Ne my first fic,so..gomen law story-na amburadul bgt *namana juga cuba-cuba,tp bukan asal-asalan hehe*.
Langsung wae yow,don't forget 4 RnR..please.
Happy reading...
Disclaimer:
Naruto: Masashi Kishimoto
Not My Heart: Uzumaki
Adult: Content RATED M
NOT FOR CHILDREN!
DON'T READ IF YOU'RE NOT LIKE THIS STORY
Nothing's
"Kyaaaa,,bagus sekali pemandangan di sini." ujar seorang gadis sambil melonjak kegirangan. Mata emeraldnya yang indah tak henti-henti menikmati hamparan bunga sakura yang sudah berguguran,pohon-pohonnya yang masih tertempel bunga-bunga bermekaran berpencar dsekeliling pohon besar tua yg kota Konoha terlihat jelas dengan sungai-sungainya yang meliuk-liuk(?). Rerumputan hijau yang segar dan tumbuh rapi,mentari dan langit sore menyisakan cahaya jingga yang hangat. Seolah alam itu memang sengaja menyambut kedatangannya. Rambutnya yang berwarna pink itu tergerai tertiup angin seolah ingin melengkapi apa yang disajikan alam. Gadis itu memang cantik,bahkan paling cantik di Konohakure.
"Ya,ya. Sudah ku duga kau pasti suka" jawab seorang pemuda berambut jabrik berwarna kuning yang dari tadi ikut tersenyum.
"Kau memang gadis sempurna Haruno Sakura,bahkan tempat inipun tidak bisa menandinginya. Aku senang sekali melihatmu tersenyum ceria seperti ini" kali ini pemuda itu hanya bicara sendiri dalam hatinya sambil menatap gadis itu dengan mata birunya.
Ya,Haruno Sakura.
Gadis yang populer karena cantik dan pintar di Konoha meski dia agak angkuh*dibogem Sakura*. Tak heran kalau pemuda-pemuda banyak yang menyukainya.
"Ayo Naruto,kenapa dari tadi kamu hanya duduk saja?" Ajak Sakura pada pemuda yang ternyata bernama Naruto itu,Uzumaki Naruto tepatnya.
...
...
"Narutooo..!" teriak Sakura dengan inner deathglare yang bisa membuat siapapun gemetaran jika jengkel sudah sampai merasuki ubun-ubunnya yang langsung membuat Naruto sadar dari lamunannya.
"I.. ini tidak bisa meminta dengan sopan ya Sakura-chan?" jawab Naruto.
"Memangnya tadi aku kurang sopan ya? Memangnya kupingmu kamu taruh dimana?" balas Sakura.
"Ooh..begitu ya hehe." ujar Naruto sambil hanya menatapnya dengan tatapan -ingin kutonjok mukamu-.
"Iya..Iya..aku salah." Naruto ngaku juga akhirnya.
"Kau itu jangan marah terus Sakura,ayo ayo tersenyum." sambungnya lagi.
"Ayo sini." Sakura langsung menarik tangan Naruto,dan spontan membuat dia blushing.
"Sakura memegang tanganku,halus sekali dan...hangat" batin Naruto dengan wajah memerah malu *dan terlalu seneng tentunya*. Maklum,Naruto adalah salah satu dari cowok di Konoha yang juga kagum pada kecantikan ,bukan..bukan sekedar kagum,tapi mencintainya dengan sepenuh hati,tulus seolah siap menjadi pahlawan tanpa tanda jasa,seolah Naruto terlahir hanya untuk membahagiakan Sakura tanpa peduli apapun yang dia rasakan,meski dia tau kalau Sakura telah mencintai juga yang menjadi salah satu sebab kenapa dia berusaha mati-matian untuk membawa sahabatnya kembali ke Konoha setelah menjadi pengikut salah satu aliran sesat (? Satrio Piningit kali *woeh,,sandal pada berterbangan ke muke gue*). Sampai akhirnya Naruto telah berhasil melakukannya,membawa Sasuke kembali ke Konohamaru.
Dan sekarang gadis yang dicintainya itu sedang memegang tangannya,menariknya dengan penuh senyuman *meski sempat mengeluarkan tatapan yang menakutkan gara-gara dia terus-terusan nglamun*.
"NARUTOOO..!" teriak Sakura dan lagi-lagi bisa menyadarkan Naruto dari setiap cerita yang berkutat di kepalanya.
"I,,iya,iya." Naruto langsung tergagap.
"Kau itu memangnya mikirin apa sih,dari tadi gak peduliin aku. Dasar dobe." tambah Sakura.
"Iya maaf,ayo kesana,dibawah pohon itu kau akan lebih betah." ajak Naruto sambil memberanikan diri memegang tangan Sakura meski dengan berpaling untuk menyembunyikan wajah merahnya,sambil cengengesan tentunya.
"Ah,andai saja kau tau perasaanku Sakura-chan" batin Naruto,tapi kali ini tak berani sambil nglamun lagi *trauma*.
Sementara itu dibalik sebuah pohon tak jauh dari situ,seorang gadis tampak mengawasi mereka berdua. Tak bisa disembunyikan bahwa matanya menatap dengan kesedihan yang tersimpan dalam meski tak tampak sedikitpun bulir-bulir air bening muncul dari kedua sudutnya. Dia sedikit tertunduk tanpa melepas perhatiannya pada dua sosok itu.
"Sedang apa kau di sini Hinata?" tiba-tiba seorang pemuda bicara pada gadis yang dipanggil Hinata tersebut. Sontak membuat Hinata kaget bukan kepalang. Malu dan takut sepertinya benar-benar mencuat dari wajahnya begitu mendengar suara yang benar-benar dia hafal.
"N..N..Neji-...nii.." gumam Hinata gugup sambil tertunduk,tak berani menatap mata laki-laki yang tengah menatapnya tajam.
"Sedang apa kau di sini?" ulang lelaki yang dipanggil Neji itu,masih dengan tatapan -cepat jawab pertanyaanku-.
"A..aku...aku..." jawab Hinata masih tetap dengan tergagap-gagap,seolah telah kehilangan semua kata-kata selain itu. Entah karena takut dan malu,atau memang sengaja tak mau mengatakan apa sebenarnya yang dia lakukan sejak lagi,memang dia terlahir sebagai orang gagap seperti Azis OVJ,yang tiap malem tampil di Trans7 bareng Sule,Parto,dan Andre,memerankan cerita wayang amburadul yang penting bisa membuat orang ketawa? Dan memang terbukti,aku selalu tertawa jika melihat mereka (lho? Gomen,nyasarnya kejauhan)
Pandangan Neji sejenak beralih pada dua sosok manusia yang sedang duduk dan bercanda dibawah pohon tak jauh dari tempatnya berdiri,lalu kembali menatap Hinata. Kali ini dengan tatapan lembut penuh kasih,atau kasihan? ( sama aj ya?),lalu mendesah pelan.
"Ayo kita pulang." ujarnya sembari berlalu dan tangannya bergerak memberi kode buat Hinata untuk segera mengikutinya,sebelum akhirnya tangan itu masuk ke dalam saku jaketnya. Meskipun Hinata tak menjawab pertanyaannya,tapi Neji tampak sudah mengerti alasan gadis itu ada pun mengikuti ajakan itu tanpa menunggu lama,berjalan di belakang Neji dan masih dengan kepala tertunduk.
"Kenapa Neji-nii tidak marah ya? Padahal tadi aku belum menjawab pertanyaannya." inner Hinata bicara sendiri sambil memandang kakinya yang bergerak maju secara bergantian."Tunggu! Jangan-jangan,,Neji-nii sudah tau apa yang kulakukan tadi? Jangan-jangan dia tau kalau aku mengikuti Naruto-kun?" inner Hinata terus saja bicara sendiri,kali ini membuat mimik wajahnya kembali menampakkan kecemasan.
"N,,Neji-nii.." akhirnya mulut Hinata mengeluarkan suara meski lebih terdengar seperti sebuah gumaman kecil.
Srekh,,,
Suara langkah kaki Neji tiba-tiba berhenti.
"Ada apa Hinata-hime?" Neji bertanya pelan dan tanpa menoleh,sembari kembali melangkahkan kakinya.
"Ng..a..anu. Itu..apa..apa.." kembali Hinata tergagap.
"Hn..kenapa?" ujar Neji,lagi-lagi tanpa menoleh.
"Ng..a..apa..ta..tadi Neji-nii san mengikutiku?"
"Tidak,aku tadi hanya tidak sengaja melihatmu. Kenapa?" Neji menjawab sekaligus bertanya tanpa expresi.
"Ti..tidak apa-apa." Hinata menyahut dia menghembuskan nafas dan senang,,itulah satu kat-,eh..dua kata ding,yang tepat mewakili ekspresi wajah Hinata dilihat dari senyum kecil yang ada di dia sadari kalau lelaki yang berjalan di depannya itu memang sengaja ,Neji mengikuti Hinata setelah tanpa sengaja melihat Hinata berjalan mengendap-endap layaknya sedang membuntuti seseorang atau sesuatu. Dan akhirnya Neji tau kalau Hinata sedang mengikuti Naruto dan Sakura. Dia tau benar kalau Hinata memang menyukai Naruto,malah mungkin sudah lebih dari Neji tidak mungkin jujur dan mengaku pada Hinata kalau dia memang mengikuti saudaranya itu. Apa jadinya jika Hinata tau? Bisa-bisa Hinata pingsan dihadapannya dan dia harus pulang dengan menggendong anak pamannya tersebut. Bagi Neji,itu sama saja dengan menyusahkan diri tampaknya Hinata senang dibohongi,buktinya dia tersenyum pede kan?*readers: yee,,itu mah karena Hinata gak nyadar kalau dibohongin!*.
"Apa kau sudah lama tau tempat ini Naruto?" tanya Sakura.
"Ya,sudah lama sekali." jawab Naruto sambil melirik Sakura.
"Kenapa baru sekarang kau mengajakku kesini?"
"Nunggu kamu dewasa"
"Memangnya kenapa?" Sakura bertanya penasaran,matanya menatap Naruto penuh selidik.
"Yaa,,kau kan tau sendiri Sakura-chan,kalau kau masih kecil,mana bisa kau menilai tempat sebagus ini. Nanti malah kau bilang jelek lagi" kata Naruto sambil cengengesan.
Pletakk,,,!
"Aduh,,kau ini kenapa sih?" protes Naruto yang kepalanya tiba-tiba dijitak oleh Sakura.
"Memangnya aku ini sebodoh kamu apa? Dasar dobe!" balas Sakura.
"Hehe,,bukan karena itu kok Sakura-chan. Sejak Sasuke menghilang,aku terlalu sibuk berusaha membuatnya bisa kembali ke Konoha. Kau juga tau itu kan? Mana sempat aku memikirkan untuk mengajakmu kesini." ujar Naruto yang masih mengelus kepalanya.
"Kau ini,kenapa gak dari tadi aja bilang begitu kepalamu tidak perlu kujitak"
"Dasar kau memang pemarah" ujar Naruto
"Salahmu sendiri" Sakura tak mau kalah.
"Dasar pemarah"
"Biarin"
"Pemarah"
"Biarin"
"Bodoh"
"Kau ini!" Sakura bersiap dengan tangan mengarah ke kepala Naruto,tapi Naruto langsung menghindar dengan cengengesan. Akhirnya mereka berdua sama-sama tertawa lepas.
SAKURA POV
Aku menatap pada sosok yang sedang tertawa lepas di sampingku. Ah,ternyata Naruto cute juga,batinku. Baru kali ini aku ,ingat Haruno,kau sudah punya Sasuke,protes sisi lain inner-ku. Ya,aku memang sudah punya Sasuke-kun.
"Mmm,,apa Sasuke-kun juga tau tempat ini Naruto?" tanyaku.
"si Teme itu mana tau tempat seperti seperti dia,mana sempat ngrepotin diri sendiri untuk mencari hal-hal beginian." katanya datar.
"Kau sayang sekali ya sama Sasuke?".Ah,ngapain juga aku tanyakan itu. Sudah jelas sekali kalau cuma Naruto yang selama ini berusaha mati-matian membawa Sasuke kembali ke Konoha,Naruto yang selalu berlatih keras demi Sasuke,Naruto juga satu-satunya orang yang menganggap Sasuke sebagai sahabat yang paling berarti sampai-sampai dia tidak peduli dengan nyawanya sendiri. Sasuke sangat beruntung punya teman seperti Naruto. Bukan,,bukan cuma Sasuke yang beruntung,aku juga pantas bersyukur punya sahabat seperti dia. Sahabat yang selalu ada disaat kita membutuhkan,yang selalu memikirkan kita melebihi dirinya sendiri.
"Pertanyaan bodoh." jawab Naruto.
Jawaban yang sudah kuduga,batinku.
"Sakura-chan,apa kau benar-benar menyukai Teme?"
Ah..kenapa Naruto bertanya seperti itu,apa dia berniat membalas pertanyaanku tadi,batinku menerka-nerka. Benarkah? Atau ada hal lain yang ingin dia ketahui?
Pertanyaan yang langsung membuat pipiku memerah,dan aku langsung berpaling menyembunyikannya.
"Sakura-chan,kenapa wajahmu memerah seperti itu?" Naruto melanjutkan aksinya,membuatku makin blushing.
"Anu,,aku,,". Akh..kenapa kenapa jantungku seperti ini?
"Sudah..jawab saja. Kau tidak usah malu Sakura-chan." ujar Naruto."Bukankah kalian sekarang adalah kekasih?" sambungnya lagi.
"Aku..sebenarnya ada orang lain yang lebih baik darinya,yang selalu ingin membuatku bahagia. Sasuke-kun itu,,aku tidak,,," aku diam sejenak,seolah ragu untuk mengatakannya.
NORMAL POV
"Kenapa Sakura-chan?" kejar Naruto. Kali ini dia menatap Sakura dengan serius. Ya,tentu saja. Naruto pasti berharap Sakura sadar bahwa cintanya lebih besar daripada cinta Sasuke,dia pasti berdoa Sakura akan mencintainya,meski dia sendiri tak akan mungkin mau merebut Sakura dari Sasuke. Tapi setidaknya Naruto akan bangga bila dia mendapatkan cinta Sakura,meski tak bisa memilikinya,meski Sakura hanya akan selalu ada dalam belaian siapa tau tiba-tiba Sakura ingin putus dengan Sasuke dan minta jadi pacarnya,kan rejeki nomplok *hehe...bodoh*.
"Aku..
TBC..
Hohoho,,GOMEN,,GOMEN.
Buat para senpai n readers dimohon repiuw,kritik,saran,pesan,kesan,omelan,dll.
Harap maklum,author ga bakat ngarang jadi butuh buanyak buanget *lebay* bantuan buat isa perbaikin fic pertamaq jg boleh,tp jangan TERRLALLU *Rhoma mode on*.
Gomen law fic ni Geje,amburadul,uelek,kuno,ga layak,dll.
Ga ad yang bikin author lega slain kepuasan readers.
Arigatou bwt smuana yow (nyembah sujud),,ciau,,
