Eyeshield 21
Diclaimer yusuke murata and riichiro inagaki
"Sedang lihat apa kau, istri sialan?" kata Hiruma tiba-tiba dari ambang pintu.
"Eh?? Hi, Hiruma?! A..aku..aku mau masak makan malam dulu!"
Mamori segera keluar dari kamar meninggalkan buku tadi yang masih terbuka lebar.
Hiruma menoleh sebentar ke Mamori yang aneh dan berpaling ke buku yang dia tinggalkan.
Lalu Hiruma tersenyum.
"Kekeke, dia menemukan buku ini yaa.. kekeke.." Hiruma terkekeh licik sambil membolak balik buku itu.
Pada halaman itu,
Adalah kejadian di kencan pertama Hiruma dan Mamori.
Saat itu mereka kencan di festival sekolah Deimon.(saat itu mereka sudah di universitas.).
Sebenarnya saat itu ada Sena dan Suzuna juga, tapi mereka jalan terpisah.
"Kau mau makan apa Hiruma?" Tanya Mamori.
"Aku belum lapar. Tapi aku lebih suka kalau memainkan sesuatu yang menarik. Kekekeā¦" Hiruma terkekeh dengan liciknya.
"Kau..mau memainkan apa, Hiruma?" Mamori memasang wajah aneh.
"Wajah liciknya keluar." Batin Mamori.
Hiruma melangkah menuju stand tembak.
"Benar kan." Batin Mamori sambil menghela napas pelan.
"Kekeke, hei junior sialan! Berikan aku pistolnya! Akan kubantai stand-mu!" kata Hiruma sambil memasang wajah seram.
Sang junior gemetaran dan memasang wajah takut sambil memberikan pistol mainan yang digunakan untuk menembak di permainan ini.
"Nah, kau mau boneka yang mana, manajer sialan?" Tanya Hiruma sambil memasang ancang-ancang menembak.
"Eh? Umm.. apa yang dipojok itu adalah boneka Devil Bats?" Mamori tertarik pada satu boneka di pojok meja yang berbentuk kelelawar merah yang memamerkan gigi-gigi runcingnya dan matanya licik seperti Hiruma.
"Huh?! Itu? Baiklah." Hiruma langsung menembaknya dengan cepat dan tepat.
Tek!
-
Boneka itupun jatuh dan sang penjaga stand mengambilnya dan memberikannya pada Mamori.
"Terima kasih, Hiruma-kun" Mamori menerima boneka itu dan memperhatikannya.
"Terserahlah.." saat itu ekspresi Hiruma tak bisa ditebak.
Lalu mereka melanjutkan berjalan ke dalam sekolah mereka dulu itu.
"Hei, mau mengecek sesuatu?" hiruma memecah keheningan antara mereka.
"Apa?" Mamori penasaran.
"Kekekeke.." Hiruma hanya tertawa licik.
Lalu Hiruma menggandeng tangan Mamori dengan kasar dan menggiringnya ke suatu tempat.
-
-
-
-
"Wahh,, tempat ini masih terawat!" kata Mamori takjub.
"Tentu saja, kalau kepsek sialan itu sampai membiarkan setitk debu di sini, akan kubunuh dia dengan ancamanku! Kekeke!!" Hiruma tertawa dengan liciknya.
Mamori menelusuri ruang klub yang lebih pantas disebut kasino itu.
"Sudah lama.." gumam Mamori.
"Ayo keluar, aku cuma mau menunjukkan ini padamu." Ajak Hiruma.
Tapi tak ada jawaban dari Mamori.
-
-
Ternyata Mamori menangis mengenang kenangan-kenangan saat di Deimon dulu.
Hiruma dengan inisiatif menenangkan Mamori.
Mamori sempat kaget lalu berdiri dengan sigap.
"Ayo kita ke kafe kelas 2-1, katanya di sana makanannya diskon."
Kata Mamori sambil mengusap matanya.
Hiruma langsung keluar ruang klub dan berjalan menuju kelas 2-1.
-
-
-
-
"Cih, makanan di kafe itu ga enak! Jadi ya kubakar saja kafe itu." Gerutu Hiruma sambil mengangkat-ngangkat fotonya yang sedang membakar kafe dengan flame.
Tiba-tiba Mamori muncul dari pintu.
"Hiruma, makan malam sudah si..ap.." Mamori tertegun saat Hiruma ikut melihat-lihat bukunya tadi.
"Baiklah." Hiruma bangkit dari kasurnya dan beranjak menuju meja makan dekat dapur.
"E..tolong panggilkan Kuroma juga ya.."
Hiruma hanya mengangguk dan pergi..
Mamori langsung menuju ke buku yang tadi dia tinggalkan dan melihatnya lagi..
TO BE CONTINUED.
To Chapter 3..^^
REVIEW?
