak setan itu mendengar suara harimau dan teriakan Tao, mereka berdua terbang melayang dengan cepat kesumber suara. Jeno dan Mark terkejut melihat Tao dikejar harimau setan. Mereka mengejar harimau itu dan menendang dengan kuat hingga harimau itu tertendang cukup jauh.

"ayo tuan Tao kita pergi dari sini!" ucap Jeno menarik tangan Tao untuk berlari lagi "aku akan memanggil Kris untuk minta tolong" tanpa persetujuan, Mark melayang kembali ke dunia lain mencari Kris, mengabaikan teriakan protes dari Tao.

"tuan Tao, biarkan Mark mencari Kris, ketika dia datang kau harus membuat kontrak denganya" ucap Jeno yang melayang disamping Tao "apa tidak ada cara lain?" ucap Tao yang masih berlari kencang.

"baiklah, ambil ini. Ini adalah jimat penangkal. Ini juga salah satu kekuatan Dewa Bumi. Jika kau menulis sesuatu dan menaruhnya pada musuhmu, kata akan berubah menjadi bentuk yang kau tulis" Jeno mengeluarkan tiga kertas putih beserta pensil dan menyerahkannya ke Tao. Tao mengambil kertas itu dan menuliskan sesuatu.

"berubah jadi dewa pelindung raksasa!" Tao menempelkan kertas didahi Jeno, tetapi tidak terjadi apa-apa. "tuan Tao, kekuatan itu tidak bisa lebih kuat darimu" Tao mendeathglare Jeno yang tersenyum manis -dia memakai topeng Tao -,- . "sial, aku masih punya dua lagi!" tiba-tiba cakar harimau itu menangkap Tao lalu menggigit Tao.

POW!

Tao berubah menjadi batangan kayu yang tertempel kertas putih bertuliskan 'Tao'. Tidak itu bukan Tao asli,Tao menukar tubuhnya dengan batangan kayu itu dengan kertas itu. Sekarang Tao masih berlari. Harimau setan itu menggaum marah dan mengejar Tao lebih cepat.

"hah..hah.. tinggal satu!" Tao sangat lelah sekarang, lebih dari setengah jam Tao terus berlari. Kakinya bukan terbuat dari besi yang bisa lari terus, kakinya terasa akan patah.

.

KRISTAO

.

Dunia Lain

Mark kembali lagi ke dunia lain mencari Kris. Berlari tergesa-gesa, ia harus cepat menemukan Kris sebelum terlambat!

"apa dia belum dimakan?" suara berat didengar Mark, itu suara Kris. Mark mendongak, diatas atap ada Kris yang duduk santai "Kris, tolong selamatkan Tao!" Mark memohon ke Kris supaya cepat menolong Tao.

Selembar kertas yang terbakar terbang mendekati Kris. Kertas terbakar habis sebelum sampai ditelapak tangan Kris yang terangkat untuk mengambilnya. Namun, sebelum kertas itu menjadi abu, ada suara Tao 'Kris, selamatkan aku!' Kris menatap abu kertas ditelapak tanganya dengan pandangan yang tak bisa diartikan.

.

KRISTAO

.

"i-ini terlalu tinggi" suara Tao bergetar. Kini ia memanjat pohon, ini adalah usaha terakhir karena sudah lelah bermain kejar-kejaran dengan harimau setan. Wajah Tao putih pucat, selain hantu dan gelap Tao juga takut ketinggian. Ia benar-benar ingin menangis sekarang.

"Tao, cepat naik!" teriak Jeno yang sudah ada disalah satu ranting pohon. Tao mendengar geraman harimau itu. Tao kaget, harimau itu memanjat cepat sekali. Tangan harimau itu mencengkram kuat kaki Tao. Tao menarik kakinya, mencoba melepaskan cengkraman kuat dikakinya, sepertinya akan meninggalkan memar biru.

"sepertinya kau berada dalam kesulitan, Tao" suara menyebalkan -menurut Tao- masuk indra pendengaran Tao. Tao dapat lihat Kris dengan yukata biru gelapnya berdiri diranting yang kuat. Angin malam menerbangkan anak rambut pirang Kris, ekor kuningnya bergerak mengikuti alunan angin.

"setelah aku mendengar bahwa kau berada dalam masalah, aku terbang tepat diatas sini..." Tao menunggu perkataan Kris selanjutnya.

"...untuk menontonmu dari atas sini" Kris duduk santai sambil melihat Tao kaget. Tao kira Kris kesini untuk menolongnya, ternyata dia salah. Harimau itu terus menari kaki Tao, dengan sisa tenaganya Tao menendang hingga cengraman itu lepas. Harimau itu berhasil jatuh,tapi harimau itu menangkap sebuah ranting dan bergelantungan disana.

"bagaimana? apa kau ingin aku menyelamatkanmu?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

-TBC-

ten review? i will continue this fanfiction!

so, keep review. More than ten? i will update quickly!

.

WOW~ ini ff terpanjang yang pernah Laxy buat, semoga kalian suka yaa! haha.. butuh waktu 4 hari untuk membuat ff ini jadi Laxy harap kalian membaca dan mereview ff ini, terimakasih ^^

.

.

#KEEPREVIEW