[[FF YunJae] YAOI| M| MPreg| Track 1 | "O. Jung. Ban. Hap"]

Author: RedBalloons5

Main Cast: Yunjae, Yoosu, slight Hosu.

+Heechul, Inhwan & Other cast.

Gendre: Angst, Romance

Rate: -M

Leght: Track 1/Full track 3rd Korean album of TVXQ

Warning:

Typo(ss)

YAOI(boysxboys)

(a/n: plagiat buka gaya Red_B. Karena itu sama sekali tidak bisa menunjukan seberapa kerennya Red_B. Bedakan antara mengutip dan meng'copas tanpa ijin. Red_B hanya punya satu kepala untuk berpikir. Jadi jika menjudge Red_B sebagai plagiator dengan bukti yang secukup-cukupnya maka akan Red_B hapus fic ini secepat-cepatnya. Just call me maybe.^^" )


Perdamaian dan Perlawanan

"Karena tidak bisa melakukannya karena cinta, maka lakukanlah demi aku yang kau cintai."


1st: 이제막시작된이야기 (The Story Has Just Begun)

"UMMAAAAAA!" Teriakan Yunho mengelegar di rumah tingkat dua milik pasangan Yoosu. Teriakan yang cukup menulikan telinga itu, masih disusul oleh teriakan-teriakan kalah kuat lainnya selang waktu kemudian. Ia membuat Shaki dan Harang tersadar dari mimpi indah. Dengan malas-malas anjing bertolak belakang warna bulunya itu bangun. Mereka menguap dan mengerjap-ngejarkan matanya bingung. Saling membalas tatapan, sebangsa anjing ini seolah membuka sebuah percakapan. 'Bagiamana bisa sepagi ini seorang lelaki dewasa berteriak gila seperti itu?' Namun mereka tetaplah hewan mamalia yang hanya bisa mengucapkan sepatah kata saja.

Gukk

Gukk

Gukk

Gonggongan mereka membuat suasa riuh menjadi-jadi. Ditambah lagi suara Jiji yang menggeong dari atas lemari kayu. Kebisingan yang menyebabkan hormon stressmu bangkit untuk menjadikanmu gila dalam sekejap.

"Yunho hyung pasti mulai lagi." Junsu mendengus kesal. Junsu sedang berada di dapur menyuapi Inhwan bubur sebagai sarapan paginya. Inhwan di kursi kecilnya bermain robot transformer mini hadiah halmony Kim tiba-tiba cemberut, tanda-tanda akan menangis takut akan teriakan Yunho.

"Cup.. Cup .. Cup.. Inhwannie jangan menangis ne. Yunho ajusshi hanya sedang bermain bersama Jaejoong ajumma." Junsu mengendong Inhwan penepuk-nepuk punggungnya agar tenang.

"Shaki.. Harang, Jiji. Shut up!" Perintah Junsu pada trio makhluk se-Kingdom animalia itu agar tenang.

Junsu hanya bisa menghela napas pasrah. Pagi ini sudah pagi yang ke 30 semenjak Yunho diusir dari rumahnya dan menginap di kediaman keluarga Park. Yunho akan lagi-lagi membuat kegaduhan yang sama ketika ia menemukan Jaejoong terkapar disampingnya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa? Dan bagaimana bisa?

Jaejoong adalah adik Junsu. Ia baru berumur 18 tahun dua bulan lalu. Meskipun bisa dianggap dewasa secara fisik. Tapi kedewasaannya tertutupi oleh tingkah anak-anaknya yang sangat mendominasi.

Jaejoong masih suka bermain perosotan ditaman bermain, berguling-guling di lumpur kebun belakang dan ia juga lebih suka bermain bersama anak-anak kecil di sekitar rumah daripada menghabiskan waktu di game center bersama teman sebayanya. Dipandang sebagai suatu kelainan, Junsu lebih suka memanggilnya unik.

Jaejoong memiliki obsesi berkadar tak terbatas terhadap salah satu putra keluarga Jung. Jung Yunho. Keluaga Jung adalah keluaga yang biasa. Biasa di disebut sebagai keluarga bangsawan. Dengan kekayaan yang mereka timbun di mension mewah mereka. Semua matapun tertuju padanya.


.

.

.

1 menit lagi teriakan menyaingi teriakan halilintar Yunho akan segera menyusul. Ani, mungkin tidak lebih dari beberapa detik lagi. Aku harap kalian menyiapkan segumpal kapas di telinga.

1

2

3

"YUNHOOOO!"

Teriakan seorang umma-umma cerewet yang datang tak diundang dan pulang tak di antar mengema dari lantai dua. Dan kembali membuat ajing-anjing tak berdosa disofa harus menutup telinga mereka dengan paksa. Mereka yang tak bisa mengonggong hanya meringis tak terkedali dari atas tempat tidur permadani berbulu ruang tengah.

Suara sepatu hitam umma tersebut beradu dengan lantai, menggema hingga ke pelosok rumah. Membuat kegaduhan yang tiada henti-hentinya.

Heechul ajumma. Umma dari Jung Yunho ini menapaki diri didepan pintu kamar putranya. Ia memandangi Yunho segit tatkala Yunho sedang berperang dengan Jaejoong. Berperang dalam artian apa? Ini sungguh-sungguh perang sungguhan. Dengan peralatan kamar seperti bantal, guling, seprai, meja, kursi bahkan lampu duduk.

Jaejong mendekati Yunho yang semakin gencar membuang barang-baang disekitarnya ke arah Jaejoong. Untung saja Jaejoong bisa berkelit. Jika tidak, wajah cantiknya bisa-bia sekarang hancur tak berbentuk.

"Yunho! Hentikan!" intruksi umma Jung yang membuat dua namja itu menghentikan aktivitas mereka.

"Ajumma.." girang Jaejoong mendatangi Heechul. Heechul adalah pendukung setianya.

"Annyeong Joongie, bagaimana hari ini? kau bisa membuat Yunho mengajarimu membuat Yunho kecil?" Heechul mengelus rambut Jaejoong, membuat Jaejoong tersenyum senang.

"Ajumma liat kan? Yunho tidak mau mengajari Joongie. Dekat Joongie saja Yunnie tidak mau. Hiks." Adegan sinetronpun dimulai. Jaejoong mengadu pada umma Kim dan mendramatisir cerita.

"Yak! anak nakal!" Heechul memandang kesal pada putranya sendiri.

"Umma.. apa umma pikir aku masih anak kecil? Umma tidak bisa memaksaku melakukan ini." Yunho dengan wajah memelasnya merengek. Ia tak mengerti, bagaimana bisa ummanya sendiri memintanya untuk menggagahi seorang anak polos seperti Kim Jaejoong.

Yunho sangat frustasi dengan hidupnya. Setelah diusir dari rumahnya karena belum menikah diusia memasuki 30 tahun. Menumpang dirumah Yoochun kemudian bertemu dengan adik Junsu yang super duper aneh lalu sekarang ummanya memintanya menikahi namja ababil itu. Sungguh ia merasa diambang batas kesabarannya untuk melanjutkan hidup.

Ia memang menjadi namja tampan yang memiliki karier cemerlang. Namun ketika dunia bisnis menjadi ukuran utamanya. Dunia cintanyalah yang menjadi miskin dan terlantar. Siapa yang tidak menginginkan lelaki namja tampan nan kaya raya? Tapi mencari orang yang tulus mencintaimu dan bersedia berkorban demi dirimu akan menjadi sangat sulit.

Heechul memberikan pilihan hidup bagi putranya. Ia sudah cukup menahan iri ketika teman sebayanya menimang cucu di usia mendekati kepala 5. ia sudah cukup sabar menunggu putranya menaiki altar mengikat janji suci dengan pasangannya. Ia juga sudah cukup menahan sakit hati atas ejekan teman arisannya yang mengatakan kalau Yunho tidak laku dan akan menjadi namja lajang seumur hidupnya.

Lalu pilihannya jatuh pada putra Kim yang cantiknya tak usah diragukan lagi. awalnya Heechul ragu jika Jaejoong bisa menuntaskan ambisinya. Tapi tidak ada kata menyerah sebelum mencoba. Jaejoong bukan pilihan yang buruk.

"Hyung,, mandilah sebelum kau terlambat ke kantor." Suara Junsu dari balik punggung Heechul mengalihkan perhatian ketiga orang itu.

"Junsu-ah.. bisakah kau mengusir mereka." Regek Yunho dengan sikap menyilangkan kedua tangannya di dada. Seolah ia hendak diperkosa oleh Jaejoong sebelumnya. tapi bukankah memang benar? Jaejoong mendekatinya untuk hal-hal aneh semacam itu. Memprediksikannya sebagai ancaman pemerkosaan bagi Yunho adalah alasan yang tepat untuk jauh-jauh dari Jaejoong.

"Chullie ajumma, bisakah Chullie ajumma mengajak Jaejoong sarapan dulu."

"Ne." sahut Heechul seolah tunduk akan perintahnya Junsu. Junsu memang dikenal dengan kelembutan dan kehalusnnya. Namun jika dia sudah marah Yoochunpun akan angkat tangan.

Yunho tersenyum berseri-seri pada Junsu yang mengendong inhwan di hadapannya sebelum Junsu meninggalkan kamar tanpa membalas senyum sama sekali. Perasaan Yunho yang awalnya berbuga-bunga tiba-tiba runtuh "BRAKK" dalam sekali sentakan oleh Junsu.


.

.

.

Yunho dan Junsu sedang duduk di teras belakang sambil memperhatikan Inhwan bersama Yoochun dan Jaejoong yang sedang bermain di kolam air sore itu. Dibawah payung yang membentang menghalagi sinar sang surya berjingga ke kulit mereka. Junsu meneguk sirup merahnya sesekali.

Tertawa Junsu melihat tingkah lucu yang dilakukan Yoochun dengan Jaejoong kepada putra kecilnya. "Inhwannie.. Jangan biarkan appa merebut bolanya." Junsu berteriak dari pinggir kolam ketika suaminya menjahili Inhwan yang masih berumur 4 tahun.

Di kursi sebelah, Yunho turut tersenyum. Ia benar-benar tersenyum, namun bukan oleh sebab yang sama. Ia tersenyum melihat Junsu tersenyum. Ia mengingat bahwa dulu ia yang memiliki si pemilik senyum indah itu. Ia pernah memiliki bibir yang tersenyum itu. Rindu merasakan lembutnya daging yang sekarang tersenyum itu.

5 tahun sudah waktu berlalu. 5 tahun pula sudah Yunho harus memendam rasa sakit dan kecewanya. 5 tahun yang lalu, Junsu adalah namjachingunya. Semua teman-temannyapun tahu jika mereka memiliki hubungan yang lebih dari sahabat. Kata cinta terbalas manis diiringi oleh candaan kecil dan berakhir dengan sebuah pelukan hangat. Kisah cinta lama yang membuat Yunho tak bisa berpaling dari si namja bermarga Kim tersebut.

Ketika badai datang dalam kehidupan cinta mereka. Yunho harus merelakan Yoochun menjadi suami Junsu. Jodoh ditangan Tuhan? Bukankah banyak yang beranggapan seperti itu. Dari sekian banyak orang itu, Junsu masuk sebagai salah satunya. Walaupun orang tuanya menjodohkannya dengan Yoochun, baginya itu adalah jalan Tuhan yang telah ditakdirkan kepadanya. Jika dalam karangan fiksi berjudul It's Fated karangan author abcdefghij123 mengatakan :

'Karena aku tidak menikahi orang yang kucintai, aku ingin mencintai orang yang kunikahi (abcdefghij123, 2013).'

Maka pandangan Junsupun sama. Ia memulai pernikahan dengan mencintai Yoochun sebagai suaminya.

Perpisahan Yunho dan Junsu dibuat seakan-akan mereka tak pernah memiliki hubungan apapun sebelumnya. Hanya sekedar sahabat yang sering bermain dan membunuh waktu bersama. Berpelukan sebagai ungkapan sayang dan berciuman sebagai tanda kasih diantara mereka.

Yunho masih memendam perasaannya pada Junsu yang menjadikannya seperti sekarang. Enggan untuk menemukan cinta baru dan masih berusaha menyembuhkan luka dihatinya.

Yoochun tahu bagaimana Yunho dan Junsu berhubungan sebelum pernikahan mereka. Ia bahkan menjadi sahabat baik Yunho sekarang. Yoochun ingin membantu Yunho menata hatinya kembali. Ia juga sedih jika merasakan sakit hati Yunho, tapi semua yang terjadi kini tak dapat ia halangi. Ia juga mencintai Junsu, ia ingin egois. Ia ingin Junsu tetap berada dalam pelukannya.

"Yun berhentilah menatapku seperti itu, kau membuatku merasa canggung." Ucap Junsu tanpa memalingkan wajahnya. Sadar sejak tadi Yunho memperhatikannya dengan seksama.

Yunho jadi kikuk, ia tertangkap basah sedang menikmati garakan tubuh Junsu di sela-sela tawanya. Kedua bola mata yang terus mengikuti setiap perubahan yang Junsu buat kurang lebih 10 menit yang lalu telah diterdeteksi.

"Kau akan mati jika kau menyakiti Jaejoongku."


.

.

.

"Hyung! Jonggie capek." Teriak joongie dari dalam kolam.

Junsu beringsut mendekati pinggir kolam dengan selembar handuk ditangannya. Menyodorkan handuk soft pink bermotif hello kitty itu pada Jaejoong sebelum dengan jahil Jaejoong menarik tubuh Junsu jatuh dalam kolam.

Byurrr..

Riuh suara air yang muncrat akibat gaya archimedes yang dikenai pada tubuh semok Junsu.

Junsu tenggelam hingga dasar kolam membuatnya harus pasrah ketika beberapa tegukan air kolam masuk dalam vertikulus (Lambung)nya. "Yak! dasar Jonggie nakal." Berang Junsu saat ia dapat muncul dipermukaan. "Awas kau! Hyung akan menggelitiki Jonggie hingga Jonggie mohon ampun. Hiatttt." Junsu berlari kearah Jaejoong yang berada tak jauh darinya.

Aksi kejar-kejaran pun tak terkendalikan. Jaejoong juga menciprat-cipratkan air pada Junsu yang merubah kejadian jadi aksi perang air.

"YAHHH!"

Aksi Childish itu membuat suara air yang berkecipak menggaung di halaman belakang Kediaman Park.

Uhukk..

Jaejoong tiba-tiba terbatuk-batuk. Ia memegangi dadanya dengan wajah yang mumucat.

"JONGGIE!" Shock Junsu menghampiri Jaejoong.

Lainnya. Yoochun dan Yunho tak kalah terkejut. Mereka mengangkat tubuh Jaejoong ke pinggir kolam.

"Joongie kau kenapa?" Dengan mata berkaca-kaca Junsu terduduk di samping tubuh Jaejoong yang lemas. Pikirannya sudah melayang jauh membayangkan hal buruk yang terjadi pada dongsaeng tersayangnya. OMGSUN! Itu tidak boleh terjadi.

Jaejoong mempelihatkan giginya saat tersenyum. "Xixixi.. Jonggie cuma bercanda hyung."

Junsu yang sudah ketakutan setengah mati menatap nyalang pada Jaejoong. "Yakkk! KIM JAEJOONG!"

Junsu menjitak lembut kening jaejoong karena kekesalan. Ia sudah hampir menangis meraung-raung tapi Jaejoong malah membodohinya seperti itu.

"Appo Hyung."

"Itu hukuman untuk keisenganmu."

"Yunnie, Joongie capek. Yunnie gendong Joongie ke kamar ya?" Pinta Jaejoong yang telah menggangkat tanganya sinyal minta digendong.

Yunho memandang ke kiri dan ke kanan ke arah Junsu dan Yoochun, saat ia merasa tatapan predator dan aura merindingi bulu halus di belakang lehenya terkuar menusuknya.


.

.

.

"Hyunggie..Hyung tahu tidak masakan apa yang paling disukai oleh Yunnie? Joongie ingin memberikan makan siang special untuk Yunnie." Tanya Jaejoong sejam yang lalu pada Junsu.

Junsu tersenyum ketika melihat Jaejoong sedang memasak di dapur cantiknya. Pemandangan yang mulai biasa ia lihat sejak Yunho berada di dalam rumahnya. Junsu menyapa Jaejoong dengan elusan kepala. Jaejoong belum mau menggalihkan perhatian pada letupan air merah dalam panci beningnya tak merespon tindakan Junsu.

"Joongie, sebaiknya Joongie istirahat, nanti Joongie kelelahan." Tak lelah Junsu mengelusi rambut sebahu Jaejoong.

"Hyungie, Jonggie ingin membuat sup Kimchi special untuk Yunnie. Jangan ganggu Joongie." Jaejoong cemberut manja melengkungkan bibirnya kebawah secara berlebihan. Namun tetap saja masih terlihat cantik.

"Jae, … JAE!" Junsu tiba-tiba menaikkan tinggi nada suaranya saat menangkap aliran darah mengalir dari hidung Jaejoong dengan pengelihatannya. Buru-buru ia menggambil tissu dan menyumpalkannya pada lubang hidung Jaejoong.

"Jae, sudah hyung katakan untuk tidak memaksakan diri. Sekarang lihat apa yang terjadi. Sampai kau pingsan lagi. Hyung tidak akan mengijinkan kau meneruskan studymu." Ancam Junsu seraya mendudukan Jaejoong di kursi meja makan.

"Hyungie, Joongie hanya ingin masak untuk Yunnie. Hiks. Jangan marahi Joongie." Sedih Jaejoong menggenangi matanya dengan air.

Melihat itu Junsu panik dan mendekap kepala Jaejoong di perutnya.

"Mian, mianhae. Hyung tidak marah, Hyung hanya khawatir."

Tak menyadari apapun Junsu tetap nyaman dengan posisinya. Jaejoong malah perlahan memberatkan kelopak matanya dengan melepaskan kesadarannya tanpa segaja.

-TBC/END-


Annyeong readers Red_B yang Red_B cintai dan banggakan. Red_B membawa cerita baru dengan angst dan romance. Red_B harap tidak mengecewakan. Red_B akan melihat respons pada FF ini terutama dari jumlah review. Jika tidak sesuai dengan harapan maka Red_B pastikan akan meninggalkannya di sini dan menikmati sendiri kelanjutannya. *pai-pai