Temanku Bukanlah Temanku "part1"

SUMMARY: A NaruHina fic, presented by Hinata-Maestro

DISCLAIMER: Masashi Kishimoto

MAIN CHARACTER: Naruto and Hinata.

RATING: T

GENRE: Romance/Hurt/Comfort

LANGUAGE: Indonesian

"Aku mencintaimu…"

"Ka… kamu nggak bohong Sakura?"

Gadis bermata hijau emerland itupun tersenyum membuat semburat pink menghiasi pipinya yang putih.

"Tentu saja! Buat apa aku membodohi orang yang sudah bodoh seperti kau Naruto?"

"Ta… tapi… bukankah kau mencintai Sasuke?"

"Lalau? Apa aku tidak boleh menukar rasa cintaku padamu?"

"Tentu boleh…"

Sakurapun langsung merangkul pundak Naruto. Badan mereka saling menyatu hingga tidak ada celah ruang sedikitpun diantara dua remaja ninja itu.

"Apa kau menerimaku Naruto?"

Naruto hanya diam beberapa saat menatap gadis yang dia puja lebih dari sedasawarsa. Gadis yg selalu dia lindungi karena rasa cintanya.

"Tentu…"

Wajah Narutopun semakin mendekati wajah Sakura. Dengan tenang Sakurapun mendekatkan bibirnya pada Naruto.

Tak jauh dari situ, tampak seorang gadis ninja lain. Rambut biru kobaltnya yg panjang terurai dan mata lavendernya yang khas. Tentu hanya satu orang… satu orang pemiliknya. Sebuah lekukan terbentuk di bibirnya yang merah… *smile*

"Hinata…"

Gadis berkulit putih itupun membalikkan badannya. Wajahnya terangkat memandang dua sosok shinobi yang tidak asing lagi baginya. Tatapan kosong tak memantulkan bayangan. Seperti keadaan bulan malam itu. Gelap… hanyalah kesunyian…

"Hinata… kau…"

"(smile) Tentu aku baik-baik saja. Kalian berdua tidak usah mencemaskanku begitu."

"…"

"Kalian pulang saja dulu. Aku ada keperluan sebentar. Sekalian katakan pada Otou-san, mungkin aku pulang baru dini hari besok."

Hinatapun langsung melompat keatas pohon. Diapun lari meninggalkan kedua sahabatnya begitu saja.

"Hinata!"

Kiba yang hendak mengejar Hinata tiba-tiba tanganya di tahan oleh Shino yg tepat ada dibelakangnya.

"Hey! Shino apa yang kau lakukan?"

"Cukup… biarkan Hinata sendiri…"

"Kau gila? Q tidak bisa membiarkannya begitu saja!

"Kiba! Aku tahu perasaan u pada Hinata bagaimana? Akupun sama! Aku dan kau sama-sama menyukainya! Tapi…"

"Tapi cintaku… tak kan terhapuskan… Aku akan tetap mencintai Hinata. Walau orang yang dia suka bukanlah aku dan orang yang dia suka tidak menyukainya, aku tak peduli. Aku akan tetap mencintainya, Shino! Karena… cintaku tak bisa terhapus. Cintaku… Hyuuga…

'Hinata….'

Naruto langsung melepas pelukannya dari Sakura. Padahal tinggal berapa inchi lagi hingga bibirnya dapat menempel di bibir Sakura.

"Ada apa Naruto?"

"Aku ingin pulang…"

"Hah? Pulang! Sekarang masih jam 11."

"Aku sedikit pusing."

"Pusing? Apa aku perlu memeriksamu"

"Tidak perlu…"

"Kala gitu… Bagaimana…"

"Kau pulang sendiri ya…"

"Baiklah…"

Sementara itu tampak Kiba yang berlari kencang melompat dari 1 pohon ke pohon yg lain. Wajahnya tampak cemas. Dilain tempat, tampak berdiri seorang gadis cantik. Yah… Hinata, dia hanya terdiam diri. Mata putihnya menatap sebuah jurang yang tepat berada di depannya. angin malam meniup rambut biru kobaltnya. Kakinya tepat menempel di ujung bukit. Gadis itupun kembali melangkahkan kakinya ke depan.

Tiba2 tangan kanannya tertarik kebelakang. Sebuah tamparan mendarat dipipi kanannya yang putih. Matanya menatap Kiba. Wajah yg marah dan cemas berbaur di raut shinobi konoha itu.

"Apa yg ku pikirkan Hinata?"

Bentaknya keluar dari mulut. Hinata hanya diam merunduk tak berani memandang wajah Kiba. Tangan sebelahnya masih memegang pipinya yang sakit.

"Kau pikir! Pulang dini hari itu, hanya tinggallah jasat saja! Bunuh diri! Apa bisa begitu saja menyelesaikan permasalahan?"

"…"

"Kau sedih kan! Kau sedih melihat orang yang kau cintai yaitu Naruto lebih memilih orang lain dari pada kau! Senyum… Kau selalu saja menunjakkan senyum acting setiap melihatnya bermesraan dengan gadis lain. Kau ingin menangis, kan? Kau ingin sekali menangis, bukan?"

"Aku… aku…"

Air matapun jatuh dari kelopak mata putri sulung Hiashi Hyuuga itu. Deras… deras… dan semakin deras. Membuat wajahnya sangat tidak enak dipandang. Bukan karena buruk. Tapi, rasa sakit yang timbul ketika harus melihatnya bersedih apalagi menangis.

"Aku… benar-benar mencintai Naruto! Tapi apa? dia malah memilih Sakura. Ku tahu aku tidak lebih cantik, kuat, dan terkenal di bandingkan dengannya. Tapi… aku tidak bisa! Hatiku… hatiku sakit."

Kiba langsung memeluk badan mungil Hinata. Dia benar-benar tidak tega melihat seorang gadis yang ia sayangi menagis. Ia peluk Hinata erat-erat. Dia sungguh ingin menenangkan perasaanya.

"Sudah… Kumohon berhenti! Jangan kau buang air matamu sia-sia."

"Kiba…"

Kibapun langsung mencium bibir Hinata yang tepat berada didepannya saat itu. Tentu Hinata kaget akan perlakuan Kiba padanya. Lelaki klan anjing itupun melepas kecupannya. Wajahnya mengelap air yang masih menempel di wajah klan Hyuuga Mansion itu.

"Kumohon… berhentilah menagis Hinata…"

"Ki… Kiba… a… apa… yang…?"

Kibapun melepas pelukannya dari Hinata. Badannya menjauh.

"Kau harus pulang sekarang! Jika tidak, maka Akamarulah yang aku suruh membawamu pulang!"

"Kiba…"

Hinatapun mulai melangkahkan kakinya. Tiba-tiba pandangannya kabur. Embun-embun seakan mengelilinginya saat itu. Wajahnya memucat, nafasnya tiba-tiba serasa sangat berat. Hintapun jatuh tidak sadarkan diri.

"HINATA!"

Dilain tempat.

"HINATA!"

Naruto tampak kaget tersadar dari tidurnya. Dia tatap jam weaker yang masih menunjuk angka 1. tapi keringat yang timbul di dahinya seperti jam 1 siang. Nafasnya megap-megap. Wajahnya pucat cemas. Tanpa disadar mata kyubi muncul mengganti mata biru safirnya. Kepalnya sakit. Tangannya memegang dahinya yang basah.

"Ada apa ini? Hey, Naruto kau kenapa? Kenapa kau jadi bermimpi hal-hal yang tidak dimasuk akal seperti tadi. Manamungkin Hinata…"

"HINATA!"

Perasaan Naruto makin kacau saja. Bayangan Hinata terus menghantuinya. Lalu buat apa cemas? Jelas, karena Hinata disana tampak sedih, merunduk seorang diri dan menangis. Lelaki bermata biru safir itupun lekas berlari keluar dari kamarnya. Tanpa peduli hujan ia tembus malam itu. Melaju kencang menuju arah kompleks perumahan klan Hyuuga.

"Hinata…"

Lelaki itupun tepat berada di depan kediaman klan Hyuuga Mansion. Seluruh badannya basah, kehadirannya yang membuat kaget beberapa orang yang kebetulan berada di depan orang pintu masuk.

"Naruto….!"

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Seharusnya akulah yang harus menanyakannya pada kalian!"

"Se… sebenarnya…"

"Kau lihat saja keadaan Hinata di dalam."

Mata Naruto tampak melotot kaget mendengar nama Hinata baru diucapkan Shikamaru. Diapun langsung membuka pintu utama. Bunyi halilintar tepat berada di belakangnya. Wajahnya pucat kaget melihat seorang gadis yang dia kenal berbaring lemah diruang itdur tepat di sebelah barat pintu masuk.

"Naruto! Apa yang kau lakukan? Ini bukan tempat yang seharusnya kau datangi!"

"Sudahlah Ino… biarkan saja…"

Naruto langsung masuk keruang pemeriksaan. Jelas semua ninja medis tampak kaget.

"Naruto? Apa yang kau lakukan disini? Bukannkah kau sakit? Hujan-hujanan? Aku hanya mengobati Hinata tak lebih. Kau pikir aku selingkuh, apa? Sayang… masak kau lupa? Hinata kan gadis ninja lemah… tentunya dalam ninjutsu staminanyapun benar2 buruk. Makanya aku mengobatinya. Biar dia bisa kembali berlatih."

"Kampungan…"

"Hah?"

"Kau benar-benar menyebalkan…!"

"Na… Naruto…"

Narutopun buru2 mendekati Hinata. Pucat putih, dengan bibir berwarna ungu pucat. Badannya panas, nafasnya sesak, benar-benar keadaan yang menyakitkan.

"Hinata! A… ada apa dengannya?"

"Shinra tensei… Jurus yang diberikan Pain padanya masih memberikan dampak atau tepatnya baru berdampak sekarang."

"…"

"Jurus itu mengakibatkan rusaknya saluran pernafasannya. Paru-parunya…"

"…"

"Saluran paru-paunya menyempit dan kadar oksigen di dalam tubuhnya semakin berkurang dan terus-menerus berkurang…"

"Ti… tidak…!"

"Tenanglah Naruto. Hinata itu kan hebat! Dia pasti lekas sembuh! Lagian…"

"Kau kenapa sayang? Apa kau tidak mencintai ku? Apa kau lebih memilih gadis yang tidak bisa jusus medical dibandingkanku yang sudan sannin ini? Apa kau?"

"Cukup… kukatakan CUKUP!"

Narutopun mulai membentak Sakura. Mata kyubinyapun muncul. Membuat semuanya kaget tak terkecuali Sakura.

"Jangan pernah kau olok-olok Hinata. Jangan pernah kau panggil aku sayang, sejujurnya aku sama sekali tak menyukai mu… apalagi mencintai mu!"

"Naruto…."

"Awalnya sih memang iya. Tapi cukup karena hatimu tak lebih seperti seekor siluman."

"Ta… tapi…"

XXXXXXXXXXXX SHUZUKA XXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXX TO BE CONTINUED XXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXX BERSAMBUNG XXXXXXXXXXXX

Beberapa hal yg jangkal…?

Saat naruto mau cium Sakura kok blm smpe-sampe ya? padaha perbincangan kiba, hinata, & Shino itu lumayan lama.O.o?

Sejak kapan Naruto jd cowok kayak gitu? Apalagi mau cium cewek xD

Emang bener tah kalau Shinra tensei punys dampak kayak gitu? Wkwkwk ^o^ terlalu ngarang deh… ckckck -_-"

Ngrundel XD?

Sakura : adoh….. kok q jd ce lebay n ganjen kyk gt sih? xP

Naruto : Perasaan udh dr dlu kale…. :P

Sakura : SHANNARO! :

Maestro : G ada yg boleh tengkar! Ini fanfic Q :

Naruto : xD Kiba… u cemburu ma q y yg di sukai ama Hinata, kan?

Kiba : G jg… ^_^ coz Q yg brhsl miliki first kiss Hinata :*3

Hinata : Ki… Kiba bisa2 aja.. :'

Naruto : ARRRKKHHHH! Bener jg T.T TIDAK! *terjun dr ats menara monas*

Hinata : Naruto tunggu Q *bw parasut bwt nyelamatin honeyx?* :o

Maestro : ckckckck -_-"

Leave your review XD (PLEASE ;-D )

Kalau nggak di review aku rasengan orang yang ada di sebelahmu sekarang… wkwkwkwkw *kidding*

Wkwkwkw ^_^v