Don't be mad, Appa!
Author : vidyoung
Cast : Oh Sehun, Lu Han, Oh Sehan, and other EXO's members
Pairing : HUNHAN
Genre : Romance, Family, Marriage life, m-preg(?)
Rate : T
DLDR!
HAPPY READING!
Seorang namja kecil bersurai coklat tampak duduk di bangku dekat pintu masuk playgroup –sekolahnya-. Kakinya diayunkan bosan lengkap dengan pipi mengembung lucu.
"Kenapa lama cekali? Eomma kemana?" gumamnya.
"Sehan!" Mendengar seseorang memanggilnya, namja kecil bernama lengkap Oh Sehan itu segera menolehkan kepalanya kesana-kemari mencari seseorang itu. Dari kejauhan, tampak namja berkulit tan yang seumuran dengannya berlari menghampirinya. Setelah dekat, namja itu duduk disamping Sehan.
"Kenapa Sehan duduk sendilian disini? Teman-teman sudah pulang semua loh" ujar namja kecil berkulit tan yang ternyata adalah temannya, Kim Jongsoo.
"Eomma belum datang, jadi Sehan menunggu sendilian dicini. Jongsoo kenapa belum pulang juga?" Tanya Sehan sembari memiringkan kepalanya imut.
"Sebentar lagi Appa-ku jemput kok. Appa memang bilang menjemputku jam segini" Sehan hanya manggut-manggut mengerti.
TIN! Sebuah mobil berhenti didepan dua orang bocah kecil itu.
"Appa!" ujar Jongsoo riang. Kim Jongin –Appa Jongsoo- turun dari mobil dan menggendong putranya itu tinggi dan sontak saja membuat Jongsoo tertawa senang.
"Hai, jagoan Appa. Maaf ya membuatmu menunggu lama" Jongsoo hanya menggangguk lucu. Jongin mengalihkan perhatiannya ke arah namja kecil yang tengah duduk sambil memperhatikan mereka dalam diam. "Loh, Sehan? Kenapa masih belum pulang?"
"Sehan belum dijemput, Appa" Jongsoo yang menjawab pertanyaan Appa-nya.
"Memang eomma-mu dimana Sehan?" Tanya Jongin.
"Tidak tahu, ahjussi.. Appa juga sedang sibuk" jawab Sehan.
"Aigoo..Sehun masih saja jadi workaholic meski sudah punya putra sebesar ini. Bagaimana kalau Sehan ikut Ahjussi? Ahjussi akan mengantar sampai kerumah Sehan. Bagaimana?" Sehan menggeleng.
"Tidak apa-apa, ahjussi, Sehan tetap tung- EOMMA!" Sehan turun dari bangku dan berlari kearah Eomma nya yang baru turun dari mobil. Jongin dan Jongsoo ikut melihat kearah Sehan.
"Maafkan Eomma karena terlambat menjemputmu, sayang.. Sehannie tidak marah kan?" ujar Luhan –Eomma Sehan-.
"Tidak kok, Eomma~ Tadi Sehan belsama Jongsoo dan Jongin ahjussi" Luhan mengikuti arah pandang Sehan dan benar, ia melihat Jongin dan Jongsootak jauh dari tempatnya.
"Hai, Luhan hyung"
"Anyeong Lulu-ahjumma~"
"Eoh? Jongin-ah, Jongsoo-ya.. Terimakasih sudah menemani Sehan disini" ujar Luhan.
"Tidak juga, hyung. Bahkan Sehan baru saja menolak ajakan kami pulang. Kalau begitu, kami pulang dulu, Kyungsoo hyung sudah menunggu dirumah" pamit Jongin.
"Ne, titip salam untuk Kyungsoo dan hati-hati di jalan" Mobil Jongin sudah pergi beberapa menit yang lalu. Saat ini Luhan tengah memasangkan safety-belt Sehan bersiap untuk pulang.
Luhan baru saja menyiapkan makan malam, ketika Sehan turun dari kamarnya di lantai dua.
"Sehannie, ini Eomma membuatkan makanan kesukaanmu, habiskan ya"
"Yeay! Gomawo Eomma" riang Sehan. Luhan hanya mengangguk dan tersenyum lembut. "Eomma, Appa belum pulang?
"Appa-mu masih di kantor, sayang. Mungkin akan pulang terlambat lagi" mendengar itu, Sehan langsung cemberut.
"Besok kan hali minggu, kenapa Appa masih sibuk sih" Sehan melipat kedua tangannya didepan dadanya.
"Hey, dengarkan, Eomma. Appa bekerja seperti itu kan juga untuk Sehan. Coba kalau Appa tidak bekerja, apa Sehan bisa beli mainan baru seperti teman-teman Sehan yang lain, tidak kan?" Jelas Luhan lembut.
"Ne, Eomma.. Sehan minta maaf~"
"Sehan tidak salah kok. Nah sekarang cepat habiskan makanannya" Sehan kembali melanjutkan makannya yang tertunda.
Seorang namja tampan berperawakan tinggi baru saja masuk ke dalam rumahnya. Oh Sehun –namja itu- sepertinya baru saja pulang dari kantor.
"Sehuna, kau sudah pulang?" suara lembut menyapa indra pendengeran Sehun. Ia menoleh dan mendapati Luhan mendekat kearahnya.
"Ne, bagaimana Sehan hari ini?" Tanya Sehun sembari mengecup kening Luhan.
"Ya seperti biasa. Di sekolah ia belajar banyak. Tapi Sehuna,ia sangat merindukanmu. Kapan kau ada waktu untuk Sehan?"
"Maaf, sayang.. Kau tau sendiri aku benar-benar sibuk, ditambah ada proyek baru yang harus kuurus saat ini"
"Tapi besok kau libur kan?" Tanya Luhan sembari berjalan bersama Sehun kearah kamar mereka.
"Sebenarnya masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan"
"Jadi kau lebih memilih pekerjaanmu daripada kami?" Mendengar itu, Sehun mulai kelabakan.
"Bu-bukan begitu sayang. Eng.. baiklah aku akan dirumah besok, mungkin aku bisa mengerjakan pekerjaanku disini" ujar Sehun akhirnya.
"Benarkah? Terimakasih Sehuna!" Luhan memeluk erat Sehun dan tentu tidak akan disia-siakan oleh Sehun, baru saja ia akan mencium Luhan, Luhan melepaskan tangan Sehun dipinggangnya dan menjauh..
"Ish, tidak sekarang Sehuna. Sebaiknya kau mandi, badanmu bau tahu. Aku akan menghangatkan makanan untukmu" Setelah mengatakan itu, Luhan melangkah keluar kamar tanpa mempedulikan Sehun yang merengut. Ckckck.
"APPAAAA! ILEONAAAAA!" Pagi itu diawali oleh suara Sehan yang tengah membangunkan sang Appa yang masih bergelung nyaman dibalik selimut. Namja kecil itu melompat-lompat diatas tempat tidur berharap Appa-nya akan bangun.
"Aissh, Sehan, berhenti melompat-lompat" Karena merasa terganggu, mau tak mau Sehun membuka matanya dan mendapati putranya tengah menatapnya dengan mata berbinar. 'Mirip Luhan' pikirnya. Bodoh kau Oh Sehun, tentu saja mirip, Luhan kan ibunya.
"Appa! Ayo bangun! Sehan ingin sehalian main sama Appa"
"Oke-oke, Appa bangun. Dimana Eomma-mu?"
"Eomma sedang masak salapan di dapul. Appa sana mandi! Ppalli!" Sehan mendorong Sehun kearah kamar mandi.
"Ishh bocah ini. Anak siapa sih?" gumam Sehun. Itu anakmu tuan Oh -_-
Di meja makan.
"Wah, Sehannie~ Kau berhasil membangunkan Appa-mu ya?" ujar Luhan melihat Ayah dan ank itu turun dari lantai 2.
"Tentu saja. Sehan kan hebat! Eomma, mana hadiah Sehan" Rupanya Sehan masih ingat tentang hadiah yang dijanjikan Eomma-nya sebelum ia membangunkan sang Appa. Luhan mendekati anaknya dan CUP CUP! Luhan mengecup kedua pipi anaknya dan CUP! Yang membuat Sehun membulatkan matanya, Luhan juga mengecup bibir Sehan sayang.
"Ya! Apa-apaan itu! Aku bahkan belum mendapat morning kiss darimu, tapi kenapa bocah itu sudah dapat, Lu~" Uh-oh. Sehun mulai merengek. Dasar bayi besar. Luhan hanya terkekeh pelan. Sehun berjalan mendekat kearah Luhan dan Sehan, ia menutup mata Sehan dan CHU~ Sehun sukses mencium Luhan lembut.
"Appa! Kenapa mata Sehan ditutup sih?! Lepaskan tangan Appa!" Sehan mulai berontak. Buru-buru Luhan mendorong pelan Sehun untuk melepas ciumannya. Otomatis, tangan Sehun yang menutupi mata Sehan langsung terlepas.
"Sudah sudah, ayo semua makan^^"ucap Luhan akhirnya.
Sehun tengah berkutat dengan laptop di ruang kerjanya. Hari beranjak siang, dan ia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya. Tak jauh darinya ada Sehan yang tengah memainkan game di ponsel Sehun. Lama-lama, Sehan mulai bosan. Ia berjalan mendekati Appa-nya.
"Appa~ " Sehan menarik-narik ujung baju Sehun.
"Sebentar Sehan, Appa janji akan akan main bersama Sehan kalau pekerjaan Appa sudah selesai" ujar Sehun tanpa menoleh. Matanya masih terfokus di layar monitor. Sehan cemberut. Ia kembali duduk di sofa tak jauh dari Sehun. Kakinya berayun bosan.
"Ugh, Sehan haus~" segera ia turun dari sofa dan keluar dari ruangan itu menuju Eomma-nya untuk meminta susu. Tak lama, ia kembali ke ruangan Sehun sambil membawa segelas susu coklat favoritnya dengan berjalan perlahan, takut tumpah. Ia letakkan diatas meja didepan sofa setelah meminumnya sedikit. Matanya beralih pada kertas-kertas asing di meja. Ia baru saja akan mengambil kertas itu untuk dilihat ketika tanpa sengaja tangannya menyenggol gelas susunya dan sukses membasahi meja terlebih semua kertas yang ada disana.
Sehun merenggangkan otot tangannnya yang terasa kaku. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 14.00 atau jam 2 siang.
"Hanya tinggal memberikan berkas-berkas ke perusahaan sahabat untuk dirundingkan" gumamnya. Matanya menelusuri penjuru ruangan dan pandangannya berhenti pada anaknya, Sehan. Tidak, bukan Sehan. Tapatnya kearah meja dimana ia meletakkan berkas-berkas untuk besok. Matanya membulat kaget.
"Oh Sehan! Apa yang terjadi disini?!" kesal Sehun. Sehan menundukkan kepalanya takut.
"Mi-mian Appa.. Sehan tidak sengaja menumpahkan susu nya.."
"Kau tau apa yang kau lakukan?! Lihat! Tugas kantor Appa semua rusak! Dan itu artinya, Appa harus membuatnya lagi. Kenapa kau tidak bisa mengerti pekerjaan Appa, Sehan!"
"Ada apa ini ribut-ribut?" Luhan muncul di ruangan itu.
"Lihat apa yang dilakukan anakmu! Pekerjaanku semua berantakan!" marah Sehun.
"Dia juga anakmu, Oh Sehun! Bisa tidak kau bicara baik-baik? Tidak perlu berteriak! Kau membuat Sehan takut" Sehun kembali ke meja kerjanya, memijat batang hidung berharap stress nya hilang. Luhan segera membersihkan meja bekas tumpahan susu itu dan membawa Sehan pergi dari ruangan itu.
.
.
"Lu.." Sehun menghampiri Luhan yan tengah menonton TV diruang tengah. Luhan tak bergeming.
"Luhannie.." Sehun kembali memanggil, kali ini dengan memegang tangan Luhan.
"Lepaskan, Oh Sehun" ujar Luhan sembari berusaha melepas genggaman tangan Sehun yang entah kenapa semakin erat.
"Tidak akan, Lu, maafkan aku. Aku tidak seharusnya berteriak seperti itu. Aku benar-benar menyesal" Luhan memandang wajah Sehun. Benar saja, raut penuh penyesalan jelas terlihat disana.
"Eng oke. Tapi janji jangan berteriak seperti tadi? Apalagi didepan Sehan."
"Ya, aku janji . Kau bisa percaya itu." Melihat wajah sungguh-sungguh Sehun, Luhan jadi tak tega.
"Sekarang kau harus minta maaf pada tahu? Dia sudah hampir menangis tadi, tapi ia tahan. Dia bilang, 'Kata Appa, Laki-laki tidak boleh cengeng, Eomma. Sehan tidak mau Appa kecewa lagi gala-gala Sehan nangis' Dia bahkan takut jika kau tidak mau melihatnya lagi" Mendengar itu, Sehun semakin merasa bersalahkarena telah membentak putra semata wayangnya itu. Pasangan itu akhirnya memutuskan untuk menemui Sehan di kamarnya.
Di kamar Sehan.
"Sayang, kau tidak mau bertemu Appa-mu untuk minta maaf padanya?" Namja kecil itu menggelengkan kepalanya sedih.
"Aniyo Eomma.. Appa pasti membenci Sehan,walaupun Sehan sudah minta maaf. Nanti Appa malah(marah) sama Sehan lagi.."
"Eomma yakin tadi itu Appa-mu tidak bermaksud marah pada Sehan."
"Benalkah? Eomma tidak bohong? Tapi tadi Appa sangat malah(marah), Sehan jadi takut.." ujar Sehan. Sehun yang sejak tadi menunggu diluar kamar dan mendengar semua percakapan kecil itu akhirnya masuk kedalam dan itu sontak membuat Sehan kaget dan buru-buru menunduk takut.
"Sehannie, Appa minta maaf ne.. Appa tadi benar-benar diluar kendali" Luhan duduk disisi tempat tidur satunya sembari mengusap rambut Sehan. Perlahan Sehan mengangkat kepalanya dan memberanikan diri memandang Sehun.
"Appa..Appa tidak malah(marah) lagi?" mata Sehan sudah memerah menahan tangis. Astaga anak itu masih keras kepala untuk tidak menangis rupanya.
"Tentu tidak. Jadi Sehan mau memaafkan Appa?" Tanya Sehun lagi. Sehan mengangguk pelan.
"Terima kasih, sayang. Umm.. bagaimana kalau besok kita jalan-jalan ke Lotte World? Appa akan mengambil cuti dari pekerjaan Appa. Mata Sehan langsung berbinar senang.
"Jinjja, Appa? Yey! Libulan sama Appa dan Eomma!" pekik Sehan senang. Sehun dan Luhan yang melihatnya tersenyum senang.
"Sehuna, apa tidak apa kau mengambil cuti?" bisik Luhan pada Sehun.
"Tidak masalah, aku yakin Suho hyung bisa mengerti" ujar Sehun berbisik juga.
"Appa! Telimakasih!" ujar Sehan riang berhambur ke pelukan Sehun.
Terserah readers bakal dilanjut atau didelete.
