Battery : FULL 100%
Ochi: Hallo, aku kembali lagi dengan fic baru (yang ini serius).
Reader: Siapa loe? Gak kenal gw*
Ochi: Aku orang GJ yang buat Fic Gj. Kemarin habis genre ninja-ninjaan, trus lope-lopean, sekaran BL an… Tambah setres ya ni author. (Ting-tong benar sekali) ini rated T, n gak untuk Lemon lo-yaaaa…
Gak suka BL nyingkir aja. Tapi penggemar femNaru boleh nyobak… kalu suka, silahkan lanjut.
Tapi semua udah tahu IS gak?
Interseksual tepatnya. Kalau gak tau, Cari di google ya… kalau males searching, nanti ada penjelasannya kok. Tapi gak selengkap Mbah Google lah.
.
Naruto hanya milik Masashi Kisimoto-san dake.
Cerita ini hanya imajinasiku belaka,!...
kesamaan nama, alamat, dll, umumnya DISENGAJA.
.
Apapun Dirimu
.
Warning: OCC, OC, Bahasa kasar, Tipo, Mpreg, No Lemon (for ever), No Flaming (yang udah merasakanKimochi waruisilahkan menyingkir)
RnR
Dilarang mengcopy sebagian apalagi seluruh fic ini.
Suka, silahkan baca n Review. Benci, siahkan pergi (Gak pakek Flame).
Chapter 1 : Pilihan
*Siklus: Siklus menstruasi.
"Ck-ck-ck" suara dari pria kurus, berwajah standar, berambut kuning, dan berkulit tan yang saat ini menyesali kondisi ruang tengahnya. Atau mungkin kamarnya, karena apartemenya terlalu kecil. Hanya ada sebuah kamar ruang tengah dan dapur. Semuanya tampa sekat. Satu-satunya tempat yang memiliki sekat hanyalah kamar mandi.
"Teme brengsek!" katanya sambil tertatih-tatih menuju kamar mandi, lagi. Ia menurunkan celananya, dan melihat kondisinya dengan seksama.
"Kenapa belum keluar juga, dan kenapa sangat sakit?" laki-laki bernama lengkap Uzumaki Naruto ini harus berjalan dengan tertatih-tatih ketika bangun tadi pagi. Ia merasa kemaluanya sangat sakit dan berdenyut. Mungkin siklusnya akan segera terjadi.
Salahkan saja semua pada Baka Teme. Ia mengajak Naruto untuk minum-minum semalam suntuk.
Masih teringat kata-kata Sasuke tentang tunanganya tadi malam.
"Dia kabur. Dia mengatakan belum siap menikah. Dia masih ingin senang-senang. Tentu saja aku setuju denganya. Tapi aku lebih memiliki rasa tanggung jawab yang besar dibanding Sakura." Sasuke sekali lagi menenggak minumanya dengan kasar.
Memiliki kekasih kaya, cantik, dan baik. Belum tentu membuatmu bahagia. Itu adalah kata-kata yang tepat untuk Sasuke. Sesudah mengumumkan pertunangan antara kedua anak konglomerat di Jepang. Tidak ada kabar lagi mengenai kapan tepatnya pernikahan akan dilaksanakan. Keduanya teralu sibuk dengan urusan masing-masing. Dunia masing-masing. Kesenangan masing-masing. Dan lain-lain masing-masing.
Naruto hanya menatap kedua sahabatnya ini dengan haru. Bukan haru(musim semi) sesungguhnya. Lebih kearah perasaan sedih. Beberapa hari yang lalu. Sebelum Sakura melarikan diri dengan sahabatnya Sai. Kalian percaya? Sahabat Sakura adalah laki-laki muda seusia Naruto dan Sasuke. Dan itu sama sekali tidak masalah untuk mereka. Bahkan Sasuke.
"Kalau mereka terus-terusan memaksaku seperti ini. Jangan heran kalau aku akan pergi dari sini sebelum mereka sempat menanyakan tanggal pernikahan untuk kesekian kalinya!" Sakura membuang muka setelah menyatakan unek-uneknya pada Naruto.
"Tapi itu memang benar Sakura. Kau hanya perlu mengatakan tanggal. Dan seluruh persiapan akan terjadi sebelum kau mengatakan 'beres'." Tentu saja akan sangat mudah bagi mereka yang kaya raya, keluarga lengkap, dan sehat tanpa cacat apapun untuk ritual satu ini. Sedangkan bagi Naruto, ini adalah suatu yang mustahil baginya.
Tahu mengapa?
Naruto menderita kelainan sejak lahir. Ia adalah seorang IS. Atau lebih jelasnya Interseksual. Apa itu IS? Penjelasan secara gamblangnya, Naruto memiliki kelamin ganda. Sejak lahir ia sudah mimiliki dua organ. Kelamin laki-laki tapi tidak sempurna oleh karena hanya sebuah testis kecil dengan tengah-tengahnya terdapat sebuah bulatan lemas seukuran kelereng. Tapi dia juga memiliki vagina dan mungkin juga memiliki ovarium atau rahim. Kenapa ada kata 'mungkin?' karena Naruto sendiri tidak pernah memeriksakan keadaanya. Ia hanya tau kelainanya pada laporan pemeriksaan ketika ia lahir. Karena pemeriksaan hormone tetosteron dan esterogen cukup mahal. Ia mengurungkan niat untuk melakukanya. Naruto hanyalah seoarang pemuda miskin tanpa orang tua. Kedua orang tuanya meninggal ketika Naruto berusia 10 tahun.
"Naruto sayang, untuk hadiah ulang tahunmu kamu minta apa?" Kata Kushina dengan nada lembut saat orang tua naruto masih hidup.
"Aku ingin oprasi kelamin mama. Aku tidak mau harus ditanya macam-macam soal kelainanku saat peneriamaan siswa baru di SMPku yang baru nanti." Harus mererima pil pahit oleh karena pernyataan anak semata wayangnya. Naruto harus menerima perlakuan berbeda ketika akan mendaftarkan dirinya pada sebuah instansi umum oleh karena statusnya yang tidak jelas. Walaupun teman-temanya tidak mengetahui kelainannya. Tapi berbeda dengan pihak guru yang mengetahui kelainan Naruto sejak memasuki sekolah. Para guru bingung untuk memperlakukan anak ini dengan secara laki-laki atau perempuan. Tetapi memang sejak kecil orang tua Naruto membesarkanya dengan cara Laki-laki. Oleh karenanya, para guru hanya meneruskan cara ajar orang tua Naruto pada anak didik mereka itu.
"Baiklah, kalau begitu kamu ibu berikan ini." Kushina menyerahkan sebuah celengan besar berbentuk katak kepada Naruto.
"Celengan?" Naruto heran dengan apa yang Ibunya berikan padanya.
"Ya, kau harus menabung untuk mendapatkan apa yang kau inginkan. Ingat semua hal tidak ada yang bisa kau dapatkan secara instan. Kau harus berusaha. Setidaknya untuk apa yang menjadi tujuanmu kelak. Isilah celengan ini sampai penuh. Maka apa yang kau inginkan akan menjadi kenyataan." Kata Khushina mengakhiri kata-katanya.
Setelah itu, beberapa hari kemudian, musibah dasyat menimpa keluarga Uzumaki. Mobil yang dikendarai pasangan Uzumaki harus jatuh kejurang dan keduanya meninggal ditempat kejadian. Naruto mulai saat itu harus tinggal di yayasan panti asuhan milik keluarga Haruno. Dan di tempat itulah Naruto, Sakura, Sai, dan Sasuke saling mengenal satu sama lain. Sai dan Naruto adalah penghuni di panti asauhan itu. Sedangkan Sasuke adalah donatur tetap di yayasan. Orang tua Sakura dan Sasuke sering mengajak mereka datang ke panti asuhan untuk memperkenalkan kehidupan berbagi pada yang tidak mampu sejak kecil. Dan orang tua mereka tidak membatasi pertemanan anak-anaknya dengan penghuni panti asuhan dengan syarat dan ketentuan hanya sekedar hubungan pertemanan dan rasa iba untuk menolong sesama.
Dan hal itu berlaku juga untuk Naruto yang pernah tertarik pada Sakura. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia bukan siapa-siapa. Bahkan mungkin tidak dapat menikah. Sampai usia menginjak 17 tahun, Naruto sama sekali tidak mendapati kecondongan dirinya lebih menuju jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Ia belum pernah mimpi basah, maupun haid. Tapi tubuh jangkungnya mengarah pada fisik laki-laki. Walau termasuk dalam ukuran kecil, kurus, dan tidak memiliki buah dada. Dan pastinya ia menganggap dirinya laki-laki sempurna.
Saat berusia 18 tahun ia dipanggil pengadilan untuk mengesahkan jenis kelaminnya. Ia diberi kebebasan untuk memilih antara jenis kelamin yang ia kehendaki oleh karena tes kesehatan menyatakan bahwa hormone yang dimiliki Naruto seimbang dan tidak ada yang mendominasi. Dan pastinya itu sangat menyiksa Naruto karena dirinya selalu mengkonsumsi obat untuk meningkatkan tetosteronya sejak usia 13 tahun. Tapi belum samapi genap 1 tahun mengkonsumsinya, ia harus terhenti ditengah jalan oleh karena harga obat yang sangat mahal.
Maka Naruto pun memilih satatus laki-laki secara hukum, telah diketok palu dan dicetak dalam KTPnya.
Tapi rupanya pendapat Tuhan tidak memihak pendapat hakim. Beberapa hari kemudian Naruto harus menelelan kenyataan pahit, oleh karena salah satu oragan reproduksinya mulai berfungsi. Yaitu Ovariumnya. Ia mendapati dirinya haid seminggu setelah dirinya menjalani siding. Betapa terpukulnya hati Naruto ketika mendapati kenyataan dirinya adalah wanita disaat dirinya telah menyandang gelar laki-laki yang selama ini ia inginkan.
Seminggu penuh Naruto tidak keluar dari kamarnya. Bingung dengan kondisi yang ia alami. Ia merasa pusing, lemas, dan bahkan pernah pingsan di dapur ketika hendak memasak. Ia malu membeli benda yang disebut pembalut yang khas seorang wanita. Ia hanya menggunting kaos bekasnya dan dilipat kotak. Kemudian menempatkanya pada celana dalamnya. Mungkin itu adalah pertahanan dasar seorang manusia. Karena cara tersebut tiba-tiba terpikir tampa saran dari siapapun. Walau ia sendiri memahami hal tersebut kurang efektif karena masih sering kecolongan ketika mendapati ia sudah membasahi celananya levis miliknya dengan darah.
Seminggu itu pula teman-temanya khawatir tentang keberadaan Naruto yang sudah lepas dari panti asuhan dan hidup sendiri dengan bekerja paruh waktu. Sasuke dan Sakura masih bertemu Naruto di sekolah karena mereka berada di sekolah yang sama. Sekolah milik keluarga Uchiha. Tentu saja Naruto dapat sekolah di sana oleh karena sahabat-sahabatnya.
Sasuke, Sakura, dan Sai pun berkunjung ke tempat Naruto. Naruto sempat tidak bersedia menerima kunjungan mereka. Tapi Sasuke langsung saja menendang pintu apartemen Naruto ketika Naruto membuka sedikit pintu apartemen tanpa bersedia melepas rantai di pintunya.
Sahabat-sahabat berkumpul dihadapanya. Dan meminta penjelasan mengenai apa yang terjadi. Lalu tanpa pikir panjang, Naruto langsung menangis sesenggukan di depan sahabat-sahabatnya. Mungkin sudah terlalu lelah untuk bersembunyi. Atau karena factor Menstruasinya. Ia menceritakan segala permasalahanya tanpa ada rahasia sedikitpun pada mereka. Ia sama sekali tidak berfikir mengenai bagaimana hubungannya dengan mereka kelak. Ia percaya bahwa sahabatnya akan mampu menerima dirinya dengan apa adanya. Dan ternyata keyakinannya terbukti. Selesai menceritakan permasalahanya. Naruto langsung dijatuhi pelukan ketiga sahabatnya dengan serentak dan memberikan semangat kepadanya.
~Naruto POV~
Sakura memberikan hadiah berupa pembalut dan menunjukan bagaimana cara memasangnya di celana dalam. Ingat ia tidak mempraktekan cara memasangnya di sana. Hanya cara memasang di celana dalam. Itupun dengan banyak rasa malu dan tertekan. Aku menerima pengetahuan darinya dengan rasa syukur memiliki satu-satuya sahabat wanita yang sangat baik dan cantik. Di saat itulah rasa sayangku pada Sakura semakin besar dan semakin kandas di saat yang sama, oleh karena kesamaan gender yang kami miliki.
Tapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Sakura mengatakan siklus menstruasi terjadi setiap bulan. Tapi aku tidak mendapatkanya dibulan selanjutnya, dan bulan selanjutnya lagi. Senang, gembira, dan lega. Itu yang aku rasakan ketika mendapati tubuhku menjadi tidak jelas lagi setatusnya. Tidak apa-apa tidak jelas, yang penting bukan perempuan, pikirku. Tapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Karena sebulan kemudian siklus itu kembali datang dan menamparku untuk kedua kali.
Tidak seperti wanita normal, aku mengalaminya 3-4 bulan sekali, dan terjadi selama 6 hari. Tapi dengan pendarahan hebat dan rasa sakit yang amat menyiksa di hari pertama dan kedua.
Bulan-bulan selanjutnya bukan Sakura yang menemaniku di saat aku harus koleps menjalani hari pertama dan kedua siklusku. Tetapi Sasuke. Ya Sasuke. Aku sangat malu padanya. Dan berhutang budi sangat-sangat besar pada sahabatku itu. Ia selalu menyempatkan diri sepulang kerja untuk ketempatku ketika aku absen dengan alasan sakit 4 bulananku. Mengompresku ketika demam, menuntunku menuju kamar mandi, tapi sama sekali aku tidak ingin menunjukan kelemahanku padanya. Itu adalah pantangan. Ia boleh merawatku, tapi di saat yang sama aku tidak ingin ia melihat sisi kewanitaanku padanya.
Dan mungkin atas dasar itulah hubungan persahabatan kami sedikit mengendur. Sasuke lebih sering bersamaku, dan Sakura lebih sering bersama Sai. Mungkin hal tersebut juga karena kantor yang berbeda. Saat ini aku bekerja di perusahaan milik Sasuke dan menjadi salah satu akuntan dalam perusahaan besarnya. Sedangkan Sai menjadi sekertaris Sakura di perusahaannya. Oleh karena itu aku jarang bertemu denganya. Tapi lain dengan Sasuke yang merupakan keksaih Sakura, pastinya mereka akan lebih sering bertemu dibanding dengan apa yang aku lakukan.
~End Pov Naruto~
Dilarang Copy Fic Ini
Kembali ke Naruto yang masih mendekam di kamar mandi.
Tadi pagi ia masih heran denngan rasa sakit yang pada bagian bawahnya. Saat berdiri ia merasakan ada yang mengalir dari dalam vaginanya. Cepat-cepat ia berlari meuju kamar mandi. Ia takut hari ini adalah siklusya. Tapi sakit pada siklusnya seharusnya hanya pada bagian bawah perut tempat rahim berada. Tetapi pagi ini Naruto merasakan sakit pada vaginanya. Perih dan sakit, tapi juga hangat di saat yang sama. Saat di kamar mandi, dan berjongkok untuk melihat apa yang terjadi. Bukan hanya darah yang mengalair di selangkanganya, melainkan sebuah cairan putih susu tapi kental keluar dari dalam vagina, yang sedikit bercampur dengan darah sehingga berwarna merah muda. Ia tidak mau berfikir macam-macam, mungkin ini hanya tanda-tanda awal siklusnya. Darah putih yang biasanya ada sebelum siklusnya terjadi. Maka hari ini Naruto menelfon Sasuke dan menatakan hari ini ia tidak masuk kantor karena siklusnya. Syukurlah Naruto selalu melembur sebelum siklusnya terjadi sehingga tugas-tugas kantor tidak terlalu menumpuk setelah dua hari ia absen.
"Moshi-moshi"
("Ya, ada apa Naruto?") Suara Sasuke dalam telfon.
"Kenapa Teme? Kenapa suaramu terdengar lebih aneh dari biasanya?" Naruto merasakan nada bicara Sasuke berbeda dari biasanya.
("Tidak ada apa-apa. Hanya sedikit masalah dibagian pemasaran. Ada apa kau menelfon Dobe?")
"Aku absen 4 bulanan hari ini. Titip salam buat Kurenai-san." Kurenai adalah atasan Naruto yang juga mengurusi masalah absen pegawai.
("Baiklah Dobe. Akan aku sampaikan. Tapi apa kau tidak apa-apa?") Sasuke dengan nada yang lagi-lagi berbeda.
"Apannya yang tidak apa-apa, kau memaksaku minum. Dan kau tahu aku tidak bisa minum." Begitulah, Naruto sama sekali tidak tahan dengan alkohol. Sedikit saja ia menenggaknya, dia tidak akan sadar kejadian selanjutnya.
("Aku perlu kesana sekarang?") Kata Sasuke datar.
"Tidak, tidak perlu. Aku masih baik-baik saja. Aku masih belum mencapai siklus terberatku. Mungkin ini akan baik-baik saja. Kau urusi saja masalahmu. Aku tidak mau kembali kekantor yang ada tulisan 'disita' di pintu masuknya." Naruto mencoba mengalihkan perhatiannya. Sungguh beruntung Sakura mendapatkan seorang seperti Teme di masa depanya. Pikir Naruto.
("Baiklah, aku tidak bisa ke tempatmu nanti. Jadi kau lebih baik menyiapkan makanan dan minuman di meja dekat temapat tidurmu sebelum kau istirahat. Letakan ponselmu di dekatmu. Bila ada apa-apa kau bisa menghubungiku.") lagi-lagi dengan nada cemas.
"Ya-ya…. Baka Teme sangat perhatian padaku. aku akan melakukanya sendiri mulai saat ini. Sukur-sukur membisakan diri sebelum kau dan Sakura menikah nanti. Ya sudah, Arigatou Gozaimasu Uchiha Sama."Lalu ia menutup telfonnya.
Naruto memandang kearah sebuah lemari besar yang menjadi penyimpanan harta karun miliknya. Ia membuka lemari tersebut. Terdapat setengah lusin celengan di dalamnya. Mulai dari celengan kodok pertama yang diberikan ibunya, sapai celengan rubah yang paling besar. Berikut adalah daftar celengan yang sudah ia anggap peliharaanya sendiri itu.
Si Opra Kodok : celengan Kodok besar untuk 'biaya oprasi kelamin. Target 500 juta.'
Si Ayam goreng : Celengan Ayam besar untuk 'biaya pokok ketika pensiun di hari tua.'
Si Ular Manda : Celengan ular besar untuk 'biaya buka usaha masa depan'.
Si lintah Kyusu : Celengan lintah besar untuk biaya liburan ke Bali di masa depan.
Si Lebah dadakan : Celengan lebah yang kepalanya bisa di buka. 'Uangnya bisa diambil sewaktu-waktu ketika ada keperluan mendadak.'
Si Hiu Kisame : Celengan Hiu untuk 'membeli rumah masa depan'.
Demikian daftar nama-nama dan tujuan dari celngan yang di tulis rapi ditubuh tiap celengan dengan menggunakan kertas stiker. Ambisinya mengoleksi celengan didasari pada kata-kata ibunya tentang celengan dapat mewujutkan apa yang ia harapkan. Sampai saat ini Naruto tidak pernah menyimpan uangnya dalam Bank. Ia selalu mengambil uang-uangnya ketika menerima gaji, menyimpan sebagian besar kecelenganya, dan beberapa ia simpan sendiri sebagai keperluan sendiri. Tentunya kebiasaan ini di ketahui oleh seluruh teman-temanya. Dan mereka hanya tertawa dengan tingkah aneh Naruto.
"Kenapa kalian menatapku dengan tatapan lapar. Kalian tahu aku belum gajian. Kurang beberapa hari lagi. Aku akan mengisi perut kalian semua dengan uangku. Kalian puas!" katanya pada celengan-celenganya.
Tapi ada satu lagi yang tersembunyi di dalam lemari pakaian Naruto. Sebuah celengan lagi. Yang tidak peranah diisi oleh Naruto, tapi masih tersimpan rapi dalam lemari paling tersembunyi. Dengan bentuk rubah dan nama Kurama in Love. Tujuan yang selama ini ia harapkan akan terjadi padanya, walau itu mustahil. Adalah celengan untuk biaya pernikahan.
Dilarang Copy Fic Ini
Keesokan harinya.
Naruto sedang membersihkan apartemenya ketika sebuah ketukan pintu terdengar.
"Teme? Ada apa kau pagi-pagi ke sini?" kata Naruto setelah membukakan pintu.
"Kau benar-benar tidak apa-apa? Ini kasus langka." Kata Sasuke sambil nyelonong menuju ruang tengah.
"Lalu kau berharap aku kenapa-kenapa. Bilang saja kau mau makan gratis. Tunggulah di sini. Aku membuat sup tomat kesukaanmu." Naruto segera melesat menuju dapur.
"Kau benar-benar dalam siklusmu kan? Kenapa kau masih bisa berdiri tegak?" Sasuke mengambil Koran di hadapanya dan mulai membaca.
"Ehm, entahlah… mungkin ada kemajuan. Aku sama sekali tidak merasa sakit. Jadi kau tidak perlu khawatir lagi padaku Teme. Kau fokus saja pada pernikahanmu. Dan kau harus segera membawa Sakura pulang." Naruto mengenakan pelindung tangan dan membawa sup panas dalam panci untuk meletakanya di atas meja di depan Sasuke.
Ia berbohong pada Sasuke. Ia belum mencapai siklusnya. Ternyata apa yang ia rasakan kemarin sama sekali bukan tanda-tanda datangnya siklus. Tapi ia merasa berbohong saat ini akan membuat semuanya lebih baik. Sasuke mungkin tidak akan terlalu kawatir padanya apabila ia terlihat baik-baik saja bahkan ketika ia mencapai siklus 4 bulanannya. Dan bisa lebih fokus pada pernikahanya.
"Terlihat enak." Katanya menutup Koran.
"Makanlah yang banyak." Naruto menyodorkan nasi pada Sasuke.
"Kenapa sup tomat? Aku tidak pernah tahu kau menyukainya?" kata Sasuke.
"Em,aku mendengar suara klakson sebuah truk dan teringat suara perut laparmu." Naruto sambil memakan-makananya.
"Kau mungkin baru sadar bahwa tomat itu sangat enak." Sasuke mulai menyentuh makanannya. "Itadakimasu"
"Mungkin iya." Sekali lagi Naruto mengambil sup tomat dalam panci dan memakanya dengan lahap.
Dilarang Copy Fic Ini
Satu bulan berlalu tanpa peritiwa yang berarti. Disaat para orang tua Sasuke dan Sakura terus menelfon Sasuke di kantor dan menanyakan tentang pernikahanya. Bukan hanya itu, pers mulai bertanya-tanya tentang keberadaan Sakura yang entah dimana. Orang tua Sakura pun tidak tahu dimana anaknya sekarang. Sasuke hanya mampu menjawab bahwa Sakura sedang berlibur sebelum mengakhiri masa lajangnya dan menjadi nyonya Uchiha. Tapi sudah hampir sebulan Sakura pergi tanpa kabar dimana dan sedang apa dia sekarang.
Sasuke pun rupanya lebih sibuk dengan urusan kantor dan tidak sempat menanyakan keberadaan kekasihnya. Dia hanya ingin urusan dalam kantor beres sebelum Sakura datang dan merencanakan tanggal pernikahan. Bahkan kalau Sakura datang hari ini, Sasuke bersedia langsung menikahinya saat itu juga. Tapi setelah itu ia akan langsung berangkat ke kantor melanjutkan pekerjaanya.
Jadi apa sebenarnya arti pernikahan sendiri bagi Uchiha Sasuke?
Bukan Sasuke saja yang pusing saat ini. Naruto pun mengalami hal yang sama. Tetapi dalam konteks yang lain. Naruto bagun dengan keadaan pusing menyerang. Ia tidak berani bangun dari tidurnya untuk sesaat. Ia meluruskan badanya dan menenangkan sayarafnya. Sedikit menenangkan tapi malah membuatnya mual. Ia segera berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Sudah seminggu ini Naruto mengalami hal seperti ini. Ia berfikir ini adalah dampak dirinya yang belum menginjak siklus bahkan sampai 5 bulan lamanya. Tapi juga senang dengan kondisinya yang tidak menyerupai wanita yang mengalami siklus menstruasi. Yang paling ia sayangkan adalah rutinitas pagi harinya harus terganggu acara muntah-muntah tidak jelas.
Dilarang Copy Fic Ini
"Uchiha-sama. Apa anda sudah makan?" Kata Naruto saat istirahat makan siang di kantor milik Uchiha.
"Sebentar Dobe. Kurang sedikit lagi. Kau pergilah dulu, jangan menungguku." Sasuke berkata sambil tetap fokus pada komputernya. Rupanya usaha Naruto untuk lebih sopan dalam kantor tidak di gubris oleh sang Uchiha.
"Tidak apa-apa Teme, aku akan menunggumu sampai selesai, dan kita bisa makan bersama." Naruto menghempaskan diri menuju kursi empuk tempat penerimaan tamu di dalam ruang direktur yang elegan milik Sasuke.
"Sudah aku bilang kau bisa—" Sasuke mendongak kearah Naruto dan langsung menghentikan kalimatnya. "Dobe, apa kau sudah sarapan tadi pagi." Sasuke bertanya pada Naruto. Sasuke merasa bersalah karena melihat kondisi sahabatnya yang pucat dan terlihat lebih kurus. Beberapa hari ini Sasuke sama sekali tidak memikirkan apa-apa selain pekerjaannya. Bahkan untuk memikirkan Naruto, Sakura saja sama sekali tidak ia hubungi.
"Kau tahu, aku tidak suka sarapan. Aku hanya sarapan bila aku tidak makan malam." Naruto mempernyaman posisi duduknya diatas sofa yang ia duduki, dan mulai menyandarkan punggungnya dengan nyaman. Akhir-akir ini ia merasa lebih mudah lelah dan jenuh dengan rutinitasnya dibading hari-hari sebelumnya. Duduk di sofa empuk dikantor presedir dengan AC sejuk dan wangi khas Sasuke memang sunguh paling nikmat, nyaman dan menenangkan. Itulah yang terpikir oleh Naruto ketika mual pagi harinya langsung hilang ketika mencium harum parfum Sasuke ketika berpapasan di kantor. Beberapa hari ini bahkan Naruto membeli celengan baru. Ia bermiat akan menabung demi membeli parfum milik sahabatnya itu. Walau harus menunggu sampai 3 bulan gajinya untuk dapat membeli parfum yang di kenakan bosnya itu.
"Ayo pergi. kita makan." Sasuke menutup laptopnya dan berdiri dari kursinya.
"Hah, kau merusak kesenanganku saja. Soafamu bahkan lebih empuk di banding kasurku. Nanti saja makanya. Aku mau istirahat di sini saja." Naruto menyandarkan punggungnya yang kaku di sofa dan akan memejamkan matanya ketika ada sebuah tangan yang menarik lenganya.
"Kita pergi makan. Setelah itu kau boleh ke sini lagi untuk istirahat." Sasuke menggeret Naruto dengan paksa.
"Hey tadikan kau sendiri yang bilang sibuk. Sekarang giliran aku yang kehilangan nafsu makan dan ingin istirahat, kau memaksaku makan. Uchiha-teme-sama, lepaskan aku!" Naruto merengek di tengah perjalanan menuju kantin. Sasuke tidak menggubris apa yang dikatakan sahabatnya, masih dalam posisi mencengkeram lengan Naruto untuk memaksanya ikut menuju kantin.
" Katakan! apa yang ingin kau makan." Sasuke menujukan tatapan ganasnya pada Naruto. dan hanya di tanggapi Naruto dengan tatapan malas.
"Aku akan makan apa saja yang kau pesan. Terserah padamu." Naruto benar-benar kehilangan nafsu makannya saat ini hanya mengikuti selera Sasuke untuk makanannya siang ini.
"Ramen." Sasuke akan berbalik dan akan memesan dua ramen sebelum Naruto membuka mulut lagi.
"Tidak, aku tidak mau ramen. Aku tidak menyukai aroma ramen akhir-akhir ini. Yang lain saja."
"Ayam goreng?" Sasuke bertanya lagi.
"Tidak, aku suka yang berkuah." Naruto membuang muka. Lama-lama Sasuke geram juga dengan Naruto. Dia sendiri yang menyuruhnya memilih. Tapi dia sendiri yang tidak suka dengan pilihannya.
"Lalu kau mau apa Dobe?" Sasuke geram.
"Terserah kau saja Teme." Sasuke meletakan tanganya di kening. Ada apa dengan Dobenya yang tiba-tiba menjadi sangat menjengkelkan. Sasuke menghembuskan nafas berat dan memulainya lagi.
"Baiklah, Aku pesan sup tomat. Kau mau makan atau tidak terserah." Sasuke hendak memesan sebelum Naruto kembali berbicara.
"Ok, aku ikut. Sup tomat enak kok." Naruto berkata riang. sepertinya tidak memperhatikan ekspresi Sasuke yang saat ini cukup marah dengannya.
Saat ini Sasuke dan Naruto telah duduk berhadap-hadapan untuk menikmati makanan mereka.
"Itadakimasu" Sasuke telah siap memakan makanannya ketika ia melihat Naruto yang tidak memegang sumpitnya sama sekali dan malah menatap makanan yang akan disantap oleh Sasuke.
"Sekarang apa lagi Dobe?" Tanya Sasuke menunda untuk memakan makananya.
"Punyamu terlihat lebih enak Teme. Lihat! kuahnya lebih banyak!" Sambil menunjuk makanan milik Sasuke. Oh My God. Apa yang terjadi pada Dobenya. Pikir sasuke.
"Ini sama saja Dobe. Coba perhatikan, dagingmu lebih banyak." Giliran Sasuke menunjuk makanan milik Naruto.
"Pasti pemilik kantin membuatkanmu sepesial Teme. Kau kan direktur. Hidung musangku mencium aroma makananmu lebih enak dari makananku." Kata Naruto tidak mau kalah.
"Baiklah baka-baka Dobe. Kesinikan makananmu. Akan aku berikan makananku."
Sasuke hanya bisa bertampang pasrah hari ini. Kelakuan Dobenya yang tiba-tiba aneh dan terkesan sungguh konyol membuatnya heran. Tapi ia senang ketika mendapati nafsu makan Naruto yang luar biasa saat memakan makanan miliknya. Apa benar makanan miliknya lebih istimewa. Padahal kedua makanan tersebut secara langsung dipesan oleh Sasuke. Seharusnya kedua-duanya memiliki rasa yang sama. Sasuke merasa konyol untuk percaya pada omongan Naruto yang merasa miliknya lebih istimewa.
TBC
Battery : LOW BATTERY 5%
Bagaimana? Mau lanjut apa gak? Kalau mau silahkan review ya. Semakin banyak Review, semakin cepat Battery terisi penuh. Battery penuh, nulis ngebut, update cepet. Berapa hari? 1 Hari? 2 Hari? 1 Minggu? 1 Bulan? 1 Tahun? Tergantung Review kalian. Want to challenge me?
Thanks for read…
