UTA NO PRINCE SAMA FANFICTION

THE AUTUMN SONG

Op. 1. My Voice, Your Voice

DISCLAIMER: Broccoli

"…sepertinya keputusanmu sudah bulat…" Shining, sang direktur Shining Agency, memandang pemuda yang berdiri di hadapannya dengan serius.

"Hai!"

"Hmm…I see, aku mengerti! Akan kukabulkan permintaanmu!" serunya.

"Arigatou, direktur," ujar si pemuda. "Ah, lalu, direktur, soal masalah itu—"

"Ya, ya, I understand! Tenang saja, little secret-mu itu akan kujaga dengan baik!"

Setelah merasa lega dengan kata – kata Shining, si pemuda itu lalu membungkukkan tubuhnya dalam – dalam lalu meninggalkan ruangan.


"Nanami!" suara Syo menggema di koridor Asrama Master Course Shining Agency.

"Syo-kun? Ada apa? Kenapa kau terburu – buru begitu?" tanya Nanami.

"Tunggu sebentar!" seru Syo lalu mengatur nafasnya yang tersenggal – senggal setelah berlari – larian. "K—kau sudah dengar dari Rin-chan tentang konser minggu depan?"

"Konser? Tidak, aku tidak dengar. Memangnya konser siapa?" tanya Nanami bingung.

"STARISH!" seru Syo. "Konser ketiga STARISH telah ditetapkan minggu depan!"

"Eh? EEEEEHHHHH?!" Nanami terkejut(atau lebih tepatnya shock). "S-S—STARISH akan konser ketiga minggu depan?!"

"Iya, tadi baru saja direktur memberitahu kami kalau kita akan mengadakan konser minggu depan!" seru Syo dengan semangat.

"E-e-eh? Tapi kenapa begitu tiba – tiba? Aku bahkan belum mempersiapkan lagu baru untuk kalian!" seru Nanami panik.

"Ah, aku juga sudah bilang begitu tapi direktur bilang itu bukan masalah," kata Syo.

"Eeh? Tentu itu masalah. Aduh…apa yang harus kulakukan?" Nanami semakin panik.

"Tenanglah, Nanami. Kalau memang tidak sempat kami bertujuh bisa melakukan sesuatu. Cecil juga bilang kalau dia mungkin akan membantumu memikirkan lagu – lagu baru untuk kami," ujar Syo menenangkan gadis polos itu.

Nanami sedikit merasa tenang mendengar perkataan pemuda kecil itu. "Hmm…baiklah, aku akan berusaha semampuku untuk membuat lagu baru untuk konser minggu depan."

"Nah, begitu dong! Kalau begitu aku pergi dulu ya, Nanami. Aku juga harus latihan dengan yang lain. Yang semangat, ya!" ujar Syo seraya menepuk bahu Nanami lalu berlari meninggalkan gadis itu.

"Mou…gimana nih…?"


Di dalam kamarnya, Nanami sibuk memutar otak—mencari – cari nada dan musik yang terkubur dalam pikirannya. Ia mencoba mengingat beberapa kejadian menarik dan mengesankan selama berada di Master Course bersama para pangeran musiknya kalau – kalau akan mendapat inspirasi dari situ. Tetapi, semakin ia berpikir, ia merasa seluruh musik di kepalanya semakin menghilang dan lenyap entah ke mana. Nanami mengacak – ngacak rambutnya dalam kepanikan karena tak bisa menemukan satu ide pun.

Bagaiman ini? Apa yang harus kulakukan? Kalau begini lagu barunya tak akan selesai sebelum minggu depan!

Dalam kepanikannya, mata Nanami tiba – tiba tertuju pada bunga pemberian Cecil yang telah diletakkannya dalam sebuah bingkai foto. Yang anehnya, saat memandang bunga itu, ia bukannya teringat akan Cecil tapi pada Kuppuru, kucing hitam yang selalu menghiburnya saat ia sedang putus asa.

Miaw…

"Kuppuru?!" Nanami spontan berdiri dari kursinya begitu mendengar suara seekor kucing yang didengarnya dari kejauhan.

Tanpa ragu, Nanami lalu berlari keluar dari asrama dan menemukan Kuppuru sedang berlari ke arah hutan.

"Tunggu, Kuppuru!" serunya. Tetapi, si kucing hitam tak menghentikan langkahnya dan terus berlari masuk ke dalam hutan.

Nanami berlari mengejar kucing hitamnya tanpa henti. Saat berlari, ia tiba – tiba merasa kalau ia pernah mengalami hal yang sama sebelumnya. Itu benar, ia dulu pernah mengalami hal yang sama saat pertama kali bertemu dengan Ichinose Tokiya yang ternyata adalah HAYATO, sang penyanyi pujaannya. Juga saat bertemu kembali dengan Cecil di hari pertama ia masuk ke Master Course.

Apakah ini artinya aku akan mengalami hal yang sama lagi dengan waktu itu? Apakah aku akan bertemu dengan seseorang lagi? Obaachan, kalau itu benar, tolong beritahu aku, kali ini pertemuan seperti apa yang akan kujalani? pikirnya.

Tak lama, Nanami pun tiba di tempat yang telah diduganya. Tempat yang sama dengan hari itu. Hari di mana ia bertemu Ichinose dan Cecil. Nanami menghentikan langkahnya, melihat sekelilingnya—mencoba mencari kucing hitam itu.

"Ku-Kuppuru…" katanya pelan, hampir seperti berbisik.

my voice…todokeru…

"Eh?" tiba – tiba saja terdengar suara seseorang dari kejauhan.

Nanami berjalan perlahan menuju arah datangnya suara itu. Ia melihat sekelilingnya namun tak seorang pun yang dilihatnya di sana. Aneh, aku merasa mendengar suara itu dari arah sini?

Tsubasa ni noseta…atatakai kiss…

Lagi – lagi suara itu terdengar di telinga Nanami. "Mungkinkah?!" Nanami tiba – tiba saja menyadari sesuatu. Ia lalu berlaru ke arah danau dan mendapati seseorang sedang berdiri di tengah danau.

"Anak laki – laki…?" tanya Nanami pada dirinya begitu melihat anak laki – laki di dalam danau itu.

Nanami berjalan mendekati danau untuk melihat dengan jelas apa yang sedang dilakukan anak laki – laki itu di dalam danau di cuaca dingin musim gugur seperti ini. Begitu Nanami tiba di tepi danau, ia dikejutkan oleh sesuatu. Sesuatu yang membuat jantungnya seakan hampir berhenti dan membuatnya menahan nafas.

kimi ni tsutaetai kono afureru omoi

tatoe kono koe o hikisatte mo

Nee, kimi ni wa kikoeru no ka?

Kono tomerarenai ai no uta wo…

My voice tatoe ushinattemo

itsuka kimi ni todokeru to shinjita

Datte kono tsubasa ni nosete negai wa

Your voice, ano atatakai kiss ni umareta…

Nanami menelan ludah dalam ketidakpercayaannya mendengar suara nyanyian anak laki – laki itu. Setelah nyanyian HAYATO yang dulu pernah didengarnya, suara nyanyian anak laki – laki yang berada di hadapannya saat ini adalah suara nyanyian kedua yang bisa membuatnya merasa bagai sedang mendengar suara nyanyian malaikat. Lagu yang dibawakan anak laki – laki itu begitu lirih dan menyentuh hati, ditambah lagi dengan liriknya yang begitu indah. Siapa gerangan anak laki – laki itu?

"Siapa di sana?" tiba – tiba saja anak laki – laki itu berbalik ke arah Nanami.

"E—e-eh? Ano…Aku bukan..etto…" saking gugup dan terkejut, Nanami tak sanggup berkata apa – apa.

"Kurasa bukan hal yang baik memata – matai orang seperti itu apalagi kau seorang gadis," ujar anak laki – laki itu seraya berjalan keluar dari danau.

"Ah, anu…bukan begitu, aku sedang mengejar kucingku lalu sampai ke sini…dan tak sengaja mendengar suaramu…dan…" Nanami berusaha menjelaskan dengan terbata – bata.

Anak laki – laki itu menunjukkan wajah heran melihat tingkah Nanami, namun akhirnya menghela nafas panjang setelah raut wajah panik Nanami. "Aku tak tahu siapa kau, tapi lain kali jangan ulangi tindakanmu itu. Kau bisa disangka stalker," ujar anak laki – laki itu seraya berjalan pergi melewati Nanami yang masih berdiri kaku.

"Ah, ano..!" seru Nanami tiba – tiba, membuat anak laki – laki itu menghentikan langkahnya dan kembali memalingkan pandangannya ke arah Nanami. "L-lagumu sangat bagus. Aku menyukainya!"

"Eh?"

Wah, apa yang kukatakan?! Aku bisa benar – benar disangka stalker! pikir Nanami terkejut dengan perkataannya sendiri.

"Arigatou. Sudah lama aku tak mendengar kata – kata itu," ujar anak laki – laki itu pelan seraya tersenyum tipis.

Eh? Sudah lama? Apa maksudnya? Nanami sedikit terkejut dan bingung mendengar perkataan anak itu.

"Sekali lagi terima kasih atas pujiannya. Sebagai balasannya, aku akan merahasiakan tindakan menguntitmu hari ini," ujar anak itu dengan nada meledek.

"Eh?! Sudah kubilang, aku bukan—"

"Hahhahaha…aku tahu," ujar anak itu. "Aku cuma bercanda kok. Sudah, ya. Aku harus kembali."

"Ah, tunggu!" seru Nanami.

"Hmm? Apa lagi?"

"Namamu? Boleh aku tahu namamu?" ujar Nanami.

Anak laki – laki itu terlihat sedikit terkejut tetapi segera menutupinya dengan senyuman yang manis. "Chiaki. Aku Utakata Chiaki," jawabnya.

"Chiaki-kun? Aku Nanami, Nanami Haruka!" seru Nanami.

"Senang bertemu denganmu, Haruka-nee," ujar anak laki – laki itu lalu berjalan pergi meninggalkan Nanami sambil melambaikan tangan.

"Chiaki-kun, ya? Kuharap aku bisa bertemu dengannya lagi…"


****Lima hari kemudian****

"Eh?! Lagunya belum jadi?!" seru seluruh personil STARISH.

"Maafkan aku. Aku sudah berusaha membuat beberapa lagu tapi tak ada satu pun yang kelihatan cocok dengan STARISH," kata Nanami dengan nada penuh penyesalan.

"Bagaimana ini? Konsernya kan tinggal dua hari lagi," ujar Otoya.

"Aku sungguh minta maaf!" seru Nanami.

Para personil STARISH tak tega melihat Nanami begitu merasa bersalah dan akhirnya memutuskan untuk berhenti mengeluh.

"Jangan merasa bersalah begitu, kohitsuji-chan," ujar Ren. "Itu semua bukan salahmu. Lagipula memang agak mustahil untuk bisa membuat lagu baru tiba – tiba seperti itu."

"Ya, benar. Lagipula aku juga telah membuat tiga buah lagu baru untuk kami, kau tak perlu cemas, my princess," ujar Cecil seraya membelai rambut Nanami, membuat personil lainnya terserang rasa cemburu.

"Cecil-san…"

"Tapi gimana ya? Tiga lagu saja kan tak akan cukup. Berarti terpaksa kita harus membawakan lagu – lagu yang sebelumnya," ujar Syo.

Para personil STARISH dan Nanami kembali dalam keheningan. Memang bisa saja mereka membawakan lagu lama saat konser, tetapi itu tentunya tak akan cukup untuk memuaskan hati para fans. Ruang tengah Asrama Shining Agency tiba – tiba saja dipenuhi dengan keheningan yang mengerikan. Tak ada satu pun dari mereka yang bisa memecahkan masalah rumit itu.

"Soal itu…DON'T WORRY!" tiba – tiba saja suara seseorang memecahkan keheningan di ruangan.

"Direktur?!" seru seluruh personil STARISH begitu melihat direktur agency mereka tiba – tiba muncul dari jendela ruang tengah.

"Soal lagu baru kalian aku telah meminta beberapa komposer terbaik dari Shining Agency untuk membuatkan lagu untuk konser minggu depan! Oh, yeah!" seru sang direktur.

"Eh? Benarkah?" seru Otoya.

"Tapi itu berarti kita tak akan bisa membawakan lagu ciptaan Haru-chan di konser nanti," ujar Natsuki dengan tatapan sedih, membuat Nanami dan personil lainnya ikut merasakan kesedihannya.

"Oh! Soal itu, ada yang lupa kusampaikan pada kalian!" ujar Shining.

"Eh? Apa itu?" tanya Otoya.

"Nanami-san, mulai hari ini kau tak akan lagi membuat lagu untuk STARISH!" seru Shining.

"Eh?!" Nanami terkejut.

"Apa maksudnya, Direktur?!" ujar Tokiya. "Apa ini semacam ujian untuk Nanami lagi seperti waktu itu?"

"No, no, no! Kali ini aku serius! Nanami-san tak akan lagi membuat lagu untuk kalian!" tegas Shining sekali lagi.

"Kenapa?! Maksudnya saya sudah tak diperlukan lagi? Apa karena saya tak bisa membuat lagu untuk konser STARISH?" seru Nanami panik.

"No, no, no! Jangan salah paham, Miss Nanami!" seru Shining. "Lagu yang kau buat sangat, sangat luaaar biasa! Aku sangat menyukainya! Dan ini juga tak ada hubungannya dengan ketidakmampuanmu untuk membuat lagu untuk konser!"

"Lalu kenapa? Kenapa Nanami harus berhenti membuat lagu untuk kami?!" seru Otoya.

"Hmm…karena mulai hari ini Miss Nanami akan kutugaskan untuk menjadi instruktur untuk seseorang!" seru sang direktur.

"Instruktur?" Nanami bingung.

"Yeah! Beberapa hari yang lalu Shining Agency kedatangan seorang pendatang baru dan tentunya dia juga adalah seorang yang very, very berbakat dalam bernyanyi juga membuat lagu!" seru Shining. "But! Dia masih belum terbiasa dalam membuat lagu – lagu baru yang berbeda, dengan kata lain, lagu – lagu yang dia bawakan akan terdengar membosankan! That's why, Miss Nanami akan menjadi instrukturnya juga menjadi komposer untuk lagu – lagu yang akan dibawakannya!"

"EEEHH?!" seru personil STARISH juga Nanami kembali terkejut.

"Yang benar saja! Aku tidak terima! Nanami itu kan komposer khusus STARISH!" seru Otoya.

"Hmm…ini adalah keputusanku! Mau tidak mau kalian harus menerimanya! Or kalian akan dipecat!" seru sang direktur.

"EEH?!"

"T—tunggu sebentar, Direktur," ujar Nanami tiba – tiba. "Sebelumnya aku ingin tahu siapa sebenarnya orang yang Anda maksud."

"Itu benar! Aku juga ingin tahu siapa orang yang mau merebut Nanami!" seru Syo.

"Hmm…you're right! Aku memang harus memperkenalkannya terlebih dahulu pada kalian," uajr Shining. "Come here, young prince!"

Begitu Shining selesai meneriakkan kata – kata sambutannya, dari pintu ruang tengah muncul seorang anak laki – laki berambut cokelat kemerahan bak daun maple di musim gugur.

"Chi—CHIAKI-KUN!?" seru Nanami.

"Yaa, Haruka-nee, kita bertemu lagi," ujar Chiaki.

"Kau kenal dia, Nanami?" tanya Syo.

"Eh, i-iya, begitulah," jawab Nanami, masih tak percaya.

"Nah, biar kuperkenalkan pada kalian! Mr. Utakata Chiaki! Seorang soloer dan idol baru di Shining Agency!" seru Shining. "Mulai hari ini Miss Nanami akan menjadi instruktur dan juga komposer untuknya. Good luck!"

Bagai terserang petir di siang hari, sebuah pertemuan mengejutkan yang akan mengubah kehiduapan Nanami dan ketujuh personil STARISH baru saja dimulai!

to be continue…


the meaning of the song:

I want to tell you about this overflowing feeling

Even if my voice is break apart

Hey, can you hear it?

This love song that can't never be ended

My voice, even if I lose it

Someday I believe it will reach you

Because the wish that I send with this wings was

your voice that born at that warm kiss

UTA NO PRINCE SAMA is not mine! I just own the story, the OC, and the song in this fanfic!

Please don't forget to Review! Thx ^_^