UNBELIEVABLE MARRIAGE
Summary : Sebelum meninggal, Kushina dan Minato meninggalkan pesan bahwa Naruto harus menjemput istrinya di Quebec City. Sementara Naruto tidak ingat pernah menikah? Apa yang sebenarnya terjadi? Tiba-tiba kehidupannya yang tenang berubah.
Disclaimer : Karakter milik Om Masashi. Cerita sepenuhnya milik Author. Arigatou.
Warning : Au, Ooc, Marriage Life. NaruSaku.
oOo
"Ini adalah surat terakhir yang ditinggalkan Nyonya."
Seorang pengacara menyodorkan secarik kertas ke hadapan Naruto. Belum kering air matanya usai tragedi yang menimpa kedua orang tuanya. Uzumaki Kushina dan Namikaze Minato yang beberapa waktu lalu menjadi korban nahas kecelakaan pesawat jet pribadi yang jatuh di selat Konoha. Naruto masih belum dapat mempercayai kepergian ayah dan ibunya. Hatinya terasa seperti dicabik-cabik dalam waktu bersamaan. Entah mengapa Tuhan mengariskan kisah yang begitu tragis dalam hidupnya.
Hari ini adalah hari pembacaan surat wasiat dan pembagian warisan yang dilakukan oleh pengacara pribadi keluarga Uzumaki. Dihadiri sekretaris kepercayaan keluarga Uzumaki yaitu Shikamaru dan pengawal pribadi bernama Gaara, serta dewan eksekutif yang selama bertahun-tahun telah mengabdikan dirinya untuk perusahaan, Hatake Kakashi. Seluruh kekayaan Uzumaki hari ini telah resmi menjadi milik Naruto.
"Surat apa ini Paman?" Naruto meraih kertas yang dilipat rapi dan dicap menggunakan stempel ayahnya. Seperti surat resmi saja.
"Baca saja. Ini untukmu."
Teruntuk Naruto,
Aku berharap kau tidak pernah membaca surat ini sampai nanti tiba saatnya kita berbicara empat mata tentang sesuatu, Naruto. Sebab jika kau membaca surat ini artinya aku sudah tidak ada lagi di sisimu. Pesanku untukmu, tolong jaga diri baik-baik. Jangan terlalu banyak memakan mie karena itu tidak sehat. Kurangi alkohol dan yang terpenting, tetap tersenyum di situasi apa pun, itu adalah ciri khas dirimu. Ah aku terlalu banyak bicara ya.
Naruto tanpa sadar meneteskan air mata. Ibunya memang sosok yang paling cerewet jika sedang berada di rumah. "Ibu..." gumamnya.
Ada satu permintaan yang aku ingin kau lakukan. Tolong jemput Sakura di Kanada. Aku menyimpan alamatnya terlampir bersama surat ini.
"Sakura?" Naruto mengernyit heran dengan permintaan aneh dalam surat ibunya. Siapa Sakura?
Dia adalah istrimu.
Deg
"Istri?!" Naruto hampir terperanjat karena kaget. Apa yang ibunya maksud dengan istri? Apa ia salah mambaca? Naruto kembali membaca ulang kalimat itu, tapi isinya tetap sama. Sepertinya ibunya salah tulis sewaktu menulis surat ini.
Aku yakin kau terkejut mendengarnya. Ya Sakura Haruno, tidak, Sakura Uzumaki adalah istrimu. Selama ini dia tinggal berdua dengan pelayan dari keluarga Uzumaki di sana. Setelah kau membaca surat ini aku berharap kau akan menjemputnya karena tidak akan ada yang mengiriminya uang untuk keperluan jika aku sudah tidak ada. Maafkan ibu karena belum banyak melakukan banyak hal untukmu.
Kushina
"Apa maksudnya ini Paman Kakashi? Apa kau tahu apa maksudnya ini?" Naruto menunjukkan bagian janggal dari isi suratnya.
Kakashi membaca sekilas dan terlihat sama terkejutnya dengan Naruto. Pria itu bertemu tatap dengan Gaara dan Shikamaru di kursi seberang yang keduanya justru mengangkat bahu tidak tahu. Naruto lalu menunjukkan suratnya pada Shikamaru dan Gaara, dan keduanya malah menggelengkan kepala tanda tidak mengerti.
"Kau bisa mencari tahu dengan mendatangi alamat ini." Shikamaru memberikan saran.
Naruto melihat sebuah alamat yang tertera di secarik kertas lain di atas surat Kushina.
"Quebec City, Earth Residence No 12 A. Shikamaru tolong jadwalkan aku untuk pergi ke sana secepatnya."
"Baik."
"Kita akhiri pertemuan ini. Tuan Uzumaki Naruto, silakan tanda tangan di sini." Pengacara Naruto menyerahkan surat-surat peralihan kepemilikan saham-saham keluarga Uzumaki.
Tanpa pikir panjang Naruto menandatangani berkas-berkas tersebut disaksikan Kakashi dan yang lain. Perusahaan yang dialihkan meliputi seluruh usaha keluarga Uzumaki diantaranya, perusahaan software dan game bernama , perusahaan otomotif Uzukaze, perusahaan properti Namikaze Land, dan perusahaan elektronik Uzuma Electric yang tergabung di bawah perusahaan induk bernama Uzu Groups. Serta sebuah mansion besar yang dibangun Minato untuk keluarga mereka. Setelah acara tanda tangan selesai pengacara pun pamit meminta diri.
"Aku sudah menjadwalkan untuk Anda, Tuan. Anda akan berangkat besok pagi." Shikamaru menyela ketika Naruto bersiap-siap meninggalkan ruangan.
"Aku ingin malam ini juga, bisakah?"
Shikamaru menangkat sebelah alisnya. "Apa tidak terlalu cepat?" sangkalnya.
Naruto tersenyum. "Semakin cepat semakin baik. Aku bisa mati penasaran meski hanya harus menunggu beberapa jam saja."
"Aku pamit, Naruto-kun." Kakashi menarik diri dari pertemuan. Setelah itu ia keluar dari ruangan.
"Aku akan bersiap-siap. Kau juga, Gaara-san."
Gaara mengangguk. "Baik, Tuan."
oOo
Naruto tak menunggu lama untuk pergi mencari gadis bernama Sakura yang namanya ditulis oleh Kushina dalam surat terakhirnya. Dengan menyewa sebuah pesawat untuk perjalanan pribadi Naruto langsung terbang menuju Kanada.
Naruto dan Gaara keluar dari pintu kedatangan di bandar udara internasional Quebec City. Menyeret koper menuju ke luar bandara. Sebuah mobil sudah menunggu untuk menjemputnya. Naruto dan Gaara bergegas masuk sementara supir mobil menyimpan koper mereka ke bagasi.
Udara terasa sejuk di musim gugur. Dari jalanan Kanada terlihat hamparan daun-daun berwarna coklat yang berjatuhan ke tanah. Naruto merasakan sedikit ketenangan. Jalanan yang sepi dan bangunan-bangunan bergaya Eropa yang indah. Sebenarnya sudah cukup lama sejak terakhir kali dirinya pergi ke luar negeri. Ketika ia berusia tujuh belas tahun kedua orang tuanya mengajaknya ikut dalam perjalanan bisnis ke Kanada. Setelah hari itu Naruto tidak pernah lagi melakukan perjalanan ke luar negeri dengan alasan tidak diizinkan ayah dan ibunya. Lagipula Naruto sudah melupakan banyak hal karena kesibukannya sebagai mahasiswa kedokteran.
"Apakah perjalanan kita masih jauh, Gaara-san?"
"Ya, Tuan. Tidurlah jika Anda lelah. Aku akan terjaga untuk memastikan kita sampai dengan selamat."
"Aku mengantuk." Naruto mulai memejamkan matanya sambil terduduk.
Ingatannya melayang pada pertemuan terakhir dirinya dengan Ayah dan Ibunya sebelum keberangkatan yang merenggut nyawa mereka. Naruto sempat beselisih paham dengan kedua orangtuanya dikarenakan sesuatu hal. Ia bertengkar sedikit dan melarikan diri ke kamar. Sampai beberapa jam kemudian kabar tentang jatuhnya pesawat mereka disampaikan melalui kepala pelayan rumah Naruto.
Hari itu Naruto sangat terpukul sampai dirinya mengamuk dan memecahkan semua barang-barang di dalam rumah. Ia mengancam siapa saja yang mengatakan bahwa orangtuanya telah meninggal akan dipecat hari itu juga. Tapi kenyataan memang selalu terasa lebih pahit saat kita justru menyangkalnya. Naruto akhirnya hanya bisa menerima semua yang terjadi meskipun hatinya terasa sangat sakit. Ia menangis sendirian berhari-hari mengurung diri di dalam kamarnya. Bersebunyi dalam keheningan.
"Tuan, kita sudah sampai." Gaara membangunkan Naruto.
Naruto bangun mengucek kedua matanya. Mobil mereka berhenti di depan sebuah bangunan bertingkat yang cukup besar dan terawat. Naruto turun dari mobil. Malam sudah bertambah larut. Setelah semua bawaan dikeluarkan dari dalam mobil Naruto dan Gaara berjalan memasuki halaman rumah tersebut. Naruto mendekati pintu, hatinya berdebar-debar tak menentu. Udara tiba-tiba saja terasa menipis membuatnya kesulitan bernapas. Otaknya kosong, ia tidak menyiapkan kata-kata yang akan ia ucapkan begitu bertemu dengan wanita bernama Sakura yang Kushina sebut sebagai istrinya itu.
Tok tok tok
Naruto mengetuk pintu. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki dalam keheningan di dalam rumah, suara kenop pintu diputar, dan suara derit engsel pintu terbuka. Di bawah cahaya remang-remang lampu bolam di depan rumah, Naruto menangkap bayangan wajah seseorang. Seorang wanita.
Cantik
Kesan pertama yang Naruto tangkap dari wanita di depannya. Rambutnya pendek dengan warna pink yang sedikit mencolok dan warna bola mata hijau, mereka berkilauan di bawah keremangan. Naruto sempat terpaku sesaat, seluruh tubuhnya seperti membeku ditelan waktu.
"Permisi," sapa Naruto.
Perempuan itu tampak sangat terkejut. Wajahnya berubah merah dan kedua matanya berkaca-kaca seperti hendak menangis. Dia pun terlihat sama terkejutnya dengan saat Naruto melihatnya di balik pintu.
"Na-Naruto?" Sakura menutup mulutnya dengan tangan. Ia tak bisa menahan dirinya untuk melangkah maju lantas meraih tubuh Naruto dalam pelukannya. Naruto terhenyak tiba-tiba disambut dengan pelukan oleh Sakura. Ia menarik diri, melepaskan pelukan Sakura pada dirinya.
"Kau, dari mana kau tahu aku?" Naruto bertanya heran. Gaara tidak kalah herannya dengan kejadian di hadapannya malam ini.
Sakura yang semula berwajah datar tersenyum sangat manis pada Naruto.
"Ini aku Sakura, istrimu."
oOo
To be continued
