Sang Penunjuk
A Naruto Fanfiction
By
Yamicheru Present
.
.
.
.
.
Seorang bocah yg dianggap sebagai 'produk gagal' dalam sebuah experimen yg dilakukan Orochimaru. Ternyata menyimpan kekuatan tak terduga. Ya bocah yg akan menjadi 'penunjuk' bagi sang 'pembawa perdamaian'.
Sang Penunjuk
AU, Adventure, Little Fighting.
Chapter 1
Di sebuah ruangan yg dipenuhi alat-alat medis.
Seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun terlihat sedang dalam perawatan dengan berbagai macam selang yg terhubung ke tubuhnya. Bocah itu bernama Kaguya Eru, hasil experimen Orochimaru yg mencoba menggabungkan DNA Senju dan Uciha dalam tubuh Kaguya. Namun experimen itu sepertinya mengalami kegagalan karna sudah 1 bulan bocah itu tak kunjung sadarkan diri.
"Cih sepertinya aku gagal lagi". "Bahkan tubuh kuat Clan Kaguya tidak mampu bersingkronisasi dengan DNA Senju dan Uciha" gumam Orochimaru menatap kesal sosok Eru yg tak sadarkan diri.
"Aku kembali kehilangan hal yg berharga ... Tubuh Kaguya juga DNA Senju dan Uciha terahir yg kumiliki. Semua terbuang sia-sia" lanjutnya.
Poft ...
Seorang pria bersurai perak dengan sebuah kacamata bulat yg menghiasi kedua matanya muncul di belakang Orochimaru dalam posisi memberi hormat pada sang Sannin. Pria itu bernama Yakushi Kabuto salah satu orang kepercayaan Orochimaru yg memiliki kecerdasan juga kemampuan Ninjutsu Medis di atas rata-rata.
"Orochimaru-sama ..." ucap Kabuto masih dalam posisi memberi hormat.
"Aku tau. 'Katak' itu memang tidak pernah bosan untuk terus menggangguku" balas Orochimaru datar.
"Kabuto. Hancurkan tempat ini musnahkan semua bukti dan data experimen kita" lanjutnya sambil melirik ke arah Kabuto yg kini telah berdiri di belakangnya.
"A-anda yakin ?!"
"Ya. Percuma saja menyimpan data tentang experimen gagal seperti ini". "Musnahkan semua" ucap Orochimaru kembali mengulangi perintahnya.
"Apa itu termasuk Eru-kun ?" tanya Kabuto lagi. Dan pertanyaan itu hanya mendapat jawaban sebuah serangai menyeramkan sang Sannin.
"Baiklah aku mengerti"
.
.
.
.
.
"Cih sial sepertinya Orochimaru sudah meninggalkan tempat ini" umpat seorang pria tua dengan rambut putih landak yg di ikat ekor kuda a.k.a Jiraiya seraya terus berlari di sebuah lorong markas Orochimaru.
Jiraiya terus berlari menyusuri setiap lorong yg ada di markas itu berharap menemukan hal yg menarik dan membuat kedatangannya tidak sia-sia. Hingga menuntunnya pada sebuah ruangan paling ahir di lorong itu. Saat dia memasuki ruangan itu, yg terlihat hanyalah sebuah ruangan yg dipenuhi peralatan medis yg tersambung pada tubuh seorang bocah laki-laki yg tak sadarkan diri.
"Cih ular sialan itu ... Masih saja melakukan experimen keji seperti ini" gumam Jiraiya sambil berjalan mendekati sosok bocah itu.
Sringgg ...
Sebuah segel sensor tiba-tiba saja aktif saat Jiraiya melewati salah satu kertas peledak yg menempel di dinding ruangan itu. Dan yg mengejutkannya adalah ruangan itu dipenuhi kertas peledak, bukan hanya ruangan itu tapi di setiap ruangan dan sepanjang lorong markas itu penuh dengan kertas peledak yg aktif secara bersamaan.
"Sial aku tidak menyadarinya!" umpat Jiraiya seraya melakukan serangkaian segel tangan.
"Kuchiyose no Jutsu !"
Buuuummmmm !
Ledakan dasyat terjadi tepat di belakang Orochimaru dan Kabuto yg saat ini tengah melompat di tengah hutan. Untuk sesaat Orochimaru menghentikan aktifitasnya dan menikmati ledakan itu dengan sebuah serangai kejam yg menghiasi wajahnya. Sementara Kabuto hanya diam saja sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Kabuto ... Kau memang pintar memasang jebakan" ucap Orochimaru masih tetap dengan serangai kejinya.
Sementara di tempat Jiraiya, pria itu sepertinya selamat dari maut juga berhasil menyelamatkan bocah itu yg kini ada di gendongannya. Jiraiya terlihat berada di atas katak raksasa berwarna merah yg melompat sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari ledakan dasyat itu. Dan dalam sekali lompatan, mereka berhasil mendarat di tempat yg cukup jauh dari ledakan itu.
"Kau keterlaluan Jiraiya, memanggilku di tempat sempit dan penuh dengan kertas peledak seperti itu ... Jika aku telat sedikit saja, kita akan mati" keluh sang katak a.k.a Gamabunta.
"Maaf soal itu Gamabunta, aku sendiri tidak menyadari jika Markas Orochimaru dipenuhi kertas peledak hehehe" balas Jiraiya dengan tawa garingnya dan sang katak hanya mendelik kesal mendengar ucapan tak bertanggung jawab itu.
"Terserah kau saja lah" ucap Gamabunta memilih mengalah, karna sifat tak bertanggung jawab summonernya memang sudah melegenda.
"Oh iya, siapa bocah itu ?" tanya Gamabunta yg Baru menyadari Jiraiya tidak sendiri menaiki kepalanya.
"Entahlah, kurasa bocah ini adalah korban experimen Orochimaru". "Dan fakta jika dia ditinggalkan begitu saja, kemungkinan besar bocah ini adalah 'produk gagal' ular itu" jawab Jiraiya dengan tampang seriusnya. Sambil melompat dari kepala sang katak.
"Aku mengerti. Baiklah aku pergi dulu tugasku sudah selesaikan ?"
"Ya dan terima kasih atas bantuannya" dan setelah jawaban Jiraiya, Gamabunta pun menghilang dalam kepulan asap meninggalkan Jiraiya yg masih menggendong bocah itu.
.
.
.
.
.
Di sebuah penginapan.
Seorang bocah laki-laki berusia 14 tahun berparas tampan dengan rambut putih rancung ke atas melewan gravitasi. Memakai sebuah kaos tangan panjang berwarna putih dengan lambang Clan Kaguya di bagian punggungnya. Dipadu celana ninja standar berwarna hitam dan warna senada untuk sarung tangan yg menghiasi kedua tangannya. juga sebuah syal panjang berwarna hitam yg menutupi lehernya. Sedang menatap bosan rintikan hujan di jendela penginapannya.
"Haahhh ... Orang tua itu lama sekali" gumam bocah itu a.k.a Kaguya Eru, anak yg dulu pernah di selamatkan Jiraiya.
"Jaga bicaramu bocah, aku ini Senseimu" ucap Jiraiya saat memasuki kamar penginapan mereka.
"Iya maaf Sensei, yg terpenting sekarang dimana Markas Orochimaru?" ucap Eru dengan cueknya menjawab sekaligus bertanya pada sang Sensei. Sementara pandangannya masih berfokus menatap langit yg terus menjatuhkan tetesan hujan dengan tampang bosan.
"Entahlah, informanku kehilangan jejak mereka" jawab Jiraiya sambil mendudukan tubuhnya dan ikut menatap langit yg sedang hujan itu, seperti apa yg dilakukan muridnya.
"Abaikan soal Orochimaru untuk sementara, besok kita akan ke Konoha. Dan kau akan menjadi Shinobi Desa itu". "Ingat Eru, dendam hanya akan menciptakan dendam yg baru" ucap Jiraiya, sementara Eru hanya diam saja. Tidak berniat untuk menjawab perkataan Senseinya.
Eru tentunya memiliki dendam pada Orochimaru, samar-samar dia masih mengingat bagaimana ular itu mencuci otak mereka agar tunduk dan patuh pada perintahnya. Ya mereka. Dia dan kakaknya Kaguya Kimimaru, adalah Kaguya terahir yg masih tersisa akibat sebuah insiden itu harus berahir dengan menjadi budak Orochimaru.
Dan sekarang dia harus melepaskan dendamnya begitu saja, tentu sulit untuk dilakukan. Dia mungkin cukup beruntung telah diselamatkan oleh Jiraiya, tapi kakaknya ? Hingga saat ini dia tidak mengetahui bagaimana nasibnya. Nasib satu-satunya keluarga yg dia punya.
Dan ditambah cerita Senseinya sendiri yg mengatakan bahwa Eru ditinggalkan begitu saja dengan ratusan kertas peledak setelah tubuhnya yg di jadikan kelinci percobaan dengan hasil sebuah kegagalan ? mana bisa dia melepaskan dendamnya begitu saja. Mungkin saja hal serupa juga dialami sang kakak.
"Cobalah ... Agar hidupmu bahagia" ucap Jiraiya lagi.
"Kehahagiaanku adalah saat dimana aku berhasil membunuh ular keparat itu" desis Eru penuh penekanan. Intensitas Chakranya meningkat begitu pesat seiring dengan emosinya yg meningkat. Dan tanpa permisi lagi Eru melesat dengan cepat melalui jendela penginapan mereka. Pergi entah kemana untuk menyalurkan emosinya dengan menghancurkan alam.
"Dia melakukannya lagi" keluh Jiraiya saat samar-samar mendengar suara ledakan di tengah hutan yg saling bersautan dengan gemuruh petir.
.
.
.
.
.
Dan seperti yg direncanakan oleh Jiraiya, disinilah mereka. Didepan sebuah gerbang sebuah Desa Shinobi yg bernama Konoha, setelah 3 hari melakukan perjalanan ahirnya mereka sampai di Konoha. Kebahagiaan tergambar jelas di wajah Jiraiya karna sudah lama tak pulang ke Konoha, berbeda dengan Eru yg menatap bangunan megah desa itu dengan tatapan malas.
"Sudah cukup lama ..." gumam sang Sannin masih dengan expresi bahagia.
"Ayo kita menemui Sandaime Hokage dulu" ajak Jiraiya sambil berjalan santai di tengah desa. Menuju Gedung Hokage. Dan Eru terus mengikuti Jiraiya tak kalah santainya sambil mengamati desa itu.
Tapi suasana santai itu berahir saat Seorang bocah berambut kuning yg diduga seusianya berlari dengan sangat kencang dari arah belakang Eru dan Jiraiya.
"Minggir tebayou !" teriak bocah kuning a.k.a Uzumaki Naruto sambil mengibaskan tangan kanannya ke samping.
"Silau ..." gumam Eru sambil munutupi pandangannya dengan tangan kanannya.
Bukannya menyingkir, Eru malah berdiri pasif di tempatnya melihat seorang bocah kuning yg memakai pakaian serba oranye dengan sedikit warna biru dan putih di bagian pundak dan lehernya sedang berlari dengan sangat cepat ke arahnya. Dan di belakang bocah kuning itu berlari seorang gadis pinky yg tak kalah cepatnya.
Duuukkkk ...
"Awww ..." ucap Eru dan Naruto secara bersamaan setelah terjadi aksi tabrakan itu.
"Narutooooo !" teriak si pinky a.k.a Haruno Sakura dengan wajah menyeramkan sambil mengepalkan tangannya siap mnghadiahi bocah kuning itu sebuah bogem mentah.
Pletaakkk !
"Iyaaaawwww ..."
Pouft ...
"Sial ... Cuma Kage Bunshin !" umpat Sakura saat melihat Naruto yg di pukulnya berubah menjadi kepulan asap. Sementara Eru berdiri dan membersihkan pakaiannya dari debu sambil menatap kesal Sakura.
"Eh ... A-aku minta maaf atas kejadian tadi". "Oh iya perkenalkan namaku Haruno Sakura" ucap Sakura Lalu memperkenalkan dirinya dengan wajah memerah saat menyadari pria yg berdiri di depannya adalah pria tampan. Dan Eru dengan sangat tidak sopannya mengabaikan ucapan Sakura.
"Eh kemana pria tua itu. Sial dia selalu saja meninggalkanku seenaknya ... Sensei macam apa itu" umpat Eru yg celingukan karna kehilangan sosok Jiraiya. masih mengabaikan Sakura karna kesal dengan sakura dan teman kuningnya.
"A-ano ... Kalau boleh tau kau mencari siapa ?" tanya Sakura.
"Seorang pria tua yg gak penting". "Oh iya Sakura-san aku harus menemui Sandaime Hokage. Bisakah kau mengantarku ?" tanya Eru yg ahirnya mengakui keberadaan Sakura karna butuh pertolongannya.
"Baiklah eumh ..."
"Eru, Kaguya Eru senang berkenalan denganmu" ucap Eru tersenyum ramah membalas perkenalan Sakura, meski terlambat.
"Baiklah Eru-san lewat sini" jawab Sakura sambil mulai berjalan di depan Eru.
Sementara di atap sebuah rumah, Naruto terlihat duduk santai sambil menatap Sakura yg sedang berjalan bersama Eru. Di sampingnya Jiraiya sedang berdiri sambil bersidakep, juga menatap Eru dan Sakura yg semakin jauh dari posisi mereka.
"Bagaimana pendapatmu tentang bocah itu ?" tanya Jiraiya, kini menatap wajah santai Naruto.
"Kuat. Kurama merasakan Chakra yg besar di dalam tubuhnya". "Tapi yg menjadi pertanyaanku, sebagai Clan Kaguya yg menggilai pertarungan, dia terlalu tenang. Mengingatkanku pada pantat ayam itu" ucap Naruto sedikit menganalisa sosok Eru.
"Heh ... Kau semakin jenius saja, Minato pasti mengajarimu dengan baik" balas Jiraiya dengan senyuman bangga melihat cucu angkatnya semakin pintar.
"Siapa yg kau sebut pantat ayam hah ..." keluh seorang pria berambut emo yg menantang gravitasi dengan wajah datarnya, bahkan saat mengeluh seperti sekarang ini.
"Oh Sasuke. My brother, ayolah aku tadi cuma bercanda tebayou" ucap Naruto riang sambil memasang senyum tak berdosanya.
"Berhenti memperlihatkan wajah menjijikan itu, aku tau kemampuan dan sifatmu yg sebenarnya" balas Sasuke masih dengan datarnya.
"Uciha memang menyeramkan, tapi omong-omong untuk apa kau menemuiku ?" tanya Naruto kembali dengan wajah santainya.
"Sandaime Hokage memanggil Tim 7 untuk menjalankan sebuah Misi"
"Begitu ya, baiklah ayo kita pergi. Dan Ji ... Hah ... Ero-Sannin itu selalu pergi seenaknya" ucap Naruto sambil menghela nafas setelah menyadari Jiraiya sudah menghilang entah kemana.
"Ayo Sasuke" lanjutnya. Dan tak perlu di ajak untuk ke dua kalinya Sasuke pun Mulai berjalan mengikuti Naruto.
Di Ruangan Hokage.
"Misi kalian untuk Tim 7 adalah mengantar Tazuna-san dengan selamat ke desanya ini Misi Rank C" ucap Sandaime Hokage menjelaskan Misi yg akan di terima Tim 7.
"Dan Kaguya Eru, kau akan menjadi anggota tambahan Tim 7 untuk sementara waktu. Hingga aku mendapatkan posisi yg pas untukmu sebagai Shinobi Konoha" lanjut sang Hokage.
"Kaguya ?!" tanya Kakashi, selaku ketua Tim 7.
"Ya dia adalah murid Jiraiya, dan mulai hari ini dia resmi menjadi Shinobi Konoha dengan tingkat Genin". "Ada pertanyaan lagi ?" ucap Sandaime Hokage a.k.a Sarutobi Hiruzen.
"Tidak" jawab Kakashi.
"Kuharap kita bisa bekerja sama dattebayou" ucap Naruto sambil tersenyum ramah ke arah Eru.
"Namaku bukan dattebayou, namaku Eru, Kaguya Eru" jawab Eru dengan ketusnya.
"Eru-san, ucapan Naruto memang begitu. Dia selalu memakai kata sisipan 'tebayou' atau pun 'dattebayou' di ahir kalimatnya" bisik Sakura. Yg dijawab anggukan oleh Eru.
"Mohon bantuannya Naruto-san, Minna-san" ucap Eru membalas senyum ramah Naruto.
"Hokage-sama, apa mereka bisa di andalkan ?" tanya Tazuna selaku clien, sedikit meragukan kemampuan Tim 7 setelah sekian lama diam.
Sasuke dan Sakura mendesis tanda ketidaksukaannya jika diremehkan, sementara Kakashi, Naruto dan Eru tetap bersikap santai.
"Lebih dari apa yg anda harapkan Tazuna-san" jawab Hiruzen mantap.
"Baiklah ayo kita berangkat, aku sudah tidak sabar untuk pulang ke rumahku" ucap Tazuna.
Semua sudah di tentukan, takdir telah mempertemukan mereka antara sang penunjuk dan sang pembawa perdamaian. Apakah mereka akan menjadi kawan atau lawan ?
Misi pertama keduanya akan menentukan masa depan yg di ambil mereka ...
Akankah membawa perdamaian atau kah malah membawa kehancuran ...
TBC
yeee fict kedua saya !
Tentu masih seputar Naruto, Minna-san pasti tau manga Naruto sudah tamat dengan kepuasan fans NaruHina dan SasuSaku yg ahirnya cinta Sakura dan Hinata tidak bertepuk sebelah tangan. Ya mereka resmi menjadi pasangan pangerannya masing².
Dan kalau Minna-san bertanya kenapa saya masih membuat fict Naruto meski manganya sudah tamat ?
Ya, alasan utamanya saya masih belum rela manga yg sudah menemani saya saat masih jaman SD sampai sekarang saya sudah bekerja tamat begitu saja.
Dan saya harap respon positif akan saya dapat lagi seperti fict The God Hand (promosi dikit) xD
Tapi saya tetap mengharapkan kritik dan saran Minna-san sekalian supaya saya lebih baik lagi dalam menulis.
Ahir kata ... RnR please ^-^)/
TTD
Yamicheru.
