Don't Go
Author : Bacon14
Length : Oneshot ( part 1/2)
Genre : Romance, SchoolLife, Hurt, Genderswitch
Main Cast :
- Park Chanyeol
- Byun Baekhyun
Additional Cast :
- Oh Sehun
- DO Kyungsoo
Author Note :
Sesuai yang aku janjiin aku buat ff oneshot Chanbaek. Kemungkinan ini bakal panjang banget. Bisa sampe 6000+ kata dan banyak confliknya. Tapi yang pasti ff ini happy end. Gak tega gitu misahin Baekhyun sama Chanyeol. Mungkin lain kali aku buat sad end kali di ff oneshotku berikutnya. Adakah yang disini suka sama HunHan? Mungkin nanti kubuatin atau aku buat Sehun with OC. Bosen kan kalo Chanbaek mulu.
Happy Reading😁
( Chanyeol berusia 8 tahun dan Baekhyun berusia 6 tahun)
"Ya.. Ya... Park Chanyeol... Kembalikan sepatuku... Eomma... Appa... Chanyeol oppa jahat! Huaa..." Baekhyun terduduk di lantai dan menangis sekencang-kencang sedangkan Chanyeol terus berlari membawa sepatu Baekhyun. Chanyeol tertawa lebar dan menertawai Baekhyun yang masih menangis.
"Baekhyun cengeng... Suka menangis... Huekk..." Chanyeol memeletkan lidahnya dan membuat tangis Baekhyun makin kencang. Eomma dan appa Baekhyun serta Chanyeol tersenyum satu sama lain melihat tingkah kedua anak mereka. Mereka terlihat menggemaskan ketika bersama. Chanyeol selalu menjahili Baekhyun kapanpun.
"Chanyeol oppa... Hiks... Jahat... Baekhyun tidak mau main sama oppa lagi..." Chanyeol mendekati Baekhyun dan semakin menjahili Baekhyun yang tengah menangis. Ia mengambil satu lagi sepatu yang masih terpasang di kaki Baekhyun dan membawanya lari. Tangis Baekhyun semakin kencang.
"Sini... Ambil disini... Jangan hanya menangis saja." Baekhyun berdiri dan berlari ke arah Chanyeol. Chanyeol yang lebih tinggi dari Baekhyun terus meninggikan tubuhnya. Baekhyun terus melompat-lompat tapi dia tidak bisa mencapainya.
"Oppa... Kembalikan.." Chanyeol menundukkan tubuhnya dan tertawa lebar tepat di depan wajah Baekhyun. Baekhyun kembali menangis melihat Chanyeol menertawainya. Ia menendang kaki Chanyeol sekeras-kerasnya hingga membuat Chanyeol terjerembab jatuh ke lantai.
"Aduh... Eomma.. Appa... Baekhyun nakal." Chanyeol terus memegangi kakinya yang ditendang dengan mimik wajah kesakitan. Padahal ini salah satu kejahilan lain dari seorang Park Chanyeol. Dengan wajah bersalah Baekhyun mendekati kaki Chanyeol.
"Gwenchanayo? Hiks... Oppa tidak akan mati kan? Hiks.. Baekhyun minta maaf." Chanyeol semakin gencar mengerjai Baekhyun. Ia terus memegangi kakinya dan berpura-pura kejang-kejang. Baekhyun semakin panik dan terus menggoyang-goyangkan tubuh Chanyeol. Appa dan eomma Baekhyun serta Chanyeol terus menahan tawanya melihat tingkah laku anak-anak mereka.
"Eomma appa... Hiks.. Chanyeol oppa akan mati. Hiks.. Baekhyun tidak melakukan apa-apa. Baekhyun tidak salah. Chanyeol oppa duluan yang nakal mengambil sepatu Baekhyun. Eomma appa percaya Baekhyun kan?" Eomma dan appa Baekhyun mengendikkan bahunya sambil menahan tawanya. Baekhyun semakin panik saat Chanyeol berpura-pura sesak nafas dan menutup matanya. Ia terus menggoyang-goyang tubuh Chanyeol tapi Chanyeol tidak bergeming. Sesekali senyum jahil terbit di bibirnya lalu kembali beracting pura-pura mati.
"Eomma appa Chanyeol oppa mati.. Bagaimana ini? Apa aku perlu menciumnya seperti putri tidur yang dicium pangeran? Ah benar.. Chanyeol pasti seperti putri tidur." Baekhyun mendekatkan wajahnya ke wajah Chanyeol dan menempelkan bibirnya di atas bibir Chanyeol. Mata Chanyeol langsung terbuka lebar melihat Baekhyun mencium bibirnya. Bukannya menolak Chanyeol malah memeluk Baekhyun dan membiarkan Baekhyun mencium dirinya. Kedua orang tua Baekhyun dan Chanyeol benar-benar terkejut dengan apa yang dilakukan Baekhyun serta Chanyeol.
"Byun Daehyun... Apa kau yang mengajarkan anakmu seperti ini?" Taehyung menatap tajam ke arah Daehyun. Daehyun hanya mengendikkan kedua bahunya. Sungguh ia tidak tahu kalau anaknya akan melakukan hal se'dewasa' ini.
"Tapi mereka masih anak kecil. Baekhyunnie mungkin sering membaca dongeng putri tidur. Itu hanya ciuman anak kecil." Balas Park Chanhyung. Mereka masih melihat ke arah anak-anak mereka dan menggelengkan kepala mereka gemas.
"Chanyeol oppa sudah bangun. Chanyeol oppa tidak jadi mati. Yeay... Oppa mianhae.." Chanyeol mengusap air mata yang turun di pipi Baekhyun dan membawa Baekhyun ke dalam pelukannya. Astaga... Entah ini keberuntungan apa mendapatkan sebuah ciuman di bibir. Apalagi dia dicium sahabatnya sendiri, Byun Baekhyun. Padahal ia hanya ingin mengerjai Baekhyun tapi ia tidak tahu akan menerima sensasi menyenangkan saat bibir Baekhyun menempel di atas bibirnya. Begitu manis dan polos.
"Oppa juga minta maaf. Ini sepatumu. Kajja aku akan belikan Baekhyun es krim. Sini aku gendong." Baekhyun menghapus jejak-jejak air mata di pipinya dan melompat ke gendongan Chanyeol. Dengan senyum merekah di bibirnya, Baekhyun menghadiahi Chanyeol sebuah ciuman di bibirnya lagi. Hal ini membuat orangtua Baekhyun benar-benar syok. Entah apa yang dilihat Baekhyun sampai ia berani mencium Chanyeol untuk kedua kalinya. Chanyeol juga benar-benar dibuat terkejut dengan ciuman yang diberikan Baekhyun. Entah kenapa hatinya menghangat dan bibirnya mengulas senyum lagi. Mungkin inikah yang disebut cinta pertama?
"Eomma appa.. Aku akan pergi dengan Baekhyun. Kajja Baek." Setelah Chanyeol dan Baekhyun menghilang dari pandangan kedua orangtua mereka, Taehyung berteriak kegirangan.
"Apa kita jodohkan mereka ya? Aigoo.. Mereka cocok sekali. Sangat menggemaskan." Yeonri, eomma Chanyeol, mengangguk. Akan sangat menyenangkan jika mereka bisa menjadi besan.
"Tapi ini terlalu dini. Lebih baik kita tunggu mereka saat berumur 17 tahun. Ckckkc.. Entah kenapa Baekhyun sangat mesum. Mungkin menurun dari ibunya ya?" Taehyung memukul kepala suaminya dengan keras. Pipinya merona mendengar ucapan nakal dari suaminya.
"Tapi Baekhyunnie sangat menggemaskan. Dia sangat polos dan cantik. Aku ingin secepatnya mereka besar dan melihat mereka berdua bersama. Pasti mereka akan sangat cocok." timpal Yeonri.
"Chanyeol juga sangat tampan. Walaupun dia sangat jahil tapi aku yakin dia bisa melindungi Baekhyun. Dia juga sangat pemberani. Dia berani membela Baekhyun di depan teman-teman Baekhyun yang menjahilinya." jawab Taehyung.
"Kita hanya bisa menunggu mereka cepat besar dan melihat perkembangannya. Mungkin saja semuanya akan berubah bukan?"
( Chanyeol berusia 14 tahun dan Baekhyun berusia 12 tahun)
"Ah... Chanyeol tolong bantu aku mengerjakan soal ini. Aku tidak bisa." Yeoja dengan name tag Im Luna mendekatkan tubuhnya ke arah Chanyeol. Sesekali mata nakalnya terus menatap Chanyeol. Terhipnotis dengan ketampanan seorang Park Chanyeol.
"Caranya seperti ini, ini sangat mudah. Kau hanya perlu mengkalikan x dan y. Lalu-"
BRAKKKK...
Luna dan Chanyeol terkejut dengan kedatangan Baekhyun. Dengan berkacak pinggang, Baekhyun membentak Luna pergi dari Chanyeol. Luna hanya bisa mendengus kesal dan membereskan semua bukunya. Baekhyun menatap kesal ke arah Luna.
"Apa kau sengaja membiarkan dia mendekatimu, oppa?" Baekhyun membuka buku tebal yang ia bawa dari perpustakaan. Saat ini Baekhyun duduk di kelas VII sedangkan Chanyeol duduk di kelas IX. Chanyeol hanya tertawa meringis mendengar omelan dari Baekhyun.
"Ck..kau selalu tebar pesona seperti itu. Kau kan bisa mengatakan kalau kau punya pacar pada yeoja-yeoja nakal itu. " Ya.. Benar.. Baekhyun sekarang berpacaran dengan Chanyeol. Mungkin bisa dibilang pacaran karena ketidaksengajaan. Chanyeol selalu digoda oleh yeoja-yeoja di kelasnya dan karena kesal Baekhyun menarik Chanyeol dan berkata kalau dia pacarnya. Sejak saat itu Baekhyun semakin dijahili Chanyeol. Chanyeol selalu memanggilnya 'chagiya, baby, Hyunnie, yeobo' untuk menggodanya.
"Apa kau sekarang mengakui kalau aku pacarmu, Baek? Kenapa tidak sejak dulu saja? Aku menyukaimu, Chan. Ck.. Kau hanya perlu mengatakan hal itu dan aku akan menjawab aku juga menyukaimu, Baek. Tidak perlu dengan emosi seperti saat itu." Baekhyun mengambil buku tebal yang dibacanya dan memukul tubuh Chanyeol keras-keras.
"Berhenti menggodaku. Uhh~ kau jahat." Chanyeol menghentikan pukulan dari buku Baekhyun dengan tangannya. Ia menatap wajah Baekhyun dengan seksama. Tangannya mencekal kedua lengan Baekhyun yang berusaha keras memukulnya. Mata yang sipit dan bening, hidung bangir, pipi yang merona merah serta bibir tipis berwarna merah muda yang sangat menggoda. Bahkan di umurnya yang ke 12, Baekhyun terlihat cantik dan polos di saat yang bersamaan.
"Apa yang kau lakukan, Chan?!" Chanyeol mendekatkan wajahnya dan mengecup pipi Baekhyun. Andai saja Baekhyun mengetahui perasaannya yang sebenarnya. Andai saja hubungan ini benar-benar terjadi dan mereka sekarang sepasang kekasih. Baekhyun semakin memberontak dan akhirnya berhasil lepas dari Chanyeol.
"Kau gila, Chan!" Baekhyun mengusap pipi kanannya dengan tangannya. Ck.. Ada apa dengan Chanyeol hari ini? Apa dia sedang sakit atau makan sesuatu yang aneh?
"Kau cantik, Baek." Kan benar Chanyeol itu sedang tidak sehat. Jari lentik Baekhyun menyentuh dahi Chanyeol.
'Tidak panas kok' gumam Baekhyun. Chanyeol menahan tangan Baekhyun dan menatap kedua mata bening Baekhyun.
"Aku menyukaimu, Baek." Baekhyun semakin mengernyitkan dahinya. Aish... Sepertinya Chanyeol harus dibawa ke ruang kesehatan.
"Apa kau sedang sakit? Ah.. Sepertinya benar kau sakit. Oh ya.. Sebentar aku akan belikan minuman isotonik." Baekhyun berdiri dan meninggalkan Chanyeol sendiri. Chanyeol menghembuskan nafasnya. Gagal lagi.. Gagal lagi. Baekhyun selalu menganggap perasaannya hanya main-main saja. Dia selalu menganggap hubungan mereka sebatas sahabat sejak kecil. Tidak pernah pengakuan Chanyeol dianggap nyata oleh Baekhyun. Baekhyun selalu menghindar dan pergi.
"Shit.. Ada apa dengan Chanyeol itu. Dia selalu menggodaku dan menjahiliku lalu dia selalu bilang menyukaiku. Aku kan sahabatnya sejak kecil." Baekhyun memasukkan koin ke mesin penjual minuman. Setelah mendapatkan dua minuman isotonik, dia langsung bergegas ke kelas Chanyeol.
"Baekhyun?" Baekhyun menoleh dan tersenyum bahagia dengan kehadiran Suho. Sudah sejak lama dia menyukai sunbaenya itu. Dia bahkan masuk ke dalam organisasi OSIS karena ingin melihat Suho dan lebih dekat dengannya. Suho berada di tingkat VIII dan seorang ketua OSIS. Hal itu membuat Baekhyun yang seorang sekretaris OSIS lebih mudah dekat dengan Suho.
"Apa yang kau lakukan disini?" Rasanya jantung Baekhyun terus berdetak tidak karuan saat melihat senyum malaikat dari Suho. Otaknya tidak dapat bekerja lagi saat Suho berjalan mendekat ke arahnya.
"Y-yah.. Aku hanya membeli minuman ini, Sunbae." Suho mengangguk-angguk. Dia memasukkan koin ke mesin penjual minuman itu dan mengambil kopi kaleng.
"Kau tidak perlu secanggung itu, Baekhyun. Panggil saja Suho. Tidak perlu seformal itu. Kita tidak terpaut cukup jauh kok." Baekhyun mengangguk kaku. Beginikah rasanya diperhatikan seseorang yang disukai? Suho kembali tersenyum bak malaikat.
"Ah, Baek. Sebentar lagi kita akan mengadakan upacara kelulusan. Tolong serahkan semua dokumen yang diberikan oleh kepala sekolah padaku. Aku menunggumu di ruang OSIS." Baekhyun mengangguk. Ia tahu saat bertemu dengan Suho, percakapan yang diangkatnya tidak akan jauh-jauh dari OSIS.
"Oh ya.. Apa kau tidak sibuk minggu pekan ini? Ah begini.. Aku punya 2 tiket opera tapi tidak ada temanku yang mau ikut. Kau tahu kan mereka tidak suka musik klasik dan hanya kau orang yang aku tahu menyukai musik klasik. Bagaimana? Apa kau mau ikut?" Baekhyun langsung mengangguk tanpa banyak berpikir. Padahal dirinya tidak terlalu menyukai musik klasik dan berusaha menyukainya karena Suho. Musik klasik selalu membuat dirinya mengantuk tapi jika pergi bersama Suho pasti rasa kantuk itu menghilang.
"Baiklah.. Aku akan menjemputmu. Sampai bertemu nanti." Suho mengusap rambut Baekhyun perlahan dan pergi ke ruang OSIS. Baekhyun memegang kepalanya tidak percaya. Benarkah Suho mengusap kepalanya? Kenapa begitu lembut dan menenangkan? Sangat berbeda saat Chanyeol mengusapnya hingga rambutnya berantakan.
"Ah aku lupa minuman ini. Chanyeol oppa pasti menungguku." Baekhyun berlari ke kelas Chanyeol. Untungnya disana Chanyeol tidak pergi kemanapun dan hanya duduk mendengarkan musik.
"Oppa!" Baekhyun melepas salah satu earphone yang terpasang di telinga Chanyeol. Tangannya menyerahkan sekaleng minuman isotonik lalu duduk di samping Chanyeol.
"Tadi Suho menemuiku.. Aaahh... Oppa.. Rasanya aku senang sekali. Dia mengusap kepalaku. Dan satu lagi astaga... Dia mengajakku pergi ke opera akhir pekan nanti." Chanyeol yang semula biasa saja langsung terkejut. Ia tahu Baekhyun menyukai Suho sejak masuk ke sekolah ini dan Baekhyun selalu menceritakan apapun tentang Suho hingga Chanyeol muak. Mungkin Baekhyun tidak membalas perasaannya karena Suho atau memang Baekhyun hanya menganggapnya sebagai sahabat.
"Lalu bagaimana dengan janjimu yang akan menemaniku membeli sepatu basket? Lalu pergi ke Lotte world?" Chanyeol tidak terima saat Baekhyun seenaknya mengganti janjinya. Baekhyun hanya menangkupkan kedua tangannya dan minta maaf. Chanyeol tidak masalah jika Baekhyun menyukai Suho tapi dia sangat bermasalah saat Baekhyun mengesampingkan dirinya dan lebih memprioritaskan Suho.
"Ani.. Kau tidak boleh pergi. Aku yang buat janji duluan denganmu tapi kenapa kau lebih memilih dia? Aku tidak terima." Benar-benar Baekhyun keterlaluan.
"Kita kan bisa pergi lain kali. Kau bisa menggunakan sepatu basket yang lain dan kita bisa pergi ke Lotte World lain kali. Apa masalahnya, oppa?" Chanyeol tidak terima dengan penjelasan Baekhyun. Rasanya seperti Baekhyun mengkhianatinya dan menjauh darinya perlahan.
"Aku yang buat janji duluan jadi kau harus menepatinya. Kau bisa bilang pada Suho kalau kau punya urusan yang lain. Apa aku tidak penting lagi untukmu hah?" Chanyeol mulai naik pitam. Baekhyun juga tidak mau kalah. Apa salahnya mengalah? Kenapa sekarang Chanyeol sangat egois?
"Kau penting untukku karena kau sahabatku. Tapi aku juga punya perasaan. Memang salah ya kalau Suho mengajakku ke opera? Ini kesempatan sekali seumur hidup. Aku tidak tahu lagi apa Suho akan mengajakku seperti ini lagi. Kenapa kau sangat egois? Kita masih punya banyak waktu untuk jalan-jalan. Kenapa kau tidak mau mengalah sedikit saja? Kau memang sahabatku tapi kau tidak berhak mengatur hidupku." Baekhyun mengambil buku-buku yang sempat ia tinggalkan disini dan kembali ke kelasnya.
"Baek.. Aku cemburu... Aku cemburu melihatmu dengan Suho. Memang salah kalau aku egois karena aku menyukaimu?" Chanyeol mengusap wajahnya kesal. Ini pertama kalinya Baekhyun bertengkar hebat dengannya. Sekalipun mereka bertengkar, mereka akan segera kembali bersama setelah beberapa hari. Tapi Chanyeol tidak tahu apa Baekhyun akan memaafkannya.
"Aku benci Chanyeol oppa. Aku benci!" Baekhyun mengusap air mata yang menetes. Kenapa Chanyeol sangat egois? Chanyeol tahu perasaannya pada Suho tapi kenapa Chanyeol melakukannya? Baekhyun mengira Chanyeol hanya tidak terima tapi sepertinya masalah ini tidak sekecil itu. Apa Chanyeol cemburu pada Suho? Heol~ tidak mungkin. Chanyeol selalu mendukung hubungannya dengan Suho. Dia selalu menjadi teman setianya dan dia selalu menyemangati dirinya. Kenapa Chanyeol seperti ini?
"Baekhyun-ah, gwenchana?" Baekhyun berusaha tersenyum pada temannya, Xiumin. Ia tidak mau orang lain tahu masalahnya dengan Chanyeol. Ia tidak mau membuat yeoja-yeoja nakal yang tahu masalahnya dengan Chanyeol kembali mendekati Chanyeol dan menggodanya. Chanyeol itu bodoh dan tidak tahu kalau sedang digoda atau didekati.
"Oh ya Baek.. Tadi kau dipanggil kepala sekolah. Sepertinya membahas masalah upacara kelulusan. Aahh... Kau pasti sedih berpisah dengan namjachingumu." Baekhyun hanya memberikan senyuman untuk menanggapi ucapan Xiumin. Ia berdiri dan pamit ke ruang kepala sekolah.
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk.." Baekhyun membuka pintu ruang kepala sekolah dengan hati-hati. Kedatangannya disambut senyuman dari seorang bapak dengan kumis tebal.
"Ah.. Silahkan duduk." Dengan canggung Baekhyun duduk di kursi depan pak kepala sekolah.
"Saya sudah menentukan konsep mengenai upacara kelulusan dan semua berkas ini tolong berikan pada Suho. Nanti setelah selesai tolong serahkan lusa. Kalau bisa lebih cepat lagi. Maaf membuat kau dan Suho harus lembur hari ini karena pekerjaannya masih banyak." Baekhyun mengangguk dan menerima sejumlah file dari kepala sekolah. Setelah tidak ada yang diperbincangkan, Baekhyun langsung keluar dari ruang kepala sekolah dan pergi ke ruang OSIS.
Tok.. Tok.. Tok..
"Silahkan masuk." Baekhyun masuk ke ruang OSIS dengan senyuman manis di bibirnya.
"Ah ternyata kau Baek. Apa kau membawa semua filenya? Ah.. Ne.. Gomawo. Duduklah disini dan bantu aku mengecek semua file ini." Baekhyun menarik kursi di samping Suho sambil tersenyum malu. Entah kenapa tugas sebanyak ini malah membawanya lebih dekat dengan Suho.
"Kemana Lay eonnie?" Lay adalah wakil ketua OSIS yang harusnya berada disini juga.
"Ah dia sedang di ruang kesehatan. Tadi tangannya terluka dan kau tahu kan penyakit hemofilianya? Aku menyuruhnya beristirahat disana. Kalau tangannya malah lebih parah, aku akan mengajaknya ke rumah sakit." Baekhyun mengangguk mengerti. Ia mengerti Suho dan Lay cukup akrab dan saling peduli satu sama lain. Awalnya Baekhyun mengira mereka berpacaran tapi Lay selalu mengatakan kalau mereka hanya teman biasa. Ucapan Lay semakin meyakinkan dirinya mendekati Suho.
"Ah bagaimana? Apa ada yang penting? Konsep dari kepala sekolah cukup sulit. Sepertinya kita harus bekerja lebih keras. Ehm.. Baek, apa kau bisa ke rumahku hari ini? Kris dan Chen tidak bisa membantuku hari ini. Hanya kau yang bisa membantu. Bisa kah?" Baekhyun langsung mengangguk. Ia tidak pernah sekalipun ke rumah Suho dan untuk pertama kalinya Suho mengajak dirinya.
"Sepulang sekolah kau langsung ke kelasku saja. Kita pulang bersama. Beritahu orangtuamu kau pulang terlambat. Nanti aku yang akan mengantarmu kembali ke rumah. Okay?" Baekhyun mengangguk. Jantungnya terus berdetak tidak karuan. Sesekali matanya melirik ke arah Suho yang serius membaca dokumen-dokumen. Entah dewi fortuna tengah memihaknya atau keberuntungan apapun itu, hari ini adalah hari kebahagiaan Baekhyun.
Chanyeol terus menelepon Baekhyun sejak tadi tapi ponselnya selalu tidak aktif. Apa karena pertengkaran mereka tadi Baekhyun tidak jadi pulang bersamanya? Chanyeol memasukkan ponselnya dan berjalan ke kelas Baekhyun.
"Ah.. Xiumin-ssi, apa kau melihat Baekhyun?" Xiumin melihat ke sekelilingnya dan mengendikkan bahunya. Chanyeol mengacak rambutnya frustasi. Selama ini Baekhyun selalu pulang bersamanya karena rumah mereka berdekatan hanya berbeda komplek. Pernah Baekhyun memaksa pulang sendiri tapi berakhir Baekhyun diganggu oleh beberapa preman di ujung gang. Saat itu Baekhyun beruntung karena Chanyeol datang tepat waktu dan menyelamatkannya.
"Sunbae.. Coba kau ke kelas Suho sunbae. Mungkin Baekhyun disana karena mereka mau mengerjakan tugas OSIS bersama." Chanyeol mengangguk dan berlari ke kelas Suho. Benar kata Xiumin, Baekhyun berada di sana. Menunggu di depan pintu Suho. Kelas Suho memang kelas terakhir yang keluar karena Suho selalu mengajak mereka berdoa bersama sebelum keluar kelas. Baekhyun terlihat bosan menunggu Suho. Sesekali ia menghembuskan nafasnya dan menendang-nendang udara.
"Baekhyun!" Chanyeol berjalan ke Baekhyun sedangkan Baekhyun hanya memutar bola matanya malas saat Chanyeol mendekat ke arahnya dengan senyuman lebar.
"Ayo kita pulang! Apa yang kau lakukan disini?" Chanyeol menarik lengan Baekhyun tapi langsung dihempaskan begitu saja oleh Baekhyun. Bibirnya merengut kesal saat melihat wajah bingung Chanyeol.
"Apa kau tidak membaca pesanku? Aku akan pulang bersama Suho. Kau pulanglah." Chanyeol mengambil ponselnya dan baru melihat ada satu pesan tidak terbaca dari Baekhyun.
"Ya! Ya! Tidak bisa. Aku bisa mengantarmu ke rumah Suho kok. Apa perlu dia mengantarmu hah?" Baekhyun kembali memutar bola matanya malas. Entah kenapa hari ini Chanyeol sangat sensitif mengenai Suho.
"Sangat membuang waktu, Park Chanyeol-ssi. Lebih cepat kalau aku kesana bersama Suho. Ada apa sih denganmu? Kau terlalu posesif hari ini." Chanyeol mencoba mengontrol rasa sabarnya pada Baekhyun.
"Lalu kau akan bersamaan dengan Suho sampai nanti malam? Kau tidak takut jika dia-"
"Dia akan apa hah? Kau terlalu penakut. Suho itu baik. Aish...pulang sana." Baekhyun menata rambutnya saat beberapa siswa mulai keluar dari kelas Suho.
"Ah.. Baekhyun apa kau menunggu lama? Oh.. Annyeonghaseyo.. Chanyeol sunbae." Suho membungkuk pada Chanyeol. Kesopanannya kembali membuat Baekhyun terpesona. Chanyeol hanya melirik ke arah Suho dan mengangguk.
"Kajja, Baek." Saat Baekhyun mulai berjalan, lengannya ditahan oleh Chanyeol. Langkah Suho juga ikut terhenti.
"Pulanglah sebelum jam 7 malam. Kalau kau pulang lebih dari itu, kupastikan aku akan datang ke rumah dia dan menyeretmu pulang." Dengan kasar Chanyeol melepas lengan Baekhyun dan pergi meninggalkan Baekhyun serta Suho.
"Namjachingumu posesif ya?" ucap Suho. Baekhyun hanya menunduk dan membisikkan sumpah serapah pada Chanyeol. Ingin sekali rasanya mengatakan pada Suho kalau mereka berdua hanya sekedar teman. Tidak ada hubungan lebih antara mereka. Pure friendship.
"Katakan padanya aku akan mengembalikan yeojachingunya sebelum jam 7 dan mengantarnya sampai ke rumah dengan selamat. Kajja, Baek." Baekhyun tersenyum meringis saat Suho berkata seperti itu. Ini semua karena keposesifan tidak masuk akal dari Chanyeol.
'Ish.. Chanyeol benar-benar membuatku malu.'
"Baekhyun tolong periksa file itu sebentar. Aku akan mengambil minum dulu. Kau mau susu stroberi?" Baekhyun mengangguk dan kembali menunduk membaca sejumlah file. Mereka harus mengumpulkan laporan secepatnya dalam tenggang waktu 2 hari dan anggota inti OSIS lainnya berhalangan.
"Kenapa Suho lama sekali?" Baekhyun membuka pintu kamar Suho sedikit dan mendengar percakapan seseorang.
"Lay chagi, kau harus banyak istirahat. Kau tidak perlu khawatir dengan semua urusan OSIS. Ada aku dan Baekhyun yang mengurusnya. Laporan? Ah.. Laporan itu mudah. Baekhyun pintar membuatnya. Ahh.. Sebentar ya. Nanti kutelepon lagi. Jaga kesehatanmu, chagi. Aku mencintaimu." Baekhyun benar-benar terkejut dengan percakapan Suho dan Lay. Jadi mereka itu berpacaran dan mereka berusaha menyembunyikannya? Baekhyun menutup pintu itu pelan-pelan. Rasanya ia ingin menangis sekeras-kerasnya. Ah.. Harusnya ia bisa menebak kalau diantara Suho dan Lay pasti ada hubungan. Kenapa Baekhyun sebodoh itu dan malah semakin menyukai Suho?
"Baekhyun? Apa kau sudah selesai membaca semua filenya? Ini susu stroberi untukmu. Maaf lama." Baekhyun menghapus setitik air mata yang hampir lolos dari matanya. Ia hanya mengulas senyum tipis dan menerima susu stroberi dari Suho. Bertahanlah Baek.. Kau hanya perlu menyelesaikan laporan dan pulang bukan?
"Suho biar aku saja yang mengetik laporannya." Suho menoleh ke arah Baekhyun dan mengangguk. Ia memindahkan laptopnya dari tangannya ke tangan Baekhyun. Baekhyun hanya ingin menyelesaikan semuanya.
"Baek tolong selesaikan laporannya. Nanti aku koreksi lagi. Aku akan membaca file-file ini lagi. Ahh.. Minusku akan bertambah sepertinya." Suho membenarkan letak kacamatanya dan kembali membaca setumpuk file di hadapannya. Baekhyun diam-diam melihat wallpaper Suho dan mengecek beberapa foto di laptop Suho. Senyum miris melengkung di bibirnya. Wallpaper laptop Suho itu saat Suho dan Lay berselfie lalu ada satu album penuh yang berisi foto mereka berdua. Pantas saja Suho yang membuka laptopnya dan langsung membuka microsoft word untuknya. Dia tidak mau memperlihatkan foto dirinya dengan Lay.
"Apa sudah selesai, Baek?" Baekhyun menggeleng. Ia mengambil flashdisknya dan memasukkannya ke dalam laptop Suho.
"Suho sepertinya aku tidak enak badan. Kepalaku sedikit pusing mungkin efek membaca semua file ini. Aku akan selesaikan laporannya dan aku kirim lewat email. Bisakah kau antarkan aku pulang sekarang?" Suho melepas kacamatanya dan mengangguk. Setelah memindahkan file-file yang diperluka untuk membuat laporan, Baekhyun membereskan sejumlah file yang akan dia bawa pulang. Suho terus menatapnya khawatir.
"Gwenchanayo? Kau terlihat pucat, Baek. Aku akan menyelesaikannya. Kau beristirahatlah." Baekhyun menggeleng. Setidaknya ia harus menyelesaikan tugasnya sebagai sekretaris OSIS bukan? Tanpa mencampuradukkan perasaannya dalam tugasnya.
"Aku akan kirimkan malam ini juga. Kau bisa mengoreksinya nanti. Setelah itu aku akan beristirahat. Aku baik-baik saja, Suho." Suho mengangguk pasrah dan membantu Baekhyun beres-beres.
"Kau harus minum obat sampai di rumah, Baek." Suho mengacak rambut Baekhyun dan membukakan pintu mobilnya. Baekhyun terlihat lesu dan lebih pendiam. Dia tidak banyak bicara seperti biasanya. Sepanjang perjalanan lebih banyak Suho yang berbicara dan ditanggapi singkat oleh Baekhyun.
"Ah Suho.. Sepertinya eomma appaku akan mengajakku pergi akhir pekan nanti. Mian aku tidak bisa datang ke opera nanti bersamamu." Suho mengangguk. Baekhyun kembali melihat kaca mobil yang mulai dihiasi titik-titik air hujan. Seiring dengan kedua air mata yang mulai menetes. Baekhyun sebisa mungkin menutupi tangisnya dengan tangannya.
"Suho gomawo sudah mengantarku. Aku akan menyelesaikan laporannya secepat mungkin. Sampai jumpa." Suho melambaikan tangannya ke arah Baekhyun dan mulai melajukan mobilnya. Tepat di saat itu Baekhyun terjatuh di tanah dan menangis sekeras-kerasnya. Rasanya sangat menyakitkan dan menyesakkan.
"Baekhyun?! Gwenchana? Kenapa kau menangis hey?!" Chanyeol langsung memeluk tubuh Baekhyun yang bergetar. Baekhyunnya begitu rapuh dan mudah rusak. Bahkan hanya dengan sentuhan sedikit Baekhyun mudah 'pecah'. Ia membiarkan Baekhyun menangis membasahi kaosnya.
"Oppa ini sangat sakit. Kenapa Suho.. Hiks.."
"Ssst... Tenanglah, Baek. Oppa akan selalu disisimu, ne?" Chanyeol mengusap kepala Baekhyun pelan-pelan.
"Oppa janji akan selalu bersamaku?" Chanyeol mengangguk. Ia kembali memeluk Baekhyun seerat mungkin. Tidak apa jika Baekhyun menolaknya beratus kali. Tidak apa jika Baekhyun tidak mengetahui perasaannya. Tapi Chanyeol tidak bisa menerima saat Baekhyun terluka, menangis, dan membuatnya tidak bisa menjauh dari Baekhyun. Chanyeol sangat mencintai Baekhyun begitu dalam. Entah apa pandangan Baekhyun padanya Chanyeol tidak peduli. Asalkan Baekhyun berada di dekatnya dan Baekhyun bahagia, Chanyeol akan ikut bahagia walaupun hatinya sakit.
"Kita masuk ya? Okay? Jangan menangis lagi. Menangis membuatmu terlihat seratus kali lebih jelek. Pakai masker ini. Nanti aku yang akan jelaskan pada eomma." Chanyeol terbiasa memanggil kedua orangtua Baekhyun dengan eomma dan appa karena kedua orangtua Baekhyun memaksanya memanggil begitu. Baekhyun memakai masker bergambar one piece milik Chanyeol.
"Eomma...Chanyeol datang." Taehyung yang tengah menonton TV langsung bangun dan memeluk Chanyeol. Ia melirik ke arah Baekhyun yang diam dan kembali menatap Chanyeol. Bertanya lewat matanya 'ada apa dengan Baekhyun?'
"Ah.. Baekhyun.. Ada jerawat muncul di hidungnya dan dia malu. Jadi dia memakai masker itu. Moodnya sedang buruk. Eomma... Dia bahkan memarahiku sejak tadi. Biarkan dia istirahat saja. Baekhyun sana ke kamarmu." Baekhyun melirik ke arah Chanyeol dan berterimakasih lewat matanya. Walaupun alasannya tidak masuk akal setidaknya eommanya tidak akan menanyakan apapun.
"Ahh.. Baekhyun itu. Kau mau makan? Atau kau mau menginap disini?" Chanyeol mengatakan kalau dia ingin keduanya. Taehyung mengacak rambut Chanyeol gemas dan berjalan ke arah dapur.
"Eomma aku ke kamar Baekhyun dulu. Aku ingin membujuknya dulu." Tangan Taehyung membuat bentuk oke dan kembali berkutat dengan masakannya. Chanyeol naik ke kamar Baekhyun di lantai dua. Kamar dengan tulisan 'Don't come in or you will die' dengan corak stroberi. Chanyeol selalu mengejek tulisan yang tergantung di pintu Baekhyun karena terlihat kekanak-kanakan dan tidak terlihat mengancam sama sekali berkat corak stroberi di sekitarnya.
"Baek.. Apa boleh aku masuk?" Baekhyun bangkit dari tempat tidurnya dan membuka pintu untuk Chanyeol. Baru ditinggal sebentar tapi tissue mulai bertebaran di lantai. Dengan telaten Chanyeol mengambil tissue-tissue itu dan membuangnya ke tong sampah.
"Oppa.. Apa oppa tidak pernah sakit hati? Aku selalu melihat oppa selalu tertawa dan tersenyum. Aku tidak pernah melihat oppa sedih. Oppa... Bagaimana caranya move on dari Suho? Hiks.. Dia jahat. Kenapa menyembunyikan hubungannya dengan Lay eonnie? Kalau aku mengetahuinya mungkin aku tidak akan sesakit ini. Tapi mereka berdua berkhianat dan berusaha menutupi hubungan mereka. Hiks... Oppa ini sangat sakit." Chanyeol memeluk Baekhyun dari samping sambil mengelus surai coklat Baekhyun.
"Oppa juga pernah merasakan sakit. Tapi oppa hanya bisa tersenyum dan tertawa. Kenapa? Aku tidak mau membuat seseorang khawatir karena melihat oppa sedih. Kalau oppa sedih bagaimana oppa menghibur orang itu?" Baekhyun mengucek kedua matanya dan menghapus sisa-sisa air matanya.
"Apa orang itu aku?" Chanyeol mengangguk dan mengacak Baekhyun gemas. 'Andai saja kau menyadari perasaanku, Baek' pikir Chanyeol.
Mungkin saat ini Baekhyun masih belum dewasa. Chanyeol terus menanamkan pikiran itu saat Baekhyun menolaknya. Baekhyun masih tidak mengerti apa itu cinta dan sekedar menyukai seorang namja. Chanyeol terus mempercayai itu dan terus mempertahankan perasaannya hingga mereka beranjak dewasa.
'Aku akan tetap menunggumu hingga kau mengerti perasaanku seutuhnya.'
( Chanyeol berusia 17 tahun dan Baekhyun berusia 15 tahun)
"Oppa.. Bantu aku mengerjakan tugas ini. Oppa... OPPA!" Chanyeol melepas salah satu earphonenya dan menoleh ke arah Baekhyun. Dengan helaan nafas, Chanyeol mengambil kertas Baekhyun dan mencoret-coret kertas itu dengan cara.
"Ajari aku! Kalau oppa hanya menulis seperti ini, aku tidak mengerti." Chanyeol akhirnya duduk di samping Baekhyun dan mengajari Baekhyun perlahan. Akhir-akhir ini Chanyeol sibuk dengan belajar karena mendekati ujian akhir. Waktunya dengan Baekhyun juga berkurang drastis. Biasanya Chanyeol akan mampir ke rumah Baekhyun sekedar bermain atau belajar bersama. Sekarang Chanyeol tidak bisa lagi bermain dengan Baekhyun sementara waktu dan lebih fokus belajar.
Bagaimana mengenai hubungannya dengan Baekhyun? Hubungan mereka masih sama. Baekhyun masih belum menyadari perasaannya. Kadang Chanyeol merasa sangat lelah dan harusnya dia berhenti sejak dulu tapi perasaannya selalu mengkhianatinya. Ia jatuh semakin dalam dengan pesona Baekhyun. Beranjak remaja Baekhyun menjelma menjadi yeoja cantik. Perasaan Chanyeol semakin bertambah setiap harinya. Tapi Baekhyun tidak menyadarinya dan lebih memilih bersama namja lain.
"Ah.. Tunggu dulu.. Namjachinguku menelepon." Chanyeol mengangguk dan kembali memasang earphone. Tidak mau mendengarkan percakapan Baekhyun dengan namjachingunya yang baru. Sesekali ia melirik ke arah Baekhyun yang tertawa lepas dan tersenyum ceria. Hatinya teriris setiap harinya melihat Baekhyun tertawa bersama namja lainnya. Baekhyun semakin hari juga mulai menjauh darinya seiring dengan Chanyeol yang mulai sibuk.
"Ayo oppa kita belajar lagi." Chanyeol menutup bukunya dan malah naik ke atas tempat tidur. Moodnya tiba-tiba memburuk.
"Oppa kenapa? Apa yeojachingu oppa sedang ngambek?" Ya.. Chanyeol juga sama dengan Baekhyun. Ia juga memiliki yeojachingu yang lain walaupun perasaannya masih sama untuk Baekhyun. Ia selalu menerima yeoja yang menembaknya. Sekedar pelampiasannya dari perasaannya yang tidak diterima Baekhyun.
"Yera eonnie.. Memang kenapa?" Chanyeol mengendikkan bahunya. Dia cukup terkenal di sekolah dengan julukan 'playboy tampan'. Dia tidak pernah melakukan kontak fisik dengan yeojachingunya. Bahkan hanya berpegangan tangan saja Chanyeol menolak mentah-mentah tapi banyak sekali yeoja yang menyukainya. Semua mantannya berhubungan dengan Chanyeol kurang dari satu bulan karena Chanyeol mudah bosan. Mantannya selalu membanggakan dirinya sendiri setelah putus dengan Chanyeol.
'Aku berhasil berpacaran dengan Chanyeol'
'Wow hebat berapa hari?'
'20 hari. Ini rekor terlamaku. Belum ada yang memecahkannya.'
'Ah jinjja? Selamat ya~'
Percakapan yang aneh dan unik dari setiap mantan yeojachingu Chanyeol. Kemarin Chanyeol baru saja ditembak Yera. Ketua cheerleaders sekolah mereka dan dinobatkan sebagai yeoja tercantik di kelasnya. Yera telah mengincarnya hampir 1 tahun lebih. Chanyeol mengiyakan dengan santai pernyataan cinta dari Yera. Sejak tadi ponselnya ribut sekali dibanjiri pesan dari Yera. Ia tidak menjawabnya sama sekali dan sibuk mendengarkan musik.
"Apa kau akan memutuskannya dalam beberapa hari ini?" Chanyeol mengangguk dengan santai. Baekhyun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. Pacar Chanyeol kali ini adalah yeoja tercantik di sekolahnya. Semua namja bertekuk lutut padanya dan dia hanya menganggapnya yeoja sementara saja eoh?
"Apa matamu semakin bermasalah?" Ayolah... Yera eonnie itu sangat cantik. Dia baik, cantik, berbakat, dan dicintai semua orang. Kenapa Chanyeol bisa begitu saja ahh.. Baekhyun susah menjelaskannya.
"Dia tidak cantik. Hanya kau yang paling cantik." Chanyeol tersenyum ke arah Baekhyun dan mengedipkan sebelah matanya. Baekhyun hanya memutar bola matanya malas. Entah berapa kali ya dia mendengar Chanyeol memujinya cantik, imut, lucu. Baekhyun sangat bosan mendengarnya. Apalagi Chanyeol juga selalu mengatakan kalau dia menyukainya dan mengajaknya menjadi pacarnya.
"Aku sudah punya pacar oppa. Ingat itu. Kai oppa nanti marah mendengarmu terus menggodaku seperti itu." Tawa Baekhyun pecah saat itu juga. Ia membereskan semua bukunya tanpa melihat ekspresi Chanyeol yang mulai berubah.
'Aku mengatakan yang sebenarnya, Baek. Kau cantik dan aku sangat menyukaimu sejak dulu.' batin Chanyeol.
"Hey..apa kau mau menginap disini? Tidur bersamaku seperti saat kita masih kecil." Baekhyun menggeleng menolak ajakan Chanyeol.
"Kita ini sudah besar. Lagipula aku tidak mau oppa terganggu nanti saat aku video call dengan Kai oppa. Aku pulang dulu ya." Baekhyun mendekati Chanyeol dan memberikan sebuah kecupan di pipinya.
"Annyeong, oppa." Baekhyun berjalan ke arah pintu sebelum tangannya ditahan Chanyeol.
"Wa-" Chanyeol mendekati wajah Baekhyun dan mencium bibirnya. Dengan mata terbuka Baekhyun begitu terkejut dengan ciuman tiba-tiba dari Chanyeol. Chanyeol mendorong tubuh mungil Baekhyun dan memenjarakannya dengan kedua tangan kekarnya. Baekhyun berusaha memberontak tapi kekuatannya tidak sebanding dengan Chanyeol. Ciuman itu semakin panas dengan lumatan-lumatan nakal dari Chanyeol. Baekhyun akhirnya terbuai dan mengalungkan lengannya di belakang leher Chanyeol. Lidah mereka saling berkelit satu sama lain, saling mendominasi dan 'berperang'. Hingga Baekhyun mendorong tubuh Chanyeol menjauh karena kehabisan oksigen.
"Aku menyukaimu, Baek. Sejak dulu... Sejak kita masih SMP.. Mungkin sebelum itu juga... Apa kau tidak menyadarinya hah?" Chanyeol meluapkan semua emosi yang ada di dirinya. Baekhyun semakin hari menjauh dan sibuk dengan namjachingunya. Bukan hanya itu Baekhyun tidak mau bermain dengan Chanyeol lagi karena dia tidak mau menyakiti perasaannya. Chanyeol sungguh terluka dengan menjauhnya Baekhyun. Memang perasaannya masih belum diterima oleh Baekhyun tapi setidaknya Baekhyun masih di sisinya dan berada dalam jangkauannya. Kadang Chanyeol begadang setiap malam menunggu Baekhyun meneleponnya dan mengucapkan 'selamat tidur'. Kadang Chanyeol menunggu Baekhyun di kantin karena Baekhyun mengajaknya makan bersama. Seringkali pula Baekhyun ingkar janji dan lebih memilih bersama namjachingunya.
"Oppa.. Aku.. Aku punya pacar. Jadi.. Mianhae..-" Chanyeol kembali mengecup bibir Baekhyun dan menatap Baekhyun yang terkejut.
"Apa kau tidak menyadarinya? Aku selalu menunggumu sejak dulu. Aku yang selalu ada di sisimu sejak dulu. Aku yang selalu ada saat kau menangis karena namja-namja yang menyakitimu dulu. Tidak bisakah kau melihat perasaanku, Baek? Sedikit saja. Sebagai seorang namja bukan sebagai sahabat. Kadang aku lelah dan ingin menyerah tapi aku berusaha meyakinkan diriku sendiri kalau kau akan menyukaiku dan-"
"Jebal, oppa. Jebal. Jangan seperti ini. Aku berterimakasih dengan semua sikap lembutmu tapi aku hanya menganggapmu sebagai seorang sahabat. Kita bersahabat sejak kecil dan aku tidak mau merusak persahabatan ini dengan hubungan lain. Cukup, oppa. Okay? Aku pulang dulu." Baekhyun langsung membuka pintu kamar Chanyeol dan keluar. Sedangkan Chanyeol benar-benar terpukul dengan semua ucapan Baekhyun. Apa kini ini pertanda untuk dirinya berhenti mencintainya?
"Baek.."
"Baekhyun..Kau sudah pulang ternyata. Apa Chanyeol tidak kesini ju-?"
"Eomma mian. Aku ke kamar dulu." Taehyung hanya melihat Baekhyun masuk ke kamarnya tergesa-gesa. Ia mengendikkan bahunya dan kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Aish.. Ada apa dengan jantungku ini? Berhentilah berdebar-debar, Baek." Baekhyun terus memukul dadanya, menghentikan debaran jantungnya yang menggila. Otaknya terus memutar adegan Chanyeol mencium Baekhyun. Pipi Baekhyun merona mengingat ciuman Chanyeol itu. Ini bahkan ketiga kalinya mereka pernah berciuman tapi sensasinya tidak pernah seperti ini. Pertama saat mereka masih kecil. Kedua karena mereka tidak sengaja bertabrakan. Ketiga ini karena Chanyeol yang ahh.. Baekhyun malu mengingatnya kembali. Bahkan Kai tidak pernah membuatnya berdebar segila ini.
"Apa aku menyukai Chanyeol oppa? Ani~ ani~. Aku hanya menyukai Kai oppa. Chanyeol oppa hanya sahabat. Yah.. Benar.. Hanya sahabat." Sekilas Baekhyun mengingat raut wajah Chanyeol yang berubah sedih saat Baekhyun menegaskan hubungan antara mereka. Sungguh Baekhyun tidak mau berkata sekasar itu. Banyak yeoja yang lebih cantik dan berkepribadian yang lebih baik darinya, menurut Baekhyun mereka lebih cocok untuk Chanyeol daripadanya. Baekhyun merasa dirinya tidak pantas untuk Chanyeol.
"Jebal.. Jangan sampai aku menyukainya." Baekhyun mengambil ponselnya dan memusatkan perhatiannya pada chat di ponselnya. Beberapa chat dari Kai masuk dan mengajaknya video call.
"Hai, chagi." Baekhyun terlihat canggung di depan Kai. Kai hanya tertawa melihat kecanggungan dari Baekhyun. Yeojachingunya ini memang menggemaskan.
"Kenapa kau malu seperti itu? Ini namjachingumu. Kita berhubungan sudah lama tapi kau tetap sama saja. Kalau aku ada disana aku akan memelukmu dan menciummu. Aish.. Kau terlalu menggemaskan. Membuatku gila saja, Baek." Baekhyun hanya tertawa lebar mendengar gombalan dari Kai.
"Kapan kau pulang dari turnamen basketmu itu? Aku sangat merindukanmu. Kalau kau tidak membawa pulang piala emas, aku akan mencari namja lain." Kai hanya tertawa mendengar Baekhyun berusaha menggodanya.
"Namja lain? Yakin memang bisa? Setauku kau hanya dekat dengan Park Chanyeol. Ck.. Kau memangnya mau berpacaran dengan sahabatmu sendiri eoh?" Walaupun dengan nada candaan Baekhyun benar-benar terdiam tidak berkutik. Dia kembali menanyakan pertanyaan itu pada dirinya sendiri. Apa benar dia ingin mengubah dari teman menjadi pacar?
"Hey.. Kenapa kau malah melamun? Jangan terlalu merindukan ketampananku. Hanya sisa 2 hari. Bertahanlah.. Aku akan cepat pulang dan menghabiskan waktu denganmu. Okay, Baby B?"
"Kau harus tepati janjimu itu. Jangan tergoda dengan yeoja-yeoja di Jepang. Kalau kau sampai ketahuan berselingkuh kupastikan kau akan mati di tanganku. Arra?" Kai mengangguk. Ia mendekatkan bibirnya dan memberikan fly kiss.
"Sekarang tidurlah. Kau terlihat mengantuk." Baekhyun melambaikan tangannya dan ikut mematikan video call. Ia membaringkan tubuhnya dan melihat ke arah langit-langit kamarnya.
"Aku harap aku tidak menyukai Chanyeol oppa." Setelah mengatakan hal itu Baekhyun masuk ke dalam mimpinya.
2 hari kemudian..
Baekhyun begitu menantikan hari ini karena Kai akan pulang ke Korea. Dia tidak bisa menjemput Kai karena harus bersekolah. Dia hanya menantikan Kai ke sekolah nantinya. Baekhyun bahkan membeli sebuket bunga dan kue untuk diberikan ke Kai.
"Kau pasti senang hari ini, Baek. Namjachingumu kembali." goda Xiumin. Mereka kembali satu kelas setelah 3 tahun di kelas yang sama saat bangku SMP.
"Tentu aku sangat senang. Aku sudah menyiapkan banyak hal untuknya." Xiumin ikut tersenyum melihat betapa cerianya Baekhyun saat ini.
"BYUN BAEKHYUN KAI DATANG! CEPATLAH KE LAPANGAN!" Dengan tergesa-gesa Baekhyun membawa buket bunga dan kue lalu berlari ke arah lapangan. Bibirnya terus tersenyum membayangkan Kai datang dan memeluk dirinya.
"Baek tunggu.." Saat Baekhyun hampir mencapai lapangan, dia ditahan oleh Chanyeol.
"Ada apa? Jebal apapun yang oppa katakan nanti saja... Kai oppa menungguku."
"Ani...aku tidak akan menyerah begitu saja karena kau menolakku kemarin. Aku sangat mencintaimu. Terimalah perasaanku, Baek." Saat ini, Chanyeol benar-benar merendahkan harga dirinya dan memohon pada Baekhyun. Setelah berpikir semalaman, Chanyeol memutuskan untuk tidak menyerah akan perasaannya yang ada sejak beberapa tahun yang lalu. Penantiannya tidak boleh sia-sia begitu saja.
"Kau hanya sahabatku. Jebal.. Sekarang aku harus menemui Kai oppa. Dia menunggu saat ini. Jebal.. Oppa... Jangan egois seperti ini." Emosi Chanyeol tiba-tiba naik saat Baekhyun terus menyebutkan nama namjachingunya.
"Tidak bisa ya kau luangkan waktumu hanya untukku? Aku sangat sangat mencintaimu. Dia baru mengenalmu saat kau mulai menginjak SMA. Aku sudah mengenalmu sejak kecil. Perasaanku lebih tulus darinya. Aku memang egois karena aku ingin memilikimu untukku saja. Jebal Baek.. Mengertilah tentang perasaanku."
"Aku tidak tahu lagi, oppa. Jebal.. Lepaskan tanganku."
"Ani...aku tidak akan melepaskan tanganmu lagi." Chanyeol memindahkan tangannya ke pinggang Baekhyun dan mencium Baekhyun. Emosi menguasai dirinya dan ciuman itu terasa liar. Sangat menyakitkan untuk Baekhyun. Buket bunga dan kue yang dibawanya jatuh berceceran di lantai. Tangannya berusaha keras mendorong Chanyeol. Chanyeol menutup mata dan telinganya kali ini. Membiarkan emosi mendominasinya kali ini. Lumatan-lumatan Chanyeol sangat kasar hingga bibir Baekhyun robek dan mengeluarkan darah. Baekhyun terus berusaha mendorong Chanyeol hingga akhirnya dia berhasil mendorong Chanyeol ke tembok. Baekhyun mengusap bibirnya kasar dan melihat ke arah Chanyeol dengan jijik.
"Aku membencimu, oppa. AKU MEMBENCIMU PARK CHANYEOL!" Saat dirinya berbalik, Kai tengah berdiri disana dengan sebuket bunga yang telah berceceran di lantai. Matanya menatap kecewa ke arah Baekhyun. Dia akhirnya lebih memilih menyingkir dari hadapan Baekhyun.
"Kai oppa...!" Baekhyun mengejar Kai yang mulai menjauh. Setelah berhasil mengejarnya, Kai langsung menghempaskan tangan Baekhyun.
"Beginikah kelakuanmu selama seminggu aku di Jepang, Baek? Aku kira kau akan menyambutku dengan senyuman dan pelukan hangat. Tapi apa yang aku terima? Kau berciuman dengan temanmu sendiri di depan mataku? Heol~ ternyata di balik wajah polosmu kau sangat menjijikkan, Baek. Bahkan kau membiarkan dia membuat bibirmu robek. Sepertinya kau menikmati ciuman tadi." sindir Kai. Baekhyun hanya menangis dan menunduk. Bibirnya terus bergumam 'mianhae... mianhae'
"Kita putus saja. Sepertinya kita memang tidak cocok. Kau pergilah bersama temanmu itu dan jangan dekati aku lagi. Kau menjijikkan, Baek." Baekhyun hanya menunduk dan menangis. Tidak menjawab hinaan dari Kai. Hubungan mereka berakhir dengan tragis di hari dimana Baekhyun ingin menyambut kedatangan Kai. Dengan bahu bergetar ia terduduk sambil menangis. Semua orang yang ada di sekitarnya ikut mengejek Baekhyun karena berselingkuh di depan namjachingunya sendiri.
"Baekhyun, jeongmal mianhae.." Baekhyun menepis tangan Chanyeol yang mencoba mendekatinya. Matanya menatap Chanyeol dengan perasaan benci yang sangat kentara. Karena keegoisan Chanyeol hubungannya dengan Kai berakhir.
"Pergilah.." desis Baekhyun. Chanyeol menghela nafasnya berkali-kali. Ini semua kesalahannya yang membuat Baekhyun lagi-lagi terluka. Bahkan ini kesalahan terfatal yang dia buat. Baekhyun membencinya dan tidak mau melihat wajahnya lagi.
"Baekhyun jeongmal... Jeongmal mianhae.."
TBC or not?
Fyuh... Panjang banget ini ff.. Apalagi ini baru part 1. Jadi di part ini masih menonjolkan hubungan Chanbaek dalam konteks pertemanan dan Chanyeol yang mulai menyukai Baekhyun. Pengennya aku buat lebih detail lagi tapi bakal sangat panjang. Aku akhirnya milih buat adegan yang lebih mengekspresikan hubungan mereka aja.
Di part 2 nanti hubungan Chanbaek gak semulus kelihatannya. Mereka bakal putus dan nyambung. Hubungan mereka juga bakal banyak tantangan. Satu spoiler buat kalian... Baekhyun bakal kuliah di China tanpa Chanyeol selama 4 tahun. Heol~ terus hubungan mereka gimana? Nanti bakal dijelasin. Mereka ketemu orang baru yang mulai ngisi kehidupan mereka tapi hati mereka tetep buat satu sama lain. Nanti ada adegan saat Baekhyun kembali ke Korea untuk berlibur dengan sahabat namjanya lalu ketemu sama Chanyeol yang bawa yeojachingu baru yang gantiin tempat Baekhyun selama 4 tahun. Nanti Baekhyun terpaksa ngakuin kalau sahabat namjanya itu pacarnya. Gengsi gitu ngeliat Chanyeol punya gebetan baru. Kalian baca aja part 2 nya nanti. Bakal jauh lebih seru dari part 2nya. Jangan lupa comment and like. Love you my readers ️
Oh ya jangan lupa nonton teasernya EXO. Yaoloh... Mereka sumpah gans banget. Kai, Baekhyun, Chanyeol, Sehun wtf. Kenapa trio bangsadh harus duluan ditambah kenapa biasku duluan juga... Asdfghjkl tiap malem gak bisa tidur. Sayang banget icing gak ikut😕😕😕. Padahal kangen icing. Gak sabar deh nunggu comebacknya mereka. Inget jangan share videonya cukup share linknya aja. Kita harus buat project 24 juta 24 jam berhasil. Abaikan haters sama antis yang berusaha ngacauin. Yang penting kita harus berusaha keras biar exo bisa dapet daesang yang ke-5. Fighting EXO-L! 😁😁😁😁😁😁❤️❤️
