Cinderella, sebuah dongeng yang sama sekali tidak asing, bahkan begitu sering terdengar. Tapi bagaimana kalau sang Cinderella menolak untuk pergi ke pesta dansa? Bagaimana kalau sang Cinderella tidak boleh masuk ke istana?

Bagaimana kalau… ini bukan sebuah dongeng Cinderella biasa?

.

.

Extraordinary Fairytale

By: Shinku Amakusa a.k.a Shia

Disc: Bleach is Tite Kubo's, not mine

Warning: OOC, AU, grammatical error, misspelling, etc, etc

.

.


.

Chapter 1 ~ Ordinary opening

.

"Mama, mama!" terdengar suara rengekan seorang gadis kecil berambut gelap yang sedang menghentak-hentakkan kakinya di atas tempat tidur. Gadis kecil itu terus merengek sampai seorang wanita dengan sepasang mata violet yang indah memandangnya dan dengan lembut membelai kepalanya.

"Ada apa?"

"Mama sudah janji akan menceritakan sebuah dongeng padaku sebelum tidur, kan?" gadis kecil itu menarik pelan pakaian perempuan yang sedang duduk di samping tempat tidurnya itu. "Aku sudah jadi anak baik hari ini. Jadi, mama juga harus menepati janji!"

Gadis kecil itu memamerkan sederet gigi putihnya yang rapi, membentuk senyuman yang membuat wanita bermata violet itu tidak bisa menahan diri untuk ikut tertawa pelan.

"Baiklah, baiklah… Mama akan menceritakan sebuah dongeng."

Gadis kecil itu bersorak gembira dan segera menarik selimutnya, membuat posisi paling nyaman untuk bersiap mendengarkan sebuah dongeng sebelum tidur.

"Dongeng kali ini adalah Cinderella."

"Eeeh? Tapi, mama sudah pernah menceritakan yang itu…" gadis kecil itu protes.

"Kali ini mama akan menceritakan Cinderella versi yang lain. Ini adalah cerita tentang Cinderella dalam sebuah dongeng spesial. Kau mau mendengarnya?"

"Mauu!" gadis kecil itu tersenyum bersemangat.

"Baiklah, ceritanya dimulai ketika…"

.


.

Alkisah, di sebuah kerajaan bernama Karakura, hiduplah seorang gadis bernama Rukia. I tinggal di sebuah mansion tua bersama ibu tiri dan kedua saudara tirinya. Setiap hari adalah hari yang sibuk bagi Rukia, karena ia tidak pernah absen melakukan segala pekerjaan rumah di mansion tua itu. Sebenarnya ia berasal dari sebuah keluarga kaya, tetapi ketika ayahnya meninggal, bisnis keluarganya mengalami kehancuran dan kebangkrutan sehingga ia dan keluarganya tidak bisa lagi hidup dalam kemewahan. Semua pelayan terpaksa dipecat. Ibu tiri dan kedua saudara tirinya memaksanya mengerjakan semua pekerjaan rumah menggantikan para pelayan yang dipecat itu sendirian. Walaupun begitu, Rukia tidak bisa menolak perintah itu karena mereka bisa mengusir Rukia keluar dari mansion itu kapan saja. Rukia tidak punya siapa-siapa lagi. Karena itu, ia berusaha bertahan dan menjadi gadis yang penurut.

"Rukia-chaaannn!" Sebuah suara yang begitu ceria terdengar cukup keras untuk Rukia. Ia segera berlari menuju pemilik suara itu.

"Ada apa, Inoue-san?" tanya Rukia.

"Kamarku berantakan. Bisakah kau membersihkannya?" tanya Inoue dengan nada ceria, tapi aura hitamnya yang mengintimidasi tidak bisa disembunyikan.

"Tapi, bukankah baru 15 menit yang lalu aku membersihkan—"

"Tidak mauuu?" tanya Inoue dengan wajah sok innocent-nya dan memasang tampang sedih serta kecewa.

"Err… eeto…"

"Rukiaa!"

Kali ini sebuah suara yang begitu keras dan kasar terdengar dari seorang gadis berambut merah yang sedang berjalan mendekatinya.

"Kau ini banyak protes ya? Kau cukup melakukan apa yang dikatakan mama dan kami dan tidak perlu pakai komentar segala! Kalau kau terus-terusan protes seperti ini, aku akan bilang ke mama untuk segera mengusirmu keluar dari sini!"

"Go, gomenasai, Tatsuki-san…" Rukia membungkukkan badannya dan meminta maaf.

"Sudahlah! Cepat kerja sana!"

"Ha, hai…"

Suara tawa dua orang terdengar mengiringi kepergian Rukia. Dan begitulah, kehidupan Rukia terus berjalan…

.


.

Sementara itu, di istana Karakura…

.

"Ichiiiigooooooo!"

"Urusai! Baka-oyaji!" Cowok berambut orange itu menendang ayahnya sendiri sebelum nyawanya melayang dalam pelukan maut.

"Kau jahat sekali sih? Mamamu di surga akan menangis kalau ia melihat putranya dengan begitu kejam menolak pelukan hangat dari papa!" Isshin Kurosaki, raja dari kerajaan Karakura menangis dramatis sambil bersimpuh di depan poster seorang wanita cantik yang muncul entah dari mana.

"Mama justru akan menangis melihat tingkahmu." gumam Ichigo kesal.

"Oooohh! Seandainya saja ada seorang wanita yang bisa mengajarimu bagaimana bertingkah laku yang baik… Aku juga ingin segera menimang cucu!"

"Ap—"

"Itu dia, Ichigo! Kau harus segera menemukan pendamping hidupmu! Kau harus segera menikah dan memberiku banyak cucu!"

Isshin bahkan sama sekali tidak memberi kesempatan kepada Ichigo untuk kaget dan terus mengoceh tentang bagaimana ia ingin komposisi para cucunya di kemudian hari dan bla bla bla….

"Apa? Menikah? Ini gila!"

Ichigo terdiam sebentar. 'Oh, kewarasannya memang dipertanyakan.' pikir Ichigo.

"Tapi, aku masih 18 tahun!"

"Tidak masalah! 18 tahun itu sudah legal untuk bisa menikah!" Isshin tersenyum. "Kau tidak punya calon?"

"Satupun. Dan aku juga tidak mau menikah."

"Tsk, tsk, tsk. Kalau begitu sepertinya aku yang harus turun tangan…"

"Hah?" Kerutan di wajah Ichigo bertambah ketika mendengar nada bicara ayahnya yang berubah mencurigakan. Senyum di wajahnya terlihat menakutkan bagi Ichigo.

"Aku akan mengadakan pesta dansa dan mengundang semua putri dari berbagai kerajaan! Pasti akan banyak putri dan wanita cantik nantinya dan kau bisa memilih salah satunya!"

"Tapi—"

"Tidak ada 'tapi'!" potong Isshin galak sambil mengacungkan jari telunjuknya di depan Ichigo. "Kali ini kau harus menurut padaku!"

"Aku—"

"Kalau tidak, aku akan menyebarkan semua foto masa kecilmu ke seluruh penjuru kerajaan Karakura!"

"Ap—? Berani-beraninya—"

"Kalau begitu, kuanggap 'iya'!" Isshin segera membalikkan tubuhnya. "Yaaay! Cucu! Cucu! Aku akan segera dapat cucu!"

Isshin kembali bersorak gembira sementara Ichigo menghela nafas panjang dan berat. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya frustasi dan berjalan keluar dari ruangan itu. Percuma bicara apapun dengan ayahnya yang sedang dalam mode seperti itu. Ia hanya akan menolak semua pendapatnya dan melakukan apapun yang ia inginkan, dengan atau tanpa persetujuan apapun dari Ichigo. Jadi, ia hanya bisa pasrah.

Dan begitu, pengumuman terdengar ke seluruh penjuru kerajaan Karakura dan yang lainnya.

.

Tbc

.


AN: Oke, aku tahu kalau ide ini benar-benar sudah populer dan pasaran. Tapi apa boleh buat, aku juga ingin membuatnya dengan versiku sendiri. Hahahaha…! XD Ini adalah fic translate dari fic inggrisku yang judulnya Extraordinary Cinderella. Tapi memang lebih enak nulis pakai bahasa Indonesia daripada bahasa Inggris. Hahahaha! XD Jadi, kuputuskan untuk membuat versi bahasa Indonesianya juga! Ngomong-ngomong, ini fic pertamaku di fandom Bleach Indonesia lho… Jadi, mohon kerjasamanya ya, minna-san!

Semoga fic ini nggak mengecewakan… Awalnya memang biasa banget. Lihat aja judul chapternya: ordinary opening. Hahahaha… Silakan tunggu kejutannya di chapter-chapter berikutnya. Mohon maaf atas segala ke-GeJe-an, mistypo, OOC dll dsb dst dsj dkk. Semoga kalian bisa menikmati cerita ini ya!

Mohon reviewnya dan arigatou gozaimasu for reading!

See ya next chap!

.

.Shia.