Broken-Winged Angel

A Chanbaek Fanfiction

BoysLove. YAOI. MPreg. Shounen-ai.

Rate : M

Main Cast : Byun Baekhyun x Park Chanyeol

The Other Casts : OC. Go find yourself!

— — —

Pagi menyongsong sesaat setelah bulan hampir melimpahkan tugasnya dengan sang mentari. Tapi bahkan saat itu bulan belum sepenuhnya pergi ketika mata indah itu terbuka pelan. Matanya melirik pelan pada jam yang menggantung rendah di ruangan yang menjadi tempatnya tidur ini. Sipitnya mengerjap beberapa kali untuk memperjelas pandangannya yang masih buram.

Tak cukup dengan itu, ia menyempatkan diri untuk menguap kecil saat matanya menangkap jarum pendek pada angka 5. Masih terlalu dini untuk melakukan aktivitas normal, tapi merupakan waktu yang tepat untuknya melakukan aktivitasnya yang baru.

Dikatakannya baru karena statusnya yang memang baru saja berubah saat dia menerima lamaran dari seorang pria yang sangat disayanginya. Park Chanyeol namanya. Pria itu membuatnya melahirkan seorang laki-laki mungil yang kini telah berusia 5tahun.

Oh tidak, bukannya ia tak suka dengan kenyataan itu, hanya saja Baekhyun kesal dengan kenyataan bahwa kini pria itu juga telah menumbuhkan satu benih lagi dalam rahimnya. Bukan juga karena ia tak mau memiliki anak lagi, tapi anaknya yang pertama masih terlalu kecil untuk memiliki seorang adik.

Anak itu sedang aktif-aktifnya dan mudah merengek jika ia tinggalkan. Mengingat hal itu membuat Baekhyun seketika menjadi mual. Sebenarnya rasa mual itu jugalah yang membuatnya terbangun pagi ini.

Baekhyun bangkit dari rebahannya dan melangkah cepat menuju kamar mandi.

Morning sicknessnya kali ini lebih parah daripada kehamilannya yang pertama dulu. Mualnya tidak akan hilang jika semua yang ada di lambungnya belum terkeluarkan. Tak sampai disitu, kepalanya juga akan terasa pusing dan membuatnya lemas bukan main.

Suara muntahan Baekhyun menggema hingga keluar ruangan yang diisinya. Hal itu membangunkan Chanyeol yang langsung dengan gesit berlari ke arah dimana suaminya berada.

"Sayang..." Chanyeol masuk dengan tergopoh. Tangannya bergerak lembut untuk mengurut tengkuk suami mungilnya yang ternyata belum selesai dengan muntahnya.

"Sudah, Chan…" Setelah merasa cukup, Baekhyun melirih dan segera membasuh mulutnya di wastafel.

Chanyeol tanpa kata langsung menggantikan kegiatan itu dengan tangannya. Setelah bersih, pria itu merangkul bahu yang lebih mungil.

"Pusing~" Lagi-lagi Baekhyun berucap lirih dengan sedikit rengekan di akhir. Tangannya terangkat untuk melingkar di punggung suaminya dan meringkuk nyaman disana.

Chanyeol mengusap rambut suami kecilnya dengan lembut. Rambut indah itu kini lepek karena kesayangannya telah berkeringat banyak. Dia jadi tidak tega untuk meninggalkan Baekhyun pergi bekerja.

"Kugendong, hm?" Bisiknya di telinga Baekhyun yang segera ditanggapi dengan anggukan pelan.

Chanyeol menggendong lelaki mungil itu menuju ranjang. Dibaringkannya tubuh ringan itu di tengah ranjang, lalu selimut ia tarik untuk menutupi seluruh tubuh hingga leher.

"Tidurlah lagi." Chanyeol duduk di pinggir kasur dan mengelus rambutnya dengan gerakan yang membuatnya mengantuk. Tubuhnya juga lemas dengan kepala yang berat.

Baekhyun hanya mengangguk menanggapinya.

Matanya sudah terpejam saat ia berkata, "Aku akan tidur beberapa menit lagi. Bangunkan aku setengah jam dari sekarang."

Chanyeol menghela nafas mendengarnya. "Tidak, sayang. Kau boleh tidur sampai siang. Aku tahu kau kelelahan karena kemarin Jiwon terus rewel sampai malam."

Yang diajak bicara membuka matanya lagi. "Tapi hari ini Jiwon sudah kembali masuk sekolah, Chanyeol. Aku ingin membuatkan sarapan dan bekal untuknya." Baekhyun menatap sayu pada suaminya. Ada gurat kelelahan pada wajahnya.

Tapi Baekhyun tahu bahwa suaminya bahkan lebih kelelahan karena seharian bekerja dan baru pulang saat malam menjelang, ditambah lagi terkadang ia harus lembur untuk beberapa jam setelahnya.

"Aku akan menyiapkan semuanya. Kau tidak perlu khawatir. Hanya istirahatlah, oke?" Ucapnya dengan senyum meneduhkan.

Baekhyun hanya menghela nafas mendengarnya. Ia sudah tidak punya tenaga untuk berdebat jadi yang bisa dilakukannya hanya mengangguk patuh. Kemudian kedua matanya ia pejamkan bersiap untuk melanjutkan istirahatnya.

Setelah menunggu beberapa saat, Baekhyun dapat mendengar suara pintu tertutup. Tangannya langsung meraih ponsel miliknya dan diam-diam memasang alarm.

[***]

Alarm yang dipasangnya beberapa menit lalu benar membangunkannya. Ya, secara paksa. Baekhyun merasa bahwa ia baru saja bermimpi, tapi alarm sialan itu mengejutkanya!

Siapa juga yang menyuruhmu memasang alarm, huh?

Setelah menggerutu pelan, dia mendudukkan tubuhnya dan menurunkan kedua kakinya lewat samping kanan kasur. Mulutnya berdesis saat kepalanya masih saja berdenyut ngilu. Baekhyun tak memperdulikannya dan segera beranjak menuju kamar mandi. Tujuannya adalah untuk menyiapkan air hangat untuk suaminya.

Selesai dengan itu, lelaki hamil itu berjalan keluar untuk memanggil Chanyeol. Saat sampai, matanya menangkap sosok tinggi itu tengah berkutat dengan dapur. Tapi setelah mendekat, Baekhyun dapat menangkap raut gelisah dan bingung di paras tampan itu.

Ia terkikik lucu hingga sang suami menyadari kehadirannya dan menyengir pelan.

"Hehe, aku baru ingat jika aku tidak bisa masak, Baek." Chanyeol menyengir bodoh dan melangkah mendekati Baekhyun.

Lihatlah, bahkan pria itu sepertinya lupa jika tadi ia berkata akan mengerjakan semuanya. Jadi apa saja yang telah suaminya itu kerjakan sedari tadi? Baekhyun juga dapat melihat jika anaknya belum terbangun dari tidur lelapnya.

Baekhyun mendecih main-main lalu mencebikkan bibirnya kesal. "Tentu saja tidak bisa. Bisamu kan hanya menyemburkan sperma dalam rahimku!"

"Eh? Apa aku tidak salah dengar?"

"Apa?!"

"Kau terdengar seperti memancingku untuk mengisi lubangmu sekarang juga, sayang~"

"Apa sih! Mandi saja sana, dan menyingkir dari hadapanku!" Balasnya galak.

"Hm? Jadi kau ingin kita melakukannya selagi aku mandi?"

"Chanyeol!"

"Apa, sayangku~"

"Kubilang minggir!"

"Jadi aku harus minggir kemana, sayangku? Dapur atau kamar mandi, hm? Bukankah kita belum pernah melakukannya di kedua tempat itu?" Chanyeol mengenyitkan dahinya serius.

"Terserah!"

"Oh oke. Jadi intinya kau ingin aku mandi sebelum kita melakukannya di dapur, begitu? Baiklah."

Baekhyun sudah bersiap untuk melempar sandal ruangan yang dipakainya tapi suaminya itu sudah berlari pergi meninggalkannya yang mendengus kesal.

"Apa-apaan Park sialan itu! Bisa-bisanya dia berkata hal yang menjijikan seperti tadi—"

"—membuatku ingin saja!"

"Hihihi." Kikiknya pelan sambil menangkup belah pipi tembamnya yang memerah.

[The End of Chapter]