Cast : Sehun Luhan Sophia

Warning GS for uke

Author : ChanByunbee

Terdengar suara khas anak anak yang sedang bernyanyi riang bersama guru mereka yang tak ayal membuat siapa pun menjadi gemas dan salah satu anak sedang menari memperagakan apa yang teman temannya nyanyi. Anak tersebut memang diakui memiliki bakat menari yang turun entah dari siapa. Wajah mereka terlihat cerah dan menenangkan bagaikan bunga bungan yang bermekaran saat musim semi. Harum dan indah.

Ting nong ting nong ~

Bel tanda berakhirnya pelajaran sudah berbunyi , para murid taman kanak kanak tersebut berkemas untuk pulang dan berdoa ,memberi salam dan terima kasih kepada guru lalu berhamburan keluar kelas menghampiri orang tua mereka yang menjemput. Namun tidak dengan gadis kecil yang masih setia menggenggam tangan sang guru dengan kepala tertunduk. Tersirat diwajahnya iri melihat teman temannya yang dijemput oleh orang tua mereka ,dibelikan ice cream ,main ditaman kota ,bermain sepeda. Sang guru sadar anak yang menggenggam tangannya itu murung ,ia mensejajarkan wajahnya dengan gadis cilik itu ,"Kenapa sedih ,sayang ?"

"Apakah Daddy menyayangi sophi ,seongsaemnim ?" anak itu menunjukan wajah sedihnya dengan air mata yang hampir jatuh dari bola mata beningnya.

"Of course honey,kenapa Sophia berkata seperti itu ,hmm ?" sang guru menghapus airmata yang mulai membahasi pipi gembil sang murid. Senyum manis pun terpampang dibibir guru yang baru berusia duapuluhtiga tersebut. Namun senyum tersebut tidak membantu Sophia untuk tersenyum sepertinya.

"Kalo sayang ,kenapa daddy pergi sama ahjushi daripada main sama sophi. Sophi selalu main dengan nenek dan kakek ,daddy gk main sama sophi hiks... ahjushi itu jahat seongseam hiks... huwe..."

Tangisan Sophia pecah ,banyak yang melirik kearah mereka. Dengan sayang Luhan –Seongsaemnim Sophia – menggendong Sophia keruangannya dan menenangkannya. Luhan memangku Sophia yang masih seseguk sambil bergugam "daddy ,I miss you hiks hiks". Dari sini Luhan tahu bahwa orang tua Sophia ,lebih tepat daddy , adalah orang yang sibuk.

Luhan berpikir anak sekecil Sophia begitu merasakan kesepian ,ini akibat kesibukan orang tuanya yang berpikir Sophi akan bahagia jika apa yang Sophi mau bisa orang tuanya. Luhan menghela napas karena merasa kecewa dengan orang tua Sophi ,lebih baik Sophi menjadi anaknya yang pasti akan mendapatkan curah limpah kasih sayang yang tak akan pernah kurang daripada mendapatkan mobil ,gadget yang bahkan ia belum bisa menggunkannya.

Luhan masih menimang nimang Sophia yang mulai mengantuk ,sudah lebih dari tigapuluh menit mereka dalam posisi pangku memangku. Jujur saja kaki Luhan sempat keram karena terlalu lama memangku Sophia yang tidak bisa dikatakan enteng. Sesekali Luhan cium kepala Sophia atau mengusap punggung Sophia.

"Lu saem"

"Ya ,sayang ?"

"Lu saem punya ibu ?"

"Punya sayang ,semua orang pasti punya ibu. Ada apa Sophi bertanya seperti itu ?"

"Dad bilang sophi tidak punya ibu sejak sophi lahir ,kata kimseok ibu sophi pergi karena Tuhan benci sophi. Apa itu benar ,saem ?"

Luhan sedikit terkejut karena penuturan dari Sophi ,siapa yang mengajari mulut kecil Kimseok sampai berkata seperti itu. "Kimseok berkata seperti itu ?"

"Hmm ,apakah itu benar ,saem ?"

Oh Tuhan ,ini benar benar keterlaluan. Rasanya Luhan ingin memaki siapa pun mengajarkan bocah kecil seperti itu ,Luhan tersenyum dan menggeleng kepala.

x

x

"Senang berkerjasama dengan anda ,tuan" ia tersenyum menawan ,seperti sebuah keberuntungan bisa melihat senyum tersebut.

"Anda terlalu memuji ,tuan. Seharusnya saya yang berkata seperti itu"

Mereka sudah selesai dengan rapat tentang usaha properti yang baru Sehun jalani. Ya ,lelaki dengan senyum menawan tersebut adalah Sehun.

Empat tahun lalu tidak seperti ini. Empat tahun lalu ia hanya seorang supir dari anggota parlementer, diangkat sebagai anak karena memang sepasang suami tersebut tidak punya buah hati dan sudah terlalu tua uang mengadopsi anak dan terpercaya.

Lima tahun lalu ia hidup dengan bahagia dengan keluarga kecilnya. Lima tahun lalu ia mendapatkan putri kecilnya.Namun lima tahun lalu juga kehilangan sosok yang ia cintai ,sosok ibu dari anaknya. Wanita itu pergi ,menghilangkan bak ditelan bumi. Tidak pernah ia mendengar kabar tentang wanita yang dulu ia cintai. Ya ,itu semua dulu. Sekarang ia sudah berubah.

Oh Sehun. Siapa yang tidak mengenal pengusaha muda yang satu ini. Sukses dalam waktu singkat dan perusahaannya termasuk yang diperhitungkan di Korea Selatan. Namanya juga semakin melejit saat ia mengikuti jejak sang ayah angkat. Menjadi anggota parlementer. Bulan depan adalah pelantikannya.

Namun Sehun sekarang tidak seperti dulu . Ramah ,pengertian ,selalu tersenyum kepada siapapun ,dan meluangkan waktu untuk keluarga. Pengalaman pahit dan sakit hati dimasa lalu merubah sikap dan sifat menjadi arogan dan keras. Sifat terhadap kedua orangtuanya memang tidak berubah ,namun terhadap anaknya. Entah apa alasannya.

Sehun berjalan mendekati jendela yang memperlihatkan aktifitas dikota. Mata tajam yang biasanya siap membunuh siapapun yang bertentangan dengannya terlihat kosong tak berisi. Pikirannya melalang buana tentang keluarga kandung satu satunya yang ia punya. My little princess. Sehun selalu memanggilnya begitu.

Matanya yang tajam meredup seiring dengan pemikiran yang semakin dalam tentang sang anak. Ia sadar telah mengabaikan sang putri demi menghilangkan rasa sakit hati terhadap ibu sang putri. Wajah mereka terlalu mirip. Sulit bagi Sehun untuk tidak terlihat emosi jika berhadapan dengan sang putri. Ia tidak mau anak menjadi korban amarah orangtua ,tapi wajah itu mengingatkan sakit yang begitu dalam ,yang selama ini ia pendam.

"Sehunie"

Sang empu menoleh ke sumber suara yang berada diambang pintu. Wajahnya terlihat menghangat saat melihat siapa yang berkunjung disiang yang cerah. Dengan senyum yang hangat ia menghampiri sang ibu -tiri-, memeluk dan mengajaknya duduk. "Tumben ibu kesini ,bukannya harus cuci darah ?"

"Ibu baru pulang dari sana ,memang tidak boleh mengujungi anak sendiri ?" Senyum hangat terpantri diwajah Jaejoong -Ibu tiri sehun-. Sehun tersenyum kecil menanggapinya.

"Biasanya kan ada sesuatu yang ibu inginkan jika kesini"

"Kau ini ,mulai berpikiran negatif tentang ibu , eoh ?" Mereka saling lempar canda tawa. Kedekatan mereka terlihat sangat akrab layaknya keluarga harmonis ,tidak ada yang tahu siapa Sehun yang dulu dan anak tiri atau kandung. Sehun hanya terkekeh dan mengusap tangan sang ibu.

"Sehuna"

"Ada apa ibu ku sayang ?"

"Kau tidak berpikir memberikan ibu kepada Sophia ,kasihan kan dia. Kau juga tidak pernah bercerita tentang ibunya. Ibu-"

"Sophia tidak akan pernah tau ibu kandungnya sampai kapan pun." Ucapan Jaejoong terpotong. Rahang Sehun mengeras karena pembahasan ini ,ia menundukkan kepala bermaksud untuk tidak terpancing emosi akan topik sensitif tersebut.

"Tapi dia berhak tau ,Sehun"

"Bu ,dia wanita jahat untuk apa Sophia tahu. Aku mohon ,bu ,jangan membahas ini lagi. Yah ?" Jaejoong menghela napas dengan tenang. Ia menatap dalam wajah sang anak ,ada guratan lelah dan frustasi yang selalu terlihat diwajah pria yang ia cintai.

Tangan keriput nan halusnya terangkat membelai surai legam seperti batu bara tersebut. Senyum hangat pun terpantri diwajah lembutnya ketika Sehun menatap wajah sang ibu. Tangan tersebut Sehun raih lalu dicium dengan lembut menyalurkan rasa sayang yang begitu dalam ,"Sehun baik baik saja ,bu. Ibu jangan khawatir". Mata sang ibu berkaca kaca ,Sehun memang bukan anak kandungnya ,tapi Jaejoong benar benar menyayangi seperti anak kandungnya sendiri. Sehun sangat berterima kasih akan itu.

x

x

Kaki kecilnya turun dari mobil yang jemputnya sekolah ,senyum cantiknya ia tebarkan kepada semua orang yang ia lalu ,cuping hidungnya masih terlihat memerah akibat menangis ,bulu matanya juga masih semi kering karena air mata ,tapi wajahnya terlihat sangat ceria bagaikan sinar matahari di musim panas.

"Nenek ,Sophi pulang...!!"

Teriaknya memenuhi ruang saat masuk ,namun tidak ada sautan dari yang bersangkutan. Kaki kecilnya berjalan mencari neneknya tercinta ,dapur ,kamar ,kamar mandi ,ruang makan ,tapi tidak ada. Kakinya kembali melangkah menuju dapur untuk menanyakan keberadaan neneknya ,"Bibi ..." panggilnya pada seseorang sambil menarik seragam kerja tersebut. Sang bibi berjongkok menyamakan tinggi badannya.

"Oh ..,Nona Sophia sudah pulang. Ada apa sayang ?"

"Bibi Kim lihat nenek tidak ,Sophi sudah mencarinya tapi tidak ketemu."

"Eum... sepertinya belum pulang. Kenapa Nona Sophia baru pulang ?"

"NENEK PULANG !!!"

Pertanyaan dari Kepala Pelayan -Bibi Kim- tidak dijawabnya karena mendengar sang nenek baru saja pulang. Kakinya langsung meninggalkan dapur dan berlari menuju ruang utama mansion. Bunyi gemericing logam yang berasal dari tas Sophia terdengar jelas. Sang nenek yang sudah langsung berjongkok dan disambut pelukan hangat dari sang cucu.

"Sophi suka wangi nenek ,nyaman" ucapnya sambil menghirup ceruk leher sang nenek. Yang dipuji hanya tertawa kecil.

Mereka berjalan menuju kamar Sophia untuk berbincang dan menanyakan alasan kenapa Sophia pulang telat dan melewatkan makan siang.

x

x

x

FLASHBACK]

Jongin sudah hampir satu jam berkeliling sekolah Sophia ,namun tidak menemukan sang nona kecil . Sampai disebuah lorong ia mendengar sayub suara seseorang sedang bercakap akrab. Kakinya yang jenjang dilangkahkan semakin cepat ,batinnya khawatir dan menerka apakah itu suara sang nona kecil atau bukan.

Tubuhnya sudah berada didepan sebuah ruang tempat dimana sumber suara tersebut berasal. Tertera dipintu sebuah nama yang Jongin yakini adalah nama china namun tertulis dengan hangul. Tubuhnya masih diam sampai akhirnya menegang dan mata yang melebar mendengar penuturan yang lebih kecil kepada yang lebih tua.

"Lu saem ,mau jadi mommy sophi ?"

"Lu saem memang mommy sophi -"

Dengan reflek Jongin langsung membuka pintu tersebut dengan lebar tanpa sopan santun. Kedua pasang mata tersebut sedikit terbelalak dan yang lebih kecil mengeratkan perlukannya kepada yang lebih tua. Tidak mungkin dia ibu sophi kan -batin Jongin. Suasana seketika menjadi canggung ,Jongin yang shock mendengar penuturan barusan dan Luhan yang terdiam seperti patung karena merasa takut juga kaget. Luhan sempat berpikir dia adalah pencuri.

"Paman ,kenapa tidak ketuk pintu. Bikin kaget saja" keluh Sophia lalu melepas pelukannya dari Luhan. "Paman tidak sopan" celoteh lucu Sophia.

Jongin langsung kikuk karena mendapat omelan dari sang nona kecil ,digaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maafkan paman ,sayang" Sophia turun dari pangkuan Luhan dan Jongin langsung menghampiri ,memberikan pelukan sebagai permintaan maaf. Luhan pun ikut bangkit karena merasa tidak enak hati.

"Paman ,"

"Ya ,princess .."

"Lu saem bilang ,dia mommy ku" mata rusa Luhan kaget dan langsung tersenyum cangung sambil menggerakan tangannya -tanda salahpaham-.

Ah , itu salahpaham tuan. Maksud saya ,saya ibu diketika di sekolah" Sophia langsung menolehkan kepalanya tanda protes.

"Kenapa begitu ,tidak adil. Masa cuma di sekolah" Luhan tersenyum lalu mengelus pipi Sophia.

"Kan Luhan saem hanya ada disekolah ,sayang. Bukan dirumah Sophia ,sekarang Sophia harus pulang. Katanya mau ketemu daddy ,nenek,dan kakek. Hem ?" Sophia menunduk pertanda sedih dan kecewa dengan jawaban sang guru , ia pun mengangguk kecil ,menerima uluran tangan Jongin dan berpamitan.

Luhan merasa bingung sendiri dengan kejadian barusan. Sejenak ia berpikir apakah ibu Sophia tidak pernah ada untuk anaknya atau memang sudah tidak ada ,atau bercerai. Kenapa aku memikirkan urusan keluarga orang ,Luhan. Pikiran saja jodoh mu .-batinnya berkata lalu merapikan barang barangnya dan pulang.

[FLASHBACK END]

x

x

x

"Begitu ,nek" Jaejoong terpaku sejenak dengan cerita Sophia ,senyum dipaksakan pun tergambar diwajahnya. Jaejoong penasaran mengenai sosok 'Lu saem' yang selalu Sophia sebut dalam ceritanya

"Nenek boleh tanya ?" anggukan pun sebagai jawabannya. Mulut masih penuh dengar strawberry segar. "Apakah Lu saem baik pada semua orang ?"

"Baik ,sangat baik. Sophi suka"

"Sayang tidak sama Lu saem ?"

"Sayang sekali ,karena Lu saem baik" Jaejoong pun tersenyum manis dan menjauh sedikit dari Sophia. Tangannya memegang handphone dan mencari sebuah kontak.

Tut...tut...tut

"Halo ,Jongin. Bisakah bibi minta tolong pada mu ? ,ne tolong carikan informasi tentang Lu saem yang mengajar disekolah Sophia ,Bibi penasaran. Besok temui bibi dimension ,tapi jangan ketahuan siapa siapa ,ok ? Terima kasih ya"

Jaejoong tersenyum kecil selesai menelpon Jongin dan berharap wanita tersebut cocok dengan Sehun. Ya ,hatinya tidak berhenti untuk terus berdoa.

x

x

x

x

x

Tbc

Review/komentar Jangan lupa ya. Karena review kalian menentukan kalo ff ini harus lanjut atau engga. Thank you for reading.