Saya kembali lagi dengan fic gaje yang lain! Untuk sementara In Debt saya tinggal dulu *langsung diserbu pembaca, diinjek, digigit, dijitak* karena saya lagi nggak dapet inspirasi di sana. Eh, malah dapet inspirasi dengan tema yang lain. Walau tetep pairings-nya HiruMamo, di sini juga akan saya tonjolkan SenaSuzu! Yey! *Plok-plok-plok*

Tumben-tumbennya saya bikin fic dengan SenaSuzu, jadi kalau sedikit gaje saya sekarang sudah sujud minta maaf, semoga hasilnya bisa memuaskan.. Hehehehe. (:

Ngomong-ngomong ini bukan lanjutan Hell Cinderella Story yah! Ini asli ide lain yang muncul di kepala saya! Lanjutan fic yang itu musti nunggu setahun lagi kayaknya.. *dihajar lagi*

Oke. Nggak pakai banyak omong, saya persembahkan fic ini! Semoga kalian pada suka! :D

P.S

Perjuangan neh ngepost fic ini! Hwaaaa! _

Eyeshield 21 ® Riichiro Inagaki dan Yusuke Murata

Two Spies ® RisaLoveHiru

Spesial thanks buat yang udah ngerelain diri baca fic ini!

WHAT!???

"Besok kita kencan berdua di taman bermain! Rahasiakan dari yang lain ya!"

……………

***

Tanggal 18 Januari 2010, di sekolah Deimon.

"Manajer sialan!" panggil Hiruma, seperti biasanya bahasanya tetap kasar. Memang susah sekali menghilangkan kebiasaan Hiruma untuk tidak menyebut sesuatu dengan embel-embel sialan. "Urus dokumen sialan di sana, nanti sore sudah harus selesai!" perintah Hiruma. Mamori memekik.

"Hiruma! Sudah terlalu banyak tugas yang kau berikan padaku!" protes Mamori. Tentu saja penambahan pekerjaan dari Hiruma kali ini membuat Mamori kesal, karena sudah nyata-nyata di tangannya masih terdapat dua tumpuk file yang harus dibereskan hari itu juga, ruangan klub yang juga menuntut untuk dibereskan, dan kartu strategi yang sudah diperbarui oleh Hiruma ikut-ikutan menuntut untuk dipisahkan sesuai penggolongan anggota tim. Selain itu Mamori juga mempunyai banyak PR dan tugas-tugas komite Disiplin, bukan hanya pekerjaan sebagai "budak" setan Deimon yang terkenal.

Hiruma mencibir. Refleks tangannya mengancungkan pistol yang selalu dibawanya kemana-mana—tentu saja didapatkan dengan cara berjudi bersama anggota militer luar negeri, tepatnya Amerika—ke hadapan Mamori. Dengan cepat Mamori menangkis pistol itu dengan sapunya.

"Dokumen sialan itu memuat berbagai prosedur, taktik, dan segala hal sialan lainnya mengenai Teikoku. Kita akan bertanding lagi dengan Teikoku kan? Jadi kau pasti mengerti bahwa hal ini sangat penting, dan aku sangat heran kenapa kau protes. Biasanya juga kau mengerjakannya tanpa mengeluh." kata Hiruma panjang-lebar. Mamori meleletkan lidah.

"Itu dulu!" ucap Mamori. Hiruma terkekeh, cengiran ala setannya pun muncul lagi.

"Kekekeke! Itu bukan urusanku, Manajer sialan!" ucap Hiruma, mengakhiri perdebatan yang entah untuk kesekian kalinya itu. Mamori sudah akan membalas namun Hiruma sudah keburu keluar dengan seragam amefutonya, siap berlatih dan melatih anggota tim Deimon yang telah menunggu kapten mereka di lapangan. Mamori menggigit bibir, sebal.

"Huh! Dasar, tidak tau orang repot ya!?" omel Mamori. Tapi tetap saja dia mengerjakan semua itu. Pada dasarnya Mamori memang orang yang bertanggung jawab, dan Hiruma dengan pintarnya memanfaatkan hal itu.

"Aku pasti pulang malam kali ini!" gerutu Mamori. Diliriknya tumpukan dokumen di atas meja. Dia mendesah. "Semangat!" katanya menyemangati diri sendiri. Mamori meraih dokumen itu dan tenggelam di antaranya.

***

"Yaaaa~! Sena, semangat!" teriak Suzuna dari kursi penonton. Sekilas dilihatnya Sena menoleh ke arahnya dan melemparkan senyum manisnya untuk Suzuna. Suzuna semakin meloncat-loncat kegirangan.

"Yaaaa~! Eyeshield 21, semangat!" jerit Suzuna lagi. Kali ini Sena tidak menoleh karena konsentrasinya sudah penuh ke lapangan. Suzuna menatap sosok Sena lekat, senyumnya mengembang semakin lebar.

Berbagai macam hal berkecamuk di kepala gadis itu.

Latihan dimulai. Hiruma memimpin formasi dengan berteriak ke sana kemari, memberi instruksi kepada anak-anak yang kelihatannya masih sedikit bingung. Beban mereka kali ini cukup berat, karena mereka harus tetap mempertahankan kejayaan setelah menang dari Teikoku. Prestasi yang benar-benar membuat keringat mengucur hebat. Setelah waktu yang cukup lama, dengan hasil beberapa anak mendapat gigitan Cerberus—yang salah mendengarkan instruksi dapat hukuman dikejar Cerberus—akhirnya strategi itu dimengerti oleh semuanya. Wajah mereka tampak puas.

"Oke, sekarang kembali ke ruangan sialan itu! Ganti baju kalian dan segera pulang!" perintah Hiruma. Berbondong-bondong semuanya menuju ruangan klub. Langkah mereka sedikit gontai—maklum saja capek menjalani latihan Hiruma yang melelahkan. Mamori yang berada di ruangan klub sudah siap dengan sebaki air dingin di meja. Semuanya menggayang air dingin itu dengan cepat, kehausan.

"Oi! Ambil lagi airnya, Manajer sialan!" perintah Hiruma. Mamori menggerutu.

"Iya, iya!" katanya sambil beranjak pergi.

Suzuna mendekati Sena yang tengah duduk di lantai dengan peluh bercucuran. Suzuna tersenyum manis yang dibalas Sena dengan anggukan singkat. Tidak mempunyai cukup tenaga untuk membalas senyuman itu.

"Sena, nanti jangan pulang dulu ya. Aku mau bicara." bisik Suzuna pelan agar tidak didengar yang lain. Usaha yang sedikit sia-sia, karena saat itu Ha Haa bersaudara tengah berantem sama Komusubi dan dilerai oleh Kurita dengan cara menindih mereka semua hingga rata dengan lantai.

"Eh? Baiklah." jawab Sena heran. Suzuna mau bicara apa ya? pikir Sena dalam hati.

"Kutunggu ya Sena!" kata Suzuna lalu berbalik pergi. Sena menggaruk kepalanya walau tak gatal, bingung.

Akhirnya mereka semua sudah ganti baju. Ha Haa bersaudara berniat mampir ke game centre sebelum pulang ke rumah masing-masing, Komusubi ikut Kurita ke rumahnya, Yukimitsu ada bimbel, Ishimaru terlupakan—lagi, Monta dibawa ke Ragunan eh, eh, maksudnya ke kebun binatang eh, maaf maksudnya Monta ke pasar beli pisang, Hiruma pergi ke toko 24 jam buat beli permen karet, dan Mamori belum juga kembali.

Sebelum pergi Hiruma mengomel soal keterlambatan Mamori. "Manajer sialan itu nyari air dingin sampai kemana sih!? Memangnya aku suruh dia ke Kutub Utara!?" omel Hiruma kesal. "Sudah kalian pulang saja! Kelamaan menunggu Manajer sialan itu datang!"

Ruangan klub segera saja menjadi sepi, menyisakan Sena seorang diri.

Sesuai janjinya, Sena menanti Suzuna. Tak lama pintu terbuka dan Suzuna masuk, senyumnya terpampang lagi di wajahnya. Sena merasakan hatinya berdesir, wajahnya perlahan memerah.

"Su.. Suzuna?" panggil Sena.

"Yaaa~?"

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Sena. Suzuna nyengir malu-malu.

"Anu.. itu.. Aku.." Suzuna menarik nafas, menghimpun keberanian. "Aku ingin kencan berdua denganmu.." kata Suzuna takut-takut. Wajahnya memerah. Sena tersentak.

"EHH??"

"Aaa~ Aku kan sudah bilang!" ucap Suzuna, menutup wajahnya yang merah. "Kau mau tidak?"

"Anu.. ituuu.." Sena kelablakan, wajahnya ikut-ikutan memerah. "Tentu saja aku mau.." tambahnya malu. Suzuna berteriak girang.

"Yaaa~! Makasih ya Sena!" Suzuna berlari dan melompat ke pelukan Sena. Sena salah tingkah menerima pelukan Suzuna. "Su.. Suzuna.."

"Besok kita kencan berdua di taman bermain! Rahasiakan dari yang lain ya!" kata Suzuna girang. Sena mengangguk menyanggupi. Dia tidak tahan untuk tidak tersenyum. Langsung saja Sena tidak sabar menunggu hari esok.

"Sebelum itu Suzuna.." kata Sena pelan. Suzuna menenggadah, menatap Sena bingung. "Hmmm??"

"Kau.. anu, pelukan.." kata Sena malu-malu. Suzuna tersentak. Seketika dia melompat mundur.

"Ma.. maaf, Sena!" kata Suzuna panik, wajahnya kembali merah seperti tomat. Sena tersenyum.

"Tidak apa-apa.."

***

Bonus : Mamori's POV

Aaaah! Memang hari ini aku sangat sial! Air dingin di kantin habis, jadi aku terpaksa pergi jalan kaki ke mini market. Mana jauh, lagi. Ketika aku kembali hari sudah sore dan aku yakin semuanya pasti sudah pulang. Bahkan Hiruma pun pasti sudah meninggalkan ruangan klub.

Hhhh. Capek sekali menjadi seorang manajer. Apalagi kaptennya setan begitu, gerutu Mamori dalam hati.

Mamori melangkahkan kakinya ke ruangan klub. Tangannya meraih gagang pintu, pelan dibukanya pintu—tanpa suara sedikit pun. Suara yang sudah sangat dikenalnya menjerit dan melompat memeluk sebuah sosok yang juga sudah sangat Mamori kenal.

"Besok kita kencan berdua di taman bermain yuk! Rahasiakan dari yang lain ya!"kata Suzuna kepada Sena yang berada berdua saja di dalam ruangan klub. Mamori melotot melihat mereka.

HAH!???? Sejak kapan Sena pacaran dengan Suzuna? Apa aku tidak salah dengar? Apa mereka akan baik-baik saja? Kapan mereka jadian—argh! Perasaanku sangat kaget, shock, tidak percaya dengan pendengaranku barusan. Perasaan melindungi Sena menyelimutiku, walau aku tau dengan baik Suzuna.. Dia gadis yang baik..

Tapi kenapa mereka tidak cerita padaku soal jadian mereka? Aku selaku kakak dan ibu Sena seharusnya tau! Kenapa aku bisa tidak tau? Oke, kali ini pasti bukan karena kebodohanku seperti dulu—waktu Sena menyamar jadi Eyeshield 21.. Hhhh.

Aku penasaran!!!!! Sejak kapan?? Kapan?? Dimana??

Eh. Tunggu. Besok mereka ke taman bermain..?

Sebuah ide muncul dengan cepat di kepala Mamori.

To be continued..

***

Yaaaa~! Chap 1 selesai juga. Nggak tau ini bagus apa nggak? Ada yang penasaran nggak? Hehehe. Atau malah ada yang ngerasa ini cerita udah biasa banget? *padahal baru juga chap 1, mana nggak jelas lagi apa yang diceritain.. Hwe!* Pokoknya ripyunya saja ya! Cukup klik tulisan ijo dibawah yang kalau nggak salah bacaannya "Review this Story"? (: