Khusus hari ini, gadis itu tampil sempurna.

Gaun selutut berlengan panjang dengan warna pink pastel, ditambah hiasan pita hitam yang melingkari pinggang berikut flat shoes yang warnanya serupa. Polesan bedak tipis dan pelembab bibir, memberi kesan segar pada wajahnya.

Berulang kali gadis itu mematut dirinya di cermin hanya untuk memastikan tidak ada yang tertinggal, seulas senyum pun merekah tatkala melihat pantulannya di cermin sesuai dengan apa yang diharapkannya.

"Baiklah kupastikan kau terkejut kali ini, tak ada alasan kabur karena aku tahu kau berada di sekolah sekarang."

Melirik ke jam dinding, sontak gadis itu terburu-buru mengambil balon gas yang telah disiapkannya tak lupa pula membawa sebuah bungkusan. Keluar dari rumah … tungkainya berjalan menuju tempat tujuannya.

Pria kesayangannya.


Cinta itu hanya butuh perasaan yang tulus bukan?

Sekali saja, aku ingin merasakan cinta yang tulus itu.

Karena aku tak akan pernah peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan.

I just wanna fall in love.

Can I?


Maria memandang gedung sekolah yang berdiri kokoh di depannya, tersenyum sendiri atas imajinasi yang dibuat oleh otak jeniusnya. Apakah pria itu akan memeluknya? Memuji penampilannya? Sungguh gadis itu sangat penasaran untuk ke depannya, merasakan euforia berlebihan yang setiap detik rasanya kian membludak dalam dirinya.

Kitagawa Daiichi.

Untuk pertama kalinya, gadis itu melangkah masuk lebih dalam ke arena sekolah. Tidak seperti hari-hari yang biasa dimana dia akan setia berdiri di depan gerbang sekolah menunggu pacarnya hingga selesai latihan.

Gebukan bola dan decitan sepatu semakin terdengar, Maria lagi-lagi mengulum senyum manis tatkala melihat gedung olahraga.

Namun yang terjadi selanjutnya … beberapa meter di depan pintu gedung, adalah sebuah penyesalan.

Penyesalan karena terlalu berharap lebih.

Penyesalan karena melangkahkan kakinya kemari.

Penyesalan karena mempercayakan hatinya pada pria itu.

Di depan matanya, pria kesayangannya itu malah memeluk gadis lain yang parahnya tak peduli dengan tempat publik. Pelukan itu memang tak berlangsung lama, tetapi kalimat "Aku menyayangimu" cukup membuatnya pupus.

"Kenapa juga aku harus mempercayaimu, Tooru-kun?"

Balon gas yang berwarna terbang bebas ke atas langit, genggamannya terlalu lemah untuk menahan balon tersebut. Menundukkan wajah, Maria tak ingin melihat pemandangan di depannya. Kakinya pun saat ini berkhianat, diam mematung tanpa ada pergerakan yang berarti.

"Kau jahat Tooru-kun."

Cintanya terlanjur mengudara ke langit, hingga lupa caranya membumi di dunia nyata. Maybe she won't say, but it hurts.


Kesalahan yang sama tak akan terulang lagi.

Aku bukanlah gadis bodoh,

yang mau memberikan hatiku begitu saja.

Walau aku tahu, rasa itu masih ada ... jauh terkubur di dalam kegelapan.

Tolong, jangan muncul ke permukaan.

Bebaskan aku dari rantaimu.


CLOSED UP
By Classiera Niza

.

/PROLOGUE\\

.

Disclaimer © Haikyu belong to Furudate Haruichi

.

inspired by EXO-Monster & Twice-Like Ooh Ahh


A/N:

karena ini cuma prologue, gak mungkin lah ya lebih panjang dari cerita utama bhaks. Intinya bagi para pembaca sekalian silakan tinggalkan krisar atau apa saja itu sudah sangat menghargai si Author ini kok ehehehe Dia modal nekat doang terjun ke fandom Haikyu.

Maaf jika ada typo, Misstypo, tulisan yang berantakan, dan kekurangan lain.

Sign,
Classie