Author : lee eun san
Title : sssst! It's a sicret
Genre : drama
Cast :Kim jongin
Do kyungsoo
And the others
Tangannya mengepal sedangkan bibirnya sesekali mengumpat kesal. Hingga siang ini sudah dua orang petinggi cabang perusahan yang sialnya adalah kolega bisnisnya merasakan luapan kemarahan seorang kim jongin.
"mereka pikir apa akibatnya jika mereka selalu saja menunda pekerjaan huh! Astaga! Aku bisa cepat tua jika setiap hari harus mengurus kebodohan mereka." Jongin mengurut pangkal hidungnya yang berdenyut nyeri.
"hanya kau yang akan semakin tua, mereka tidak. Itu jika kau sadar." Jawab seorang yeoja cantik bertubuh indah yang tiba-tiba menyahut keluhan jongin.
"tsskk,, kau hanya belum tahu betapa menyebalkannya berurusan dengan namja-namja tua itu. Mereka selalu berfikir usia tua mereka berpengaruh pada semua kesepakatan bisnis. Ciihh…." Jongin memandang yeoja itu dengan wajah jengkelnya.
"mereka belajar dari pengalaman tuan besar. Sejauh yang aku tahu, bukankah kedua orang itu juga merupakan orang penting. Bukankah selama ini mereka sudah berbuat banyak untuk perusahaan. Cobalah sedikit lembut eoh. Kau sudah menyeramkan tanpa harus ditambahi dengan sifat jelek yang kau tunjukan tadi." Nasehat wanita itu.
"kau ini sebenarnya memihak siapa eoh nona park?" kesal jongin
Yeoja di depannya mendelik kearah jongin. "margaku masih byun jika kau masih punya ingatan bagus, sajangnim." Balasnya ketus
"ya,,yaa,, dan ingatkan aku pula jika akhirnya kau juga akan mengganti margamu menjadi park mengikuti si tiang berjalan itu." Sahutnya acuh.
Yeoja itu memandang malas kearah jongin. "apapun katamu lah. Ini berkas yang harus kau tanda tangani. Tumpukan teratas adalah berkas baru dan sisanya adalah kesepakatan yang hanya tinggal menunggu persetujuanmu." Jelas si yeoja.
"arraseo.. araseo. Kau bisa kembali kemejamu nona park."
"ssshh,, kim jongin-ssi.." desisnya kesal.
Bukannya takut, senyuman jongin justru semakin melebar. "baiklah, baiklah. Aku masih sayang nyawa,eoh. Kau bisa kembali kemejamu byun baekhyun-ssi."
Yeoja cantik yang dipanggil baekhyun itupun meninggalkan ruangan kerja jongin dengan kesal. "selamat siang, sajangnim."
Setelah kepergian baekhyun, jongin kembali berkutat dengan berkas di mejanya. Wajah kesalnya yang sempat mereda saat kedatanga baekhyun perlahan muncul lagi. Ia mendesis kesal saat melihat salah satu bawahannya belum menyerahkan file yang seharusnya ia terima satu jam yang lalu.
Jongin mengambil telponnya lalu menghubungi bagian perencanaan. Terdenganr beberapa kali nada sambung di telponnya sebelum akhirnya sebuah suara menyapaya. "yeo.."
Belum sempat orang itu menyapa dengan benar, jongin sudah lebih dulu memotongnya. "aku tak ingin mendengara banyak alasan. Yang aku mau file tentang kerja sama kita dengan Singtel segera ada di mejaku. Sekarang!" katanya galak
"aahh,,ne, algeseumnida sajangnim." Jawab si penerima telpon sambil terbata.
Jongin langsung menutup telponya tanpa berniat mendengarkan jawaban selanjutnya dari karyawannya.
"apa sebenarnya yang di kerjakannya! Apa dia pikir waktuku yang berharga harus aku habiskan hanya untuk menunggu kelambanannya, huh?"
Jongin menekan tombol telponnya sekali lagi. "baekhyun-ah,, kim dongchul dari bagain perencanaan sudah naik?" tanyanya.
"belum, sajangnim. Mungkin sebentar lagi." Jawabnya ramah.
"tsskk,, arraseo. Jika dia sudah datang segera perintahkan dia masuk. Aku harus mengurus hal lain setelah ini." Jawabnya dengan suara-lagi-lagi kesal
"ne, algeseumnida…" jawab baekhyun santai.
Jongin menutup telponnya keras. dia heran kenapa akhir-akir ini banyak sekali yang menyulut kemarahanya. Bukan hanya kolega bisnisnya saja tapi juga beberapa karyawannya yang sering membuatnya naik darah. Berapa kali mereka harus diingatkan kalau seorang kim jongin tidak pernah mentolerir keterlambatan dan ketidak sempurnaan.
Kerasnya kehiduapan masa lalu membuat pribadi dan sifatnya menjadi sekeras baja. Jongin lahir dari pasangan korea jepang yang dulunya tinggal di pinggiran kota. Kedua orang tuanya adalah petani sedangkan dua kakaknya yang masih duduk di bangku sekolah atas dan menengah sering sesekali membantu. Ia tak diizinkan membatu di ladang karena usianya yang masih kecil saat itu. Awalnya semu berjalan aik-baik saja, tapi sebuah kejadian tragis merenggut semua keluargannya sehingga hanya menyisakan ia seorang. Sebenarnya ia masih punya kakek dan nenek yang kaya di jepang, tapi karena sedari awal pernikahan orangtuanya tak mendapatkan restu keluarga dari pihak sang ibu, maka nama sang ibupun dicoret dari daftar pewaris.
Jongin kecil yang malang menghabiskan masa kecilnya di sebuah panti asuhan kecil tak jauh dari tempat tinggalnya dulu. Beruntung bagi jongin, ia memilki otak yang cerdas sehingga ia bisa mendapatkan beasiswa penuh untuk studinya sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Ia bahkan mendapatkan title masternya di jepang sebelum ia memulai berkarir di dunia bisnis yang sebenarnya.
Awal karirnya dimulai sekitar lima tahun lalu. Ia benar-benar menggunakan pengalaman kerja magangnya selama dua tahun dengan baik. Buktinya saat memulai bisnis ia sudah mampu mendirikan sebuah perusahann kecil di bidang telkomunikasi yang ia beri nama .
Kini sudah berkembang dengan pesat. Tak hanya satu atau dua melainkan sepuluh anak cabang perusahaan dibawah namanya melajahi beberapa bagian di benua asia hingga eropa. Bukan perkara muda mengaturnya maka dari ituah jongin sering uring-urinan jika anak buahnya mulai berulah. Oohh,, tak tahukah mereka seberapa berat beban yang ia tanggung di pundaknya sendirian.
"baekhyun-ah…" panggil jongin lagi lewat telponya.
"sudah ada satu orang yang naik keruangan anda sajangnim. Mohon tunggu sebentar." Jawab baekhyun sopan.
"tsskk,, mereka lamban seperti siput!" kesalnya sambil membanting telpon.
Disisi lain seorang yeoja Nampak gugup. Tangan mungilnya mendadak berkeringat dingin saat melihat pintu coklat betuliskan tinta kekemasan milik pimpinannya.
"hhuuhh,, tenang kyungsoo yaa.. kau hanya harus menyerahkan berkas ini dan menjelaskan semua detailnya pada bos besar itu. Tenang eoh…" katanya mencoba mengusir kecemasan tak beralasannya.
"bukankah seharusnya ini bagus eoh? Kapan lagi aku bisa menunjukan hasil kerjaku sendiri padanya. Selama ini kan hasil kerjaku selalu diatas namakan si dongchul?" batinnya.
"yaaa! Kau benar kyungsoo-yaa, kini tiba saatnya kau menunjukan siapa sebenarnya dirimu! Assaaa! Fighting do kyungsooooo!" kegugupannya perlahan berkurang setah beberapa saat. Sekali lagi ia menghembuskan nafasnya panjang sebelum memberanikan diri mengetuk pintu besar itu.
"tok…tok…"
Kyungsoo membuka pintunya cepat. "selamat siang sajangnim." Sapanya sesopan mungkin.
Sang bos besar bernama lengkap kim jongin itu mengangkat kepalnya dari tumpukan berkas di atas mejanya.
"siapa kau?" katanya dengan wajah heran.
Kyungsoo membungkuk sebelum mengenalkan dirinya. "nama saya do kyungsoo dari bagian perencanaan. Say…"
"kemana perginya kim dongchul? Kenapa kau yang mucul I hadapanku?" potong jongin kesal.
Kyungsoo menelan ludahnya susah melihat raut wajah tak bersahabat atasnya. "maaf sebelumnya sajangnim. Pak kim mendadak mendapatkan telpon dari seorang relasi bisnis yang meminta rapat mendadak. Beliau mengutus saya menggantikannya untuk mempresantasikan berkas ini." Jawab kyungsoo pelan.
"apa kau yakin bisa melakuakn tugasnya?" kata jongin sangsi.
Kyungsoo mengangguk. "tentu saja, sajangnim. Kebetulan sayalah yang membuatnya."
Jongin memandang seksama yeoja yang berdiri di depannya. Oh, apa yang ia pakai di hari seterik ini? Stelan coklat panjang? Apa kau bercanda? Belum lagi kaca mata yang bertengger di hidung kecilnya. Rambut hitamnya ia kuncir asal. Astaga! semua yang menempel padanya membuat tampilanya seperti tikus got. Coklat, kumuh dan menjijikkan, tapi ini menurut kaca mata jongin tentu saja.
"lakukan apapun asal itu sesuai dengan hasil kerjamu. Aku mengawasimu!" kata jongin.
Kyungsoo mengangguk. "tentu saja sajangnim. Tapi sebelumnya bolehkah saya meminjam leptop anda?"
Jongin menyerahkan leptopnya ."lakukan dengan cepat, ingat waktuku sangat berharga."
Selagi kyungsoo menyiapkan presentasinya, jongin tanpa sadar kembali memperhatikan kyungsoo. Ia akui yeoja ini cukup cantik sebenarnya, kulitnya bersih dan matanya indah. Hanya stelan coklat dan dan dandanan awut-awutan itu yang membuat keindahan yeoja ini tersamar. Selintas fikiran melayang di otakknya saat membayangkan apa yang ada di balik stelan membosankan itu? Apakah isinya sama membosankannya dengan tampilan luar? Ataukah yeoja ini memiliki sebuah harta terpendam?
"astaga apa yang aku pikirkan?" jongin mengusap kepalanya saat menyadari kemana arah pikirannya melenceng.
"apakah saya bisa memulainya sajangnim."
Suara kyungsoo membuat fokus jongin kembali. "tentu, aku sudah menunggunya." Katanya berusaha tampak normal.
Presntasi kyungsoo berjalan lancar. Harus jongin akui yeoja ini cukup cerdas dan ide-idenya layak ia pertimbangkan. Belum lagi pembawaanya yang tenang sekaligus tegas semakin membuat jongin terkesan.
"aku menyukai idemu. Aku akan mempertimbangkannya lagi. Tunggu kabar dariku." Putus jongin final.
Kyungsoo mengangguk. "algesseumnida sajangnim."
Kyungsoo merapikan berkasnya kemudian mengembalikan laptop jongin.
"apakah ada hal lain yang ada butuhkan sajangnim?"
Jongin menggeleng. "tidak untuk saat ini. Tapi kau harus siap jika sewaktu-waktu aku memangilmu kembali."
Kyungsoo mengangguk lagi.
"kau boleh pergi." Sambung jongin.
"baiklah, sajangnim. Saya mohon pamit." Kata kyungsoo sopan.
.
.
Kyungsoo berjalan lesu disepanjang lorong rumah sakit. Pupus sudah harapannya. Semua rencananya gagal.
"hhhhh,,, eothoke?" ia duduk di bangku taman. Ia menakup wajahnya dengan kedua tangan. Pikirannya melayang jauh membayangkan reaksi kekecewaan sang ibu nantinya.
Do kyungsoo, nama lengkap yeoja manis berusia 28 tahun itu. Lahir dari pasangan pegawai negeri yang berkehiduapn pas-pasan. Tapi semua itu tak menjadikan masa kecilnya tidak menyenagkan. Keluarganya adalah berkat terindah dari tuhan untuknya. Ayahnya adalah sosok ayah idaman dengan sifat dan perilaku yang hangat sekaligus konyol disaat yang bersamaan. Sang ibu adalah sosok ibu lembut, ramah dan penyabar. Dan adik lelakinya adalah sosok kecil yang selalu menjadi sahabat setianya. Tapi kini semuanya hanya tinggal kenangan. Sepeninggal ayahnya, kehidupan keluarga mereka menjadi sedikit berubah, meski mereka mencoba tegar namun sesekali mereka pernah bersedih untik ayahnya. Dan kesediha itu semakin bertambah setelah kematian mendadak sang adik yang berprofesi sebagai pilot. Adiknya beserrta istri dan bayi mereka yang baru lahir di nyatakn tewas dalam sebuah kecelakan. Belum selesai sampai disana, tuhan kembali menguji kesabaran kyungsoo dengan kabar kurang menyenangkan mengenai kesehatan ibunya. Sekitar setahun yang lalu, ibunya dinyatakan mengidap kanker. Segala upaya telah ia lakukan untuk kesembuhan ibunya namun semuanya masih sama saja, justru keadaan ibunya kian melemah.
Sampai suatu ketika ia duduk bersimpuh di depan ibunya dengan berderai airmata. Ia berjanji pada ibunya akan melakuakn apapun asalkan ibunya mau berobat. Ia hanya memiliki sang ibu apakah ia juga harus kehilangannya lagi?
"menikahlah, dan beri aku cucu." Kata sang ibu.
Tanpa banyak berfikir kyungsoo mengiyakan permintaan ibunya. Dan ajaibnya sejak saat itu kesehatan sang ibu perlahan membaik. Keadaanya memang belum bisa di katakana baik, tapi setidaknya menurut dokter keinginan untuk hidup ibunya sedikit bertambah.
Kyungsoo menangis. Air mata yang selalu ia coba sembunyikan dari ibunya kini tak bisa lagi ia tahan. Ia sungguh tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan sekarang. Bayanagn pernikahan indah bersama lelaki yang selama ini menjadi kekasihnya harus buyar saat namja itu mendadak membatalkan pernikahan mereka saat semua rencana indah itu hanya mnenyisakan hitungan bulan. Lalu sekarang bagaimana cara ia memberikan cucu untuk ibunya sedangkan ayah untuk bayinya saja ia tak punya?
Pernah terlintas dalam otaknya untuk melakukan kencan semalam dengan pria bayaran, tapi otaknya masih waras untuk tidak melanjutkan ide gilanya. harapan terakhirnya adalah dengan proses bayi tabung. Tapi sekali lagi semua hanya tinggal rencana. Ia mendapat penolakan dari pihak rumah sakit untuk rencana bayi tabungnya. Pihak rumah sakit meminta dokumen pernikahan jika kyungsoo ingin melakukan proses bayi tabung, jika tidak ada dokumen tersebut pihak rumah sakit tak bsia mengabulkan permintaan kyungsoo.
"tuhan, kumohon berikan aku jalan." Kyungsoo sungguh tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan.
.
.
"sajangnim, jangan lupa untuk datang ke pesta malam ini!" baekhyun sekali lagi mengingatkan atasannya.
"kenapa aku harus datang kepesta konyol itu?" sahut jongin tak suka.
Baekhyun mendecih. "apa yang konyol, huh?"
"pesta dengan kostum? Apa kau pikIr kita ini anak SMA?" Jawab jongin.
"oh, ayolah kim jongin-ssi. Kita juga butuh sedikit hiburan untuk sedikit mengurangi beban pikiiran kami tuan besar!" ketus baekhyun.
"lalu kenapa juga kita harus memakai topeng?" sahut jongin
"topeng, membuat identitas kita tersamarkan. Sehingga kita sama-sama tak mengetahui siapa lawan bicara kita. Bukankah ini baik untukmu eoh? Kau bisa leluasa mendengarka keluhan karyawanmu tanpa mereka harus tahu. Kau juga bisa menjadikan acara ini sebagai ajang refleksi diri." Jelas baekhyun.
Jongin berfikir sebentar. Ia tahu semua perkataan baekhyun ada benarnya. Mungkin ia memang harus mencoba pesta ini. "kapan persisnya aku harus datang?"
"eh? Kau datang?" kaget baekhyun.
Jongin mendecih "bukankah katamu aku harus datang!"
Baekhyun tertawa sumbang. "heheheh.. baiklah, tuan pemarah. Kau harus datang malam ini tepat jam 8. Acaranya akan dimulai sekitar jam 9 dan topeng semua tamu undangan akan dibuka saat tengah malam.
"baiklah, aku mengerti."
Baekhyun melirik jam tangannya sekilas. "eoh? Sudah saatnya aku pulang."
"cciihh,, apa kau pantas mengatakannya didepan atasanmu nona byun?"
Baekhyun tak mennaggapi omongan ketus jongin dengan hati. Ia justru tersenyum cantik lalu mengendikan bahunya acuh. "apapun katamu kim. Aku harus pergi sekarang juga, chanyeolo sudah menungguku dibawah. Daahhh, aku pergi."
Jongin tak pernah bisa marah pada yeoja mungil nan crewet itu. Byun baekhyun adalah satu-satunya yeoja yang betah berada di sisinya. Sifatnya yang ceria dan cerewet membaut hidup jongin berwarna. Mereka berdua sudah bersahabat sejak di bangku kuliah, tapi satu hal yang jongin tahu, baekhyun tak menyukainya sebagai lelaki. Dia menganggap jongin sebatas sahabat sekaligus kakak tertua yang menyebalkan. Sedangkan bagi jongin baekhyun layaknya pelangi indah di suramnya badai kehiduapnnya. Hanya dengan baekhyunlah ia bisa sedikit mengendurka uratnya. Berbagi dan berkeluh kesah tanpa harus berfikir dua kali.
"ingat kim jongin! Jam 8 tepat! Datang atau kau mati!" ancamnya sebelum menutup pintu ruangan jongin.
"tsskk,, araseo!"
"good! Aku pergi eoh! Selamat melam tuan besar." Katanya sambil tersenyum cerah.
"hhhh… baiklah mari kita lihat pesta seperti apa yang kelini crewet itu agung-agungkan!"
Jongin mengemasi berkasnya lalu memesukkan beberapa lembar kedalam tas. Setelah merasa yakin ia beranjak dari ruangnnya dan berjalan keluar.
.
.
.
Acara malam ini di gelar diaula di kantor jongin. Ruangan yang biasanya terlihat membosankan disulap menjadi menakjubkan berkat dekorasi dari pihak penyelanggara. Di dalam ruangan sudah ada beberapa orang yang datang lengkap dengan berbagai jenis kostum yang mereka gunakan. Ada yang menggunakan gaun layaknya putrid-putri negri dongeng ada pula yang menggunakan kostum aneh dan mengerikan layaknya kartun maupun tokoh horror di serial terkenal dunia.
"halloo…! Apa kau kim dongchul..?" sapa seseorang dengan kostum teletabies berwarna hijau pada seorang dengan kostum chucky.
Yang di sapa tergelak melihat tampilan orang itu. "yak! Nam jidong! Kau .. ahahah.." keduanya tertawa seperti orang bodoh.
Malam makin larut, satu persatu tamu undangan mulai berdatangan memenuhi ruangan,
"baekhyun-ah.." jongin menepuk bahu baekhyun yang sedang mengobrol dengan salah satu temannya.
Bakehyun menoleh dia menatap sebentar sosok di depannya. Dari suaranya ia yakin mengenal, tapi melihat tampilannya, eeuumm.. sebentar.
"kim jong in?" tanyanya ragu.
Namja itu mendecih. "apa kau masih harus bertanya?"
Baekhyun membekap mulutnya tak percaya, jongin yang biasanya berpenampilan rapi, tapi sekarang namja tampan itu berpenampilan layaknya pejuang romawi lengkap dengan tameng dan penutup kepala. Jangan lupakan lengan kekarnya yang biasanya terbalut kemeja klimis kini terekspos. Kulit tan dan otot keras jongin sungguh menggoda setiap mata.
"kau? Ini benar kau? Omoo,…. Ommoo.. jinjaa…! Yak! Neo..!" baekhyun menepuk beberapa kali lengan jongin gemas.
"yak! Hentikan pendek! Ini sakit!" keluh jongin.
"kau,, waahh..! daebaaak! Neo jinjja daebak!"baekhyun bertepuk tangan heboh.
"ya,, yaa..! hentikan kau membuatku malu bodoh!" decih jongin.
Baekhyun tersenyum lucu sebelum akhirnya berhasil mengendalikan kehebohannya. "aku hanya tak menyangka kau bisa berubah jadi seperti ini." Jujur baekhyun.
"tcchh,,," decih jongin.
Saat keduanya masih sibuk berdebat, pintu ruangan terbuka dan muncullah sesosok yeoja berbalut gaun kebesaran putri bangsa mesir yang tersohor kecantikannya. Gaun putih ketat itu membalut tubuh indah si yeoja dan kepalnya diahiasi mahkota cantik yang bertengger di rambut hitamnya yang tergerai indah.
"Cleopatra…" desis jongin
TBC
Ollaaaa…! Long time no see!
Yeoreobeeuunn, oraemaninji…! Apa kabarr!
Aku bawa lagi satu cerita, semoga pada suka yaaa,…
Yap, yang sudah baca minta komennya ya,
Gak pake lama, sampai jumpa di next chap ya.
Sign
Lee Eun San
EunhyukLegalWife
