Pyschophatic game

By D2L

Rate T

Genre: Suspense/Drama

Summary: Dari 15 orang yang memperebutkan peringkat itu, hanya ada satu yang normal. Dan hanya satu orang itu yang terjebak dalam permainan 14 orang lainnya. Permainan yang diberi nama Pyschopathic game.

.

.

.

Happy reading

.

.

.

Dari dulu aku sama sekali tidak bisa mengerti dirinya. Atau mungkin bisa dibilang aku tidak mengerti mereka semua terutama dirinya. Dia itu laki-laki dengan wajah manis saat mempelajati semua pelajaran kecuali pas pelajaran biologi.

Entah hanya perasaanku saja atau apa, dia memang masih saja berwajah manis, tapi ada mimik wajah yang sangat menikmati pembedahan marmut yang dilakukan pada praktek biologi beberapa minggu kemarin.

Laki-laki itu sama sekali tidak menampakkan raut wajah jijik dan mau muntah seperti diriku dan juga teman-temanku yang lainnya. Di tambah lagi sebetulnya itu ada praktek pembedahan pertama. Kita hanya dijelaskan sekilas jadi tentu saja kita akan merasa jijik dan berteriak-teriak saat melihat organ dalam marmut yang sudah dibedah, tapi lain dengan dirinya. laki-laki itu tampak sangat santai dan tampak sangat profesional.

Sejak mulainya praktek bertemakan pembedahan itu, laki-laki itu selalui mendapat nilai yang tertinggi yang membuatnya masuk dalam kategori 15 orang elite. Mulai saat itu jugalah aku sadar bukan hanya laki-laki manis itu yang aneh. Bukan hanya dia orang aneh yang ada disekitarku. Entah kenapa instingku seperti terasah ketika terus mengamati gerak-geriknya dan saat itulah aku tahu bahwa ada yang disembunyikan oleh ke 13 orang bertahan yang sudah menjadi temanku sejak lama.

Lalu kemudian, semua prediksiku menjadi nyata dengan kejadian mengerikan yang terjadi tiga hari yang lalu di mana, salah satu guru yang paling dibenci oleh laki-laki itu, Sungmin, meninggal dalam keadaan tergantung di plafon kelas fisika dengan perut yang terbelah dan organ dalam yang tergunting-gunting dan tercecer di lantai.

Saat itulah aku menyadari bahwa 13 orang lainnya tersenyum dengan senyuman penuh arti yang berusaha untuk disembunyikan. Bukannya mereka senang karena guru itu mati, tapi mereka seperti senang karena mempunyai kawan baru yang sama seperti diri mereka dan itu membuatku bergidik.

Presepsi itu membuatku merinding karena itu artinya hanya aku yang normal dan ketika kata normal itu benar terletak di dalam diriku dan ke 14 orang itu tahu, maka mereka pasti akan menyingkirkannya yang sudah pasti dengan cara keji dan mengisi tempat kosong milikku dengan orang-orang yang setipe dengan mereka.

Itu hanya perasaanku saja. Semoga?

.

They are watching you

.

Kyuhyun dengan susah payah membuat dirinya sampai di toilet sekolahnya. Dengan wajah pucat dia memandang dirinya sendiri dari kaca dan menumpu kedua tangannya di atas wastafel.

"Ini bahkan lebih buruk dari perkiraanku," ucapnya lemah. Lalu setelah itu Kyuhyun membasahi wajahnya dengan kasar. Walau sudah berlalu tiga hari, dia sama sekali tidak bisa melupakan pembunuhan yang dengan jelas terjadi di depannya.

Kyuhyun tersentak saat mendengar suara pintu toilet yang terbuka, dengan cepat dia berjalan menuju salah satu bilik toilet dan dengan cepat menutup pintunya dan seluruh penduduk sekolah yang lainnya juga.

"Haha… kau lihat ekspresinya yang tadi? Lucu sekali. Aku bahkan mati-matian menahan tawaku saat mereka melihat hasil karya kita," ucap seseorang pada temannya yang satu.

Kyuhyun sedikit melihat ke arah sela-sela pintu dan dia mendapati dua pasang kaki yang kira-kira ada di luar dari bilik toilet miliknya.

"Kau benar. Mungkin nanti bukan hanya kita saja yang bergerak, tetapi yang lainnya juga." Orang yang satunya menyetujui perkataan orang yang pertama.

"Tentu saja mereka tidak akan mau mengalah. Kau tidak ingat betapa besarnya hadiah dari permainan ini?" Lalu Kyuhyun sama sekali tidak mendengar apa-apa lagi. Sepertinya kedua orang itu sudah keluar dari toliet ini. Lalu beberapa detik kemudian Kyuhyun mengerutkan keningnya.

Pertama, yang berbicara tadi itu Kyuhyun yakini pasti Kangin dan juga Heechul, temannya dari kalangan elite yang Kyuhyun sudah duga pasti terlibat dalam pembunuhan itu, tapi..

…kenapa mereka tidak curiga percakapan mereka di dengar padahal ada pintu bilik kamar mandi yang tertutup? Bukannya itu pertanda ada orang lain selain mereka di sini? Well, kira-kira itulah yang sedang berputar-putar dalam pikiran Kyuhyun.

Lalu yang kedua, apa maksudnya dengan permainan dengan hadiah yang sangat besar?

Lalu yang ketiga, apakah akan terjadi lagi pembunuhan yang lebih sadis oleh 12 orang lainnya hanya karena ingin mendapatkan hadiah besar dari permainan itu?

Yang terakhir. Siapa yang tega sekali sampai menyelenggarakan permainan seperti itu?

Oh, memikirkan semua itu membuatnya ingat lagi dengan guru fisika yang isi perutnya itu sudah terkoyak dan berceceran di lantai. Mengingat hal itu membut perutnya terasa mules lagi.

"Tapi tunggu. Bukannya guru yang mati itu adalah guru yang paling dibenci Sungmin? Dan dia tampak yang paling menjadi tersangka pembunuhan, tapi pemikiranku salah? Dan Kangin, dan Heechul yang melakukannya? Atau apa yang dikatakan kedua orang tadi itu bohong sehingga aku kehilangan rasa curigaku pada Sungmin?" Oh, lagi-lagi Kyuhyun sama sekali tidak bisa berhenti untuk mempertanyakan segala hal ganjal yang terjadi di sekitarnya.

Suara bel berbunyi di seluruh penjuru sekolah. Kyuhyun sadar bahwa jam istirahat sudah selesai, dan dia terlambat untuk pelajarannya yang selanjutnya, pelajaran sejarah yang dimana gurunya cukup menyebalkan sama seperti mata pelajarannya.

Dengan cukup santai Kyuhyun keluar dari bilik kamar mandi. Sebetulnya lebih baik lagi jika dia tidak masuk pelajaran itu, tapi entah kenapa Kyuhyun merasa harus terus mengamati gerak-gerik Sungmin walaupun itu di dalam kelas.

"Maaf seongsanim, saya terlambat. Baru-baru saja ada tugas osis," ucap Kyuhyun bohong.

"Silahkan duduk," ucap Kim seongsanim.

Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya. Tumben guru ini sama sekali tidak ceramah panjang lebar seperti yang biasa dia lakukan pada Kyuhyun.

Tidak mau ambil pusing lagi, Kyuhyun langsung berjalan menuju tempat duduknya yang paling pojok dari kiri dekat dengan jendela. Sudah tentu Kyuhyun merasa ngantuk ,tapi ditahannya dan akhirnya dia lebih memilih untuk mengalihkan perhatiannya melihat awan-awan melalui jendela yang ada di samping kirinya.

Betapa Kyuhyun terbelak dan berteriak saat melihat seseorang jatuh atau dijatuhkan dari atas-dari atap sekolah- menuju lapangan tengah dengan kecepatan yang sangat kencang dan tubrukan yang sangat keras sehingga membuat kepala orang itu yang pertama mendarat di tanah pecah, menyusul badannya yang lain.

Semua orang yang mendengar teriakan Kyuhyun sontak melihat ke arah Kyuhyun, dan kemudian berdiri dan melihat ke arah Kyuhyun menatap di luar jendela. Suara teriakan menyusul terdengar, dan kali ini bukan hanya di kelas Kyuhyun, tetapi kelas-kelas tetangga lain sepertinya sudah menyadari mayat yang dilempar dari atas atap itu.

Ini pembunuhan yang kedua yang bahkan tidak sampai satu minggu berselang. Sebetulnya apa maksudnya ini? Ini masih jam sekolah. Salah seorang dari 14 orang itu berani melakukan pembunuhan jam segini? Bukannya itu malah akan membuat identitasnya akan terbongkar?

"Hihi…" Kyuhyun bergidik mendengar ketawa ganjil itu. Dia membalikkan kepalanya menatap Sungmin yang memang secara kebetulan duduk pas di depannya. Anak itu lagi-lagi bertindak lain daripada yang lainnya. Dia tidak panik, berdiri melihat ke arah lapangan tengah dan tentu saja tidak berteriak. Lagi-lagi anak bernama Sungmin itu tersenyum menikmati semua teriakan histeris.

Mata Kyuhyun terbelak saat dia mendapati Sungmin sedang memainkan sebilah pisau dengan tangan kanan miliknya yang tersembunyi di laci meja. Sungmin menyeringai sekilas,lalu senyuman itu hilang dan saat Kyuhyun sadar, ternyata Sungmin sudah tidak memegang bilah pisau itu. Bilah itu menghilang ke mana dengan cepat dan sebuah teriakan membuat Kyuhyun tahu sekarang dimana pisau itu berada.

"ARGHHH!" teriakan pilu seorang yang Kyuhyun kenal sebagai ketua anggota klub baseball dengan popularitas cowok yang paling diincar di sekolahnya, Kim Jungmo.

Bilah pisau itu dengan akurat mengenai jantung milik Kim Jungmin dan membuatnya mati seketika tentunya. Kyuhyun kembali merasa perutnya mual melihat pembunuhan yang bahkan lebih dekat dan langsung.

"Perhatian semua! Cepat keluar dari sini sekarang juga! Bapa akan segera memanggil polisi!" Kim seongsaenim itu memberikan perintah. Tanpa membantah lagi kelas itu dengan cepat kosong, begitu juga dengan kelas-kelas lainnya.

Kyuhyun dengan susah payah mencari keberadaan Sungmin yang kini membaur dengan lautan manusia yang panik dan tatapannya yang tajam, Kyuhyun segera menemukan Sungmin, dan berusaha untuk mendekat. Kyuhyun segera mengenggam tangan Sungmin, dan menariknya dengan paksa masuk ke salah satu ruang kelas yang kosong.

"Kau melihat yang tadi," ucap Sungmin sambil menampakkan sebuah senyuman. Tidak ada rasa takut di dalam diri remaja ini.

"T-tentu saja! Aku akan melaporkan tindakan kejimu pada polisi!" seru Kyuhyun dengan nada sedikit terbata-bata.

Sungmin tersenyum meremehkan. "Kita hanya berdua sekarang di sini. Di lokasi dekat dengan pembunuhan. Ketika polisi datang, mereka pasti akan menjadikan kita tersangka dan lagi-" Sungmin mengantungkan perkataannya.

"Kau hanya sendiri, sedangkan kami ada ber-14. Kau pikir akan menang melawan kami? Anak innocent?"

"Kami tidak akan membiarkanmu melarikan diri setelah mengetahui semua ini." Seseorang mengulangi perkataan Sungmin dengan lebih jelas. Kim Kibum mengucapkannya dengan sebuah senyuman mengerikan yang terpampang di wajahnya.

Kyuhyun termundur saat melihat Kibum, dan 12 anak yang lainnya memasuki ruangan ini. Tubuh Kyuhyun gemetaran. Di depannya kini ke 14 orang itu menatapnya dengan tatapan mengintimidasi, dan ingin membunuhnya.

"Lagipula kau itu orang yang kami benci dan merugikan kami. Kenapa tidak dibunuh saja? Lagipula dengan begitu score kami akan meningkat dan salah satu dari kami bisa dengan cepat memenangkan game itu," ucap Leeteuk menyeringai bersamaan dengan yang lainnya.

"Game membunuh?" tanya Kyuhyun, tapi kemudian dia sadar akan kebodohannya itu dan segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Kami diberi kebebasan untuk membunuh siapa saja yang kami benci dan merugikan kami. Kami hanya perlu saling berlomba membunuh 13 orang tanpa membunuh sesama peserta yang lainnya. Siapa yang dengan cepat mendapat angka itu, maka dialah yang akan menjadi pemenangnya," ucap Shindong dengan sebuah seringai.

"Orang yang bisa memenangkan game ini tentu saja sudah bisa mengatur masa depannya sendiri, terjamin dari segala ancaman. Kira-kira siapa yang tidak akan tergiur apalagi kami, anak-anak dengan segala kekurangan pada ekonomi," ucap Hanggeng.

Kyuhyun bergidik. Dengan cepat dia menggeser pintu kelas itu dan berlari sekuat tenaga.

Di dalam kelas itu hanya tersisa 14 orang yang saling memandang, terutama pada ketua mereka.

"Biarkan saja dia kali ini. Lagipula dia sebetulnya salah satu dari kita. Tinggal menunggu kapan dia ikut terkontaminasi saja," ucap Leeteuk memberi perintah.

"Kita pergi sekarang. Sebelum para polisi menyebalkan itu datang."

.

.

.

Kyuhyun berlari sekencang mungkin keluar dari kawasan sekolah. Setelah cukup jauh dari sekolah, dia berhenti dan untuk mengambil napas sebentar lalu kembali berlari lagi menuju rumahnya.

Pertama Kyuhyun tidak sadar bahwa ada yang mengikutinya, tapi kemudian dia tahu. Kyuhyun memberanikan dirinya untuk menoleh ke belakang dan dia mendapati Sungmin yang sedang berjalan pada jalan yang sama dengannya dan hanya berjalan beberapa meter dari dirinya.

"Kenapa kau mengikutiku!" seru Kyuhyun panik.

Sungmin mengerutkan keningnya, tapi kemudian dia tersenyum meremehkan. "Siapa yang mengikutimu? Aku hanya pulang lewat jalan rumahku saja," ucap Sungmin.

"Aku tidak peduli! Yang penting kau harus jalan jauh dariku!" peringat Kyuhyun. Lalu Kyuhyun kembali melanjutkan jalannya dengan jalan cepat.

Sungmin tersenyum. Dia sama sekali tidak mengindahkan ancaman Kyuhyun. Laki-laki itu tampak malah sengaja untuk berjalan lebih cepat, dan kini dia berada di samping Kyuhyun berjalan sama-sama.

Ketika Sungmin ada di sampingnya, Kyuhyun dengan cepat berlari dan kembali membuat Sungmin berada jauh di belakangnya. Sungmin sama keras kepalanya. Jadinya mereka saling melakukan kejar-kejaran hanya untuk ego aneh.

Mereka ngos-ngosan di depan tempat yang menjadi tujuan mereka.

"Ke-kenapa kau masih mengikutiku? Kupikir ka-kau mau pulang ke rumah." Napas Kyuhyun terengah-engah.

"Di de-depanku ini rumahku ta-tahu," Sungmin terucap dengan terbata. Napasnya masih belum normal.

Pertama Kyuhyun tampak melongo tidak mengerti maksud Sungmin. Dia memandang bergiliran rumahnya, dan juga rumah 'Sungmin' yang tepat saling bersampingan satu sama lain.

"Kau tetanggaku?!" teriak Kyuhyun.

Sungmin menutup telinganya dengan refleks."Salahmu sendiri yang terlalu kutu buku dengan bukumu sampai-sampai tetangga sendiri kau tidak kenal," ucap Sungmin sambil masih berusaha untuk mengatur napasnya.

Kyuhyun tanpa mempedulikan perkataan Sungmin langsung masuk ke dalam rumahnya. Laki-laki berambut ikal itu tidak tahan berada dekat-dekat dengan seorang psikopat, pembunuh seperti Sungmin.

"Anak ini membosankan sekali. Kenapa dia tidak bisa lebih menikmati hidup seperti kita?" Sungmin bermonolog sendiri, lalu dia masuk ke dalam rumahnya.

Sungmin dengan cepat melangkahkan kakinya menuju kamar miliknya. Tangannya bergerak cepat untuk mengunci pintu ketika dia sudah berada di dalam. Dilemparnya tas sekolah miliknya dengan sembarangan, dan langsung menuju meja belajarnya, tepatnya sebuah komputer yang ada di sana.

Laki-laki itu mulai menyalakannya, dan menunggu segala proses. Setelah semuanya selesai, Sungmin segera membuka homepage web yang dibuat untuk dirinya, dan juga ke 13 orang lainnya yang berpartisipasi dalam game pembunuhan ini.

LS

Hey, kalian. Apa kalian tidak merasa bosan jika hanya orang-orang di kawasan sekolah kita saja yang dibunuh. Apa lagi kita hanya melakukannya dengan cara pembunuhan biasa, dan tidak mengundang sebuah misteri, dan ketakutan mereka. Kenapa kita tidak coba pembunuhan massal, atau berantai? Tidak ada larangan untuk melakukan hal itu,kan?

HL

Sejujurnya aku merasa hal yang sama.

Lalu datang balasan beruntun.

KH

Yep! Aku setuju. Permainan ini terlalu monoton. Hanya dua kali aku melakukan pembunuhan saja aku sudah merasa tidak berminat dengan permainan ini.

TH

Whoa, aku sama sekali tidak pernah memikirkannya. Kupikir pembunuhan berantai dengan meninggalkan clue-clue pada sekelling korban kita akan membuat kita seperti buronan, dan itu memacu ardenali!

KR

Kau benar! Kenapa kita tidak mulai menyusun rencana, dan melakukannya besok? Kita tinggalkan lambang khusus khas kita sehingga mereka semua akan ketakutan dengan pembunuh yang tersebar di tengah-tengah mereka!

KJ

Aku akan sangat menikmati wajah ketakutan mereka ketika itu terjadi. Darah mereka akan sangat kunanti-nantikan!

ZM

Ikh, kau seperti vampier saja. Setikdanya lebih bersikap cool layaknya psikopat yang pangkatnya lebih tinggi!

KK

Kita orang-orang pintar, dan terpilih. Bagaimana jika misterinya nanti jangan yang picisan. Buat yang sangat rumit sampai mereka merasa tidak bisa menemukan pelaku, dan jalan keluarnya lagi lalu pasrah dengan nyawa yang bisa kita ambil kapan saja!

PJ

Kalau begitu kenapa tidak lakukan saja? Jangan hanya bicara saja. Kita akan membuktikannya besok.

KY

Aku setuju jadi apa rencananya sekarang?

SD

Siapa yang akan membuatnya?

LD

Aku! Aku akan mengirimkan datang tengah malam nanti. Kalian harus tetap bangun sebelum aku mengirimnya!

LE

Tidak aku yang akan mengirimnya nanti! Kita bandingkan rencana siapa yang lebih bagus!

Kyuhyun yang sedari tadi mematai-matai server Sungmin, hanya bisa terdiam, dan tidak menyangka rencana para psikopat-psikopat remaja itu akan dilakukan besok. Kyuhyun menelan ludahnya sendiri. Apa yang harus dilakukannya ketika besok menjelang datang?

.

He's watching you

.

"Masih bisa-bisanya guru-guru itu masih mengijinkan praktek menjijikan seperti ini. Padahal sudah ada kejadian seperti itu? Apa mereka tidak sadar dengan adanya praktek seperti ini akan menumbuhkan sisi pyscho seseorang?" bisik Kyuhyun tidak percaya.

Kali ini Kyuhyun menatap horor pada tiga binatang yang akan kembali dibedahnya. Yang pertama adalah kadal. Yang kedua dalah katak, dan yang ketiga adalah ikan.

Kyuhyun menelan ludah karena hari ini dia harus memaksa dirinya untuk benar-benar membedah itu jika tidak ingin dirinya mendapat nilai nol, dan akhirnya beasiswa akan dirinya dicabut. Dengan tangan gemetaran dia mulai meletakkan pisau dan juga gunting bedahnya di atas perut kadal itu, tapi baru saja menekan sedikit dan mengenai lekukan organ dalamnya, Kyuhyun sudah langsung membanting kedua benda yang ada di tangannya itu.

'Tidak! Aku memang tidak akan pernah bisa melakukannya dalam kondisi apapun dan dengan paksaan apapun!' batin Kyuhyun frustasi.

"Binatang begini kecil saja kau tidak berani membedahnya, apalagi yang kemarin yang marmut besar itu?" ucap seseorang yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya dan memegang pisau dan juga gunting bedah yang tadi Kyuhyun lepaskan dengan refleks.

Sungmin kini dengan raut wajah datar membedah kadal itu. Dalam waktu beberapa detik saja tubuh kadal itu sudah terbelah dua dan memperlihatkan organ dalam yang harus diteliti oleh para siswa dan mengambarnya ulang pada buku cetak tugas milik mereka.

"Aku tidak perlu bantuanmu!" seru Kyuhyun yang sontak membuat perhatian semua orang di sana terisita pada dirinya dan juga Sungmin.

"Kalau kau mau protes, lakukan saja dengan suara pelan. Kau membuat kita sekarang menjadi pusat perhatian," ucap Sungmin dengan raut wajah kesal.

Kyuhyun tidak membalas perkataan Sungmin, dan dengan penuh percaya dirinya dia kembali menatap ke arah meja bedah miliknya, tapi kemudian wajahnya kembali pucat waktu melihat sedikit saja ke bagian dalam kadal itu. Dirinya benar-benar tidak bisa melihat dan itu artinya dia tidak bisa menylin bentuk organ-organ itu ke dalam buku tugas miliknya.

Dengan enggan dia berbalik dan menemukan Sungmin yang tampaknya sengaja masih berdiri di sana dan menampakkan senyuman meremehkan yang seperti berkata 'Mau tidak mau kau membutuhkan bantuanku'. Kira-kira seperti itu arti tatapan Sungmin.

"Aku membutuhkanmu," ucap Kyuhyun dengan sedikit nada gemetar.

Sungmin sekali lagi tersenyum kemenangan. "Hah, sudah kuduga kau pasti tidak bisa melakukannya dan membutuhkan bantuanku," ucap Sungmin dengan nada congkak.

"Tapi aku tidak melakukannya dengan gratis," ucap Sungmin tiba-tiba di tengah kegiatannya menggambar organ-organ itu ke dalam buku tugas Kyuhyun.

Kyuhyun sudah bisa merasakan keringat dingin atas permintaan Sungmin. Apa anak itu akan membuatnya untuk membunuh orang sebagai imbalannya.

"Kau harus mengerjakan semua pr matematikan selama satu semester itu!" ucap Sungmin menunjukkan Kyuhyun dengan menggunakan pesil miliknya. Kini Sungmin yang memandang Kyuhyun dengan tatapan bingung.

"Memangnya ada yang salah dengan permintaanku?" Sungmin memiringkan kepalanya.

"Tidak hanya saja terlalu normal untuk orang sepertimu," bisik Kyuhyun bermonolog sendiri untuk dirinya, tapi sepertinya Sungmin tetap bisa mendengarnya.

"Apa yang kau bilang?" tanya Sungmin dengan nada mengintimidasi.

Kyuhyun dengan cepat menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak. Tidak ada apa-apa. Baik aku akan melakukannya dengan senang hati jika kau melakukan semua pembedahanku hari ini," ucap Kyuhyun.

Sungmin tersenyum senang saat dia tidak akan pernah terbebani dengan tugas matematika sialan itu. Tapi kemudian wajah senang itu kembali menjadi wajah tanpa ekspresi ketika mendengar suara bisik-bisikan yang kecil tapi berhubung telinganya yang sensitif, Sungmin bisa mendengarnya dengan jelas.

"Kita bersuit siapa yang akan membunuhnya," bisik Heechul.

"hihi… aku yang akan melakukan pembukaannya," bisik Henry mendapati dirinyalah yang keluar menjadi pemenang.

"Cepat sekali permainannya dimulai? Padahal aku pikir mereka akan melakukannya di jam terakhir." Sesaat setelah Sungmin selesai berbicara tiba-tiba saja lab biologi itu tertutupi dengan asap, dan pancuran air yang sensitif dengan asap langsung saja aktif. Lab biologi itu lumayan basah tergenang oleh air dari pancuran air tersebut.

Kyuhyun kaget saat menyadari kakinya terendam oleh air, apalagi dia merasakan ada sengatan listrik yang menjalar di sepatunya. Dengan cepat dia meloncat naik ke atas meja, dan kemudian mata Kyuhyun terbelak saat mendapati teman-temannya yang lain pingsan karena terkena serangan listrik dari mesin yang dipegang Zhoumi saat ini.

"Apa yang kalian lakukan! Kalian bisa saja membunuh semua murid yang ada di sini! Kalian gila! Beritahu aku siapa yang mencetuskan permainan itu, aku akan memberikan dia perhitungan yang setimpal karena seenaknya membuat permainan yang menjadikan nyawa manusia sebagai taruhan!" seru Kyuhyun sangat marah.

"Kau sedang bertemu dengan orang yang paling kau cari," ucap Yesung dengan wajah datar.

"Lawan kami. Atau setidaknya lawan dirimu terlebih dahulu jika kau bisa," kangin mempanas-panasi Kyuhyun dengan kalimat yang terkesan ambigu.

"Setelah permainan ini selesai, maka salah sisi pyschomu tentu saja tidak akan bisa berkutik dan melakukan pembunuhan lagi," ucap Ryeowook sambil tersenyum misterius.

"Karena aku sudah mengenalmu sejak kecil," ucap Sungmin.

"Teman kecil dengan gangguan jiwa sampai harus masuk rumah sakit jiwa diusianya yang ke tujuh, dan kembali dengan kejutan sebuah permainan pembunuhan yang ditujukan pada 15 peringkat ke atas dengan imbalan yang sudah berlangsung selama tiga tahun," ucap Sungmin dengan sebuah seringai.

Seringai itu tersebar dengan cepat ke 12 pengikut permainan lainnya.

"Kaulah orang yang kau cari-cari itu, Cho Kyuhyun."

.

You're watching them

.

.

Kadang yang terlihat paling normal dialah yang paling tidak normal di tengah-tengah lingkungan yang dianggapnya aneh.

.

.

.

The End

A/N: Terima kasih sudah membaca. Ending diserahkan pada pembaca. Btw, fic ini tercipta dari pengalaman author sendiri wkwk… dan aku memang paling tidak tahan dengan yg namanya pembedahan yang melihat organ dalam TT_TT Yg kulakuakn saat pembedahan Cuma melepas kaca mata dan lalu dengan pandangan kabur dan bengong tidak melakukan apa-apa. Semuanya diserahkan pada teman kelompok tercinta! #ditimpuk.