Disclaimer: naruto selalu milik masashi kishimoto, tapi fic ini milikku
Genre: romance, frandship (belum kerasa) ada saran lain?
pair: sasunaru
Rate: T
WARNINGS: typho tak terkendali, jalan cerita hancur, gak nyambung, author masih sangat baru, OOC tingkat akut, ITACHI saya TIADAKAN anggap sasuke anak TUNGGAL, gak jelas, gak layak baca dan masih banyak lagi
# # #
.
.
.
#Namikaze Naruto POV
Aku mendengus kesal, aku bingung.., sebenarnya apa yang ada di pikiran para wanita itu. Dari jendela kelasku yang berada di lantai dua sebelah kiri aku bisa melihat dengan jelas betapa para wanita terus menerus berteriak memuja sosok berambut pantat ayam, berkulit putih pucat -Uchiha Sasuke- ketua OSIS konoha seniour high school plus ketua tim basket putra.
Aku akui dia mungkin tampan, pintar -baik olahraga atau akademik-, dan kaya. jangan salah sangka, aku sama sekali tidak iri dengan dia, aku sudah cukup bahagia dengan keluargaku sekarang ayah, ibu dan kakakku selalu membuatku merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia, dan tidak lupa dengan sahabat-sahabat yang kumiliki di sekitarku.
Lalu apa yang membuat aku tidak menyukainnya? Jawabannya adalah sikap sombong yang selalu dia tunjukkan!. Terus menerus memasang wajah menyebalkan dan cara jalannya yang seolah mengatakan dia pemilik dunia. Sungguh aku sangat muak dengan semua hal itu.
Aku bingung kenapa semua orang begitu memuja sosok dia yang begitu sombong dan menyebalkan itu!
"yo, naru! Memerhatikan pangeran sekolah eh? Awas naru kau bisa jatuh cinta padanya.., jika kau terus memandangnya tanpa henti seperti itu!"
Aku menoleh ke arah kanan di mana ada Kiba yang sedang menyeringai ke arahku dan Shikamaru yang berdiri tepat di sampingnya.
"Bercandamu tidak lucu Kiba."
Ucapku pelan sambil melempar death glare kearahnya, hell…, membayangkan perkataan Kiba saja aku tak sanggup! Tapi bukanya takut padaku Kiba justru terkekeh pelan dan itu sukses membuatku menjadi lebih kesal.
"sudahlah Naruto, Kiba pertengkaran kalian hanya akan membuat aku repot!"
Aku dan kiba hanya bisa sweetdrop mendengar ucapan Shikamaru, gimana ngak sweetdorp? Aku dan kiba yang bertengkar, kenapa dia yang repot? Tapi tiba-tiba Shikamaru mengucapkan kata yang membuat amarahku kembali naik, dan Kiba menyeringai senang,
"lagi pula Naruto, aku rasa Kiba benar, kau bisa jatuh cinta pada Sasuke jika kau terus menatapnya tanpa henti seperti itu"
"Diamlah Shika, kau hanya membuat moodku menjadi lebih buruk"
"Hm.., hm.., terserah, kita lihat saja nanti, apa kau akan jatuh cinta padanya atau tidak."
Aku sudah hampir memisahkan kepala Shikamaru dari tubuhnya saat Kiba tiba-tiba mengalihkan perhatianku.
"Eh, ngomong-ngomong besok ulang tahun ketua OSIS menyebalkan itu kan? Apa kau akan ikut mengerjai dia Naru?"
"Tentu saja, aku tidak akan melepas kesempatan menyiksa dia"
Aku berkata seperti itu sambil menyeringai dan membayangkan hal apa saja yang akan dia dapatkan besok. Ya, aku memang akan ikut andil dalam mengerjainya, tapi bukan karena aku orang terdekatnya. Itu karena aku juga salah satu anggota OSIS -sekertaris OSIS- dan semua anggota OSIS memang suka tidak suka harus mengerjai pantat ayam itu. Dan aku termasuk ke dalam golongan menyukai ide mengerjai dia.
"Hm…, memangnya apa saja yang akan dilakukan oleh para anggota OSIS?"
"Tidak kiba, tidak hanya anggota OSIS, tapi guru dan kepala sekolah juga ikut berpartisipasi"
"Memangnya sepenting apa sih rambut pantat ayam itu? Sampai kepala sekolah ikut mengerjai dia?" dan hanya dari cara bicaranya aku tahu Kiba sangat kesal jika Sasuke di anggap penting
"Yah dengan berat hati aku akui, memang sejak kepemimpinan dia persentase anak nakal berkurang sangat pesat dan lagi penghargaan yang kita dapat juga naik dengan pesat. Selain kelakuannya yang menyebalkan dia memang pemimpin yang berhasil"
Aku mengernyit bingung saat Kiba meletakkan tangannya di dahiku.
"Apa yang kau lakukan Kiba!" ucapku sambil menyingkirkan telapak tangannya dari dahiku.
"Hanya mengecek apa kau demam, sampai mampu berkata bijak seperti itu!"
"Hei! aku memang bijak tahu"
"Yah…, naru tapi aku rasa kiba benar, kau harus di cek apa kau sehat atau tidak, sampai bisa memuji Sasuke seperti itu. Jangan-jangan Kiba benar kalau kau mulai jatuh cinta pada Sasuke karena terlalu sering menatap dia"
"Hei aku sehat dan aku 'tidak' jatuh cinta pada si teme pantat ayam itu! Aku hanya berbicara apa adanya kok! Memang benarkan kalau kenakalan murid menurun drastis sejak dia jadi ketua OSIS kan?"
"Yah memang benar sih tapi tetap saja…"
Dan apa pun yang akan di ucapkan Shikamaru langsung terpotong saat Kakashi-sensei memasuki kelas.
.
.
.
# # #
.
.
.
Akhirnya pelajaran matematika itu selesai juga, hah sejak dulu aku memang lebih condong ke pelajaran menghafal bukan pelajaran hitung menghitung seperti itu. Jadi jangan salahkan aku jika aku merasa seperti bebas dari penjara saat ini hanya karena pelajaran matematika usai.
"Hei naruto kau terlihat seperti sedang terbang ke surga hanya karena jam istirahat datang, kau tahu?"
"Tentu aku tahu kiba, karena aku memang merasa seperti itu karena bisa bebas dari pelajaran matematika"
"ck,mendokusai. Ayo ke kantin aku sudah lapar"
"dasar shika, apa di otakmu hanya ada tidur dan makan saja shika?" ucap kiba sambil memandang heran Shikamaru.
"ck, mendokusai. Kalau memang iya kenapa?"
Dan aku rasa kiba sudah hampir meledak saat ini. Tanpa pikir panjang lagi aku langsung menyela saat kiba sudah membuka mulutnya.
"sudahlah lebih baik sekarang kita ke kantin aku juga sudah lapar"
Dan dengan itu kami bertiga berjalan bersama ke kantin.
.
.
.
# # #
.
.
.
Entah hari ini hari sialku atau apa, di saat kami memasuki kantin kami berpapasan dengan si teme pantat ayam itu. Dan yang lebih menyebalkan lagi bukanya cepat mencari tempat duduk dia malah menatap tajam kearahku dan tentu saja langsung aku balas dengan death glare terbaikku, acara tatap menatap kami terpotong saat kiba tiba-tiba menarik tanganku ke bangku yang telah dia cari dan sasuke yang di panggil oleh hinata.
Hinata adalah bendahara OSIS dan sudah menjadi rahasia umum kalau hinata memiliki perasaan terhadap si teme. sedangkan sasukenya sendiri? Tidak ada yang tahu dengan isi otaknya, dia terlalu stoic –atau dalam kamusku bermuka seperti tembok, sangat datar- untuk di baca.
Nama panjang hinata adalah hinata hyuuga yang merupakan kembaran neji hyuuga sahabat dari si-baka-teme-sasuke itu. Dan yah jujur aku memiliki ketertarikan tersendiri terhadap pria bermata lavender itu -aku akui orientasi sexsualku memang agak menyimpang-. Tapi aku bingung kenapa pria sebaik neji bisa tahan bersahabat dengan pria menyebalkan seperti teme.
Kembali ke hinata, jujur aku rasa mereka cocok dan sepertinya mereka memang sudah pacaran, dan tiba-tiba aku tersentak, untuk apa aku peduli? Itu urusan mereka, sama sekali tidak berhubungan denganku.
Dan selanjutnya aku menghabiskan hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya bercanda dengan kiba di sekolah, bertengkar dengan kyuu-nii di rumah, sama sekali tidak ada yang aneh.
.
.
.
# # #
.
.
.
Hari ini tanggal dua puluh tiga juli yang artinya hari ulang tahun teme dan itu artinya hari ini aku akan mengerjai teme habis-habisan kukuku…,#ketawa setan# dan aku memulai hari ini dengan senyuman dan membayangkan reaksi dari wajah stoicnya saat kami mengerjai dia!
"berhenti menyeringai naruto, kau tidak memiliki tampang iblis sama sekali seringaimu hanya membuatku ingin melompati meja ini dan menendang wajahmu"
Aku mendelik marah kearah kyuu-nii, aku heran kapan sih dia tidak merusak hari baikku?
"diam kyuu-nii, suaramu hanya merusak gendang telingaku"
Dan kamipun saling adu death glare sampai sebuah suara 'lembut' menginterupsi kegiatan pagiku dengan kyuu-nii
"hentikan kalian berdua! Kalian itu sudah bukan anak kecil lagi, tidak sepantasnya kalian bersikap seperti ini. Cobalah tunjukan keakraban kalian dengan cara yang wajar bukan dengan cara saling menghina atau….,"#author males nulis panjang-panjang
"ya, kaa-san"
Ucapku bersamaan dengan kyuu-nii, sepertinya telinga dia sudah sama panasnya dengan telingaku, apa lagi waktu kaa-san bilang 'keakraban' aku sampai tidak tahan untuk tidak memutar kedua bola mataku.
"sudah-sudah lebih baik kita mulai makanya"
Dan suara tou-san benar-benar menyelamatkan telinga kami karena sukses membuat kaa-san menelan kembali apa yang ingin dia ucapkan. Bukanya kurang ajar tapi kalau kaa-san sudah mengomel, dia tidak akan berhenti sampai berjam-jam dan saat ini aku sedang tidak ingin terlambat berangkat ke sekolah atau tepatnya terlambat mengerjai teme.
#skip time#
.
.
.
# # #
.
.
.
Saat ini aku sedang berada di tengah lapangan bersama semua siswa, anggota OSIS, guru-guru, dan bahkan kepala sekolah, kami berdiri sambil menatap sinis pada Sasuke yang berada di hadapan kami semua. Sasuke, saat ini dia sedang di tuduh telah berbuat asusila dan mabuk-mabukkan di lingkungan sekolah tidak hanya itu dia juga dituduh telah menjadi ketua OSIS yang tidak bertanggung jawab dan menyalahgunakan kekuasaan.
Ada satu hal yang membuat aku salut terhadap dia saat ini, yaitu keyakinanya! Walaupun kami sudah menyuruh seorang siswi untuk mengaku telah dilecehkan oleh Sasuke dan bukti palsu lainya. Tapi aku sama sekali tidak melihat keputus-asaan, ketakutan, atau lainya di matanya.
Dan tindakan yang dia lakukan selanjutnya amat sangat membuat aku dan semua orang di sini syok berat. Tindakan yang bahkan tidak terpikirkan olehku akan di lakukan oleh 'uchiha' sasuke.
Dia 'uchiha sasuke' menekuk kedua lututnya hingga menyentuh tanah. Ya, seorang uchiha sasuke berlutut di hadapan kami –yang sedang berusaha tetap menyorotkan tatapan sinis- dan berkata dengan amat sangat yakin, tanpa keraguan
"Aku Uchiha Sasuke, saat ini berani bersumpah di hadapan kalian semua. Bahwa aku tidak pernah minum-minuman keras dan tidak pernah berbuat asusila terhadap wanita ini, jangankan berbuat asusila, kenal juga tidak. Dan lagi aku tidak pernah menyalahgunakan jabatanku saat ini. Kalaupun aku menggunakan kekuasaanku, itu semua memiliki tujuan yang masih berhubungan dengan kepentingan sekolah."
Dan tepat begitu dia selesai berbicara para anggota OSIS melempar tepung kearah ketua kami. Dan si teme yang masih terkejut dan memproses semuanya hanya diam mematung saat semua orang mentertawakanya. Dan aku sudah yakin dia akan mengamuk atau marah, tapi ternyata perkiraanku salah.
Deg.
Dia 'Uchiha Sasuke' tersenyum!, senyuman bukan seringai dan yang lebih mengejutkan lagi dia tersenyum kearahku!. Biar ku ulang sekali lagi, seorang 'Uchiha Sasuke' tersenyum kepada 'Namikaze Naruto'!
Dan sekarang akulah yang mematung ditempat aku berdiri dan memproses semuanya. apa aku sedang bermimpi uchiha sauke tersenyum kearahku?
Ah, sudahlah mungkin maksudnya dia tersenyum kearah semua orang hanya mungkin sudutnya kebetulan mengarah ke tempat aku berdiri. Dan kami semua bergantian mengucapkan selamat ulang tahun padanya termasuk aku, walaupun keberatan, tapi ya sudahlah…, lagi pula setelah kejadian tadi setidaknya dia punya nilai plus untuk keyakinan dan tekadnya dimataku.
.
.
.
# # #
.
.
.
Acara merayakan ulang tahun teme sudah selesai, sekolah juga sudah bubar. Tapi aku belum bisa pulang karena hari ini aku harus piket terlebih dahulu. Aku pulang paling terakhir dari pada anak piket lainnya karena aku kebagian piket mengangkat kursi. Setelah yakin kalau kelas sudah rapih aku melangkah keluar kelas.
Aku sangat kaget saat aku sedang keluar dari kelas aku di sambut dengan sebuah pemandangan yang cukup 'langka' dan 'aneh'. Teme sudah berdiri menyandar di tembok dihadapan kelasku. Aku sudah akan pergi begitu saja saat dia tiba-tiba memanggilku.
"dobe, ada yang ingin aku bicarakan denganmu"
Well.., mau tidak mau aku harus berhenti berjalan dan berbalik menatapnya.
"ada apa teme?"
Aku sangat terkejut saat tiba tiba dia menekuk salah satu kakinya di hadapanku.
"aku menyukaimu maukah kau jadi kekasihku"
#di bagian ini jangankan readers, aku aja gak kebayang sasuke berlutut dan nyatain perasaan kayak gini!
"APA?'
"kau mendengarku dobe, dan bisakah kau pelankan suaramu?"
"oh, oke aku anggap itu artinya telingaku masih belum waktunya pergi ke dokter spesialis THT, jadi apa kau benar-benar Uchiha Sasuke?"
"apa matamu tertinggal di suatu tempat dobe?"
"aku anggap itu artinya mataku belum rabun, dan apa kau sedang bercanda teme?"
Aku tidak bisa lebih terkejut lagi hari ini saat tiba-tiba dia berdiri tegak, mendorongku ke tembok, dan mengunci gerakanku dengan menggenggam pergelangan tanganku dan menekan tubuhku sampai terjepit antara tembok dan tubuhnya.
"dengarkan aku baik-baik, ini benar-benar aku, Uchiha Sasuke dan pendengaranmu masih sangat baik. Aku Uchiha Sasuke telah jatuh cinta padamu sejak penerimaan siswa baru sampai sekarang kita sudah kelas XI perasaanku sama sekali tidak berubah. Apa kau Namikaze Naruto mau menjadi kekasihku?"
"tunggu, maksudmu kau mencintaiku dan menginginkan aku menjadi kekasihmu? jadi kau gay? lalu bagaimana dengan hinata?"
"ya, aku mencintaimu dan menginginkanmu menjadi kekasihku, dan ya aku gay, dan tidak aku tidak memiliki hubungan atau perasaan apapun terhadap hinata. jadi apa kau mau menjadi kekasihku? kau tidak perlu langsung menjawabnya aku memberimu waktu selama tiga hari untuk memikirkan semua perkataanku dan memberikan aku jawaban. mengerti?"
Yang bisa aku lakukan saat ini hanya diam memproses semua yang sedang terjadi dan saat semua sudah masuk kedalam kepalaku aku hanya bisa mengangguk pasrah. Setelah melihat anggukanku dia langsung melepas pergelangan tanganku dan melenggang pergi meninggalkan aku yang langsung jatuh terduduk.
Setelah mencoba mengumpulkan kesadaran yang masih dapat aku pertahankan aku berdiri dan melangkah pulang seperti orang linglung.
.
.
.
# # #
.
.
.
Saat ini aku sudah berada di kamarku dan merenung terhadap semua kejadian yang terjadi hari ini, atau tepatnya kejadian sesaat sebelum aku pulang sekolah –pernyataan cinta sasuke-. Aku sudah tahu percintaan sesama jenis saat ini sudah bukan hal yang tabu lagi.
Tapi demi nama tuhan penguasa alam! Itu uchiha sasuke! Pangeran es sempurna asal konoha! Dan yang dia tembak adalah aku? Aku bahkan bingung, mana yang lebih membuat aku syok. Kenyataan sasuke seorang gay, atau kenyataan orang yang di sukai Sasuke adalah aku?
Oh, sudahlah memikirkan hal ini hanya membuat otakku sakit!
Tapi tidak aku pungkiri kalau aku merasa berdebar saat dia menyatakan perasaannya dan saat dia tersenyum kearahku. Mungkin aku bisa mencoba hubungan ini, lagi pula mengharapkan perasaan neji sepertinya terlalu mustahil. Semua orang sudah tahu kalau neji sudah memiliki kekasih –sabaku no gaara- yang sangat di sayangi olehnya.
Dan yah…, kemungkinan aku akan menerima sasuke 3 hari lagi, hell..., aku tidak pernah membayangkan akan menjadikan sasuke kekasihku!. Tapi itu kalau dia mau berpacaran dengan cara backstreet, karena aku tidak yakin dengan reaksi kiba dan shikamaru nanti kalau mereka tahu aku berpacaran dengan mantan musuhku yang juga musuh mereka. Aku takut mereka menganggap aku sebagai penghianat.
Hah.., ya sudah keputusanku sudah bulat sekarang. Kalau dia mau backstreet aku akan menerimanya. Tapi kalau dia menolak backstreet, aku juga menolak!
.
.
.
Tbc
a/n: hahaha bunuh author yang berani publish fanfic baru padahal fic sebelumnya belum dapet feel sama sekali! hahaha ide nulis cerita ini dateng sekitar jam 5 sore dan aku publish fic ini sekitar jam 11 malem hari itu juga! jadi maaf klo banyak typho, terus banyakkata yang harusnya huruf besar tapi karena males..., dan kekurangan lainya! ini hasil nulis kilat aku!
Dan buat kakak-ku 'tersayang' maaf deh aku gak update ya!aku publish fic baru!
Dan buat zhie namikaze…, makasih udah bela=belain tetep baca fic aku selama ini! Padahal keadaan kamu tidak memungkunkan! Dan aku harap kamu gak ngasih tahu siapa-siapa temtang profesi author aku atau cerita aku ini ya!
Kelanjutan semua fic buatan aku tergantung reviewer dan mood aku!
Akhir kata
.
.
R&R
