EPINEPHRINE
•
•
•
Pair:
Namjoon x Seokjin
Genre:
Bromance w/ Lil' bit comedy(?)
Rate:
Mature
=
Ini adalah buah hasil dari pemikiran saya selalama melihat foto, video, serta mendengar suara Namjoon.
hE iS s0 FucKin' SEXy.
=
•
•
•
Seokjin ridak terkontrol.
Dia benar-benar berpikir bahwa ada yang salah pada fisiknya. Darahnya seperti mendidih, naik ke kepala, membuatnya pusing hingga lemas.
Apa aku salah makan? Pikirnya.
Seokjin menggeleng mantap.
Tidak. Tidak ada salah makan.
Lalu apa?
Apa aku salah minum obat? Seokjin mencoba mengingat apa yang sudah dikonsumsinya.
Lagi-lagi dia menggeleng.
Dia ingat sudah seminggu lebih tak minum obat apapun.
Lalu, kenapa dia begini?
Seokjin kembali mencoba mengingat sesuatu.
Ya, akhir-akhir ini dia merasa tubuhnya lebih panas dari biasanya. Bukan panas demam, tapi panas dalam(?)
Maksudnya, suhu darahnya mungkin…
Seokjin mengacak rambutnya frustasi. Hari ini adalah hari libur Bangtan. Maknae line pergi keluar bersama Hoseok dan manajer hyung. Sedangkan Yoongi dan Namjoon, sedang sibuk di studio mereka masing-masing. Eh- ngomong-ngomong soal Namjoon, Seokjin jadi merinding. Memang sejak beberapa hari lalu mereka sempat menghabiskan waktu bersama saat berada di Filipina, Seokjin merasa ada sedikit hal aneh yang terjadi padanya.
Biasanya, Namjoon tidak akan terlalu sering flirting padanya ketika mereka sedang tidak didepan kamera. Tapi hari itu, entah ada yang salah atau tidak dengan hormonnya, Namjoon terus menggoda Seokjin. Mengatakan kalimat-kalimat menjijikan seperti 'Hyung, jika biasanya Hoseok yang jadi matahari, hari ini kau bahkan jauh lebih bersinar dari matahari sungguhan'. Siapapun, tolong sumpal mulut sialan Kim Namjoon.
Terlepas dari itu, hari itu, untuk pertama kalinya, Seokjin merasa gerah berada didekat Namjoon. Telinganya gatal, dan entah ada senasi sesak dan perih di balik selangkangannya ketika Namjoon berbisik 'Hyung' tepat didepan telinganya.
Saat sensasi itu datang, reflek, kedua kakinya merapat. Seperti enak tapi perih.
"Sialan!" hanya dengan mengingat keanehan itu saja sekarang Seokjin bisa merasakan perih dan sesak dibawah sana.
"Aishh jinjja" Seokjin mengigit bibirnya sambil menahan sesuatu untuk keluar dari mulutnya. Kakinya makin merapat satu sama lain sampai-sampai ia menyilangkannya. Wajah serta telinganya memerah.
Satu detik
Dua detik
Tiga det-
"Aaahh"
Mata Seokjin membulat sempurna dan tangannya langsung menutup mulut sialannya. Panas. Dia benar-benar panas.
Seokjin segera beranjak dari duduknya dan berlari menuju dapur. Membuka kulkas dengan kasar dan mengambil sebotol air dingin, menegukknya kasar hingga tersedak.
"Hyung?"
Brengsek! Umpat Seokjin dalam hati. Kim Namjoon datang.
Seokjin dapat merasakan Namjoon berjalan mendekat kearahnya. Dengan sigap, Seokjin langsung berbalik menghadap Namjoon.
"Apa?! Apa?!" Namjoon bingung. Kenapa Seokjin jadi galak begini?
Namjoon menggeleng canggung.
"Kalau minum pelan-pelan hyung" Sialan Kim Namjoon Sialan!. Tangannya melayang tepat didepan wajah Seokjin. Telapak tangannya mengelap sisa air yang masih menetes di dagu Seokjin.
Seokjin menutup rapat kedua matanya. Demi Tuhan dia semakin sesak dibawah sana.
Namjoon masih mengelap sisa air di dagu Seokjin. Gerakannya pelan, sangat pelan. Entah dia sengaja atau apa.
"Cha.. Mmm Hyung.."
Seokjin membuka kedua matanya. Brengsek, mata Namjoon sangat indah.
"Aku lapar hyung… Bisa tolong kau memasakkan ramen? Aku mau mandi sebentar" Namjoon menatap Seokjin tepat dimanik matanya. Tiba-tiba, kaki Seokjin menyilang. Menjepit sesuatu dibawah sana.
"Hyung, kenapa?" Namjoon tampak khawatir saat ia melihat tubuh Seokjin sedikit bergetar. Wajah Seokjin terlihat seperti menahan sesuatu….
Grep
Persetan dengan harga diri dan kebingungannya, Seokjin tidak tahan. Dia segera menarik leher Namjoon hingga dia bisa meraup bibir tebal itu.
Namjoon kaget. Secara reflek, dia melepas tautan bibir mereka dan menatap Seokjin keheranan.
"Hyung? Kau-"
"Sentuh aku Namjoon"
•
•
•
chaeji, 2017.
