Kupu kupu ibu

Naruto ( C ) Masashi Kishimoto

Story Real by Ira Puspit

Indonesia, typos, misstype, bahasa membosankan, Eyd gagal.

Hyuuga Hinata

Rated K - T

Ayah, aku tidak ingin dia pergi, kumohon bawalah dia kembali untuk menemaniku! Kumohon aku sudah sangat senang dengannya. Biarkan mereka berkata jelek kepadaku, yang kuinginkan hanyalah ingin dia kembali kepadaku.

.

.

.

.

.

.

.

Aku melihatnya. Aku melihat perempuan yang pernah kau ceritakan ayah. Sepulang sekolah tadi, di dekat taman, aku melihat sepasang kupu kupu berputar saling melingkar. Akan tetapi, mereka tak seperti kupu kupu dalam ceritamu. Ayah mereka lebih cantik. Yang satu berwarna hitam dengan bintik biru bercahaya seperti mutiara. Yang lain bersayap putih jernih, sebening sepatu kaca Cinderella, dengan serat tipis kehijauan melintang di tepi sayapnya.

Aku takjub. Aku mengejarnya. Kupu kupu itu masuk ke dalam taman, dan aku terus saja mengikutinya. Dan ternyata kedua kupu kupu itu menghampiri seorang perempuan yang duduk di bangku yang agak terpisah dari bangku bangku taman lainnya. Kupu kupu itu asik berputar putar mengelilingi perempuan tersebut.

Aku tersadar. Itu perempuan yang Ayah ceritakan. Sebelum aku sempat membalikan badan untuk meninggalkan taman itu, ia berbicara kepadaku. Aku tak menyangka. Tidak, Ayah. Ia tidak bisu seperti yang kau bilang. Dan katamu ia seorang yang menyeramkan, hingga aku membayangkan perempuan itu sebagai penyihir. Ayah, perempuan itu sangat cantik. Sama cantiknya dengah kedua kupu kupu itu. Oya, dia baik juga. Ia memintaku untuk duduk disampingnya. Menemaninya bermain dengan kupu kupu itu. Dia mengajarkanku membelai sayap kupu kupu. Kami bercerita tentang kesukaan kami masing masing. Dan ternyata, selain menyayangi kupu kupu, kami juga sama menyukai ice cream rasa vanila dengan taburan kacang almond, senang buah strawberry, dan tidur di antara banyak boneka.

Kau ingat ceritaku, hinata? Tentang dua ekor kupu kupu dan dan seorang perempuan yang jatuh cinta pada mereka? Ah, kurasa kau sudah lupa. Ketika pertama kali kuceritakan ini, kau masih kecil, belum juga TK. Bahkan aku masih ingat, kau memakai terusan pink dengan hiasan pita merah melingkar di pinggang, bergamar tuna yang mengedipkan matanya di bagian depan. Baju kesukaanmu saat itu. Kau berbaring di tempat tidur. Menatapku. Menunggu dongeng pengantar tidur. Ada segaris senyum tipis di wajah kanakmu yang hening. Sehening namamu, Luka.

Aku rindu menceritakannya lagi padamu. Sembari mengenang masa kecilmu yang penuh cekikik geli atau rengekan manja yang sering membuatku gemas. Anggap saja masa kecilmu tak sanggup mengingat dongeng itu. Dan sekarang, aku akan mengingatkannya kembali.

Besoknya aku kembali menuju taman tersebut, dan aku melihat perempuan tersebut lalu aku mendatanginya, perempuan itu tersenyum melihatu dan menyuruhku duduk. Ayah ternyata yang kau bilang bahwa perempuan ini menakutkan ternyata hanya kebohongan belaka, sebenarnya perempuan ini sangatla baik kepadaku.

Hari hari kulakukan dengan menemui perempuan tersebut hingga suatu hari,

"Hinata, lebih baik kamu jangan menemuiku lagi, aku takut jika kamu nanti dijauhi oleh teman teman bahkan masyarakat sekitar karena menemuiku. Jadi lebih baik kamu jangan menemuiku yah" Ujarnya dengan wajah sedih dan sontak aku yang sedang melihat kupu kupu pun terdiam, hatiku serasa teriris. Sakit, yah sakit yang kurasakan, apa yang harus kulakukan?

Bersambung ...

Yo minna !

Makasih ya sudah baca :)

Bulan puasa penuh berkah, Marhaban Ya Ramadhan

Ini Fic pertamaku jadi maaf kalau jelek, menerima saran dan kritik ko agar supaya ceritanya makin bagus.

Please review supaya semangat buat lanjutannya yah, Arigarou ...